Rabu, 17 Mei 2017

Salakan Hujan

Salakan dua hari diguyur hujan ........hujan adalah rahmat dari Allah SWT, yang dapat memberikan kehidupan bagi manusi alam semesta dan kehidupan
Kirimkan Komentar yang membangun

Senin, 08 Mei 2017

DOSA INVESTASI





"Kadang kita cuma tahu dosa itu akibat kesalahan diri sendiri, tapi ketahuilah bahwa ada dosa yang akan terus dicatat oleh malaikat atas dosa kita sebagai umat Islam padahal kita diam, itulah dosa investasi,” ada dosa karena kesalahan pada orang lain dan dosa karena kesalahan orang lain. Dosa itu yang sering terlupakan oleh kaum Muslim pada masa sekarang.

"Ingat, ketika terjadi kasus pembunuhan, kasus perzinaan, kasus pencurian, kasus pemurtadan, kasus pembantaian umat Islam, siapa yang berdosa? Seluruh umat Islam berdosa. Lantas berapa banyak ‘Dosa Investasi’ yang sudah kita dapat selama kita tidak diatur dalam hukum Islam?”.

Dosa investasi merupakan dosa kifayah, karena kelalaian kaum Muslim atas fardhu kifayah yang sudah ditetapkan hukumnya. Fardhu kifayah tidak akan bisa digugurkan kecuali melaksanakan fardhu tersebut secara sempurna. Adapun dosa kifayah bisa digugurkan dengan melaksanakan fardhu kifayah tersebut meskipun belum sempurna, sampai pada batas “terpaksa” atau tingkat yang maksimal.

Kalau dosa ada yang terus mengalir, begitupun dengan pahala. Pahala itulah yang disebut ‘Pahala Investasi’ atau pahala jariyah.

"Orang pintar itu siapa yang bisa memanfaatkan hidup yang singkat ini untuk beramal sebanyak-banyaknya. Dan sungguh rugi orang-orang bodoh yang membuang-buang waktu hidupnya yang hanya sekali, sebentar, dan tidak terulang lagi ini".

--------------------------------
Kutipan dari Buku "Dosa Investasi" karangan Dwi Condro Triono, Ph.D.

Kirimkan Komentar yang membangun

Minggu, 07 Mei 2017

Manfaatkan Sisa Usiamu


‘Ali bin Abi Thalib ra berkata,“Dunia berjalan meninggalkan manusia, sedangkan akhirat berjalan menjemput manusia dan masing-masing memiliki generasi.
Maka jadilah kalian generasi akhirat dan janganlah kalian menjadi generasi dunia. Karena hari ini (di dunia) yang ada hanyalah amal yg belum dihisab sedangkan besok (di akhirat) yang ada adalah hisab dan tidak ada lagi amal.”
Berapa usia kita sekarang ?
Pergunakan Umurmu dengan Sebaik-baiknya!

“Dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum datang kematianmu” yakni selama engkau masih hidup bersegeralah pergunakan waktu hidupmu untuk beramal shalih sebelum engkau mati. Karena sesungguhnya seseorang apabila telah mati maka terputuslah amalnya...
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda,“Apabila seseorang meninggal dunia maka terputuslah darinya amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendo’akannya.”(HR. Muslim).
Demikian juga akan hilanglah angan-angannya dan muncullah penyesalannya yang besar karena keteledorannya dalam menjaga umurnya. Dan ketahuilah bahwa kelak akan datang kepadanya suatu waktu yang panjang. Yakni tatkala dia berada di bawah tanah di mana dia tidak mampu lagi untuk beramal dan tidak memungkinkan pula baginya untuk berdzikir kepada Allah‘Azza wa Jalla. Maka hendaknya bersegera beramal selagi masih hidup...
Ibnu‘Umar radhiyallahu‘anhu pernah berkata,“Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi hari, dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari”.
Ini adalah anjuran beliau agar seorang mukmin senantiasa mempersiapkan diri terhadap datangnya kematian. Sedangkan mempersiapkan datangnya kematian adalah dengan amal shalih. Dan beliau juga menganjurkan agar memendekkan angan-angan. Maksudnya adalah janganlah menunggu amal-amal yang bisa dikerjakan di malam hari untuk pagi hari. Bahkan bersegeralah beramal. Begitu pula tatkala pagi hari. Janganlah terbetik di dalam hatimu bahwa engkau akan bertemu dengan sore hari sehingga engkau pun akhirkan amal-amal pagimu untuk malam hari. Ketika engkau berada di waktu sore janganlah mengatakan,“Nanti, masih ada waktu pagi”.
Betapa banyaknya seseorang yang berada di sore hari tidak menjumpai waktu pagi. Demikian juga ketika engkau berada di waktu pagi janganlah mengatakan,“Nanti, masih ada waktu sore.”Karena betapa banyaknya seseorang yang berada di waktu pagi tetapi tidak menjumpai sore hari dikarenakan ajal menjemputnya...
Kalaupun engkau bisa menjumpai waktu pagi atau sore, belum tentu engkau bisa melakukan pekerjaan yang engkau tunda dikarenakan kesibukan menghampirimu atau sakit menimpamu...
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda“Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu pada keduanya (yaitu): nikmat sehat dan waktu luang.” (HR.Bukhari)
Ketika datang waktu sakit dia baru merasakan betapa nikmatnya sehat.“Kenapa ketika sehat saya tidak menggunakannya untuk beramal shalih?”Ketika datang waktu sibuknya dia baru sadar betapa nikmatnya waktu luang.“Kenapa ketika punya waktu luang saya tidak menggunakannya untuk melakukan kebaikan?”Penyesalan selalu datang kemudian.
Kemudian Ibnu‘Umar radhiyallahu‘anhu juga menyatakan,“Dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu” yakni bersegeralah beramal shalih ketika sehat sebelum datangnya masa sakit. Karena seseorang ketika dalam keadaan sehat maka mudah baginya untuk beramal shalih, dikarenakan dia dalam keadaan sehat, dadanya lapang, dan jiwanya dalam keadaan senang. Sedangkan orang yang sakit dadanya sempit dan jiwanya dalam keadaan tidak gembira sehingga tidak mudah baginya untuk beramal. Hal ini pun sebagai anjuran dari beliau untuk menjaga dan mempergunakan waktu sehat dengan sebaik-baiknya serta beramal dengan sungguh-sungguh padanya. Dikarenakan khawatir dia akan mendapatkan sesuatu yang akan menghalanginya untuk beramal...
Jangan Panjang Angan-angan!
Allah Ta’ala mencela panjang angan-angan di dalam firman-Nya,“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”(QS.Al-Hijr:3)”

Anas bin Malik radhiyallahu‘anhu berkata,“Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam membuat garis-garis lalu bersabda,“Ini adalah manusia, ini angan-angannya dan ini adalah ajalnya. Maka tatkala manusia berjalan menuju angan-angannya tiba-tiba sampailah dia ke garis yang lebih dekat dengannya. Yakni ajalnya " (HR Bukhari)
Inilah peringatan dari Rasullullah SAW agar memendekkan angan-angan dan merasakan dekatnya ajal dan takut kalau ajal datang kepadanya dengan tiba-tiba.
Barangsiapa yang tidak mengetahui ajalnya (dan semua orang tentunya tidak tahu kapan ajalnya datang) maka dia layak untuk berjaga-jaga akan kedatangannya dan menunggunya karena khawatir jika ajal mendatanginya disaat dia terpedaya dan lengah...
Maka seorang mukmin hendaklah dia senantiasa menjaga dirinya dengan mempergunakan umurnya sebaik-baiknya dan menentang angan-angan maupun hawa nafsunya karena manusia sering terpedaya oleh angan-angannya.
Seperti sabda Rasullullah SAW “Sebaik-baiknya manusia, yaitu orang yang panjang umurnya dan semakin bagus amalnya, dan sejelek-jeleknya manusia yaitu orang yang panjang umurnya dan semakin jelek amalnya”(HR Ahmad).
Rasullullah SAW bersabda“Barang siapa datang kepadanya umur 40 (empatpuluh) tahun dan amal kebaikannya belum bisa mengalahkan amal jeleknya, maka lemparkan saja dia kedalam Neraka”.
Maka dari itu sebaiknya kita mengamalkan sabda Rasulullah SAW dlm hadist Baihaqi“Pergunakanlah 5 (lima) kesempatanmu sebelum datang 5 (lima) kesempitan” yang kalau dijabarkan seperti dibawah ini:
1. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, artinya beramal sholehlah kamu diwaktu sehat, jangan sampai keburu datang waktu sakitmu, sebab sakit menghalangimu untuk beramal.

2. Pergunakan waktu lapangmu sebelum datang waktu sempitmu, artinya dunia ini adalah tempat lapangmu untuk melakukan segala aktifitas ibadah, jangan menunggu kamu sampai ke akhirat, sebab diakhirat sudah tidak ada kesempatanmu untuk beraktifitas ibadah.
3. Pergunakanlah waktu muda/kuatmu sebelum datang waktu tua/lemahmu, artinya lakukanlah ketaatan sebanyak mungkin, jangan menunggu masa tua, sebab masa tua kondisi phisik sudah lemah.
4. Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang fakirmu, artinya berinfaq-sadaqahlah kamu dengan harta yang ada kelebihan dari kebutuhanmu, jangan menunggu fakir atau tidak punya sama sekali.
5. Pergunakanlah waktu hidupmu sebelum datang kematianmu, artinya beramallah kamu diwaktu hidupmu, jangan menunggu datangnya kematian, sebab kematian memutuskan segala amalmu. Karena Allah SWT tlh berfirman dalam surat Anisa ayat 78 :"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh"
Dan Kesimpulannya ialah jika orang-orag Bule berkata bahwaTIME IS MONEY yang diartikan waktu adalah uang. Dan pepatah Arab mengibaratkanWAKTU LAKSANA PEDANGyang jika tidak ditebas maka ia akan menebas, Tetapi Islam agama kita mengajarkan lebih istimewa lagi yaitu bahwaWAKTU ADALAH KEHIDUPAN yang artinyabila menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan kehidupan..
Sumber : Fb. Generasi Muda Islam, Salakan 8 Mei 2017

Kirimkan Komentar yang membangun

Empat perkara yang kelak ditanyai…


Pada hari hisab nanti setiap diri akan ditanya tentang nikmat yang telah didapatkannya. Telahkah ia syukuri dan telahkah mendorongnya untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala?. Atau sebaliknya nikmat tersebut malah disia-siakan dan digunakan untuk perbuatan maksiat.
Utamanya manusia akan ditanya tentang empat nikmat yang utama, yakni tentang umurnya, ilmunya, hartanya dan badannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ, وَعَنْ عِلْمِهِ مَا فَعَلَ بِهِ, وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ, وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ.
Artinya: “Tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang empat perkara (yaitu):(1) Tentang umurnya untuk apa ia habiskan?; (2) Tentang ilmunya untuk apa ia amalkan?; (3)Tentang hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan?; dan  (4) Tentang badannya untuk apa ia gunakan?. (Sunan At-Tirmidzî).
1. Untuk apa umurmu dihabiskan?
Umur merupakan karunia Allah yang tidak ternilai oleh materi. Dengannya manusia mengarungi hidup, diberi kesempatan merenung, berpikir kemudian beramal shalih sebaik mungkin dan sebanyak mungkin. Niscaya manusia akan merugi apabila hari-harinya berlalu begitu saja, tidak bertambah amal shalihnya dan tidak bertabah ilmunya. Lebih celaka lagi jika mereka malah banyak melakukan perbuatan yang sia-sia, perbuatan mubadzir, bahkan hari-harinya dipenuhi dosa-dosa dan kemaksiatan.
Sungguh usia yang diberikan kepada kita semestinya kita gunakan untuk muhasabah, merenung, mengoreksi diri dan menghisab diri tentang seberapa tinggi ketaatan kita kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana Firman-Nya:
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ, فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظَّالِمِيْنَ مِنْ نَصِيْرٍ.
Artinya: “…Dan apakah tidak cukup Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?, maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”. (Q.S. Fâthir: 37).

Setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan sepanjang perjalanan hidup kita akan ditanyai dan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah ta`ala. Sekarang mari kita menimbang berapa persentase hari-hari kita yang digunakan untuk berbuat baik dan menyembah Allah. Lalu bandingkan dengan hari-hari kita yang berlalu dengan sia-sia, berbuat dosa dan melalaikan ibadah.
kita sepakat bahwa perbuatan dosa dan maksiat adalah keburukan, namun yang jarang kita sadari adalah begitu banyak waktu yang berlalu sia-sia dan mubadzir. Cobalah kita hitung setiap hari berapa jam waktu yang kita habiskan buat nonton TV, ngobrol ngalor ngidul, bersenda gurau, ngerumpi, main gaple, melamun dan yang lainnya. Kemudian bandingkan dengan waktu yang kita manfaatkan untuk menyembah Allah, berdzikir, menggali ilmu, menghadiri majelis ta’lim, dan perbuatan baik lainnya.
Umur adalah kesempatan maka janganlah disia-siakan. Sekarang mari kita bertekad bahwa tidak akan ada lagi waktu yang berlalu sia-sia. Kita gunakan usia kita untuk berbuat amal shalih sebanyak-banyaknya sebagaimana hadits Nabi SAW:
أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ.
Artinya: Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang bertanya: “Ya Rasulullah siapa manusia yang paling baik?”, beliau bersabda: “Barang siapa yang dipanjangkan usianya dan makin (bertambah) baik perbuatannya”“Lalu siapa manusia yang paling buruk”, ia bertanya lagi. Beliau bersabda: “Barang siapa yang dipanjangkan usianya namun buruk amal perbuatannya” (Sunan At-Tirmidzî, no. 2330).

2. Untuk apa ilmu-mu diamalkan?
Berilmu tanpa amal sama seperti pohon tanpa buah. Pohon mangga yang telah ditanam namun tidak menghasilkan buah justeru sangat mengecewakan, demikianlah perumpamaan bagi orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya. Ilmu yang diperoleh oleh setiap muslim harus dimanfaatkan untuk kepentingan umat Islam dan untuk kemaslahatan umat manusia. Rasulullah SAW mamberi peringatan:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْـيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِيْ رِيْحَهَا.
Artinya: “Barang siapa yang belajar ilmu yang semestinya untuk meraih ridha Allah Azza wajalla, tetapi ia gunakan untuk meraih kedudukan dan kesenangan di dunia, maka ia tidak akan mendapatkan surga sedikitpun, walau hanya baunya”. (Sunan Abû Dâwud, no. 3664, dan Sunan Ibnu Mâjah, no. 252).

Maksudnya siapapun yang dikaruniai ilmu dan kepintaran lalu digunakannya untuk menipu manusia, berlaku sombong dan untuk kepentingan pribadinya saja maka orang seperti ini tidak layak masuk ke dalam surga Allah. Setiap manusia akan ditanyai untuk apa ilmunya diamalkan. Insyaflah kita bahwa ilmu yang kita miliki adalah titipan Allah sebagai Dzat yang maha pintar. Oleh karna itu mari kita amalkan ilmu yang ada sebaik-baiknya. Sungguh mulia orang yang menggunakan ilmunya untuk memperjuangkan agama, untuk amar makruf nahi munkar dan dengan ilmunya makin membuatnya takut kepada Allah Azza wa Jalla. Maha suci Allah semoga kita dikarunia ilmu yang bermanfaat.

