Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi
bodoh, nakal, atau pemarah. Karena, perkembangan anak juga sangat
dipengaruhi oleh perilaku orangtua, bahkan sejak dalam kandungan. Suatu
hari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah
seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang
sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.
Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang sahabat. Kata Nabi, “Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut istrimu saat sedang mengandung?” “Benar,”
jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji korma
yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi
mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut. Cerita ini
menjadi bukti bahwa mendidik anak
sudah harus dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. Selain
makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan berkah, didikan secara
fisik juga perlu dilakukan.
Kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang ketika ia masih berada
dalam kandungan ibunya. Secara umum, ada tiga aspek yang harus
diperhatikan orang tua kepada sang anak ketika masih berada dalam
kandungan. Yaitu, terpenuhinya kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan
rangsangan. Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan
tidak terpaksa. Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi
tidak akan optimal. Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko
dari kehamilannya.
Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa
terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin
hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi
seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam
kandungannya. Selain itu, ada faktor psikologis yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil karena menikah
secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu mendapatkan dukungan dari
sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari suami, perkembangan
dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak wajar.
Selain itu, si ibu harus perhatian terhadap kandungannya. Ia dapat
memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam
kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena secara
emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam
darahnya akan melepaskan neo transmitter atau zat-zat rasa senang,
sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. Sebaliknya,
jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan
melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman,
sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah.
Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa suara-suara, elusan,
dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk
ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak
disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada
bayi.
Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih
efektif dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada
usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai
berfungsi.Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus
tetap menjaga makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi.
Misalnya, dengan suntik TT.
Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter
secara berkala. Mula-mula sekali sebulan. Lalu pada bulan-bulan
terakhir menjelang kelahiran, lakukan tiga minggu sekali, dan bahkan
bisa dilakukan setiap minggu. Dianjurkan agar saat mengandung si ibu
tidak meminum obat-obatan yang bisa merangsang perkembangan dan
kecerdasan otak bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu tidak banyak
berfungsi. Yang penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik.
Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara
positif sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik)
si bayi. Yaitu, nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa
asupan protein, karbohidrat, atau mineral. Nutrisi bukan hanya
dibutuhkan ketika ibu sedang mengandung. Ketika si ibu siap untuk
mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi
nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu sudah siap. Proses
kehamilan pun akan berlangsung baik. Selain itu, ibu hamil tak boleh
dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya, malaria, tipus, bahkan
batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi perkembangan si
janin.
Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan
memperdengarkan musik klasik, atau — lebih baik lagi — bacaan ayat suci
al-Qur’an.
Suara-suara yang berirama tersebut akan
mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang ini bisa memberi ketenangan,
kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin. Bahkan, si janin bisa
berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama tersebut. Selain itu,
si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau
mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol tersebut si ibu
mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang.
Tips mendidik bayi saat dalam kandungan :
- Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran. Bahkan lebih baik jika menghapal Al-Quran dan Hadits, bila ingin anaknya menjadi seorang hafidz. Hasilnya bisa seperti DR. Sayid Muhammad Husein Thabathabai, seorang hafidz yang sudah menjadi Doktor pada usia 5 tahun karena hafal Al-Quran beserta terjemahnya. Simak salah satu videonya di sini.
- Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
- Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
- Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan badannya.
- Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam kandungan.
- Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya saat hamil.
- Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motivasi kepada istrinya.
Modified from : dokternasir.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar