“Khilafah Mewujudkan Ketaatan dan
Persatuan Umat”
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ
اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ
جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا لِّلْمُسْلِمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ،الَّذِيْإِيَّاُه نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِينُ،وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْأَمِيْنُالْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِّلْعالَمِيْنَ،
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْوَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ
الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ الطاَّهِرِيْنَ وَأصَحَابِهِ
الأَكْرَمِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا
أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ تَعَالَى: ﴿يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ﴾.
Allahu akbar 3x
wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Alhamdulillah. Kita bersyukur kepada
Allah SWT,berkat karunia-Nya kita hari ini berada di hari raya terbesar bagi
umat Islam. Hari ini umat Islam di seluruh dunia mengemakan Takbir,Tahlil dan
Tahmid, sebagai umat yang satu. Satu
Akidah, satu syariah, satu
Kiblat dan satu Syiar. Hari ini pula, jutaan kaum Muslimi
tengah menunaikan ibadah haji. Mereka bersatu di tempat yang sama, dengan
pakaian yang sama, dengan syiar yang sama, dengan syariah yang sama dan tujuan
yang sama, yaitu mewujudkan ketaatan kepada Allah Rabbul’aalamien. Kita berdoa
kepada Allah, semoga pemandangan ketaatan dan persatuan ini bukan hanya kita
lihat pada hari ini,tapi juga di hari-hari yang lain.
Hari ini adalah Idul Qurban. Ibadah
Qurban mengingatkan kita akan ketaatan keluarga Nabi
Ibrahim as. Pertama, adalah Ketaatan
Ibrahim kepada Allah SWT yang telah memerintahkannya untuk meninggalkan istri
dan putranya tercinta di lembah gersang tanpa tumbuhan[Hr. Bukhari dari Ibn
‘Abbas].. Juga ketaatan Ibrahim kepada Allah Swt yang
telah memerintahkannya untuk menyembelih putra tercinta,putra yang telah
dinanti sejak lama.
Kedua, adalah ketaatan istri Nabi
Ibrahim as –Hajar, saat ditinggal sendiri bersama puteranya, Ismail di padang
pasir tandus, tanpa siapapun yang menemani di sana. Hajar
berkata:
ياَ إِبْرَاهِيْمُ أَيْنَ
تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا الْوَادِيْ الَّذِيْ لَيْسَ فِيْهِ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ
فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ مِرَارًا وَجَعَلَ لاَ يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا. فَقَالَتْ لَهُ:
آللهُ الَّذِيْ أَمَرَكَ بِهَذَا، قَالَ: نَعَمْ. قَالَتْ: إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا..[رواه
البخاري عن ابن عباس]
“Wahai [suamiku]
Ibrahim, ke manakah engkau
hendak pergi, meninggalkan kami di lembah ini, yang tak ada satu orang
dan apapun jua. Dia [Hajar] mengatakan itu kepadanya
berkali-kali. Nabi Ibrahim pun tidak menoleh kepadanya.Lalu Hajar berkata
kepadanya, “Apakah Allah yang memerintahkan ini kepadamu?” Dia [Ibrahim]
menjawab, “Benar.” Dia [Hajar] berkata, “Jika itu memang perintah-Nya,pasti Dia tidak akan membiarkan kita tersia-sia.”[Hr. Bukhari]
Yang ketiga adalah ketaatan Ismail yang
dengan sabar dan berserah diri menerima perintah Allah,meski perintah itu akan
berakibat hilangnya nyawa. Ismail berkata kepada bapaknya:
﴿يآ أَبَتِ افْعَلْ
مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ﴾[الصافات: 206]
“Wahai ayah,laksanakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan menemukanku termasuk
orang-orang yang bersabar.”[Qs. al-Shaffat: 206].
Allahu akbar 3x
wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Seperti itulah ketaatan seorang Muslim
sejati kepada Allah. Ketaatan mutlak,ketaatan tanpa batas. Karena kita ini
sejatinya adalah hamba [budak]-Nya, yang hanya tunduk dan patuh kepada-Nya:
﴿وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ﴾[الأنعام: 71]
“Dan kami telah diperintahkan untuk
berserah diri (secara mutlak) kepada Allah Allah Tuhan semesta alam.”[Q.s. al-An’am: 71]
Ketaatan ini ditunjukan oleh jama’ah
haji, ketika mereka menunaikan rangkaian manasik haji. Mereka tidak
mempertanyakan mengapa begini, dan mengapa begitu? Semua rangkiain ibadah haji itu
mereka tunaikan sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Rabbul
‘Alamien yang telah menetapkan tata cara manasik haji,meski tidak mereka
pahami.