3. Bagaimana hartamu didapat dan dibelanjakan?.
           Harta pada dasarnya adalah milik Allah dan dititipkan atau diamanahkan kepada manusia. Karena harta merupakan milik Allah maka kita harus mendapatkannya dengan cara yang halal. Dan karena harta yang telah kita dapatkan sebagai titipan maka kita harus membelanjakannya untuk sesuatu yang halal dan diridhai oleh-Nya.
Ada dua hal yang akan ditanyakan tentang harta kita, yakni: Pertamadari mana harta kita dapatkan?. Allah ta’ala  mengancam orang yang memperoleh hartanya dari jalan yang haram akan memberinya siksaan yang pedih. Seperti orang-oramg yang mengumpulkan harta dengan menipu, mencuri, korupsi, riba, ngijon (membungakan uang), merampas harta anak yatim, merampas warisan dan lain sebagainya.Sedangkan setiap orang yang memperoleh nafkah dengan cara yang halal maka seluruh harta tersebut akan dihitung seperti pahala shadaqah.
Kedua, untuk apa harta tersebut dibelanjakan?. Setiap rupiah nanti akan ditanyai kemana kita habiskan. Allah melarang kita membelanjakan harta untuk sesuatu yang haram, sesuatu yang sia-sia, melarang berfoya-foya, bermegah-megahan, dan menghambur-hamburkan harta.
Kita harus berhati-hati dalam mencari harta dan jangan pula salah dalam membelanjakannya. Karena salah satu fitnah terbesar umat muslim adalah harta. Karena harta pribadi mereka dapat rusak dan bahkan dapat menjual keimanan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْـنَةً وَفِتْـنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ.
Artinya: “Sesungguhnya bagi tiap-tiap umat itu ada fitnah, dan sesungguh-nya fitnah bagi umatku adalah  harta” (Sunan At-Tirmidzî, no. 2336).

4. Untuk apa badan-mu digunakan?
Manusia dikaruniai jasad yang sempurna yang disertai dengan panca indera, akal pikiran dan hati. Karunia ini mesti dimanfaatkan untuk mengabdikan diri kepada Allah Sang Maha Pencipta. Allah Ta’ala melarang kita dari menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan, yakni perbuatan yang merugikan diri sendiri. Oleh karenanya Allah Ta’ala mengharamkan minuman keras, narkoba, begadang yang sia-sia, berzina atau seks bebas, serta segala sesuatu yang membahayakan lainnya. Hal yang demikian termasuk perbuatan yang merusak badan, merusak panca indra, merusak akal sehat dan mengotori hati. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَنْفِقُوْا فِي سَبِيْلِ اللهِ وَلاَ تُلْقُوْا بِأَيْدِيْكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوْا إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ.
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S. al-Baqarah: 195).

Seluruh anggota badan kita harus digunakan sebagai piranti dalam beribadah kepada Allah SWT. Badan yang sehat, pikiran yang tenang dan hati yang lapang harus kita gunakan di jalan yang diridhai oleh Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda: “Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa semangat, dan tiap-tiap semangat ada masa lelahnya, maka barang siapa yang letih karena melaksanakan ajaranku maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barang siapa yang letih bukan karena telah menjalankan ajaranku, maka ia termasuk orang yang binasa” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Kirimkan Komentar yang membangun

Senin, 01 Mei 2017

Otak Manusia

Taukah anda,.....
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang terdiri dari 100juta sel syaraf
 / neuron, otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerak, perilaku dan 
fungsi tubuh manusia seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan
 dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh 
tubuh dan pemikiran manusia. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi pengenalan, 
emosi, ingatan dan pembelajaran motorik. Bukan tidak mungkin, jika penurunan daya
 ingat terjadi pada usia produktif, gaya hidup yang tidak sehat memberikan dampak 
yang sangat drastis terhadap kemampuan daya ingat atau memori kita. Perlu kita
 ketahui bersama ada beberapa kebiasaan yang membuat daya ingat otak kita
 menurun, Diantaranya adalah : jarang mengasah otak, kurang istirahat, 
mengkonsumsi makanan kurang sehat, mengkonsumsi gula terlalu banyak, 
depresi dan stress berat, terlalu banyak mengkonsumsi obat, kurang beraktifitas 
fisik, merokok, minum minuman beralkohol dan obat terlarang.
Akibatnya memori makin buruk dan daya tangkap menjadi lemah.
Kirimkan Komentar yang membangun