Minggu, 15 September 2019

Mengatasi Masalah Tanpa Masalah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Hidup yang kita jalani terkait dengan visi misi hidup kita di dunia ini harus mengikuti semua aturan yang diturunkan oleh sang pencipta, Kedekatan kita kepada Allah SWT mampu meringankan beban yang berat, karena kita yakin bahwa Allah SWT. akan membantu setiap beban yang kita bawa. Allah SWT. akan selalu bersama orang-orang yang dekat dengannya yang senantia mengingatnya dalam keadaan apapun.
Kedekatan kita kepada Allah SWT. itu sebuah energy yang mampu menguatkan kita dari ujian dan cobaan, dimana setiap saat selalu menghampiri kehidupan kita. Kerena orang-orang yang selalu dekat dengan Allah SWT akan memperoleh kemenangan yang abadi.
Kedekatan kita kepada Allah akan membuat kita merasa nyaman menjalani kehidupan ini, serta membuat kita tidak takut dan gentar dalam menghadapi berbagai ancaman kehidupan yang sangat menakutkan.

Dekat Dengan Allah SWT. Menyelesaikan Masalah Yang Kita Hadapi asalkan kita yakin akan pertolongan Allah SWT, kapan dan dimanapun kita berada karena sesungguhnya Allah itu sangat dekat.

kita hidup di dunia ini tidak luput dari yang namanya masalah, masalah besar maupun kecil, mempunyai masalah dengan teman dekat bahkan dengan orang tua. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki masalah melampiaskannya dengan hal-hal negative.  Padahal jika kita lebih bisa bersabar dan selalu berfikir positif pasti yang namanya masalah akan terasa lebih ringan, apalagi dengan masalah yang datang kita bisa lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT, nggak hanya pendekatan dengan lawan jenis looh yang banyak caranya, tapi pendekatan sama Allah SWT juga.
Sadar atau tidak, sering kali kita terlena dengan nikmat yang di berikan Allah SWT kepada kita, nikmat yang seharusnya bisa membuat kita lebih dekat dengan Allah SWT malah menjauhkan kita kepada pemberi nikmat tersebut. Jadi jangan heran kalau Allah SWT menegur kita lewat sebuah masalah. Maka disini, kehadiran masalah bukan menjadi sesuatu yang menakutkan, tetapi menjadi sebuah ajang atau cara  untuk mendekatkan diri yang perlu kita syukuri.
Disini, alangkah baiknya kalo kita mendekatkan diri kepada Allah di saat ada atau tidaknya suatu masalah. Sudah menjadi hal yang wajar jika iman seseorang itu kadang bertambah, kadang berkurang, kadang naik, kadang turun, menguat dan melemah, pasang dan surut.tetapi apakah etis kalau mendatangi Allah hanya saat kita butuh. Manusia yang kadang kita perlakukan seperti itu saja marah. Makanya kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah baik saat suka maupun duka, keadaan sehat atau sakit, saat ada masalah ataupun sedang diberikan kenikmatan, sebab yang seperti itu yang akan memberikan  kebehagian di dunia dan di akhirat.
Seperti yang dikutip dari buku pendidikan ruhani "lemah iman itu bakal bikin hati dan jiwa kehilangan semangat atau gairah untuk beramal. Pada saat yang sama gelora untuk berbuat yang gak baik semakin menguat. Sebab, lemah iman akan menjadikan hati dan jiwa rentan terhadap segala bentuk perilaku maksiat". Terus bagaimana caranya agar hati kita tidak mudah goyah dan lebih terarah??
Pertama, perbanyak berdzikir kepada Allah; kedua, memerbanyak membaca al quran kalau bisa istiqomah; ketiga memahami ayat-ayat al-quran; keempat, bergaul atau berteman orang-orang yang shalih atau shalihah.
Komentar yang membangun

Minggu, 01 September 2019

Makna Hijrah 1441 H


Makna 


Tahun baru Hijriyah adalah sistem penanggalan Islam yang didasarkan pada peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya. Peristiwa tersebut menjadi starting pointperadaban Islam menuju puncak kejayaan.
Sambut Hijrah dengan Perubahan Diri secara TotalDari peristiwa hijrah itu, spirit iman menjadi nyata dalam kata dan perbuatan, sehingga tidak heran jika setelah hijrah banyak sekali para sahabat yang memiliki kepribadian unggul nan mengagumkan. Perubahan mindset benar-benar terjadi secara totalitas pada diri seluruh umat Islam kala itu.
Secara bahasa, hijrah artinya berpindah. Sementara itu dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad bersama para sahabat dari Makkah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.
Mereka yang berhijrah kala itu adalah Muslim yang tidak lagi memiliki tujuan apa-apa selain daripada rahmat Allah Ta’ala.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَـئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2]: 218).
Pada ayat yang lain Allah tegaskan bahwa orang yang berhijrah itulah orang yang terbukti benar keimanannya.
وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ آوَواْ وَّنَصَرُواْ أُولَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfal [8]: 74).
Maka dari itu, mereka yang berhijrah di jalan Allah adalah orang yang tinggi derajatnya dan termasuk orang yang mendapat kemenangan besar.
الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. At-Taubah [9]: 20).
Menafsirkan ayat tentang hijrah pada QS. 9: 20 Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Dzilalil Qur’anmengatakan bahwa, Sesungguhnya tidak ada wujud hakiki (dari keimanan seorang Muslim) hanya semata-mata memeluk akidah, dan bukan pula dengan semata-mata melaksanakan ibadah-ibadah ritual.
Agama ini adalah manhaj kehidupan yang tidak tercermin wujud nyatanya kecuali dalam akumulasi gerakan, dalam bentuk masyarakat yang bekerja sama bahu-membahu. Adapun keberadannya dalam bentuk akidah hanyalah wujud hukmi (secara hukum) saja, bukan wujud riil, kecuali bila tercermin dalam bentuk gerakan nyata.
Dengan demikian makna hijrah dapat dipahami sebagai suatu gerakan perpindahan secara totalitas, mulai dari fikriyah hingga amaliyah, dari jahiliyah menuju Islamiyah dalam satu gerakan yang rapi, sistemik dan keseluruhan, baik dalam konteks pribadi maupun sosial.
Gerakan Perubahan Diri
Momentum hijrah tahun ini hendaknya benar-benar kita maknai sebagai media perubahan diri yang maksimal dalam penyempurnaan iman dan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Sebab, jika tidak, boleh jadi kita merasa biasa saja dalam hidup ini. Seolah telah menjadi baik, padahal belum.
Momentum hijrah ini adalah media yang tepat untuk mendata secara mendetail siapa sebenarnya diri kita. Apakah yang paling kita cintai dalam hidup ini, apakah yang paling sering kita pikirkan dalam hidup ini, dan apa yang sebenarnya ingin kita raih dalam kehidupan dunia ini.
Menghadirkan pertanyaan semacam itu misalnya, akan sangat membantu setiap jiwa mengetahui siapa dirinya dan kemudian menetapkan tujuan dan posisi sebagai seorang Muslim secara tepat. Sebab, disadari atau tidak, kita evaluasi atau tidak diri kita, atau kita catat atau tidak amal perbuatan kita, Allah melalui malaikat-Nya tak pernah lengah mencatat amal kita sehari-hari.
بِقَوْمٍ سُوءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar Rad [13]: 11).
Menurut Ibn Katsir, setiap manusia dikelilingi empat malaikat, empat di siang hari dan empat di malam hari yang bertugas mengawasi setiap manusia secara bergiliran, dua sebagai penjaga dan lainnya sebagai pencatat amal perbuatannya.
Mungkin selama ini kita lupa tentan hal ini, maka di momentum hijrah ini kita harus benar-benar atur diri kita untuk sebisa mungkin melakukan amalan sholeh sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Karena sesungguhnya, akan bagaimana kita ke depan sangat ditentukan oleh bagaimana kita hari ini.
Artinya, semakin baik kita dalam keseharian, itu berarti Malaikat tidak menghadap Allah kecuali melaporkan kebaikan, insya Allah kebaikan di masa depan itu pasti menjadi kenyataan. Karena setiap kebaikan berbalas kebaikan (QS. 55: 60) dan setiap kebaikan yang kita lakukan kembali pada kita sendiri (QS. 17: 7).
Di sinilah setiap Muslim harus melakukan agenda perubahan. Dengan spirit hijrah, itu bukan suatu yang mustahil. Sebab, Allah tidak akan pernah merubah suatu kaum (termasuk pribadi kita) jika kita sendiri tidak mau merubahnya (QS. 13: 11).
Jika Rasulullah dan sahabat berhasil menjadi Muslim kaffah dengan berhijrah, mengapa kita tidak meneladaninya dengan target dan tujuan yang sama sebagai wujud nyata bahwa kita benar-benar ingin berubah?*
Kirimkan Komentar yang membangun

