Jumat, 29 Agustus 2014

motivasi

Kekuatan hati untuk melakukan sesuatu, adalah semangat untuk memotivasi diri dari sifat dan sikap yang tidak benar, jadi mulai dengan menguatkan hati untuk selalu menjadi orang yang percaya diri dalam setiap keadaan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.  kinilah saat kita untuk maju, bekerja, berinovasi, menyiapkan diri untuk bersaing demi merai cita-cita.
salam hormat kami, jika ada kata yang salah kembalikan kepada kami....... Maafkan diriku.

Jumat, 22 Agustus 2014

Tulis

Sifat Pemaaf Bersih Hati,Tenangkan Jiwa

KETIKA manusia diciptakan, Allah mencipta juga pelbagai bentuk emosi dan keinginan dalam diri manusia yang berbentuk positif dan negatif yang saling mempengaruhi antara satu sama lain. Antara sifat positif yang terdapat dalam diri manusia ialah pemaaf, yakni lawan kepada sifat pemarah dan pendendam. Pemaaf adalah sifat luhur yang perlu ada pada diri setiap muslim. Ada beberapa ayat al-Quran dan hadis yang menekankan keutamaan bersifat itu yang juga disebut sebagai sifat orang yang hampir di sisi Allah.
Allah berfirman bermaksud: “Dan orang yang menahan amarahnya dan memaafkan orang lain, Allah menyintai orang yang berbuat kebajikan.” (Surah Ali Imran, ayat 132).

