Senin, 23 Desember 2019

Fikih Ketika Lupa

Fikih Ketika Lupa

Lupa secara bahasa berarti meninggalkan. Seperti dalam ayat,
نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْۗ
Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.”(QS. At-Taubah: 67). Maksud nisyan dalam ayat ini adalah meninggalkan.
Secara istilah, Ibnu Nujaim mengatakan tentang nisyan adalah,
عَدَمُ تَذَكَّرُ الشَّيْءِ وَقْتَ حَاجَتِهِ إِلَيْهِ
“Tidak mengingat sesuatu pada waktu ia membutuhkannya.”

Pengaruh Lupa

Ulama Syafi’iyah dan ulama Hambali dalam pendapat shahih menurut mereka, orang yang lupa berarti telah bebas dari mukallaf (pembebanan syariat) ketika ia lupa. Karena mengerjakan suatu perintah harus dengan didasari ilmu.
Adapun pengaruh hukum terhadap yang lupa:
Pertama: Hukum ukhrawi
Sepakat para ulama bahwa orang yang lupa tidak dikenakan dosa sama sekali. Sebagaimana firman Allah,
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika turun firman Allah Ta’ala,
لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (QS. Al-Baqarah: 286). Lalu Allah menjawab, aku telah mengabulkannya.” (HR. Muslim, no. 125).
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma secara marfu’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِى الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
Sesungguhnya Allah menghapuskan dari umatku dosa ketika mereka dalam keadaan keliru, lupa dan dipaksa.” (HR. Ibnu Majah, no. 2045. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ibnu Taimiyah berkata tentang masalah ini,
مَنْ فَعَلَ مَحْظُورًا مُخْطِئًا أَوْ نَاسِيًا لَمْ يُؤَاخِذْهُ اللَّهُ بِذَلِكَ وَحِينَئِذٍ يَكُونُ بِمَنْزِلَةِ مَنْ لَمْ يَفْعَلْهُ فَلَا يَكُونُ عَلَيْهِ إثْمٌ وَمَنْ لَا إثْمَ عَلَيْهِ لَمْ يَكُنْ عَاصِيًا وَلَا مُرْتَكِبًا لِمَا نُهِيَ عَنْهُ وَحِينَئِذٍ فَيَكُونُ قَدْ فَعَلَ مَا أُمِرَ بِهِ وَلَمْ يَفْعَلْ مَا نُهِيَ عَنْهُ . وَمِثْلُ هَذَا لَا يُبْطِلُ عِبَادَتَهُ إنَّمَا يُبْطِلُ الْعِبَادَاتِ إذَا لَمْ يَفْعَلْ مَا أُمِرَ بِهِ أَوْ فَعَلَ مَا حُظِرَ عَلَيْهِ
“Siapa saja yang melakukan perkara yang dilarang dalam keadaan keliru atau lupa, Allah tidak akan menyiksanya karena hal itu. Kondisinya seperti tidak pernah berbuat kesalahan tersebut sehingga ia tidak dihukumi berdosa. Jika tidak berdosa, maka tidak disebut ahli maksiat dan tidak dikatakan terjerumus dalam dosa. Jadi ia masih dicatat melakukan yang diperintah dan tidak mengerjakan yang dilarang. Semisal dengan ini tidak membatalkan ibadahnya. Ibadah itu batal jika tidak melakukan yang Allah perintahkan atau melakuakn yang dilarang.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 25:226).
Kedua: Hukum duniawi
  • Jika itu berkaitan dengan meninggalkan perintah karena lupa, maka tidaklah gugur, bahkan harus dilakukan ketika ingat.
  • Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan lupa selama bukan pengrusakan, maka tidak dikenakan apa-apa.
  • Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan lupa dan ada pengrusakan, maka tetap ada dhaman (ganti rugi).

Kaedah Membedakan Lupa dalam Perintah dan Larangan

Ibnul Qayyim rahimahullah  berkata, “Perbedaan penting yang perlu diperhatikan bahwa siapa yang melakukan yang haram dalam keadaan lupa, maka ia seperti tidak melakukannya. Sedangkan yang meninggalkan perintah karena lupa, itu bukan alasan gugurnya perintah. Namun bagi yang mengerjakan larangan dalam keadaan lupa, maka itu uzur baginya sehingga tidak terkenai dosa.” (I’lam Al-Muwaqi’in, 2:51).
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
مَنْ فَعَلَ مَحْظُورًا نَاسِيًا لَمْ يَكُنْ قَدْ فَعَلَ مَنْهِيًّا عَنْهُ
“Barangsiapa melakukan suatu yang terlarang karena lupa, maka ia tidak dikatakan melakukan suatu yang terlarang. ” (Majmu’ah Al-Fatawa, 20:573)

Beberapa Bentuk Lupa

Pertama: Lupa dengan meninggalkan perintah

1. Lupa membaca bismillah pada awal wudhu
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ
Tidak ada shalat bagi yang tidak ada wudhu. Tidak ada wudhu bagi yang tidak membaca bismillah di dalamnya.” (HR. Abu Daud, no. 101 dan Ibnu Majah, no. 399. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Kalau dilihat dari hadits-hadits yang ada yang semisal dengan hadits di atas, dapat dikatakan bahwa haditsnya saling menguatkan satu dan lainnya. Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Nampak bahwa dilihat dari berbagai macam jalur, hadits yang membicarakan anjuran bismillah saat wudhu saling menguatkan, yang menunjukkan adanya ajaran akan hal itu.” (Talkhish Al-Habir, 1:128).
Sebagian ulama mendhaifkan hadits di atas, namun dari berbagai jalur, hadits menjadi kuat. Sedangkan penafian (peniadaan) yang disebutkan dalam hadits adalah kesempurnaan. Jadi maksudnya adalah tidak sempurna wudhunya. Karena ada hadits-hadits yang membicarakan tentang wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti hadits ‘Abdullah bin Zaid, ‘Utsman bin ‘Affan, dan juga Ibnu ‘Abbas, tidak menyebutkan bismilah di dalamnya. Sehingga penafian yang ada dimaknakan, tidak sempurna. Jadi tetap ada anjuran membaca bismillah di awal wudhu, namun tidak menunjukkan wajib.
Ulama Syafi’iyah dan madzhab Imam Ahmad berpendapat bahwa membaca bismillah pada awal wudhu termasuk perkara sunnah. Jika lupa membacanya di awal wudhu, maka boleh dibaca kapan pun saat wudhu sebelum wudhu selesai. Jika meninggalkan membaca bismillah karena lupa, maka sah wudhunya.
2. Lupa mengerjakan shalat wajib
Para ulama sepakat bahwa siapa saja yang lupa shalat fardhu, wajib ia mengqadha’nya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَقَدَ أَحَدُكُمْ عَنِ الصَّلاَةِ أَوْ غَفَلَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِى
Jika salah seorang di antara kalian tertidur dari shalat atau ia lupa dari shalat, maka hendaklah ia shalat ketiak ia ingat. Karena Allah berfirman (yang artinya): Kerjakanlah shalat ketika ingat.” (QS. Thaha: 14) (HR. Muslim, no. 684)
Cara mengqadha’nya jika yang lupa lebih dari satu shalat, bisa dengan petunjuk dari Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berikut ketika beliau mengatakan dalam Manhajus Salikin,
وَمَنْ فَاتَتْهُ صَلَاةٌ وَجَبَ عَلَيْهِ قَضَاؤُهَا فَوْرًا مُرَتِّبًا
فَإِنْ نَسِيَ أَوْ جَهِلَهُ أَوْ خَافَ فَوْتَ الصَّلاَةِ سَقَطَ التَّرْتِيْبُ بَيْنَهَا وَبَيْنَ الحَاضِرَةِ
 “Siapa yang luput dari shalat, wajib baginya untuk mengqadha’nya segera secara berurutan.
Jika ia lupa, tidak tahu, atau khawatir luput dari shalat hadhirah  (yang saat ini ada), maka gugurlah tartib (berurutan) antara shalat yang luput tadi dan shalat yang hadhirah (yang saat ini ada).”
3. Lupa salah satu bagian shalat
Sebagaimana dikatakan oleh Al-Qadhi Abu Syuja’ dalam Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib, ketentuan mengenai perkara yang tertinggal dalam shalat ada tiga yaitu: fardhu, sunnah ab’adh, dan sunnah hai’at.
  • Jika termasuk fardhu (rukun shalat), apabila tertinggal dalam shalat, maka tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi. Akan tetapi jika seseorang teringat sementara jarak waktu masih memungkinkan untuk mengerjakannya, dia harus mengerjakan perkara tersebut dan di akhir melakukan sujud sahwi.
  • Jika termasuk sunnah ab’adh (seperti tasyahud awwal, duduk tasyahud awwal, shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tasyahud awal, shalawat kepada keluar Nabi pada tasyahud awal dan akhir, pen.), lalu tertinggal dalam shalat, maka tidak perlu diulang apabila yang rukun (fardhu) sudah dikerjakan. Akan tetapi di akhir, harus melakukan sujud sahwi.
  • Jika termasuk dalam sunnah hai’at, maka perkara yang tertinggal tersebut tidak perlu diulang setelah tertinggal dan seseorang tidak perlu melakukan sujud sahwi.
Sebab melakukan sujud sahwi menurut ulama Syafi’iyah ada empat:
  1. Meninggalkan salah satu dari sunnah ab’adh seperti tasyahud awal.
  2. Ragu mengenai jumlah rakaat.
  3. Melakukan sesuatu yang terlarang dalam shalat karena lupa; jika dilakukan sengaja, akan membatalkan shalat seperti menambah rakaat jadi lima dalam shalat Zhuhur karena lupa.
  4. Memindahkan yang merupakan fi’il (perbuatan) shalat baik rukun shalat atau sunnah ab’adh atau memindahkan membaca surat bukan pada tempatnya seperti membaca Al-Fatihah ketika tasyahud, membaca surat pendek ketika I’tidal. (Lihat Al-Fiqh Al-Manhaji, 1:173-174)
Cara melakukan sujud sahwi:
Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud seperti sujud saat shalat. Yang ingin melakukannya berniat untuk sujud sahwi. Sujud sahwi dilakukan di akhir shalat sebelum salam. Jika seseorang yang shalat mengucapkan salam sebelum sujud sahwi dengan sengaja atau lupa, dan jedanya sudah begitu lama, maka sujud sahwi jadi gugur. Jika jaraknya masih dekat, maka sujud sahwi tetap dilakukan dengan dua kali sujud dengan niatan sujud sahwi, lalu salam. Inilah penjelasan dalam madzhab Syafi’i sebagaimana disebutkan dalam Al-Fiqh Al-Manhaji, hlm. 174.
Dalam Mughni Al-Muhtaj–salah satu kitab fiqih Syafi’iyah–disebutkan, “Tata cara sujud sahwi sama seperti sujud ketika shalat dalam perbuatann wajib dan sunnahnya, seperti meletakkan dahi, thuma’ninah(bersikap tenang), menahan sujud, menundukkan kepala, melakukan duduk iftirosy ketika duduk antara dua sujud sahwi, duduk tawarruk ketika selesai dari melakukan sujud sahwi, dan dzikir yang dibaca pada kedua sujud tersebut adalah seperti dzikir sujud dalam shalat.”
4. Lupa membaca bismillah ketika makan
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: ‘BISMILLAAH AWWALAHU WA AAKHIROHU (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).’”(HR. Abu Daud, no. 3767 dan Tirmidzi, no. 1858. Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih).
Dalam lafazh lain disebutkan,
إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِره
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan: BISMILLAAH FII AWWALIHI WA AAKHIRIHI (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).” (HR. Tirmidzi no. 1858, Abu Daud no. 3767 dan Ibnu Majah no. 3264. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini shahih).