Senin, 26 Agustus 2019

Cara Membuat Email

, Sebenarnya cara bikin email itu tidak sulit tapi mungkin beberapa orang belum tahu caranya. Artikel ini berawal dari percakapan dua anak SMU yang kebetulan ada di samping saya waktu saya sedang minum kopi. Salah satu dari anak muda itu bertanya pada temannya “bro, kalau mau bikin facebook kan harus punya email, gimana sih cara membuat email?”. Wah ternyata masih ada yang kurang paham cara daftar email sendiri ya hehehe.
Kenapa kita butuh email? Email adalah salah satu fasilitas yang wajib kita miliki ketika melakukan kegiatan di internet. Misalnya ketika kita ingin membuat akun media sosial di Facebook, Twitter, atau Google plus, pasti situs media sosial tersebut akan meminta akun email kita, atau ketika kita ingin belanja di toko online, pasti mereka akan menanyakan akun email kita. Fungsi email ini sendiri adalah sebagai alat komunikasi digital (surat elektronik) dan bisa juga sebagai identitas online seseorang.
Akun email itu sendiri dapat kita miliki secara gratis ataupun berbayar, dan di artikel ini saya hanya membahas cara buat email gratisan. Beberapa penyedia layanan email gratis yang paling terkenal dan paling banyak digunakan adalah Gmail.com, Mail.Yahoo.com, dan Hotmail.com.
Berikut ini adalah langkah-langkah cara buat email gratis di masing-masing layanan yang saya sebutkan:

1. Ini Cara Membuat / Daftar Gmail (Google Mail)

Gmail.com adalah layanan email gratis favorit saya. Selain bisa buat akun Gmail dengan gratis, kita juga bisa membuat akun Google+ dengan mudah bila sudah memiliki akun Gmail. Ikuti langkah-langkah cara daftar Gmail berikut:
1. Langkah pertama membuat akun Gmail Anda, kunjungi situs Google Mail
2. Klik tombol “Create an account” atau “Buat akun” yang ada di sebelah kanan atas halaman Gmail.
3. Anda akan diarahkan ke halaman baru di mana Anda bisa mengisi data diri. Isilah kolom-kolom yang ada pada halaman pendaftaran dengan data Anda:
  • Nama: isi dengan nama lengkap Anda, nama depan dan nama belakang
  • Pilih nama pengguna Anda: isi dengan alamat email yang Anda inginkan
    (misalnya: romeodicaprio88@gmail.com)
  • Buat sandi: isi dengan sandi yang tidak mudah ditebak, tapi mudah Anda ingat (Baca tips membuat password yang kuat)
  • Konfirmasi sandi Anda: ulangi memasukkan sandi Anda sebelumnya
  • Tanggal lahir: isi dengan tahun, bulan, dan tanggal kelahiran Anda
  • Gender: pilih yang sesuai dengan jenis kelamin Anda
  • Ponsel: isi dengan nomor HP Anda untuk keamanan
  • Alamat email saat ini: biarkan saja kosong
  • Lokasi: pilih sesuai dengan negara tempat Anda tinggal, misalnya Indonesia
  • Centang kolom menyetujui persyaratan dan kebijakan dari Google
  • Klik tombol “Langkah berikutnya
4. Setelah Anda klik Langkah berikutnya, nanti Anda akan melihat Pop up yang berisi informasi menganai Privacy dan Persyaratan. Scroll informasi tersebut hingga ke bawah, lalu klik tombol “SAYA SETUJU
5. Selanjutnya nanti akan muncul tampilan Selamat datang! Yang perlu Anda lakukan adalah klik Lanjutkan ke Gmail
CATATAN: beberapa orang mengatakan pada langkah 5 ini pihak Gmail meminta verifikasi akun, hal ini jarang terjadi. Tapi bila ini terjadi pada Anda, biasanya hanya perlu verifikasi akun dengan memasukkan nomor telepon di kolom yang disediakan, nanti kode akan terkirim via SMS ke HP Anda. Masukkan kode tersebut ke kolom yang tersedia, lalu klik Lanjutkan. Selanjutnya Anda akan dibawa ke halaman ucapan Selamat datang seperti gambar di atas.
6. Sampai di sini proses daftar Gmail yang Anda lakukan sudah selesai. Silahkan masuk masuk ke halaman email Anda dan mempelajari akun Gmail Anda.
Selamat mencoba semoga sukses dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan non komersil.
Kirimkan Komentar yang membangun