Namun, diakui bukan mudah untuk menjadi seorang pemaaf. Sikap negatif yang menjadi lawannya iaitu pemarah sentiasa berusaha menidakkan wujudnya sifat pemaaf dalam seseorang. Pertembungan dua unsur ini mewujudkan satu mekanisme yang saling ingin menguasai diri seseorang.
Iman dan takwa menjadi pengemudi melahirkan sifat pemaaf, manakala syaitan pula mengambil tempat mendidik sifat pemarah. Hakikatnya, syaitan sentiasa menggunakan kelemahan manusia untuk digoda dari pelbagai penjuru agar timbul sifat haiwaniah dalam diri manusia.
Memang tepat sifat pemaaf itu bukanlah satu perbuatan mudah dilakukan. Firman Allah yang bermaksud: “Tetapi, sesiapa yang sabar dan suka memaafkan, sesungguhnya termasuk pekerjaan yang berat ditanggung.” (Surah asy-Syura, ayat 43).
Sifat pemaaf memang sukar dilakukan memandangkan manusia sentiasa dikuasai fikiran logik untuk bertindak atas sesuatu perkara sehingga membunuh nilai moral sebenar.
Contohnya, bayangkan apakah tindakan spontan kita jika ditipu, dihina, dikhianati, dikecewakan dan perkara lain yang tidak disenangi. Sudah tentu perasaan marah akan menguasai diri dan diikuti pula dengan tindakan berbentuk lisan dan fizikal.
Kadangkala, perasaan marah juga disebabkan persaingan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam keadaan itu, pesaing dianggap sebagai musuh yang perlu diatasi dengan apa cara sekalipun. Punca ini boleh merebak kepada fitnah, ugutan dan tindakan fizikal secara kekerasan.
Emosi manusia mudah terpengaruh ke arah melakukan tindakan yang pada pandangan logik adalah tindakan yang sepatutnya. Apatah lagi jika hasutan syaitan berjaya menguasai diri.
Di sinilah pentingnya kita memupuk sifat pemaaf dalam diri. Sesuatu yang logik tidak semestinya betul. Sebaliknya, ajaran agama adalah petunjuk kepada kebenaran yang mesti diamalkan untuk mendapat kebaikan di dunia dan akhirat.
Tindakan marah melampau dan diikuti pula dengan tindakan fizikal bukanlah jalan menyelesai masalah atau untuk menunjukkan siapa yang benar. Ketika itu jika diteruskan niat melakukan tindak balas atas kemarahan itu, mungkin ada tindakan yang mendatangkan keburukan sehingga melakukan pembunuhan.
Sesiapa berupaya menahan kemarahan, bererti dalam dirinya memiliki kemuliaan, keberanian, keikhlasan dan kekuatan yang sebenar. Sebaliknya, orang yang tidak mampu menahan marah adalah golongan yang lemah.
Nabi Muhammad bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu (dinilai) dengan (kekuatan) dalam pergelutan, sesungguhnya orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (Hadis riwayat Bukhari).
Pentingnya sifat menahan marah mendorong Nabi Muhammad apabila diminta oleh seorang lelaki agar berpesan atau mengajarnya mengenai sesuatu perkara, menjawab ringkas iaitu ‘jangan marah’.
Lelaki itu seperti tidak berpuas hati dengan jawapan itu. Dia mungkin merasakan apalah besar sangat kebaikan menahan marah. Lalu dia bertanya kali kedua mengharapkan agar Rasulullah memberitahu amalan lain yang lebih besar pahalanya. Tetapi Rasulullah tetap mengulangi perkataan ‘jangan marah’.
Untuk mendidik sifat baik dalam diri perlulah menghampiri diri dengan memperbanyakkan melakukan ibadat wajib dan sunat. Dengan kekuatan takwa dan iman secara langsung akan menjauhkan perkara yang ditegah, termasuk sifat pemarah.
Sifat pemaaf lahir dari jiwa dan hati yang tenang hasil daripada tarbiyah yang berterusan. Sebab itu, selalu memupuk sifat pemaaf. Bermulalah dengan perkara yang kecil dan mudah hilang sifat marah.
Jika ada sesuatu yang menimbulkan perasaan marah, berfikirlah sejenak untuk terlebih dahulu menilai atau muhasabah diri sendiri terlebih dahulu. Renungkan dalam hati sendiri adakah perkara itu juga berpunca dari kita sendiri? Adakah sebelum ini kita mengambil langkah yang wajar untuk mengelak perkara itu daripada berlaku?
Jika kita mampu berfikir sedemikian, cahaya kebenaran mudah memasuki ruang hati dan memberi petunjuk apakah tindakan yang wajar dilakukan seterusnya. Pada ketika itu syaitan tidak berpeluang untuk menyemarakkan perasaan marah, yang lahir adalah keinsafan dan sifat memaafkan.
Sifat pemaaf memberi manfaat yang besar kepada diri sendiri terutama dari segi rohani. Orang yang bersifat pemaaf selalu dalam keadaan tenang, hati bersih, berfikiran terbuka, mudah diajak berunding dan sentiasa menilai diri sendiri untuk melakukan kebaikan.
Bagi orang yang bersifat pemaaf, padanya tiada seorang pun dalam hatinya tersimpan perasaan marah. Sebab itu, hati orang bersifat pemaaf tidak mudah terbakar dengan provokasi yang menekan dirinya.
Banyak masalah berkaitan hubungan sesama manusia berpunca sifat marah dan membalas dendam. Biarpun perselisihan kecil, perkara itu tidak dapat diselesaikan disebabkan perasaan dendam masih bertapak di hati.
Sikap berdendam hanya merugikan kedua-dua pihak. Paling tertekan ialah pihak yang lebih banyak berdendam. Hatinya tidak tenteram dan sentiasa ada perasaan buruk sangka. Kadangkala, yang berdendam hanya sebelah pihak. Sedangkan, sebelah pihak lagi menganggap persengketaan sebelum ini selesai.
Jika sifat memaafkan diamalkan, insya Allah, kita juga tidak akan menanggung kemarahan daripada orang lain. Sesungguhnya Allah terlebih awal memberi keampunan dengan rahmat-Nya.
Oleh: Lokman Ismail (http://halaqah.net/v10/index.php?topic=1464.0)

Qur'an Untuk HaTI bERSIH


Ketika membaca atau menghafal al-Qur'an, bagaimana suasana hati anda?

Jika anda merasa tenang, nyaman dan bersemangat setelah mempelajarinya, maka berbahagialah dengan kondisi itu. Saat itu hati dan jiwa anda sedang mendapatkan sebuah kelembuatan dari Allah Maha Kuasa dan pemilik kitab suci al-Qur'an ini.

Sebaliknya, apabila ketika membaca, menghafal atau memahami isinya, anda menjumpai ketidaknyamanan, lidah terasa berat melantunkan bacaannya serta hati tidak konek dengan isinya, waspadalah terhadap hati anda itu. Jangan-jangan kondisi hati sedang bermasalah. Atau pikiran dan jiwa anda sedang mengalami kelemahan iman.