Itu bukti dari ketaatan mutlak kepada
Allah adalah ketundukan pada Syariah Allah Swt dalam seluruh aspek kehidupan.
Jika pada saat shalat dan zakat kita taat kepada Allah Swt,maka
begitu juga seharusnya pada saat kita berbisnis dan bermualah.
Jika pada saat puasa dan haji kita taat kepada Allah,
maka begitu pula seharusnya ketika berpolitik dan bernegara.
Allahu Akbar 3x, Walillahilhamd
Seorang Muslim akan meyakini, bahwa di
balik ketaatan terhadap semua perintah Allah, di balik ketaatan menjalankan
syariah-Nya, pasti ada kebaikan. Allah tidak akan akan menyia-nyiakan
hamba-Nya yang taat menjalani perintah-Nya. Sebagaimana perkataan hajar,istri
nabi Ibrahim:
إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا اللهُ
“Kalau begitu,pasti Allah tidak akan
menyia-nyiakan kita.” [Hr. Bukhari dari Ibn]
Allah berfirman dalam hadits Qudsi:
وَإِنِّيْ إِذَا أُطِعْتُ رَضِيْتُ، فَإِذَا
رَضِيْتُ بَارَكْتُ وَالْبَرَكَةُ مِنِّيْ تُدْرِكُ الْأُمَّةَ بَعْدَ الْأُمَّةِ[رواه ابن أبي حاتم]
“Dan sesungguhnya Aku, Jika Aku di taati
Pasti Aku akan Rido. Jika aku telah Ridho pasti aku akan memberikan keberkahan. Dan keberkahan-Ku itu
akan menimpa umat setaslh umat yang lain.”[Hr. Ibn Abi Hatim]
Jika Allah memuliakan orang taat
kepada-Nya. Maka sebaliknya Dia akan menghinakan orang yang maksiat dan berbuat
zhalim.
﴿وَقَدْ خَابَ مَنْ
حَمَلَ ظُلْمًا﴾ [طه: 111]
“Sungguh pasti akan
merugi orang yang membawa kezhaliman.” [Qs. Thaha :111]
Karena itu, Segala malapetaka,krisis
multi dimensi dan berbagai keterpurukan yang kini menimpa umat islam adalah
karena tidak taatnya umat ini kepada Allah secara total. Musibah dan krisis
yang menimpa negeri ini juga ngeri-negeri kaum muslimin adalah karena berpalingnya
kaum muslimin dari hukum Allah. Allah berfirman:
﴿فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أّنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ أَنْ يُّصِيْبَهُمْ
بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ﴾ [المائدة:
49]
“Maka jika mereka
berpaling dari hokum Allah, ketahuilah sungguh Allah hanya bermaksud menimpakan
mushibah kepada mereka akibat sebagian dosa-dosa mereka.”[Qs.al-Maidah: 49]
Allahu akbar 3x
wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Ketaatan kepada Allah secara total
dengan menjalankan syariat-Nya adalah jalan yang harus kita tempuh untuk keluar
dari segala keterpurukan. Meski jalan ini terjal dan penuh tantangan tapi
yakinlah bahwa di balik ketaatan pasti ada kebaikan. Yakinlah bahwa di mana
saja ada syariat yang ditegakkan pasti di situ ada kemaslahatan. Kaidah Ushul-nya mengatakan:
حَيْثُمَا يَكُوْنُ الشَّرْعُ تَكُوْنُ المَصْلَحَةُ
“Ketika syariah [diterapkan], pasti akan terwujud
kemaslahatan.”
Allah SWT berfirman:
﴿وَأَلَّوِ
اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا﴾ [الجن: 16]
“Dan sekiranya mereka istiqomah berada di
jalan Allah,maka pasti kami akan memberikan minum kepada mereka air yang
banyak.”[Qs. Al-Jinn: 16]
Al-HafizhAbu Fida Ibn Katsir menuturkan salah satu makna ayat
ini adalah:
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامَ الْقَاسِطُوْنَ عَلَى طَرِيْقَةِ الْإِسْلاَمِ وَعَدَلُوْا
إِلَيْهَا وَاسْتَمَرُّوْا عَلَيْهَا:﴿لأسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا﴾ أي:
كثيرًا. وَالْمُرَادُ بذلك سَعَةُ الرزقِ.