Rabu, 30 Januari 2019

Assalamualaikum, Salakan-30 Januari 2019. Uji coba simulasi UNBK SMKN 1 Tinangkung, dilaksanakan selama 2 hari dengan 2 matadiklat yakni bahasa inggriss dan program keahlian, jumlah peserta un UNBK 2019 sebanyak 118, namun yang menjadi peserta tetap sebanyak 115 orang. Dari 4 jurusan program keahlian yakni jurusan multimedia, akuntansi, adm. Perkantoran dan pertanian. Dari pelaksanaan hari pertama ada yang mendapatkan nilai benar 36 nomor dari 50 nomor soal bahasa inggris. Atas nama Muhammad Fajar B. Saidia.

Sabtu, 29 September 2018

tentang wudhu

Berwudu merupakan bersucinya umat Muslim dari hadas kecil. Yakni dimulai dari niat, membasuh wajah, kedua tangan, mengusap sebagian kepala, membasuh kaki dan tertib. Lalu dalam kondisi apa saja umat muslim harus memiliki wudu?
Ada tiga kondisi seseorang wajib berwudu terlebih dahulu.
Pertama, salat. Allah Swt. berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki(Q.S. Al-Maidah/5: 6).
Rasulullah saw. bersabda:
لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
Allah tidak akan menerima salatnya salah seorang dari kalian jika berhadas sampai ia berwudu. (H.R. Al-Bukhari). Berdasarkan ayat dan hadis tersebut menunjukkan bahwa syarat sahnya salat adalah harus memiliki wudu.
Kedua, tawaf. Hal ini dikarenakan tawaf itu seperti salat yang wajib dalam kondisi suci. Rasulullah saw. bersabda:
الطَّوَافُ حَوْلَ الْبَيْتِ مِثْلُ الصَّلَاةِ إِلَّا أَنَّكُمْ تَتَكَلَّمُونَ فِيهِ فَمَنْ تَكَلَّمَ فِيهِ فَلَا يَتَكَلَّمَنَّ إِلَّا بِخَيْرٍ
Tawaf di sekitar Baitullah itu seperti salat (ketentuannya), kecuali kalian berbicara di saat tawaf. Maka janganlah kalian berbicara kecuali kebaikan.” (H.R. At-Tirmidzi)
Ketiga, menyentuh dan membawa mushaf Alquran. Allah Swt. berfirman
لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ
Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (Q.S. Al-Waqiah/56: 79)
Demikianlah tiga kondisi seorang muslim wajib dalam keadaan suci alias memiliki wudu. Wa Allahu A’lam bis Shawab.
Kirimkan Komentar yang membangun

Ini Pola Makan Sehat Rasulullah

Rasulullah bukan hanya teladan dalam perkara agama saja. Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam juga menjadi contoh sempurna untuk gaya hidup sehat. Pola makan Rasulullah merupakan salah satu yang menjadi sorotan utama untuk ditiru.
IlustrasiIbnul Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaad Al Ma’ad menyebutkan, pola makan Rasulullah sangatlah beragam. Beliau tidak membatasi diri dengan memakan satu jenis makanan saja. Sering kali satu makanan disertai dengan penyeimbang atau yang saat ini dikenal dengan istilah food balancing. Mengintip dapur nabi, berikut pola makan sehat ala Rasulullah.
1. Madu dengan air dingin
Rasulullah meminum madu yang sudah dicampur dengan air dingin. Beliau pula mencampurkan madu ketika memakan manisan.
2. Ruthab dan Tamr
Saat memakan kurma, Rasulullah mencampurkan antara kurma muda dan segar yang telah matang (ruthab) dengan kurma kering (tamr).
3. Ruthab dengan Semangka
Rasulullah biasa memakan ruthab bersama semangka. Beliau pernah bersabda, “Kami memecah panasnya ini (ruthab) dengan dinginnya ini (semangka) dan dinginnya ini (semangka) dengan panasnya ini (ruthab).” (HR. Abu Dawud).
4. Ruthab dengan Mentimun
Selain mencampur ruthab dengan tamr atau semangka, nabiyullah pula mencontohkan umatnya untuk mengonsumsi mentimun. Dari Abdullah bin ja’far, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah makan mentimun dengan ruthab.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
5. Menyukai Utruj
Utruj yakni sejenis buah jeruk, limau, atau citron. Rasulullah bahkan memperumpamakan seorang mukmin seperti buah utruj, “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti limau, rasanya manis dan aromanya harum.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
6. Menyenangi Kurma Ajwa
Dari Jabir dan Abu Said, Rasulullah pernah bersabda, “Kurma ‘ajwa berasal dari surga, ia merupakan penangkal racun, daging buahnya manis, yang airnya merupakan obat mata.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
7. Tin dan Delima
Dua buah yang disebut dalam Al Qur’an, tin dan delima pula menjadi makanan yang dikonsumsi Rasulullah.
8. Khall dengan Roti
Khall yaitu sejenis cuka. Rasulullah gemar menjadikan khall sebagai santapan pendamping saat makan. Beliau pula menyantapnya bersama roti. Nabiyullah bersabda, “Sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR. Muslim).
9. Minyak Zaitun
Selain khall, Rasulullah juga menjadikan minyak zaitun sebagai pendamping makan. Sang uswatun hasanah bersabda, “Berlauklah dengan minyak zaitun dan jadikanlah ia sebagai minyak oles, karena ia berasal dari pohon yang diberkahi.” (HR. Ibnu Majah).
10. Hidangan Silqh
Yaitu sejenis hidangan sayur yang dimasak dengan cara merebusnya. Hal ini pernah diajarkan Rasulullah saat beliau dan Ali berkunjung ke rumah Ummul Mundzir. Rasulullah menyuruh Ali untuk memakan Silqh yang dihidangkan sang shahabiyyah. “Wahai Ali, makanlah, karena ini lebih baik bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
11. Menggemari Syawiyy
Syawiyy merupakan daging yang dipanggang. Rasulullah menyukainya dan ini merupakan salah satu hidangan istimewa. Sebagaimana hidangan ini pula yang disajikan Nabi Ibrahim saat didatangi para tamu malaikat berwujud manusia. “Dan ia (Ibrahim) bersegera melayani mereka dengan daging anak sapi yang dipanggang.” (QS. Hud: 69).
12. Segala Jenis Daging
Rasulullah sangat menggemari santapan daging baik daging merah seperti unta, kambing, keledai liar, ataupun daging putih seperi ayam. Beliau pula menyukai daging hewan laut atau seafood.
13. Meminum Susu
Terkadang Rasulullah meminum susu yang masih murni, di lain waktu beliau juga meminum susu yang telah dicampur. Kedua jenis susu tersebut sama-sama dinikmati Rasulullah.
14. Tidak mencampur Susu dengan Ikan
Rasulullah tidak pernah mencampur susu dengan ikan ataupun susu dengan makanan yang bersifat masam. Hal ini sebagaimana disebutkan Ibnul Qayyim dalam Ath-Thibbun Nabawi, “Barang siapa yang mencermati tentang makanan dan segala sesuatu yang dimakan oleh Rasulullah, pasti dia akan mendapati bahwa Rasulullah tidak pernah menggabungkan antara susu dengan ikan atau antara susu dengan makanan masam.”
15. Memakan Buah
Selain kurma, buah yang disantap Rasulullah yakni semangka dan anggur.
Masih ada beberapa pangan lain yang belum disebutkan. Namun selain jenis dan bahan makanan, perlu pula diperhatikan tentang bagaimana cara Rasulullah menyantapnya. Beliau biasa menerapkan adab makan dan minum yang ternyata baik untuk kesehatan. Hal ini pula menunjang menu-menu dalam pola makan Rasulullah. Di antaranya yakni makan dengan tangan, makan dengan duduk, minum dengan jeda untuk bernafas, dan lain sebagainya.

Kirimkan Komentar yang membangun

Wasiat Nabi tentang Meredam Amarah

Dalam dinamika kehidupan, setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menyikapi keadaan. Terkhusus dalam hal menyikapi sesuatu yang tidak disenangi, ada yang langsung menghujat/ melabrak, ada pula yang meredam perasaan dengan menyembunyikan amarahnya di dalam hati, atau berusaha berlapang dada memaafkan orang yang telah membuatnya marah.
Yang saya sebutkan terakhir merupakan karakter sosok agung yang patut ditiru oleh semua umat manusia yakni Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Shafwan bin Umayyah merupakan sosok yang paling membenci Nabi Saw. Kendati demikian, Nabi tidak membalasanya dengan amarah, beliau memaafkan bahkan senantiasa melakukan kebaikan hingga hati Shafwan bin Umayyah luluh.
Dalam hadis disebutkan :
عَنْ صَفْوَانَ بْنِ أُمَيَّةَ ، قَالَ :  أَعْطَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ حُنَيْنٍ ، وَإِنَّهُ لَأَبْغَضُ النَّاسِ إِلَيَّ ، فَمَا زَالَ يُعْطِينِي حَتَّى صَارَ ، وَإِنَّهُ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَيَّ
Dari Shafwan bin Umayyah ia berkata: Rasulullah Saw memberikan sesuatu kepadaku pada perang Hunain dan ketika itu beliau adalah orang yang paling aku benci, beliau terus memberiku pemberian hingga beliau menjadi sosok yang paling aku cintai. (HR Ahmad)
Sejarah mencatat bahwa Shafwan bin Umayyah merupakan sosok pembesar Quraisy yang pada masa jahiliyah paling benci terhadap Rasulullah Saw, hingga pada akhirnya beliau masuk Islam dan menjadi pembela islam yang gigih. Itu semua salah satunya berkat perlakuan Nabi yang ketika ada orang yang tidak suka atau membencinya bahkan beliau membalas hal tersebut dengan kebaikan-kebaikan hingga hati yang membencinya menjadi luluh.
Anggapan bahwa Islam merupakan agama yang rahmat bagi semesta alam bukanlah isapan jempol semata. Hal ini setidaknya terlihat dari kisah yang dinarasikan dalam hadis di atas, bagaimana Nabi Muhammad Saw, sebagai sosok pembawa risalah telah memberikan contoh yang baik dalam mnegatur emosi.
Dalam kitab sunan an-Nasa’i pada kitab yang membahas masalah kebaikan dan kiat beretika (al-birr wal adab) diriwayatkan sebuah hadis sebagai berikut :
 عن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَلِّمْنِي شَيْئًا وَلَا تُكْثِرْ عَلَيَّ لَعَلِّي أَعِيهِ قَال لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ ذَلِكَ مِرَارًا كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ لَا تَغْضَبْ
Artinya : Dari Abu Hurairah (W.57 H) ia berkata; Seorang laki-laki menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Ajarkanlah sesuatu kepadaku, namun jangan engkau memperbanyaknya, sehingga aku mudah untuk mengingatnya.” Maka beliau pun bersabda: “Janganlah kamu marah.” Lalu beliau mengulang-ngulang ungkapan itu. (HR Bukhari dan al-Nasa’i)
Dalam surah an-Nisa juga dijelaskan bahwa di antara ciri orang bertakwa adalah piawai meredam amarah dan berlapang dada untuk memaafkan kesalahan manusia. Allah berfirman :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang meredam amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (An-Nisa’ : 133-134)
Terakhir mari kita berharap semoga Allah menganugerahkan kita dengan mendapatkan sifat-sifat mulia yang disebutkan di atas. Meredam amarah melahirkan keramahan dan menghilangkan ketegangan antara kita dengan sesama. Wallahu A’lam.