Kedua: Lupa dengan melakukan larangan

1. Makan dan minun dalam keadaan lupa saat puasa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ, فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ, فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ, فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اَللَّهُ وَسَقَاهُ
Barangsiapa yang lupa sedang ia dalam keadaan puasa lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya karena kala itu Allah yang memberi ia makan dan minum.” (HR. Bukhari, no. 1933 dan Muslim, no. 1155).
2. Berbicara dalam shalat dalam keadaan lupa
Dari Mu’awiyah bin Hakam As-Sulamiy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku ketika itu shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ada seseorang yang bersin dan ketika itu aku menjawab ‘yarhamukallah’ (semoga Allah merahmatimu). Lantas orang-orang memalingkan pandangan kepadaku. Aku berkata ketika itu,
وَاثُكْلَ أُمِّيَاهْ مَا شَأْنُكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَىَّ
“Aduh, celakalah ibuku! Mengapa Anda semua memandangku seperti itu?” Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. Lalu aku diam. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul, dan tidak memakiku. Beliau bersabda saat itu,
إِنَّ هَذِهِ الصَّلاَةَ لاَ يَصْلُحُ فِيهَا شَىْءٌ مِنْ كَلاَمِ النَّاسِ إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al-Qur’an.’” (HR. Muslim, no. 537)
Menurut ulama Malikiyah dan Syafi’iyah bahwa siapa yang berbicara ketika shalat dalam keadaan lupa, shalatnya tidaklah batal asalkan kata-kata yang keluar sedikit dan nantinya ditutup kealpaan tersebut dengan sujud sahwi. Jika kata-kata yang keluar banyak, shalatnya batal.
3. Baru mengetahui adanya najis setelah shalat
Barangsiapa yang lupa membersihkan diri dari najis lalu ia shalat dalam keadaan lupa, maka shalatnya sah. Masalah najis berkaitan dengan larangan ketika shalat. Ketika dilakukan diterjang dalam keadaan lupa, maka shalatnya tetap sah dan tidak perlu diulangi. Hal ini menjadi pendapat Syafi’i yang qadim. Dalil dari hal ini adalah hadits ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melepas sandal saat shalat. Hadits lengkapnya sebagaimana berikut ini.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا نِعَالَهُمْ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى إِلْقَاءِ نِعَالِكُمْ قَالُوا رَأَيْنَاكَ أَلْقَيْتَ نَعْلَيْكَ فَأَلْقَيْنَا نِعَالَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا أَوْ قَالَ أَذًى وَقَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama shahabatnya, tiba-tiba dia melepaskan kedua sandalnya dan meletakkannya di sebelah kirinya. Ketika para shahabat melihatnya, mereka pun melepas sandalnya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau berkata, ‘Apa yang membuat kalian melepas sandal kalian?’ Mereka berkata, ‘Kami lihat engkau melepas sandalmu, maka kamipun melepas sandal kami.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan mengabarkan kepadaku bahwa pada kedua sandalku terdapat kotoran. Dan dia berkata, ‘Jika kalian mendatangi masjid, hendaknya memperhatikan, jika pada sandalnya terdapat najis atau kotoran hendaknya dia bersihkan, lalu shalat dengan memakai keduanya.” (HR. Abu Daud, no. 650. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Dapatkan buku-buku yang lain yang membahas tentang Adab Islam diantaranya :
Kirimkan Komentar yang membangun

Bagaimana mungkin sosok perempuan kuat

Bagaimana mungkin sosok perempuan kuat itu bisa hilang dari ingatan kita? Jika ialah orang yang bersedia mendedikasikan hidupnya untuk berdiri dan menopang saat kita terjatuh. Rela menyodorkan tangan sekalipun tubuhnya sudah tidak mampu menyangga usia yang terus menggerogoti keberaadaannya di alam semesta ini. Ya, entah bentuk syukur macam apa yang mampu menggambarkan pribadi setegar dia. Bahkan tidak pernah mengeluh mengurusi semua kebutuhan kita.

Kata bijak untuk ibu membawa kita bernostalgia ke masa kecil yang indahnya bukan main. Mengingat perjuangan yang tidak mudah selama 9 bulan mengandung. Belum lagi ia yang tidak leluasa bergerak lantaran perutnya semakin membesar. Mengganti popok dan menenangkan kita dengan ikhlas bersiaga selama 24 jam saat bayi mungil pujaan hatinya itu merengek minta makan.
Memang tidak ada pamrih yang sepadan untuk membayar jasa seorang ibu, menilik pengorbanannya tidak terhenti sampai anaknya berhasil membangun biduk rumah tangga. Support dan doa menjadi dua senjata yang ia utamakan. Senantiasa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar jerih payah anaknya dapat berbuah kesuksesan. Agar bocah kecil yang disandingnya dari dulu mampu mengangkat derajat dan mengharumkan nama keluarga. Lewat kata bijak untuk ibu yang anda sampaikan melalui pesan singkat atau ucapan setidaknya bisa memunculkan raut muka bahagia di wajah malaikat tanpa sayap itu.
“Terimakasih tuhan telah menitipkanku kepada malaikatmu yang kusebut Bunda”
“Ada banyak Ibu terbaik di dunia, tapi hanya ada satu Ibu terbaik di dunia Itu Ibuku dan Ibu adalah yang terbaik di dunia ini, selamanya!”
“Menjadi anak yang shaleh dan tidak pernah menyakiti hati orang tua itulah hal yang paling diinginkan orang tua kita”
“Ibu yang sangat mencintaimu mendengar apa yang kamu katakan bahkan memahami apa yang belum engkau katakan.”
“Siapa lagi yang akan membahagiakan orang tua kalau bukan kita sebagai anak-anaknya. Fightt!!”
“Selalu banyak kesempatan dalam melakukan perubahan untuk kebaikan. Mulailah sejak sekarang tanpa nanti.”
“Hal sederhana namun bermakna, ketika ibu bilang “Beribadah itu tidak perlu menunggu susah atau senang datang”
“Jaga diri kamu baik-baik disana, kalau ada apa-apa, langsung kasih tau ya” Ini ialah ucapan paling romantis dari Ibu”
“Dan paling menenangkan saat Ibu mengatakan “semuanya pasti baik-baik saja””
““Kamu sudah makan?” “Pulang jam berapa?” adalah pertanyaan sederhana dari wujud cintanya Ibu ♥”
“Ibu, izinkan aku memeluk hatimu; agar aku merasakan apa yang engkau rasakan dari sakit yang tak menangis”
“ibu terimakasih atas ketulusan mu merawat dan menjagaku, sesungguhnya aku takkan pernah bisa membalas semua yg pernah kau berikan untuk ku”
“ibu , aku rela melakukan apa aja untukmu walaupun nyawaku taruhannya , tapi aku sadar itupun belum dapat membayar semua jasamu bu”
“Ibu, aku janji akan membahagiakan mu :’)”
“betapa berdosanya aku, selalu membantah perkataan ibu. sesungguhnya dengan berkata “ah” saja itu sungguh dosa yg sangat besar :”(“
“selamat pagi menjelang siang ibu dan calon2 ibu”
“Takkan ku biarkan engkau bersedih ibuku, aku akan memberikan yg terbaik untukmu :’)”
“setiap mengingat pengorbanan dan semua jasa ibu terhadapk , tanpa sadar slalu kuteteskan airmataku, sadar akan semua dosaku terhadap ibu”
“ibu , aku rela melakukan apa aja untukmu walaupun nyawaku taruhannya , tapi aku sadar itupun belum dapat membayar semua jasamu bu .”
“Keinginanku sederhana, ingin slalu melihat ibu tersenyum. Selamat Pagi Ibu”
“Doa orang tua , terutama doa ibu adalah semangat bagi kita untuk mengejar cita-cita :))”
“Ibu bukan aku sengaja slalu membuatmu kecewa , maafkan aku bu, aku sadar belum bisa jdi anak yg baik untuk ibu ?”
“Maaf, Bu. Kalo sampe sekarang aku cuma bisa nyusahin IBU :'(“
“IBU adl orang yang sangat hebat, yang gak pernah lelah untuk membahagiakan anaknya :’)”
“selalu berusaha membuat ibu tersenyum ?”
“Terimakasih ibuku , kaulah penyemat hidupku … maafkan aku yg slalu menyusahkanmu”
“Selamat pagi wanita terhebat , selamat pagi ibuku sayang . I love you . Jangan pernah lelah membimbingku ya bu :”)”
“Tanpa ibu , aku bukanlah siapa2 …”
“Ibu twk pernah lelah untuk merawat, membesarkan, dan membimbingku , tapi aku masih aja tanpa sengaja tak menghargai ketulusan ibu :'(“
“gak ada orang yg melebihi rasa sayangnya seorang IBU :’)”
“membahagiakanmu adalah mimpi terbesarku, ibu.. :’)”
“Memang sekarang belum bisa membahagiakan dan membuat ibu bangga, tapi aku janji suatu saat akan membhagiakan ibu”
“ibu ajari aku caranya ikhlas & tetap tersenyum meski hatiku terluka, dan peluklah aku sebentar saja, hanya pelukan ibu yg bsa menenangkanku”
“maafkan aku ibu belum bisa membahagiakanmu, malah kebonhongan dan kenakalanku yg sering aku berikan :”(“
“Ibu, doakan aku menjadi anak yg soleh. Smoga aku menjadi alasan Allah SWT membuka pintu surga-Nya buat engkau kelak ~ Aamiin”
“Ibu bilang: “Berkata jujurlah selalu nak… Dengan begitu engkau tidak perlu mengingat apa yang telah kau katakan”.”
“lalu siapakah lagi yang benar benar mempedulikanku dan menyayangiku sepanjang waktumu selama hidupmu, kalau bukan engkau, ibu”
“Ibu, pinjami aku hatimu, agar aku paham; liang luka yang sering engkau ceritakan dari air mata”
“Ibu… Sampai nanti engkau tetaplah cahayaku, dengan segala kesendirian yg aku punya atau dengan seluruh kesepian yg membunuh.”
“Hati IBU itu sempurna , tak peduli berapa kali engkau menyakiti HATInya , dia selalu ada kata MAAF untuk Mu”
“Aku hanya takut kehilangan ibu , dan tak ingin kehilangan ibu. Maafkan atas semua sifatku yg tak sengaja menyakitimu bu ?”
“Hanya tak ingin terlalu membebani ibu lagi , biarlah semua masalah dan kesedihanku aku yang tanggung sendiri :”)”
“Hanya ibu yang tau , ketika aku menyembunyikan sedihku dibalik senyumanku :’)”
“Ibu maafkan aku atas setiap tetes air mata yg membasahi wajah cantikmu hanya karna semua sikapku yg mengecewakanmu”
“Ibu..!! maafkanlah kata-kata yang telah terucap oleh bibirku anakmu,, yang terkadang telah menyakiti perasaan ibu,, aku sungguh tidak kuasa untuk melihatmu sedih karena kelakuanku”
“Disaat aku dalam kesedihan dan dalam keterpurukan,, seseorang akan slalu berada didekatku untuk menghiburku yaitu Ibu.”
“Kalo gak ada orang tua, kita gak akan ada di dunia ini, HORMATI mereka”
“Melihat orang tua tesenyum karena bangga melihatku adalah surga kecil bagiku”
“Melakukan apapun aku rela demi kebahagiaan orangtua ku”
“Ibu ajarilah aku bagaimana caranya untuk ikhlas dan selalu tersenyum meskipun hati dalam terluka,, peluklah aku ibu karna hanya pelukanmu yang dapat menenangkan jiwaku”
“Kasih sayang ibu sangat sempurna kepada anaknya dan sejahat apapun engkau menyakitinya tapi ibu tak pernah membencimu”
“Cinta Yang luar biasa adalah Cinta seorang ibu Kepada Anaknya”
“Aku malu dgn gelar sarjana, tapi tanganku masih tengadah meminta jatah pada bapak dan ibu Aku maluuuu”
“Sebaik baik manusia adalah seorang ibu, karena ibu akan melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan anaknya”
“Bukan harta yang orangtua kalian harapkan dari kalian, cukup menjadi anak yang shaleh/shalehah”
“Orang tua adl sumber kekuatan utk anaknya, begitupun sebaliknya”
“Ayah Ibu Semoga Tuhan mempermudahkan jalanku untuk membahagiakanmu”
“Love you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!”
“Keinginanku sangatlah sederhana,, aku ingin selalu melihat ibu dengan tersenyum,, karna kebahagianku akan terasa begitu sempurna apabila sebuah alasan dibalik ibu senyuman itu adalah anaknya”
“Tidak akan pernah aku membiarkan ibu bersedih,, aku kan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagimu.”
“Ibu, izinkan aku memeluk hatimu; agar aku merasakan apa yang engkau rasakan dari sakit yang tak menangis”
“bidadari yang menyembunyikan sayapnya itu engkau, ibu”
Dialah bidadari berhati lembut yang enggan mencurahkan keluh kesahnya, bahkan mau menanggung seluruh penderitaan demi bisa melihat buah hatinya gembira. Mungkin dengan perantara kata bijak untuk ibu anda bisa memperlihatkan rasa kasih sayang yang mendalam. Saat ibu anda tercinta berulang tahun, atau tatkala rindu dengan pelukan hangatnya sebab sudah terlalu lama jauh dari rumah, ungkapan inilah yang akan mewakili keberuntungan anda memiliki ibu sepertinya.
Pada dasarnya, ibu tidak pernah menuntut anaknya harus melakukan sesuatu yang mereka suka. Selama perilaku yang ditunjukkan di lingkungan baik dan mampu bersosialisasi dengan banyak orang, hal ini menandakan bahwa ibu sukses menanamkan pendidikan moral yang baik.
Kirimkan Komentar yang membangun

Kamis, 12 Desember 2019

Warning untuk orang tua

.......
Ya Allah Lindungilah Anak-anak Kami..
Shock baca ini...
😭😭😭

WARNING KARTU MERAH

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un 😭

Rasanya denyut jantung ikut berhenti. Ketika mengkonfirmasi berita ini benar atau hoax. Ternyata benar adanya. 😭

Seorang anak kelas 6 SD ditemukan tewas gantung diri, karena HP nya disita orang tuanya. Astaghfirullah...
Iya, diberitakan anak ini memang kecanduan gadget, akhirnya gadget tersebut disita, akhirnya dia punya fikiran sepintas ini. Mengakhiri hidupnya sendiri daripada hidup tanpa HP.

Gusar, resah, sedih, kecewa, semuanya..berkecamuk dalam hati. Rasa-rasanya dulu saat aku sendiri seusia anak ini, kayaknya ya memang tak pernah terfikirkan untuk mengakhiri hidup yang indah ini.
Iyaaa dulu orang tua kami memang tak mengenalkan gadget menjadi kebutuhan sehari-hari, sehingga tanah lapangpun adalah tempat main favorit saya dan teman-teman.

Jadi ini gimana, kesalahan siapa? Jika ada berita buruk seperti ini, apakah terus-terusan anak saja yang disorot? Ah tentunya tidak.

Yang mengenalkan hape siapa?
👉ya orang tua
Yang memberikan hape secara cuma-cuma?
👉ya orang tua
Yang membiarkan anak bermain hape sampai dia candu?
👉ya orang tua
Yang akhirnnya bingung gimana cara ngobatin candunya?
👉ya orang tua
Tapi tetep ntar yang ga mau disalahin?
👉ya orang tua

Ah mamak mah sukanya nyalah-nyalahin. Lha aku berkata apa adanya. Ga mungkin juga kan anak bisa tiba-tiba kenal sama hape tanpa ada yang ngenalin? Apa ada anak usia bayi 0 bulan terus langsung jadi pecandu hape dari saat dia bayi? Aaah iya, ga ada.
Mau nyalahin lingkungan? Berapa lama dia berada di luar rumah? Bukankah seharusnya waktu bersama keluarganya lebih panjang daripada waktunya di lingkungan luar rumah?
Lalu, Mau menyalahkan siapa lagi? Anaknya? Dia korban, dia yang meninggal. Sampai akhirnya fungsi otaknya dan imannya tumbuh tidak normal, sehingga menjadikan gantung diri sebagai pilihan. 😔

Ah ya, nasi sudah menjadi bubur. Nyawa yang hilang tak bisa dikembalikan seperti sedia kala.

Semoga kejadian ini tidak menimpa anak-anak kita.
Ini beneran jadi warning kartu merah bagi kita semua. Bukan lagi kartu kuning.

Betapa pentingnya penanaman pembelajaran basic untuk anak.
Betapa pentingnya juga kita orang tua membantu anak menjadi tau, tentang hal positif penggunaan hape, juga tentang dampak negatif penggunaanya.

Jangan sampai kita teledor, dan berfikiran :
👉anak milenial wajib kenal hape dari kecil
👉anak milenial wajib punya hape bagus
👉anak milenial wajib kita belikan hape
👉anak milenial ga boleh kalah dari temen temennya, temennya hapenya A, anaknya harus punya hape yang lebih canggih dari A
👉hape bikin pinter, lalu kita bangga ketika anak kita yang masih balita dengan syahdunya bisa mengoperasikan tombol tombol sendiri dari hape
👉anak kenal hape itu gaul, jadi biarkan aja dia ngeyoutube dan ngegame sepuas hati
👉hape bikin anak diam dan tenang, daripada dia merepotkan, lebih baik dipegangi hape saja biar ga bikin rusuh hidup orang tuanya

No no no 😔
Baru kemarin kan ya berita banyak anak masuk RSJ karna candu gadget. Hari ini kembali gempar dan menyayat hati, karna korbannya sampai meninggal. 😭

Masa iya hapenya yang mau disalahkan?😔

Ayo pak bu, bismillah.

Yuk bergandengan tangan. Kuatkan hati dan tekad. Jangan biarkan kita terlena, atau anak kita yang jadi korban selanjutnya?
Naudzubillah. Patah hatikuuuu makk💔

Sumber : Umi istri sholehah

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2861884143824719&id=100000094847733
Kirimkan Komentar yang membangun

Saling berbagi

*بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم*

*🌸 سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر...*

 ┏━━━━🌺🕌🌺━━━━┓             
     📌 *Al jum'at*
           *Jum'at*

   *🗓  12 Rabiul Akhir 1441 H*
   *🗓  13 Desember 2019 M*
 ┗━━━━🌺📚 🌺━━━━┛

*✿ *MHQ HAFIDZ/AH BANGKEP **✿

••• ════ ༻📚༺ ════ •••

 *❁✿❁ MUTIARA HADITS❁✿❁*

🌹 *°•°Bimbingan Keluarga Shalih Shalihah°•°*`

••• ════ ༻📚༺ ════ •••

🎁 *INDAHNYA BERBAGI* 🎁
༻༺༻༺༻༺༻༺༻༺

```Saling memberi hadiah adalah hal yang mestinya dibiasakan. Namun demikian hal itu mesti diselaraskan dengan syariat. Tidak memberikan kepada lawan jenis jika tidak aman dari fitnah. Tidak pula memberikannya karena dikaitkan dengan perayaan tertentu yang merupakan budaya non-Islam seperti ulang tahun, Valentine’s Day, dan sebagainya.```

⤵ *Berikut ini hadits-hadits yang menganjurkan saling berbagi:*

[1.] _Rasulullah shallallahu alaihi wassalam pernah bersabda:_

*تَهَادُوْا تَحَابُّوْا*

```“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.”```
*(HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)*

[2.] _Abu Hurairah menyampaikan sabda Nabi  kepada para wanita:_

*يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ، لاَ تُحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ*

```“Wahai wanita-wanita muslimah, jangan sekali-kali seorang tetangga menganggap remeh untuk memberikan hadiah kepada tetangganya walaupun hanya sepotong kaki kambing.”```
*(HR. Al-Bukhari no. 2566 dan Muslim no. 2376)*

[3.] _Rasulullah shallallahu alaihi wassalam  berpesan kepada Abu Dzar :_

*يَا أَبَا ذَرٍّ، إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيْرَانَكَ*

```“Wahai Abu Dzar, bila engkau memasak makanan berkuah maka perbanyaklah air/kuahnya dan berikanlah kepada tetanggamu.”```
*(HR. Muslim no. 6631)*

🛡 *_Faedah-faedah Hadits :_*

1⃣  *_Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga hubungan atar sesama dengan saling memberi hadiah._*

2⃣  *_Memberi hadiah adalah salah satu perbuatan yang bisa menumbuhkan rasa berberkasih sayang._*

3⃣  _*Rasulullah shallallahu alaihi wassalam mengajarkan kaum muslimin dan muslimat untuk senantiasa memperhatikan tetangganya, melebihkan masakanya untuk diberikan kepada tetangganya.*_

4⃣ *_Orang yang mengeluarkan hartanya tidak akan mengurangi hartanya melainkan akan digantikan oleh Allah yang lebih baik._*

5⃣  *_Orang yang senang memberi akan disenangi oleh banyak orang, sebaliknya orang yang bakhil tidak disenangi oleh orang lain._*

6⃣ *_Tangan diatas lebih mulia daripada tangan dibawah._*

7⃣ *_Orang yang paling berhak mendapatkan hadiah darimu adalah tetangga yang paling dekat pintunya dengan pitu rumahmu._*

Wallahu a'lam.

******
✍🏻 _*Disusun Oleh : Al-Ustadz Agus Santoso, Lc., M.P.I. حفظه الله تعالى*_

🏡 Markaz Hifdz Quran (MHQ) Banggai Kepulauan , Jl. BUKIT PERMAI NO.1 BAKA

👳‍```Direktur: Rahmad Bidalo,S.H.I,S.Pd.I Lc``` WAPRI: 085331072765

*Visi Misi MHQ Bangkep:*
_Visi:_
Pelopor Pendidikan Berbasis  Hafalan Al Quran 30 Juz guna melahirkan Generasi Qurani.

_Misi:_
1. Menanamkan kegemaran dan kecintaan terhadap al Quran sejak usia dini
2. Mencetak hafidz hafidzah 30 Juz yang mutqin, Fashih dalam membaca Alquran dan berakhlakul Karimah
3. Mewujudkan minimal 1 Rumah 1 Hafidz hafidzah al Quran 30 Juz.

*Target:*
_3,5 Tahun In Sya Allah hafal 30 Juz._

3 Kunci sukses menjadi hafidz Quran:
🥇Ikhlas
🥈Istiqomah dan Sabar
🥉 Do'a

*#tiadawaktuselainalquran#*
*Salam Cinta Tilawah dan Hafal Al Quran*

*🗣Tilawah 1⃣ Day 1⃣ Juz*
*🗣Tahfidz 1⃣ Day 1⃣ Ayat*
*1⃣🏚1⃣ Hafidz/ah Quran📖*

_*📭 Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*_

••• ════ ༻📚༺

༻༺༻༺༻༺༻༺༻༺
Kirimkan Komentar yang membangun

Sakinah

❁࿐❁❁༺✿༻❁❁࿐❁

بـِـــــــــسْم اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحـــِيــْم ِ

أشهد أن لا اله الا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
اَللَّهُمَّ صَلِِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍْ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

❁࿐❁❁༺✿༻❁❁࿐❁

 ┏━━━━🌹🕌🌹━━━━┓
                       
     🔖 *Al-Ahad*
            *Ahad*

   *🗓  11 Rabi'ul Akhir 1441 H*

   *🗓  08 Desember  2019 M*

 ┗━━━━🌹📚 🌹━━━━┛


`*•.¸¸.•*✿ *Bimbingan Keluarga Sakinah (BKS)*•.¸¸.•*✿

••• ════ ༻📚༺ ════ •••

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
☆ *MUTIARA AL-QUR'AN*☆
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

 🌹 ```Sumber Sakinah ```

*HANYA MENGINGAT ALLAH HATI JADI TENANG*

Allah Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (الفتح ٤)
"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan (sakinah) ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Alloh-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Al Fath [48]: 4)

Saudaraku, tidak ada yang bisa menanamkan sakinah atau ketenangan di hati kita kecuali Allah SWT. Tidak ada yang bisa menyirnakan galau, gelisah, resah, cemas, kecuali hanya Allah SWT. Sakinah tidak datang dari pasangan kita, sakinah tidak datang dari harta kekayaan kita, sakinah tidak datang dari anak-anak kita, sakinah juga tidak datang dari pangkat, jabatan dan kedudukan kita di hadapan makhluk. Sakinah tidak ada hubungannya dengan berbagai aksesoris duniawi, sehebat apapun kemampuan kita membeli dunia, sungguh kita tidak akan bisa membeli ketenangan.

Hanya Allah Yang Maha Kuasa melimpahkan ketenangan di hati kita.
Seperti rumah tangga yang sakinah, tidak bisa dibangun hanya karena suaminya kaya raya atau sang istri yang cantik jelita.
Rumah tangga sakinah hanya datang ketika pasangan suami istri sama-sama mujahadah mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (الرعد ٢٨)
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram (tenang)".

Ketika seseorang ikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk mendekat kepada Allah dan Allah ridho kepadanya, maka disanalah Allah akan selimuti hatinya dengan rasa tenang dan tenteram yang tiada siapapun bisa merenggutnya.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berusaha memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. sehingga Allah ridho kepada kita dan melimpahi kita dengan ketenangan. Dengan hati yang tenang, niscaya kita akan lebih ringan, lebih mantap menjalani hidup ini dan lebih mudah menghadapi berbagai persoalan dalam hidup kita di dunia. InSyaa Alloh...

Semoga kehidupan yang tenang (Sakinah) senantiasa hadir dalam hati kita. Aamiiin Allohumma Aamiin...

••• ════ ༻📚༺ ════ •••
Kirimkan Komentar yang membangun

Mutiara Al-Qur'an

❁࿐❁❁༺✿༻❁❁࿐❁

بـِـــــــــسْم اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحـــِيــْم ِ

أشهد أن لا اله الا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
اَللَّهُمَّ صَلِِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍْ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

❁࿐❁❁༺✿༻❁❁࿐❁




┏━━━━🌹🕌🌹━━━━┓
                       
     🔖 *Al-Itsnain*
            *Jum'at*

   *🗓  16 Rabi'ul Akhir 1441 H*

   *🗓  13 Desember  2019 M*

 ┗━━━━🌹📚 🌹━━━━┛


`*•.¸¸.•*✿ *Bimbingan Keluarga Sakinah (BKS)*•.¸¸.•*✿

••• ════ ༻📚༺ ════ •••

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
☆ *MUTIARA AL-QUR'AN*☆
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

 🌹 ```SEMAKIN TINGGI TUJUAN```

🔰 Inilah salah satu di antara *keindahan* bahasa Al Qur'an yang jarang kita perhatikan:

✅ Ketika Allah berfirman mengenai upaya kita dalam urusan *duniawi*, Dia gunakan lafazh ( فَامْشُوا ) *"berjalanlah"...*

⭐ { هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ ۖ ... }
[الملك : 15]

_"Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka *berjalanlah* di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya..."_
[Surah Al Mulk, 67: 15]

✅ Ketika berhubungan dengan langkah kita menunaikan *shalat*, Dia berfirman dengan lafazh ( فَاسْعَوْا ) *"bersegeralah"...*

⭐ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ... }
[الجمعة : 9]

_"Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan *shalat Jum'at*, maka *bersegeralah* kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli..."_
[Surah Al Jumu'ah, 62: 9]

✅ Ketika berhubungan dengan usaha kita meraih *ampunan-Nya*, Allah memerintahkan kita dengan lafazh ( سَابِقُوا ) *"berlomba-lombalah"* :

{ سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ... }
[الحديد : 21]

_*"Berlomba-lombalah* kamu menuju *ampunan* dari Tuhanmu dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi..."_
[Surah Al Hadīd, 57: 21]

✅ Adapun ketika Allah memerintahkan kita untuk menuju *kepada-Nya*, Dia berfirman dengan lafazh ( فَفِرُّوا ) *"lari sekencangnya (seperti melarikan diri)"*

{ فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ }
[الذاريات : 50]

_"Maka *larilah* (dengan sekencangnya) menuju *Allah*. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu."_
[Surah Adz Dzāriyāt, 51: 50]

🔰 Dengan kata lain, *semakin tinggi tujuan* kita, *semakin besar upaya* dan *semakin cepat langkah* yang harus kita tempuh. Dan setinggi-tingginya tujuan ialah *Allah ta'āla, Dzat Yang Maha Tinggi.*

💧 _Allaahu ghaayatunaa..._
_Allah adalah tujuan kami..._

✍🏻 _Tadabbur Quran Indonesia_

_🗣 Publisher: AMT_

♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
_Jazakumullahu khairan_
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋
••• ════ ༻sumber : MHQ Bangkep📚༺ ════ •••
Kirimkan Komentar yang membangun

Berdo'alah karena do'a adalah nafas orang mukmin

Bismillah...
Ayat hari ini, Senin 9 Desember 2019
12 Robiul Akhir 1441 H
*_Keutamaan Doa kepada Allah_*
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ 

اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْٓءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ الْاَ رْضِ ۗ ءَاِلٰـهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ ۗ 
"Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di Bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat."
(QS. An-Naml 27: Ayat 62)


*_Menurut Syekh Kholid Al-Husainan dalam kitab Aktsaru min Alfi Da’wah f al-Yaumi wa al-Laili : (2)_*
_Doa bisa menjadi perantara untuk menolak bencana sebelum ia turun atau menjadi sebab terangkatnya bencana tersebut apabila sudah turun._
لَا يَرُدُّ اْلقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ
_Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah Swt. kecuali doa (HR. Tirmidzi, 2139)_
Kirimkan Komentar yang membangun

Motivasi untuk lebih dekat dgn Al-Qur'an

Assalamualaikum

Alhamdulillah, malam ini saya kembali sempatkan menulis untuk Anda di channel ini.

Semoga menginspirasi ya.

Kali ini tentang Huruf dalam Alquran

Sejak 1200 tahun silam, ketika dunia blm mengenal KOMPUTER atau alat hitung sejenis, IMAM SYAFI'I telah mampu mendata JUMLAH masing-masing HURUF dalam AL-QURĀN secara detail dan tepat.

Imam Syafi’i dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al-Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur'an disusun sesuai dgn banyaknya:

o ا Alif  : 48740 huruf,
o ل Lam : 33922 huruf,
o م Mim : 28922 huruf,
o ح Ha' : 26925 huruf,
o ي Ya’ : 25717 huruf,
o و Waw : 25506 huruf,
o ن Nun : 17000 huruf,
o لا Lam alif : 14707 huruf,
o ب Ba" : 11420 huruf,
o ث Tsa’ : 10480 huruf,
o ف Fa’ : 9813 huruf,
o ع 'Ain : 9470 huruf,
o ق Qaf : 8099 huruf,
o ك Kaf : 8022 huruf,
o د Dal : 5998 huruf,
o س Sin : 5799 huruf,
o ذ Dzal : 4934 huruf,
o ه Ha : 4138 huruf,
o ج Jim : 3322 huruf,
o ص Shad : 2780 huruf,
o ر Ra' : 2206 huruf,
o ش Syin : 2115 huruf,
o ض Dhadl : 1822 huruf,
o ز Zai : 1680 huruf,
o خ Kha' : 1503 huruf,
o ت Ta’ : 1404 huruf,
o غ Ghain : 1229 huruf,
o ط Tha’ : 1204 huruf dan terakhir
o ظ Dza’ : 842 huruf.