Terus terang, membaca dan mempelajari al-Qur'an saat ini bisa dikatakan tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Perlu keseriusan dan pendampingan guru pembimbing.

Hanya orang-orang yang memiliki niat yang mulia dan sadar akan urgensi tilawah al-Qur'an sajalah yang bisa melaksanakannya.

Selain itu, yang paling perlu kita perhatikan sebelum jauh-jauh belajar al-Qur'an, adalah memahami bahwa AL-QUR'AN ini adalah wahyu Allah yang abadi lagi suci. Se-Suci danse-Mulia zat Allah yang menurunkannya. Dan wahyu yang suci itu tentunya sulit untuk menembus hati yang kotor dan rusak karena noda maksiat dan dosa. Taubat, istighfar dankembali kepada jalan Allah adalah solusi yang terpenting.

Seringkali kita terlalu banyak mengeluh akan kesulitan belajar al-Qur'an yang agung ini. Tehnik demi tehnik sudah kita baca dan kita pelajari. Dari yang klasik sampai yang modern. Tapi tetap saja semua itu seakan tidak berarti sedikitpun untuk memotivasi tekad kita untuk terus bangkitdan belajar. Padahal sebenarnya bukan kendala itu yang menjadi masalah. Itu hanyalah masalah ekstern yang masih bisa dicarikan jalan keluarnya. Tapi yang paling menjadi masalah utama adalah masalah intern.

Masalah hati dan kondisi hati serta jiwa kita.

Coba diintropeksi lagi.

Sudahkan kita bertaubat dan menyadari akan kekurangan diri kita ketika melaksanakan ibadah?
Sudahkah kita berpikir bahwa al-Qur'an ini hanya akan bisa diterimadan menembus ke dalam sanubari kita apabila hati kita benar-benar bersih semua noda dosadan keinginan buruk itu?

Pernahkah kita berpikir untuk meminta nasehat, masukan atau tempat curhat untuk mengatasi  masalah hati yang setiap hari bisa terus menumpuk dan menjebol hati kita menjadi lebih 'keras 'membatu ini?

Hal-hal inilah yang patut kita pertanyakan pada diri kita masing-masing. Sebab Allah berfirman:"Dan apabila kamu membaca al-Qur'an maka kami jadikan antara kamu dengan orang-orang yang tidak beriman dengan hari akhirat sebuah hijab (penghalang) yang tertutup ."(Qs al-Isra:45 )

Artinya, kalau kita bisa membaca dan menghayati al-Qur'an dengan penuh kesadaran, makakita akan dibedakan dengan perilaku orang-orang kafir yang tidak beriman kepada Allah danal-Qur'an ini. Sebab hati orang-orang kafir itu sudah tertutup dan terkunci mati. Dan hati yangsudah Allah kunci mati tidak akan bisa menemukan hidayah
(petunjuk) al-Qur'an dalam hidupnya.

Kecuali mereka yang masih Allah rahmati.

Bagi seorang muslim dan muslimah sejati yang selalu memegang teguh nilai-nilai Islam,hidayah al-Qur'an dan memahaminya secara benar adalah sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Dengan kata lain, orang muslim/ah itu harus bisa membaca al-Qur'andengan baik sesuai dengan kaedah ilmu tajwid, memahami secara utuh, menghafal ayat-ayatyang sudah dipahami itu dan kemudian merealisasikannya dalam kehidupan nyata.

Karenanya, antara mempelajari al-Qur'an, memahami Islam dan kejernihan hati antara yang satu dengan yang lain saling memiliki keterkaitan yang demikian erat. Tidak bisa seorangmuslim/ah memahami agamanya atas dorongan hawa nafsunya. Tidak bisa di satu sisi iabelajar al-Qur'an, namun di sisi lain ia 'doyan' berbuat maksiat. Kalau sudah demikian maka bisa-bisa al-Qur'an akan membuatnya semakin jauh dari Allah dan membuatnya semakin dekatdengan maksiat! Nauzubillah min zalik..

Ingat, kaum khawarij (pemberontak yang keluar dari pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib)yang dahulu pernah hidup di zaman sahabat rasulullah adalah mereka yang serampangan dalam belajar dan berinteraksi dengan al-Qur'an. Mereka belajar al-Qur'an tanpa keterlibatan hati yang bersih dan tuntunan Rasulullah. Akibatnya, mereka menyakiti dan membunuh siapa saja bagi yang tidak sejalan dengan keinginan dan cara berpikir mereka.