Kirimkan Komentar yang membangun

Belajar Hakikat Tawakal dari Seekor Burung


Hakikat tawakal adalah kemantapan hati terhadap zat yang mengatur segala sesuatu, yaitu Allah. Sekiranya hati terasa tenang,  jauh dari kebingungan ketika berbagai sebab-sebab duniawi sulit terwujud, karena yakin dan percaya kepada zat yang maha menciptakan segala sebab. Dalam hal ini Uwais Al-Qarni berujar:


لَوْ عَبَدْتَ اللهَ عِبَادَةَ أَهْلِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا يُقْبَلُ مِنْكَ حَتَّى تَكُوْنَ أَمِنًا بِمَا تَكَفَّلَ اللهُ مِنْ أَمْرِ رِزْقِكَ وَتَرَى جَسَدَكَ فَارِغًا لِعِبَادَتِهِ. قَالَ تَعَالَى وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوْا اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
“Andaikan engkau beribadah kepada Allah sebagaimana ibadahnya penghuni langit dan bumi, maka ibadahmu tidak akan diterima darimu sehingga engkau percaya terlebih dulu dengan urusan rejekimu yang telah dijamin oleh Allah dan engkau lihat tubuhmu memiliki waktu luang (yang banyak) untuk beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman: ‘Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian semua bertawakal, jika kalian semua benar-benar orang beriman”
Menurut riwayat dari sebagian ulama, makhluk paling tawakal kepada Allah adalah burung, sedangkan yang paling tamak adalah semut. Kita bisa belajar hakikat tawakal dari seekor burung. Burung yang pergi pagi hari dan pulang sore hari demi mencari rejeki untuk bertahan hidup. Burung tidak berpangku tangan dan bermalas-malasan. Sebuah isyarat bahwa tawakal itu tidak berarti meninggalkan usaha. Rasulullah bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian semua bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberi kalian rejeki sebagaimana Allah memberi rejeki pada burung. Burung keluar (mencari makan) di waktu pagi dalam kedaan perut kosong dan pulang di waktu sore dalam kondisi kenyang.”
Hadis tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwa apabila manusia bersandar kepada pemberian Allah saat pulang pergi mencari rejeki, dan yakin bahwa kebaikan hanya berada di bawah kekuasaan Allah, maka ia tidak akan pulang terkecuali meraih kesuksesan dan keselamatan.
Sikap tawakal kepada Allah seperti itu akan mencukupi dirinya, sehingga sebenarnya ia tidak butuh menyimpan harta, sebagaimana burung yang juga tidak mempunyai simpanan makanan. Namun, umumnya manusia bersandar pada kekuatan dan usahanya sendiri, yang justru bertolak belakang dengan hakikat tawakal yang sebenarnya.
Dalam kitab Fath Al-Bari, Ibn Hajar Al-‘Asqalani menceritakan bahwa Imam Ahmad pernah ditanya tentang orang yang hanya diam berpangkuh tangan di rumah atau hanya beribadah di masjid tanpa berusaha mencari rejeki. Imam Ahmad menyebut orang yang seperti itu dengan orang yang tahu hakikat tawakal. Lebih lanjut Imam Ahmad berkata, tidakkah Rasulullah bersabda dengan jelas:
وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي.رواه البخاري
“Sungguh Allah jadikan mayoritas rejekiku di bawah bayangan tombakku.”
Dengan begitu, jelas sudah bahwa tawakal itu bukan masalah berpasrah diri tanpa usaha sebelumnya. Melainkan sebuah totalitas hati dalam kepasrahan pernuh kepada Allah, sembari berusaha dan bekerja semampu diri. Layaknya seekor burung yang juga mengais rejeki dari pagi hingga sore, terbang kesana kemari.
bincangsyariah.com/khazanah/belajar-hakikat-tawakal-dari-seekor-burung/
Kirimkan Komentar yang membangun