“Dan sungguh jika kelompok
yang melampaui batas itu mereka istiqomah di atas jalan Islam,mereka berpaling
dari yang lain menuju kepada islam dan mereka terus-menerus ada di jalan
Islam,maka pasti kami akan memberi minum mereka dengan air yang banyak. Yang
dimaksud air yang banyak adalah keluasan rizki.”
Allahu akbar 3x
wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh,
Ketaatan kepada Allah secara
total dengan menjalankan syariah Islam dan seluruh aspek
kehidupan, hanya bisa dilaksanakan jika kaum Muslim memiliki pemerintahan Islam
yang berfungsi sebagai kiyan tanfidzi (institusi pelaksana) bagi
hukum-hukum Islam. Tanpa Khilafah, ketaatan hanya akan menjadi ketaatan semu dan ketaatan
parsial. Mengingat betapa pentingnya kekuasaan ini, Allah memerintahkan kepada
Rasulullah SAW untuk berdoa:
﴿وَاجْعَلْ لِي مِنْ
لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا﴾ [الإسراء: 80]
“Dan jadikanlah Ya Allah
bagiku dari sisi-Mu kekuasaan yang selalu menolong.”[Qs. al-Isra: 80]
Terkait dengan ayat ini,Ibn
Katsir berkata:
وَقَالَ قَتَادَةُ فِيْهَا إِنَ نَبِيَّ اللهِ صلى الله عليه وسلم، عَلِمَ
ألاَّ طَاقَةَ لَهبِهذا الْأَمْرِ إِلاَّ بِسُلْطَانٍ، فَسَأَلَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا
لِكِتَابِ اللهِ، وَلِحُدُوْدِ اللهِ، وَلِفَرَائِضِ اللهِ، وَلِإِقَامَةِ دِيْنِ
اللهِ.
“Qatadah berkata tentang
ayat ini: Sesungguhnya nabi Allah SAW mengetahui bahwa beliau tidak memiliki
kekuatan terhadap agama ini kecuali dengan kekuasaan. Maka beliau memohon
kekuasaan yang bisa menolong kitab Allah,
keukasaan yang bisa menolong hokum-hukum Allah,kekuasaan yang bisa menolong kewajiban-kewajiban dari
Allah,dan kekuasaan yang bisa menolong untuk menegakan agama Allah.”
Allahu akbar 3x
wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Di hari raya yang agung ini, kita juga
diingatkan akan berkumpulnya jutaan kaum Muslim dari seluruh penjuru dunia di
Makkah al-Mukaromah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka disatukan di tempat
yang sama, dengan pakaian yang sama, dengan tata cara manasik yang sama dan
syiar yang sama:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ
لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ
“Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu. Kami
penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
Pemandangan haji yang
begitu rupa mengajarkan kita akan persatuan dan kesatuan umat Islam
yang kini telah hilang.Karena umat Islam adalah umat yang satu. Rabb
mereka satu, Kitab mereka satu, Nabi mereka satu, syariat
mereka satu dan kiblat mereka satu.
Saat ini umat Islam
baru bisa bersatu pada saat menunaikan ibadah haji. Setelah itu, ketika umat Islam
kembali ke negerinya masing-masing,mereka kembali dipecah-belah dengan Nasionalisme
sempit. Mereka kembali dicerai-beraikan karena perbedaan madzhab. Mereka
kembali berselisih karena berbeda organisasi dan kepentingan. Mereka lemah dan tak berdaya, karena fanatisme kesukuan dan
Nasionalisme.
Akibatnya umat Islam menjadi umat yang
lemah,tidak berwibawa dan tidak diperhitungkan oleh musuh-musuhnya. Kaum Yahudi
terus menerus mengusir dan membantai saudara-saudara kita diPalestina.
Saudara-saudara kita diRohingya terus menerus dihinakan oleh
kaum Budha radikal. Saudara-saudara kita,para
pejuang Islam di Uzbekistan terus-menerus menjadi korban
kebiadaban rezim durjana. Begitu juga di negeri kita yang mayoritas penduduknya
Muslim
ini, umat Islam terus-menerus dilecehkan dan didipinggirkan. Pembakaran masjid
ditolikara salah satu buktinya. Bahkan baru-baru ini pihak GIDI di Tolikara
mengancam bahwa Idul Adha di sana baru akan aman jika umat islam mau mengikuti
kenginan mereka. Kejadian terakhir yang membuat kita semua bersedih adalah apa
yang terjadi di Angola. Lebih dari 60 masjid telah
ditutup dan dihancurkan. Agama Islam
di sana resmi menjadi agama terlarang, karena dipandang bertentangan dengan
adat setempat.