Jumlah semua huruf dalam al-Quran sebanyak 1.027.000 (satu juta dua puluh tujuh ribu).

Setiap kali kita khatam Al-Quran, kita telah membaca lebih dari 1 juta huruf.

Jika 1 huruf = 1 kebaikan dan 1 kebaikan = 10 pahala, maka kira-kira 10 juta pahala kita dapatkan.

Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita untuk terus membaca al-Quran dan memahami maknanya.
Kirimkan Komentar yang membangun

Untuk Bidadariku

*❁✿❁ SERI TAZKIYATUN NUFUS ❁✿❁*

📖🖋 *°•°Bimbingan Ikhwan Shalih~Bimbingan Mar'ah Shalihah°•°*

༻༺༻༺༻༺༻༺༻༺
💞 *UNTUK PARA ISTRI, JANGAN INGKARI KEBAIKAN SUAMI*
༻༺༻༺༻༺༻༺༻༺

🛶 *Biduk rumah tangga tidak akan selamanya berlayar di lautan yang tenang..*

‼ _Bahaya Mengingkari Kebaikan Suami._

```Ketika seorang istri melihat ada satu kesalahan yang dilakukan suami, atau ada satu perbuatan suami yang kurang menyenangkan bagi dirinya, hendaklah seorang istri selalu mengingat (banyak) kebaikan-kebaikan suaminya yang lain. Dan hendaknya tidak mengingkari kebaikan suaminya selama ini.```

🔥 *Mengingkari kebaikan-kebaikan suami dengan bahasa general (negasi general) adalah di antara sebab yang memasukkan para wanita ke neraka.*

➡💔Contoh, ucapan istri, *“Mas, mas kok TIDAK PERNAH perhatian sama saya.”* _(Padahal kondisinya, istri baru sangat butuh suami, dan bisa jadi saat itu suaminya baru capek. Dan biasanya, suaminya sangat memperhatikan kebutuhan istrinya.)_

➡💔 Contoh lain, ucapan istri, *“Mas, mas kok TIDAK PERNAH ingin melihat saya bahagia.”* _(Padahal kondisinya, sang istri minta dibelikan barang tersier agak mahal, dan suami keberatan karena ada kebutuhan lain yang lebih mendesak untuk diperhatikan.)_

Mengapa Banyak Wanita Menghuni Neraka..❓

💬 Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

*وَأُرِيتُ النَّارَ، فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَاليَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ، وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ*

```“Diperlihatkan kepadaku neraka, dan aku tidaklah melihat pemandangan yang lebih mengerikan pada hari itu. Aku melihat mayoritas penghuninya adalah para wanita.”```

Para sahabat mengatakan, *“Wahai Rasulullah, apa sebabnya?” [1]*

💬 _Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,_

*بِكُفْرِهِنَّ*

```“Dengan sebab kekafirannya.”

Para sahabat bertanya lagi, “Karena kekafiran mereka terhadap Allah?”```

💬 _Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,_

*يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ*

```“Karena mereka mengingkari (kebaikan) suami, mereka mengingkari kebaikan (orang lain). Jika Engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka bertahun-tahun lamanya, kemudian mereka melihat darimu sesuatu (satu kesalahan), maka mereka mengatakan, ‘Tidaklah aku melihat satu kebaikan pun darimu sama sekali.’”```
📓 *(HR. Bukhari no. 1052 dan Muslim no. 907)*

Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan *sebab mengapa wanita banyak menghuni neraka. Yaitu, ketika sang suami berbuat satu saja kesalahan, kemudian sang istri mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama ini –bertahun-tahun lamanya- dengan bahasa general, yaitu “Tidaklah aku melihat satu kebaikan pun darimu sama sekali.”*

🌧 _Ibarat Panas Setahun Dihapus Hujan Sehari._

Padahal, sudah banyak kebaikan yang suami lakukan untuk sang istri. Dalam kata-kata bijak disebutkan,  *“Panas setahun dihabiskan hujan sehari.” Artinya, kebaikan yang banyak menjadi hilang dan tidak ada nilainya karena satu kesalahan yang diperbuat.*

☝🏻 Siapa saja, hendaklah bersikap adil. Kalau memang frekuensinya *“kadang-kadang”,* katakanlah *“kadang-kadang”.* Kalau memang frekuensinya *“jarang”,* katakanlah *“jarang”.* Kalau *“kadang-kadang”* suami pulang terlambat tanpa memberi kabar karena lupa, katakanlah kadang-kadang, jangan dikatakan *“selalu terlambat tanpa memberi kabar.”*

‼ ```Janganlah seorang istri menyakiti hati suaminya, dia ingkari kebaikan suami hanya satu kesalahan saja, itu pun bisa jadi bukan karena sengaja. Lalu dia ingkari kebaikan-kebaikan suami dan pengorbanan suami selama ini.```

💬 _Dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,_

*لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا، إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الحُورِ العِينِ: لَا تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ اللَّهُ، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا*

```“Tidaklah ada seorang istri yang menyakiti suaminya di dunia, kecuali istrinya dari bidadari surga berkata, “Janganlah kamu menyakitinya. Semoga Allah membalasmu. Dia adalah tamumu, yang sebentar lagi akan meninggalkanmu dan mendatangi kami”.”```
📓 *(HR. Tirmidzi no. 1174, dinilai shahih oleh Al-Albani)*

🎙 Dari Al-Hushain bin Mihshan, bahwa bibinya pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya kepadanya,

*أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟*

```“Apakah kamu mempunyai suami?”

Dia menjawab, “Ya.”

Beliau bertanya lagi,```

*كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟*

```“Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?”

Dia menjawab, “Saya sungguh-sungguh melayani suamiku, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.”```

Beliau bersabda,

*فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ*

```“Perhatikanlah selalu posisimu terhadap suamimu. Sesungguhnya yang menentukan surga dan nerakamu adalah (sikapmu terhadap) suamimu.”```
*(HR. Ahmad 31: 341)*

🎙 _Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafidzahullah berkata, “Maksudnya, wallahu a’alam, jika Engkau bertakwa kepada Allah berkaitan dengan (hak) suamimu, maka ketakwaanmu kepada Allah itu adalah sebab yang memasukkanmu ke dalam surga. Sebaliknya, jika Engkau tidak bertakwa kepada Allah Ta’ala berkaitan dengan (hak) suamimu, dengan tidak menunaikan hak suami, maka hal itu adalah sebab yang memasukkanmu ke dalam neraka.”_
*(Fiqh ta’aamul baina az-zaujain, hal. 21)*

🥀 _Jika Istri Menemui Kesalahan pada Suami._

```Jika kita melihat ada sikap atau perilaku suami yang tidak pas di sisi istri, hendaklah sang istri ridha terhadap akhlak suami yang lainnya. Hal ini karena memang tidak ada sosok manusia yang sempurna. Dia memiliki kesalahan, keburukan, atau kekurangan di satu sisi, namun dia memiliki (banyak) kebaikan di sisi yang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,```

*لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ أَوْ قَالَ: غَيْرَهُ*

```“Janganlah seorang mukmin membenci wanita mukminah. Jika dia membenci salah satu perangainya, niscaya dia akan ridha dengan perangainya yang lain.”```
📓 *(HR. Muslim no. 1469) [2]*

❣ *Dan hal ini di antara sebab yang menyebabkan awetnya rumah tangga pasangan suami istri tersebut.*

*******

✍🏻 *_Penulis: M. Saifudin Hakim_*
🖥 *_Dikutip dari Artikel: Muslim.or.id_*

📝 *Catatan Kaki :*

_[1] Dari kalimat ini, kita bisa melihat akhlak para sahabat. Ketika dikabarkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita, maka para sahabat memahami bahwa hal itu disebabkan karena diri mereka sendiri._

_[2] Disarikan dari kitab Fiqh ta’aamul baina az-zaujain, hal. 20-21 karya Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafidzahullahu Ta’ala (penerbit Maktabah Makkah, tahun 1424 H)_

••• ════ ༻📚༺ ════ •••

📢 *Published By:*
🌐 Group BIS & BMS ~ Dakwah untuk umat sesuai dengan Manhaj Salaf 🌹
══════
••>>


💻 https://bimbingansyariah.com
📮Telegram
https://t.me/moslemlearning
https://t.me/bimbingansyariah

📚 _Kurikulum Bimbingan :  Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, tanya jawab, Dll._

••• ════ ༻📚༺ ════ •••

_*📭 Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*_
Kirimkan Komentar yang membangun

Selasa, 10 Desember 2019

Apa Makna Salaf, Salafi, atau Salafiyun? Read more https://konsultasisyariah.com/523-apa-makna-salaf-salafi-atau-salafiyun.html

Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum ustadz. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada ustadz, karena ada yang kurang jelas.
  1. Apa makna Salaf, Salafi, atau Salafiyyun?
  2. Ada buku yang pernah saya baca, dikatakan bahwa salaf itu berpegang teguh pada Sunnah Rasulullah, akan tetapi ada beberapa orang yg saya kenal bermanhaj salaf tapi mereka mudah sekali untuk menyalahkan atau mengatakan bahwa ini bid’ah atau sesat, mereka juga jarang senyum. Padahal kalau yang saya baca Rasulullah itu murah senyum. Bagaimana memaknai salaf dalam hal ini?
Maaf jika pertanyaan saya ada yg tidak berkenan di hati. Saya bertanya karena saya baru kenal dengan manhaj Salaf
Ahmad Iqbal
Alamat: Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
Email: ahmad.ixxxx@gmail.com
Al Akh Yulian Purnama menjawab:
Salaf secara bahasa arab artinya ‘setiap amalan shalih yang telah lalu; segala sesuatu yang terdahulu; setiap orang yang telah mendahuluimu, yaitu nenek moyang atau kerabat’ (Lihat Qomus Al Muhith, Fairuz Abadi). Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah 3 generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam“Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya” (HR. Bukhari-Muslim)
Tiga generasi yang dimaksud adalah generasi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat, generasi tabi’in dan generasi tabi’ut tabi’in. Sering disebut juga generasi Salafus Shalih. Tidak ada yang meragukan bahwa merekalah orang-orang yang paling memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Maka bila kita ingin memahami Islam dengan benar, tentunya kita merujuk pada pemahaman orang-orang yang ada pada 3 generasi tersebut. Seorang sahabat yang mulia, Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata, “Seseorang yang mencari teladan, hendaknya ia meneladani para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam karena mereka adalah orang-orang yang paling mulia hatinya, paling mendalam ilmunya, paling sedikit takalluf-nya, paling benar bimbingannya, paling baik keadaannya, mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya, dan untuk menegakkan agamanya. Kenalilah keutamaan mereka. Ikutilah jalan hidup mereka karena sungguh mereka berada pada jalan yang lurus.” (Lihat Limaadza Ikhtartu Al Manhaj As Salafi Faqot, Salim bin ‘Ied Al Hilaly)
Kemudian dalam bahasa arab, ada yang dinamakan dengan isim nisbah, yaitu isim (kata benda) yang ditambahkan huruf ‘ya’ yang di-tasydid dan di-kasroh, untuk menunjukkan penisbatan (penyandaran) terhadap suku, negara asal, suatu ajaran agama, hasil produksi atau sebuah sifat (Lihat Mulakhos Qowaid Al Lughoh Ar Rabiyyah, Fuad Ni’mah). Misalnya yang sering kita dengar seperti ulama hadits terkemuka Al-Bukhari, yang merupakan nisbah kepada kota Bukhara (nama kota di Uzbekistan) karena Imam Al-Bukhari memang berasal dari sana. Ada juga yang menggunakan istilah Al-Hanafi, berarti menisbahkan diri pada madzhab Hanafi. Maka dari sini dapat dipahami bahwa Salafi maksudnya adalah orang-orang yang menisbatkan (menyandarkan) diri kepada generasi Salafus Shalih. Atau dengan kata lain “Salafi adalah mengikuti pemahaman dan cara beragama para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka”. (Lihat Kun Salafiyyan ‘Alal Jaddah, hal. 10)
Sehingga dengan penjelasan ini jelaslah bahwa orang yang beragama dengan mengambil sumber ajaran Islam dari 3 generasi awal umat Islam tadi, DENGAN SENDIRINYA ia seorang Salafi. Tanpa harus mendaftar, tanpa berbai’at, tanpa iuran anggota, tanpa kartu anggota, tanpa harus ikut pengajian tertentu, tanpa harus mengaji pada ustadz tertentu dan tanpa harus memakai busana khas tertentu. Maka Anda yang sedang membaca artikel ini pun seorang Salafi bila anda selama ini mencontoh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam beragama.
Jika pembaca sekalian memahami penjelasan di atas, maka seharusnya telah jelas bahwa dakwah salafiyyah adalah Islam itu sendiri. Dakwah Salafiyyah adalah Islam yang hakiki. Mengapa? Karena dari manakah kita mengambil sumber pemahaman Al Qur’an dan hadits selain dari para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam? Apakah ada sumber lain yang lebih terpercaya? Apakah Islam dipahami dengan selera dan pemahaman masing-masing orang? Bahkan jika seseorang dalam memahami Al Qur’an dan hadits mengambil sumber dari yang lain, maka dapat dipastikan ia telah mengambil jalan yang salah. Syaikh Salim Bin ‘Ied Al Hilaly setelah menjelaskan surat An Nisa ayat 115 berkata, “Dengan ayat ini jelaslah bahwa mengikuti jalan kaum mu’minin adalah jalan keselamatan. Dan ayat ini dalil bahwa pemahaman para sahabat mengenai agama Islam adalah hujjah terhadap pemahaman yang lain. Orang yang mengambil pemahaman selain pemahaman para sahabat, berarti ia telah mengalami penyimpangan, menapaki jalan yang sempit lagi menyengsarakan, dan cukup baginya neraka Jahannam yang merupakan seburuk-buruk tempat tinggal.” (Lihat Limaadza Ikhtartu Al Manhaj As Salafi Faqot, Salim bin ‘Ied Al Hilaly)
Salah Kaprah Tentang Salafi
Di tengah masyarakat, banyak sekali beredar syubhat (kerancuan) dan kalimat-kalimat miring tentang Salafi. Dan ini tidak lepas dari dua kemungkinan. Sebagaimana dijelaskan Syaikh ‘Ubaid bin Sulaiman Al Jabiri ketika ditanya tentang sebuah syubhat, “Kerancuan tentang Salafi yang berkembang di masyarakat ini tidak lepas dari 2 kemungkinan: Disebabkan ketidak-pahaman atau disebabkan adanya i’tikad yang buruk. Jika karena tidak paham, maka perkaranya mudah. Karena seseorang yang tidak paham namun i’tikad baik, jika dijelaskan padanya kebenaran ia akan menerima, jika telah jelas baginya kebenaran dengan dalilnya, ia akan menerima. Adapun kemungkinan yang kedua, pada hakikatnya ini disebabkan oleh fanatik golongan dan taklid buta, -dan ini yang lebih banyak terjadi- dari orang-orang ahlul ahwa (pengikut hawa nafsu) dan pelaku bid’ah yang mereka memandang bahwa manhaj salaf akan membuka tabir penyimpangan mereka.” (Ushul Wa Qowa’id Fii Manhajis Salafi, Syaikh ‘Ubaid bin Sulaiman Al Jabiri )
Dalam kesempatan kali ini akan kita bahas beberapa kerancuan tersebut.
1. Salafi Bukanlah Sekte, Aliran, Partai atau Organisasi Massa
Sebagian orang mengira Salafi adalah sebuah sekte, aliran sebagaimana Jama’ah Tabligh, Ahmadiyah, Naqsabandiyah, LDII, dll. Atau sebuah organisasi massa sebagaimana NU, Muhammadiyah, PERSIS, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dll. Ini adalah salah kaprah. Salafi bukanlah sekte, aliran, partai atau organisasi massa, namun salafi adalah manhaj (metode beragama), sehingga semua orang di seluruh pelosok dunia di manapun dan kapanpun adalah seorang salafi jika ia beragama Islam dengan manhaj salaf tanpa dibatasi keanggotaan.
Sebagian orang juga mengira dakwah Salafiyyah adalah gerakan yang dicetuskan dan didirikan oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab. Ini pun kesalahan besar! Dijelaskan oleh Syaikh ‘Ubaid yang ringkasnya, “Dakwah salafiyyah tidak didirikan oleh seorang manusia pun. Bukan oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab bersama saudaranya Imam Muhammad Bin Su’ud, tidak juga oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan murid-muridnya, bukan pula oleh Imam Mazhab yang empat, bukan pula oleh salah seorang Tabi’in, bukan pula oleh sahabat, bukan pula oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, dan bukan didirikan oleh seorang Nabi pun. Melainkan dakwah Salafiyah ini didirikan oleh Allah Ta’ala. Karena para Nabi dan orang sesudah mereka menyampaikan syariat yang berasal dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, tidak ada yang dapat dijadikan rujukan melainkan nash dan ijma” (Lihat Ushul Wa Qowaid Fii Manhajis Salaf)
Oleh karena itu, dalam dakwah salafiyyah tidak ada ketua umum Salafi, Salafi Cabang Jogja, Salafi Daerah, Tata tertib Salafi, AD ART Salafi, Alur Kaderisasi Salafi, dan tidak ada muassis (tokoh pendiri) Salafi. Tidak ada pendiri Salafi melainkan Allah dan Rasul-Nya, tidak ada AD-ART Salafi melainkan Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat.
2. Salafi Gemar Mengkafirkan dan Membid’ahkan?
Musuh utama seorang muslim adalah kekufuran dan kesyirikan, karena tujuan Allah menciptakan makhluk-Nya agar makhluk-Nya hanya menyembah Allah semata. Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh kesyirikan adalah kezaliman yang paling besar” [QS. Luqman: 13].
Setelah itu, musuh kedua terbesar seorang muslim adalah perkara baru dalam agama, disebut juga bid’ah. Karena jika orang dibiarkan membuat perkara baru dalam beragama, akan hancurlah Islam karena adanya peraturan, ketentuan, ritual baru yang dibuat oleh orang-orang belakangan. Padahal Islam telah sempurna tidak butuh penambahan dan pengurangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim)
Maka tentu tidak bisa disalahkan ketika ada da’i yang secara intens mendakwahkan tentang bahaya syirik dan bid’ah, mengenalkan bentuk-bentuk kesyirikan dan kebid’ahan agar umat terhindar darinya. Bahkan inilah bentuk sayang dan perhatian terhadap umat.
Kemudian, para ulama melarang umat Islam untuk sembarang memvonis bid’ah, sesat apalagi kafir kepada individu tertentu. Karena vonis yang demikian bukanlah perkara remeh. Diperlukan timbangan Al Qur’an dan As Sunnah serta memperhatikan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh para ulama dalam hal ini. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani berkata, “Dalil-dalil terkadang menunjukkan bahwa perbuatan tertentu adalah perbuatan kufur, atau perkataan tertentu adalah perkataan kufur. Namun di sana terdapat faktor yang membuat kita tidak memberikan vonis kafir kepada individu tertentu (yang melakukannya). Faktornya banyak, misalnya karena ia tidak tahu, atau karena ia dikalahkan oleh orang kafir dalam perang.” (Lihat Fitnah At Takfir, Muhammad Nashiruddin Al Albani)
Dari sini jelaslah bahwa menjelaskan perbuatan tertentu adalah perbuatan kufur bukan berarti memvonis semua pelakunya itu per individu pasti kafir. Begitu juga menjelaskan kepada masyarakat bahwa perbuatan tertentu adalah perbuatan bid’ah bukan berarti memvonis pelakunya pasti ahlul bid’ah. Syaikh Abdul Latif Alu Syaikh menjelaskan: “Ancaman (dalam dalil-dalil) yang diberikan terhadap perbuatan dosa besar terkadang tidak bisa menyebabkan pelakunya per individu terkena ancaman tersebut” (Lihat Ushul Wa Dhawabith Fi At Takfir, Syaikh Abdul Latif bin Abdurrahman Alu Syaikh).
Bahkan Salafiyyin berada dibarisan terdepan dalam membantah paham takfir, yaitu gemar mengkafirkan secara serampangan.
3. Salafi Memecah-Belah Ummat?
Untuk menjelaskan permasalahan ini, perlu pembaca ketahui tentang 3 hal pokok. Pertama, perpecahan umat adalah sesuatu yang tercela. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya, “Berpegang teguhlah pada tali Allah dan jangan berpecah-belah” (QS. Al-Imran: 103). Kedua, perpecahan umat adalah suatu hal yang memang dipastikan terjadi dan bahkan sudah terjadi. Sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam“Umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kami-pun bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku di hari ini” [HR. Tirmidzi]. Ketiga, persatuan Islam bukanlah semata-mata persatuan badan, kumpul bersama, dengan keadaan aqidah yang berbeda-beda. Mentoleransi segala bentuk penyimpangan, yang penting masih mengaku Islam. Bukan itu persatuan Islam yang diharapkan. Perhatikan baik-baik hadits tadi, saat umat Islam berpecah belah seolah-olah Rasulullah memerintahkan untuk bersatu pada satu jalan, yaitu jalan yang ditempuh oleh para sahabat, inilah manhaj salaf.
Sehingga ketika ada seorang yang menjelaskan kesalahan-kesalahan dalam beragama yang dianut sebagian kelompok, aliran, partai atau ormas Islam, bukanlah upaya untuk memecah belah ummat. Melainkan sebuah upaya untuk mengajak ummat BERSATU di satu jalan yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tersebut. Bahkan adanya bermacam aliran, sekte, partai dan ormas Islam itulah yang menyebabkan perpecahan ummat. Karena mereka tentu akan loyal kepada tokoh-tokoh mereka masing-masing, loyal kepada peraturan mereka masing-masing, loyal kepada tradisi mereka masing-masing, bukan loyal kepada Islam!!
Selain itu, jika ada saudara kita yang terjerumus dalam kesalahan, siapa lagi yang hendak mengoreksi kalau bukan kita sesama muslim? Tidak akan kita temukan orang kuffar yang melakukannya. Dan bukankah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Agama adalah nasehat” (HR. Muslim). Dan jika koreksi itu benar, bukankah wajib menerimanya dan menghempas jauh kesombongan? Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda“Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (HR. Muslim)
4. Salafi Kasar dan Berakhlak Buruk
Manhaj salaf mengajarkan bahwa setiap muslim wajib berakhlak mulia. Akhlaq mulia yang paling utama adalah terhadap Allah Ta’ala. Yaitu dengan menyembah Allah semata dan tidak berbuat kesyirikan serta menjalani apa yang Ia perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Kemudian berakhlak mulia terhadap makhluk Allah. Inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid, 24/333. Di shahihkan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 45 )
Manhaj salaf menghasung ummat agar bergaul dan bermuamalah dengan akhlak mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada. Dan kerjakan banyak kebaikan setelah engkau terjerumus dalam keburukan hingga terhapus dosamu. Dan bergaullah terhadap manusia dengan akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits in hasan’)
Maka setiap muslim, lebih lagi yang bersemangat untuk berpegang teguh dengan manhaj salaf, selayaknya berakhlak dengan akhlak yang mulia.
Oleh karena itu, jika ada sebagian orang yang mengaku berpegang pada manhaj salaf namun belum berakhlak yang baik, tentu ini tidak dapat menjadi justifikasi terhadap manhaj salaf. Karena manhaj salah justru mengajarkan sebaliknya. Dan kita perlu menyadari bahwa tidak mungkin kita menuntut semua orang yang berpegang pada manhaj salaf harus bebas dari kesalahan dan dosa. Setiap kita pasti bisa salah dan lupa. Bisa jadi karena kejahilan ataupun karena doronganhawa nafsu sehingga manusia belum dapat berakhlak yang baik. Semoga Allah menolong kita agar dapat memupuk akhlak yang mulia dalam diri kita. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pun pernah berdoa:
Ya Allah, sebagaimana engkau baguskan rupaku maka baguskanlah akhlakku” (HR. Al Baihaqi dalam Da’awaat Al Kabir, 2/82. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 2657)
Nasihat Untuk Ummat
Terakhir, agama adalah nasehat. Maka penulis menasehati diri sendiri dan kaum muslimin sekalian untuk menjadi Salafi. Bagaimana caranya? Menjadi seorang Salafi adalah dengan menjalankan Islam sesuai dengan apa yang telah dituntunkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan dipahami oleh generasi Salafus Shalih. Dan wajib hukumnya bagi setiap muslim untuk ber-Islam dengan manhaj salaf. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah berkata: “Para sahabat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam semua diampuni oleh Allah. Wajib mengikuti metode beragama para sahabat, perkataan mereka dan aqidah mereka sebenar-benarnya” (I’lamul muwaqqi’in, (120/4), dinukil dari Kun Salafiyyan ‘Alal Jaddah, Abdussalam Bin Salim As Suhaimi)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menunjukkan kita kepada jalan yang lurus, yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang diberikan ni’mat, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan orang-orang tersesat.
Penulis: Yulian Purnama
Sumber: UstadzKholid.Com


Read more https://konsultasisyariah.com/523-apa-makna-salaf-salafi-atau-salafiyun.html


Kirimkan Komentar yang membangun