Mereka telah keluar dari Islam karena menjadikan al-Qur'an semata-mata sebagai landasan berislam tanpa sunnah Rasulullahsaw. Atau dengan bahasa lain, mereka memahami al-Qur'an berlandaskan hawa nafsu saja.Sangat wajar apabila kemudian Rasulullah mengancam bahwa akan ada suatu kaum yang gemar membaca al-Qur'an tapi hanya bacaan al-Qur'an hanya sekedar lewat di kerongkongansaja. Amal dan prakteknya jauh dari kandungan al-Qur'an yang mereka pelajari itu.Sungguh, kondisi yang sangat memprihatinkan. Karenanya, apabila kita ingin mendapatkan hidayah, kedamaian berislam dan mencari ketenangan hati, kembalilah kepada al-Qur'an yang suci.

Carilah komunitas yang bisa membuat hati dan diri anda tetap bersemangat untuk mempelajarinya setiap saat. Insya Allah semuanya akan Allah mudahkan"

Dan setiap jalan-jalan kemudahan itu itu sudah Allah tentukan garis takdirnya ."Begitu kata baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wassalam.

Semoga kita digolongkan menjadi para penggemar dan orang-orang pilihan-Nya untuk selalubersama al-Qur'an dan mengamalkannya dalam kehidupan ini, Amiin
sumber:https://id-id.facebook.com/notes/satu-hari-satu-ayat-quran/quran-untuk-hati-bersih/10150240235379651

hidup bahagian dengan bersyukur

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada supir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si supir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai". Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"
Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan."
Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur.
Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, lihatlah orang-orang disekitar anda yang hidupnya tidak sebaik anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan di kampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya.


Saya menjadi gemar berganta-ganti pekerjaan, hanya untuk mengimbangi rekan-rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya.
Ada cerita tentang saudara kita yang hidupnya diberatkan karena hutang, bukan karena kebutuhan hidup yang membuat dia berhutang, tetapi ketidak-mampuannya menahan hawa nafsu untuk memiliki barang. Sudah memiliki motor, ingin membeli motor baru, walaupun cicilan kreditnya cukup besar, membeli TV baru dengan alasan TV yang lama sudah kuno. Dan banyak lagi demi gengsi atau demi sekedar kepuasan semata. Tetapi sekarang hidupnya selalu susah dan diberatkan oleh hutang. Hutang yang satu ditutup dengan hutang lainnya. Akhirnya hidupnya menjadi susah, ingin bekerja susah, ingin ngaji juga susah karena hutangnya sudah banyak dimana-mana. Semoga kita dijauhkan dari beratnya hutang.
Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Bersyukur dapat membuat hidup kita lebih tentram.

diri anda

Jika anda tinggal di rumah yang baik, memiliki cukup makanan dan dapat membaca... anda adalah bagian dari kelompok terpilih.
Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat.. anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup Minggu ini.
Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksanaan, atau kelaparan.. anda berada selangkah lebih maju dibandingkan 500 juta orang di dunia.
Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap, disiksa, atau mati.. anda beruntung, karena lebih dari 3 milyar orang di dunia tidak dapat melakukannya.
Jika anda memiliki makanan di lemari pendingin, baju-baju di lemari pakaian, dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat... anda lebih kaya dari 75% penduduk di dunia ini.
Jika anda memiliki uang di bank, di dompet, dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran.. anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia.

Jika orang tua anda masih hidup & menikmati kebahagiaan kehidupan pernikahan mereka... maka anda termasuk salah satu dari kelompok orang yang dikategorikan langka.
Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman di bibir dan merasa benar-benar bahagia... anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh kenikmatan tersebut.
Jika anda dapat membaca pesan ini...... 
anda baru saja menerima karunia ganda, karena seseorang memikirkan anda, dan anda jauh lebih beruntung dibandingkan lebih dari 1 milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali.
Semoga anda menikmati hari yang indah ini. 
Hitunglah karunia keberuntungan anda, dan sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung.
Dengan bersyukur, anda akan lebih menikmati hidup yang hanya sebentar ini.