Bahkan, di bekas jantung Negara Khilafah, Suriah dan Irak,
mereka pun tidak aman. Darah, harta dan kehormatan mereka begitu murah. Sesama
Muslim saling bunuh demi kepentingan penjajah. Bertahun-tahun mereka hidup
dihantui ketakutan yang luar biasa. Ratusan ribu pendudukanya, tua, muda, pria
dan wanita, berbondong-bondong meninggalkan negerinya, entah ke mana. Di Eropa
mereka terdampar tanpa arah, dan terlunta.
Sementara di negeri-negeri Arab yang kaya raya, penguasanya
menutup mata. Jangankan untuk mengurus mereka yang “menyusahkan”, mengurus
jamaah haji yang memberikan keuntungan materi kepada mereka saja, penguasa itu
abai dan teledor. Maka, darah pun tumpah di Masjidil Haram, tanah suci, di bulan
suci, di penghulu hari. Tak kurang 180 an nyawa melayang menjadi korban
keteledoran mereka.
Kenapa fenomena menyedihkan ini
terus-menerus menimpa umat ini? Sampai kapan umat Muhammad ini akan
terus-menerus bercerai berai? Sampai kapan kita akan menjadi bulan-bulan kaumKafir
durjana? Sampai kapan kita akan menjadi umat yang kerdil dan tidak berwibawa?
Allahu
Akbar Walillahilhamd
Ma’aasyirol
Muslimien Rahimakumullah
Keterpecah-belahan umat ini tidak akan
terjadi, jika umat memiliki payung dan
pelindung. Umat Islam tidak akan menjadi umat kerdil dan kecil jika umat ini
bersatu di bawah naungan Khilafah. Umat Islam akan menjadi umat
yang kuat dan kembali menjadi khairu ummah jika bersatu di bawah naungan
satu daulah, daulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajin Nubuwwah. Al-Imam
al-Jalil Syaikh Izz bin ‘Abdissalam yang dikenal dengan julukan Sulthan al-Ulama pernah mengatakan:
لَوْلاَ الْخِلاَفَةُ لَمْ تَأْمَنْ لَنَا سُبُلٌ # وَكَانَ أَضْعَفُنَا نَهْبًا لِأَقْوَانَا
“Jika Khilafah tiada, jalan-jalan tidak akan aman bagi kita.
Orang-orang
yang lemah akan menjadi santapan orang-orang kuat dari kita..”
Begitu juga, Hanzhalah
bin Shaifi al-Katib,salah
seorang sekretaris Nabi saw,pernah berkata di saat ada fitnah untuk
menggulingkan ‘Ustman bin ‘Affan,
beliau mengingatkan akan urgensi Khilafah bagi kaum Muslim:
عَجِبْتُ لِمَا
يَخُوْضُ النَّاسُ فِيْهِ # يَرُوْمُوْنَ الْخِلاَفَةَ أَنْ تَزُوْلاَ
لَوْ زَالَتْ لَزَالَ الْخَيْرُ عَنْهُمْ
# وَلاَقُوْا بَعْدَهَا ذُلاَّ ذَلِيْلاً
Aku heran dengan apa yang menjadi
obrolan orang-orang. Mereka menginginkan khilfah itu lenyap. Padahal jika
khilfah itu lenyap maka lenyaplah kebaikan dari mereka. Dan setelah itu mereka
akan bertemu dengan kehinaan yang menghinakan
Allahu
Akbar 3x Walillahilhamd
Ma’aasyirol
Muslimien Rahimakumullah
Akhirnya pada khutbah hari raya yang agung
ini,khatib menyerukan kepada semua jama’ah mari kita bersatu-padu menyatukan
tekad dan tujuan kita menuju kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Marilah kita
bergabung dalam barisan para pejuang Islam untuk mengembalikan kehidupan Islam
di bawah naungan Khilafah Rasyidah yang telah dijanjikan oleh Allah dan
diberitakan oleh Rasulullah SAW.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا مُتَنَعِّمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي
نِعَمَهُ وَيُكَاِفئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ
لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، وَإِلَيْكَ المُشْتَكِىْ ، وَأَنْتَ
المُسْتَعَانُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ..
اللّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا
وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ..
اللّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلَنَا عَمَلًا
صَالِحًا مُتَقَبَّلًا، مُوَافِقًا بِأَحْكَامِكَ وَخَالِصًا لِوَجْهِكَ..
اَللّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ
وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَسَرِيْعَ الْحِسَابِ وَمُهزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ الاَحْزَابَ
وَزَلْزِهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ
الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ
وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَاجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ
الْمُخْلِصِيْنَ لإِقَامَتِهَا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar