Salakan - Perayaan kelulusan sekolah identik dengan
aksi corat-coret seragam oleh para pelajar. Kini, setelah nilai ujian
nasional (UN) tidak lagi menjadi syarat mutlak kelulusan, diharapkan
para siswa tidak berlebihan dalam merayakan kelulusan mereka.
Direktur SMA di Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasamen), Kemdikbud, Purwadi mengingatkan, para siswa bisa merayakan
momen kelulusan dengan cara yang lebih terpuji.
"Para siswa supaya lebih sopan dalam merayakan kelulusan, tidak perlu
hura-hura. Misalnya, ketimbang mencorat-coret seragam sekolah, lebih
baik menyumbangkannya ke orang yang membutuhkan," ujarnya, belum lama
ini.
Selain itu, kata Purwadi, Kemdikbud juga sudah memberikan imbauan
kepada para pimpinan Dinas Pendidikan (Disdik) bagi para siswa untuk
merayakan kelulusan mereka dengan cara yang wajar. Termasuk juga tidak
perlu konvoi usai pulang sekolah.
"Kemdikbud sudah menghimbau siswa melalui Dinas Pendidikan di semua
wilayah supaya menjaga kesopanan dalam merayakan kelulusan," tambahnya.
UN jenjang SMA/sederajat dengan metode paper based test (PBT) dan computer based test (CBT)
dihelat 4-12 April. Pengumuman hasil UN dijadwalkan pada 7 Mei. Saat
ini, hasil UN 2016 sudah diserahkan ke panitia SNMPTN 2016 sebagai salah
satu pertimbangan seleksi calon mahasiswa di tiap PTN.
Secara etika pun budaya coret-mencoret itu adalah budaya hedonisme yang munculnya itu dari barat, maka hal tersebut tidaklah pantas dilakukan oleh para siswa, dan itu menodai sistem pendidikan nasional. sebaiknya jika pakaian seragam disumbangkan kepada adik-adik kelasnya. dan pasti mereka sangat membutuhkan. semoga bermanfaat.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar