Rabu, 11 Maret 2020

DI BALIK KERUNTUHAN KHILAFAH 3 MARET 1924*

(Dari Kemunduran Berpikir Umat Hingga Konspirasi Politik Barat)_

_*Oleh: Arief B. Iskandar*_

https://t.me/ariefbiskandar/682


Khilafah Islamiyah secara resmi dihapuskan pada 3 Maret 1924, 96 tahun silam. Hilangnya sistem Khilafah berarti hilangnya sebuah sistem peradaban Islam yang menyatukan Dunia Islam di bawah satu kepemimpinan berlandaskan syariat Islam. Hilangnya sistem Khilafah juga berarti hilangnya Negara Islam yang,  menurut Dr. Yusuf Qaradhawi, merupakan perwujudan dari ideologi Islam.

Sebagaimana diketahui, para sejarahwan membagi sejarah Khilafah Islam menjadi empat masa: (1) *Khulafaur Rasyidin* (632-661 M); (2) *Khilafah Bani Umayah* (661-750 M); (3) *Khilafah Bani Abbasiyah* (750-1517 M); (4) *Khilafah Utsmaniyah* (1517-1924 M).

Alhasil, Kekhilafahan Islam berlangsung kurang-lebih 13 abad; sebuah usia yang sangat panjang untuk ukuran sebuah negara ideologis yang sangat besar, yang wilayah kekuasaannya pernah meliputi hampir 2/3 bagian dunia—mencakup seluruh Timur Tengah, sebagian Afrika, dan Asia Tengah; di sebelah timur sampai ke negeri Cina; di sebelah barat sampai ke Andalusia (Spanyol), selatan Prancis, serta Eropa Timur (meliputi Hungaria, Beograd, Albania, Yunani, Rumania, Serbia, Bulgaria, serta seluruh kepulauan di Laut Tengah).

*Di Balik Keruntuhan Khilafah*

Para ahli sejarah sepakat, bahwa zaman Khalifah Sulaiman al-Qanuni (926-974 H/1520-1566 M) merupakan zaman kejayaan dan kebesaran Khilafah Utsmaniyah. Pada masa ini, Khilafah Utsmaniyah telah jauh meninggalkan negara-negara Eropa di bidang militer, sains, dan politik. Namun sayang, setelah Sulaiman al-Qanuni meninggal dunia, Khilafah mulai mengalami kemerosotan terus-menerus.

Secara internal, ada dua faktor utama yang menyebabkan kemunduran Khilafah Utsmaniyah.

_Pertama:_ buruknya pemahaman Islam. _Kedua:_ kesalahan dalam menerapkan Islam. Pada masa ini, misalnya, terjadi banyak penyimpangan dalam pengangkatan khalifah, yang justru tak tersentuh oleh undang-undang. Akibatnya, setelah berakhirnya kekuasaan Sulaiman al-Qanuni, yang diangkat menjadi khalifah justru orang-orang yang tidak mempunyai kelayakan atau lemah.

Sementara itu, di luar negeri, sejak penaklukan Konstantinopel oleh Khilafah pada abad ke-15, Eropa-Kristen telah melihat penaklukan ini sebagai awal dari Masalah Ketimuran. Masalah Ketimuran inilah yang mendorong Paus Paulus V (1566-1572 M) untuk menyatukan negeri-negeri Eropa yang sebelumnya terlibat dalam konflik antaragama: Protestan dan Katolik. Konflik ini baru bisa diakhiri setelah diselenggarakannya Konferensi Westavalia tahun 1667 M.

Pada saat yang sama, penaklukan Khilafah Utsmaniyah pada tahun-tahun tersebut telah terhenti. Kelemahan Khilafah Utsmaniyah pada abad ke-17 M itu dimanfaatkan oleh Austria dan Venesia untuk memukul Khilafah. Melalui Perjanjian Carlowitz (1699 M), wilayah Hungaria, Slovenia, Kroasia, Hemenietz, Padolia, Ukraina, Morea dan sebagian Dalmatia lepas; masing-masing ke tangan Venesia dan Habsburg.

Bahkan Khilafah Utsmaniyah terpaksa harus kehilangan wilayahnya di Eropa, setelah kekalahannya dari Rusia dalam Perang Crimea pada abad ke-18 M. Nasib Khilafah Utsmaniyah semakin tragis setelah dilakukannya Perjanjian San Stefano (1878) dan Berlin (1887 M).

Di sisi lain, karena lemahnya pemahaman terhadap Islam, para penguasa ketika itu mulai membuka diri terhadap demokrasi, yang didukung oleh fatwa-fatwa syaikh al-Islam yang penuh kontroversi. Bahkan, dengan dibentuknya Dewan Tanzimat tahun 1839 M, _tsaqafah_ Barat di Dunia Islam semakin kokoh, termasuk setelah disusunnya beberapa undang-undang, seperti UU Acara Pidana (1840 M) dan UU Dagang (1850 M) yang bernuansa sekular.

Keadaan ini diperparah dengan dirumuskannya Konstitusi 1876 oleh Gerakan Turki Muda, yang berusaha untuk membatasi fungsi dan kewenangan Khalifah. Boleh dikatakan, saat itu sedikit demi sedikit telah terjadi sekularisasi terhadap Khilafah Islam.

Di dalam negeri, _ahlul dzimmah_—khususnya orang Kristen—yang mendapatkan hak istimewa pada zaman Sulaiman al-Qanuni, pada akhirnya menuntut persamaan hak dengan kaum Muslim. Namun, hak-hak istimewa ini akhirnya dimanfaatkan untuk melindungi para provokator dan mata-mata asing, dengan jaminan perjanjian; masing-masing perjanjian Khilafahh Utsmaniyah dengan Bizantium (1521 M), Prancis (1535 M), dan dengan Inggris (1580 M).

Dengan hak-hak istimewa ini, populasi orang-orang Kristen dan Yahudi di dalam negeri meningkat. Kondisi ini ini kemudian dimanfaatkan oleh kaum misionaris untuk melakukan gerakannya secara intensif di Dunia Islam sejak abad ke-16 M. Malta dipilih sebagai pusat gerakan mereka. Dari sanalah mereka menyusup ke wilayah Syam pada tahun 1620 M dan tinggal di sana hingga tahun 1773 M.

Di tengah kemunduran intelektual yang dihadapi oleh Dunia Islam, mereka mendirikan berbagai pusat kajian, sebagai kedok gerakan mereka. Pusat-pusat kajian ini kebanyakan milik Inggris, Prancis, dan Amerika. Gerakan inilah yang digunakan oleh Barat untuk mengemban pemikiran mereka di Dunia Islam sekaligus menyerang pemikiran Islam. Serangan ini memang sejak lama telah dipersiapkan oleh para Orientalis Barat, yang sejak abad ke-14 M telah mendirikan _Center of the Oriental Studies_ (Pusat Kajian Ketimuran).

Alhasil, gerakan misionaris dan orientalis itu jelas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari imperialisme Barat di Dunia Islam. Untuk menguasai Dunia Islam, Islam sebagai asas harus dihancurkan, dan Khilafah Islam sebagai penjaganya harus diruntuhkan. Untuk itu, mereka menyerang pemikiran Islam, sengaja menyebarkan paham nasionalisme di Dunia Islam, dan menciptakan stigma terhadap Khilafah Utsmaniyah, dengan sebutan _The Sick Man_ (Orang Sakit).

Supaya kekuatan Khilafah Utsmaniyah lumpuh sehingga bisa dijatuhkan dengan mudah, secara intensif mereka terus memprovokasi gerakan-gerakan patriotisme dan nasionalisme di Dunia Islam agar memisahkan diri dari kesatuan Khilafah Islam. Bahkan gerakan-gerakan keagamaan juga mereka eksploitasi, seperti Gerakan Wahabi di Hijaz. Sejak pertengahan abad ke-18 M, gerakan ini telah dimanfaatkan oleh Inggris, melalui agennya, Ibn Saud, untuk menyulut pemberontakan di beberapa wilayah Khilafah, yakni Hijaz dan sekitarnya.

Pada saat yang sama, di Eropa, wilayah-wilayah yang telah dikuasai oleh Khilafah terus diprovokasi agar melakukan pemberontakan sejak abad ke-19 M hingga abad ke-20. Begitulah, Khilafah Utsmaniyah pada akhirnya kehilangan banyak wilayahnya, hingga yang tersisa kemudian hanya Turki.

*Konspirasi Barat-Yahudi Menghancurkan Khilafah*

Tahun 1855 M negara-negara Eropa, khususnya Inggris, memaksa Khilafah Utsmaniyah untuk melakukan amandemen UUD sehingga dikeluarkanlah _Hemayun Script_ pada tanggal 11 Februari 1855 M.

Tahun 1908 M Turki Muda yang berpusat di Salonika—pusat komunitas Yahudi Dunamah—melakukan pemberontakan.

Tanggal 18 Juni 1913 M, pemuda-pemuda Arab mengadakan kongres di Paris dan mengumumkan Nasionalisme Arab. Dokumen yang ditemukan di Konsulat Prancis di Damaskus telah membongkar rencana pengkhianatan mereka kepada Khilafah Utsmaniyah yang didukung oleh Inggris dan Prancis.

Perang Dunia I tahun 1914 M dimanfaatkan oleh Inggris untuk menyerang Istanbul, dan menduduki Gallipoli. Dari sinilah, kampanye Dardanelles yang terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di kawasan ini juga dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas Mustafa Kamal Pasha, yang sengaja dimunculkan sebagai pahlawan dalam Perang Ana Forta, tahun 1915 M. Kamal Pasha, seorang agen Inggris keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika itu, akhirnya menjalankan agenda Inggris: melakukan revolusi kufur untuk menghancurkan Khilafah Islam.

Pada tanggal 21 November 1923 terjadi perjanjian antara Inggris dan Turki. Dalam perjanjian tersebut Inggris mengajukan syarat-syarat agar pasukannya dapat ditarik dari wilayah Turki, yang dikenal dengan “Persyaratan  Curzon”. Isinya: Turki harus menghapuskan Khilafah Islamiyah, mengusir Khalifah, dan menyita semua harta  kekayaannya; Turki harus menghalangi setiap gerakan yang membela Khilafah; Turki harus memutuskan hubungannya dengan Dunia Islam serta menerapkan hukum sipil sebagaipengganti hukum Khilafah Utsmaniah yang  bersumberkan Islam.

Persyaratan tersebut diterima oleh Mustafa Kamal dan perjanjian ditandatangani tanggal 24 Juli 1923. Delapan bulan setelah itu, tepatnya tanggal 3 Maret 1924 M, Kamal Pasha mengumumkan pemecatan Khalifah, pembubaran sistem Khilafah, mengusir Khalifah ke luar negeri, dan menjauhkan Islam dari negara. Inilah titik klimaks revolusi kufur yang dilakukan oleh Kamal Attaturk, _la’natu-Llâh ‘alayh._

Alhasil, sejak saat itu hingga kini, sudah 82 tahun, umat Islam tidak lagi memiliki Khilafah Islam; suatu keadaan yang belum pernah terjadi selama lebih dari 13 abad sejak masa Khulafaur Rasyidin. *Pertanyaannya, tidakkah kaum Muslim merindukan kembali hadirnya Khilafah Islam dengan segenap keagungan dan kejayaannya sebagaimana pada masa lalu?!* [Dari berbagai sumber]

***

#KhilafahAjaranIslam
*#Remember3rdMarch1924*
#MenolakLupa3Maret1924
#WeNeedKhilafah

Kirimkan Komentar yang membangun

Renungan

Assalamu'allaikum warohmatullohi wabarokatuh

*RENUNGAN*
=============

Sahabat yang dirahmati Allah...
Rasulullah SAW bersabda:

Akan datang suatu zaman atas manusia:

- Perut-perut mereka menjadi tuhan-tuhan mereka.

- Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka.

- Dinar-dinar (uang) mereka menjadi agama mereka.

- Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka.

Waktu itu, tidak tersisa dari iman kecuali namanya saja.

Tidak tersisa dari Islam kecuali ritual-ritualnya saja.

Tidak tersisa Al-Quran  kecuali sebatas kajiannya saja.

Masjid-masjid mereka makmur, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah).

Ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi.

Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka empat perkara (azab) :

1 - Kekejaman para penguasa,
2 - Kekeringan pada masa,
3 - Kezaliman para pejabat,
4 - Ketidak-adilan para hakim.

Maka heranlah para sahabat mendengar penjelasan Rasulullah.

Mereka bertanya, "Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?"

Nabi Shalalllahu Alaihi Wassalam menjawab, "Ya ! Bagi mereka, setiap dirham (uang) menjadi berhala (dipertuhan/disembah).

(Hadist Mutafaq'alaih).

Kirimkan Komentar yang membangun

Penyakit yg tidak ada obatnya

*RENUNGAN

*

*PENYAKIT TUA TIBA, AMAL BELUM SEBERAPA*


 *Dari shahabat Usamah bin Suraik Ra, bahwa Rasulullah Saw.  bersabda :*

*كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَجَاءَتِ اْلأَعْرَابُ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَنَتَدَاوَى؟ فَقَالَ: نَعَمْ يَا عِبَادَ اللهِ، تَدَاوَوْا، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلاَّ وَضَعَ لَهُ شِفَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ. قَالُوا: مَا هُوَ؟ قَالَ: الْهَرَمُ*

_“Aku pernah berada di samping Rasulullah Saw.  Lalu datanglah serombongan Arab dusun."_
 *Mereka bertanya :* 
 _" Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?”_
 *Beliau menjawab :*
  _"Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit."_
 *Mereka bertanya :*
   _“Penyakit apa itu?”_
 *Beliau menjawab :* 
  _“Penyakit tua."_
 *(HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi)*

☪ Mengapa ketuaan disebut penyakit? Karena semakin tua, fisik seseorang semakin melemah. Organ tubuhnya juga tidak sekuat dulu, giginya mulai ompong, dan ia rentan sakit-sakitan, kekuataan fisik sedikit demi sedikit menurun, ketajaman mata mulai berkurang sehingga dibutuhkan alat bantu untuk melihat, daya ingat menurun, dan kulit mengendur serta guratan-guratan tanda penuaan pun muncul. Rambut-rambut putih sedikit demi sedikit menghiasai kepalanya. Penyakit-penyakit degeneratifpun datang beriringan.

*Allah SWT. berfirman :*
  _"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.yg Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”_
 *(QS. Ar-Ruum/30, Ayat : 54)*

☪ Ketuaan ini tidak ada obatnya. Sehingga orang yang ingin selamanya muda, ia tidak akan mampu mendapatkan keinginannya tersebut meskipun telah  mengusahakan berbagai obat-obatan. Usia tua, justru seharusnya mengingatkan kita untuk lebih menyiapkan bekal akhirat, karena tua adalah tanda makin dekatnya ajal tiba.

🌙 *Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah dalam Syarh Riyadh Ash-Shalihin (1:348) mengatakan :*
 _“Maka, seyogyanya orang yang usianya semakin menua untuk memperbanyak amal saleh. Meskipun, para remaja juga seharusnya demikian, karena manusia tidak tahu kapan ia akan meninggal. Bisa saja, seorang pemuda meninggal pada usia mudanya atau ajalnya tertunda hingga ia tua. Akan tetapi, yang pasti, orang yang sudah berusia senja, ia lebih dekat kepada kematian, lantaran telah menghabiskan jatah usianya.”_

🌙 *Allah SWT. berfirman :*
 _"Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup) sampai tua. Di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).”_
 *(QS. Ghofir/40, Ayat : 67)*

 ☪ Ya Allah berkahilah karunia yang Engkau berikan pada kami, panjangkanlah umur kami dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amal kami serta ampunilah dosa-dosa-dosa kami.
Semoga Allah Swt. memberi taufik dan hidayah dengan usia  penuh berkah.

*Allahumma Aamiin*

*SEMOGA MANFAAT*

Kirimkan Komentar yang membangun

Rabu, 04 Maret 2020

Pejuang

*PEJUANG MINIMALIS*
Yang penting masih disebut pejuang lah...

by al faqir abu zaid

Tanpa kita sadari seringkali dalam dakwah ini kita mengambil porsi MINIMALIS. Tentu saja dengan berbagai alasan pembenar. Utamanya yang paling sering terdengar adalah alasan sibuk. Khususnya lagi sibuk urus dunia. Sibuk nyari duit alias sibuk kerja. Akibatnya aktivitas dakwah kita ala kadarnya saja. Sekedar agar masih bisa disebut pejuang Syariah dan Khilafah. Sekedar masih diakui sebagai bagian dari komunitas pejuang. Itu saja.

*Ciri paling pokok pejuang MINIMALIS*

Minimal waktu. Ini yang paling sering terjadi. Inilah penyebab pokok mengapa bisa menjadi pejuang MINIMALIS. Mengapa? Karena waktu merupakan modal paling penting untuk berjuang. Minim waktu berarti Minim segalanya.

Ketika kita sediakan pengorbanan waktu minim untuk berjuang maka pengorbanan yang lain pastinya akan otomatis Ikut ikutan minim. Karena minim waktu maka lumrahnya pengorbanan tenaga, pikiran,  uang bahkan resiko pun ikutan minim. Apa yang bisa kita harapkan dari *Seorang pejuang* yang dalam sepekan kerja 6 hari dan dakwah hanya dua jam itupun ngaji doang? Yang pasti yah dia masih diakui dan disebut pejuang. Itu saja. Tanpa kontribusi untuk kemajuan perjuangan sama sekali.

Sibuk kerja, itu alasan klisenya. Padahal, kalo mau sedikit berpikir normal, coba tanya pada diri sendiri, siapa yang meyuruh kita sibuk? Siapa yang mengharuskan kita sibuk? Maka jawabannya yang pasti adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain.
Karena kita sendirilah yang memilih Pekerjaan tsb dan kita sendirilah yang menentukan seberapa besar kadar waktu untuk bekerja.

Tidak ada yang salah sama sekali dengan kita bekerja. Apalagi sebagai suami dan ayah memang kita wajib bekerja mencari nafkah. Jika Pekerjaan itu normal, misalnya mulai jam 8 pagi pulang jam 5 sore tiap hari pun masih ok. Artinya malam hari masih bisa melaksanakan kewajiban dakwah. Ngaji, kontak, ngisi daurah, buat konten video dll. Waktu yang masih sangat longgar bukan?

Namun jika kerja atau usaha pagi sampai sore di kantor atau pasar. Malam masih buka warung di rumah. Atau nambah lagi dengan ngojek dll sehingga waktu abis tanpa sempat dakwah kecuali ngaji dua jam sepekan. maka dengan alasan apa kita masih ingin disebut sebagai seorang pejuang ?

Ada lagi misalnya kita seorang dokter. Pagi sampai sore di rumah sakit...malam masih praktek di rumah atau tempat lain. Sehingga ga ada waktu lagi untuk aktivitas dakwah...

Ada lagi misalnya kita seorang guru atau Dosen, pagi sampai siang di sekolah atau kampus terus malam masih ngajar kursus dll...

Atau misal kita seorang pekerja bangunan yang mborong mbangun rumah. Tiap hari lembut supaya rumah cepat jadi karena mau ngajar proyek berikutnya. Bahkan ngaji seminggu sekalipun akhirnya lewat.

Maka dengan sengaja kita sendirilah yang membuat diri sibuk sehingga tidak ada waktu tersisa untuk dakwah. Kecuali dua jam sepekan. Kejamnya lagi, setelah sengaja sibuk kemudian menjadikan sibuk tsb sebagai alasan untuk tidak optimal berjuang. Dengan alasan sibuk (yang dibuat sendiri) maka kita sering menolak amanah dakwah. Sungguh alasan yang sangat tidak pantas bagi orang berakal.

*tipuan dunia*

Alasan paling utama mereka yang memaksa diri sibuk adalah mengajar kebutuhan dunia. Anak sekolah atau mondok di sekolah atau pondok favorit butuh biaya besar. Operasional mobil dan kebutuhan rumah tangga lain butuh biaya besar. Kalau biaya makan minum sih standar saja. Trus pertanyaan nya, siapa yg milih gaya hidup yang mahal tersebut? Pastinya kita sendiri Bukan? Trus mengapa kesalahan sendiri dipakai untuk alasan menolak kewajiban? Aneh bukan?

Lalu, apakah mereka yang hidupnya pas pasan tapi optimal berjuang tidak ingin anak anaknya bisa sekolah dibsekolah Bagus yang mahal? Atau kuliah di kampus ternama dengan biaya selangit? Atau anaknya mondok di pondok mahal karena dikenal hebat? Pastinya ingin juga kan? Namun mereka memilih anaknya sekolah, mondok dan kuliah di tempat yang mereka mampu bayar. Bukan tempat yang sekedar sesuai keinginan. Mereka sengaja memilih Pekerjaan atau usaha yang mempermudah bagi mereka untuk optimal dakwah.

*Ditunggangi atau menunggangi?*

Betapa banyak manusia yang binasa karena fitnah dunia. Sedikit manusia yg selamat melewati fitnah dunia. Apa bedanya? Apa kuncinya?

Maka kunci paling penting agar kita tidak ditunggangi dunia adalah, untuk urusan dunia pilihlah yang mudah pilih yang ringan jangan sekalipun memilih yang sulit lagi berat.

Pekerjaan pilihlah yang mudah. Mudah dikerjakan, mudah diatur dan mudah utk dikompromikan dengan dakwah. Aplagi kalo kita kerja sendiri. Punya usaha sendiri. Maka akan sangat mudah diatur bukan?

Gaya hidup pun pilihlah yang ringan. Rumah, kendaraan, sekolah dan kuliah anak pilihlah yang ringan. Sehingga kita tidak seperti dikejar-kejar setan karena beban hidup yang berat Diluar kemampuan. Atau mampu tapi dengan konsekuensi menjadi pejuang MINIMALIS karena tuntutan gaya hidup.

Disinilah kita harus memilih. Menunggangi dunia atau ditunggangi dunia. Jadi, agar tidak menjadi pejuang MINIMALIS? Tunggangilah dunia jangan sekali kali kita ditunggangi dunia. Selamat berjuang Sob, semoga kita selamat dari posisi pejuang MINIMALIS...aamiin.

Kirimkan Komentar yang membangun

Selasa, 11 Februari 2020

TOKOH PENGUSUNG KESESATAN EKSISTENSI DAN BAHAYA

TOKOH-TOKOH PENGUSUNG KESESATAN EKSISTENSI DAN BAHAYA MEREKA BAGI UMAT

Oleh
Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni MA

Di dalam al-Qur’an, Allâh Azza wa Jalla menyatakan keberadaan para tokoh penyeru kesesatan dan para tokoh penyeru kepada petunjuk kebaikan.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَيَوْمَ  الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong [Al-Qashash/28:41].

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ ۖ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ

Dan Kami jadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk mengerjakan kebaikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah [Al-Anbiyâ’/21:73].

Shahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhu mengatakan, “Allâh Subhanahu wa Ta’ala menjadikan imam (pemimpin) bagi manusia di dunia ini yang mengajak manusia kepada kesesatan atau petunjuk kebaikan.” Kemudian beliau Radhiyallahu anhu membaca dua ayat tersebut di atas.[1]

Dalam beberapa hadits shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam juga menegaskan keberadaan dan bahaya para tokoh pengusung kesesatan ini.

Dari Tsauban Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّيْنَ

Sesungguhnya yang saya khawatirkan (akan merusak) umatku hanyalah para imam (tokoh) yang menyeru kepada kesesatan.[2]

Mereka adalah para tokoh penyeru kepada bid’ah, kefasikan dan keburukan.[3]

Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu asy-Syaikh berkata, “(Mereka) adalah para pemimpin, tokoh agama dan ahli ibadah yang mengarahkan manusia tanpa ilmu (pemahaman agama yang benar), sehingga mereka menyesatkan manusia, sebagaimana dalam firman Allâh Azza wa Jalla :

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا

Dan mereka (orang-orang yang sesat) berkata, “Ya Rabb Kami (Allâh Subhanahu wa Ta’ala)! Sesungguhnya kami telah mentaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar) [Al-Ahzâb/33:67][4]

Dan Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak mencabut ilmu (pemahaman agama yang benar) dengan menghilangkannya dari (dada atau hati) para hamba-Nya, akan tetapi Allâh Subhanahu wa Ta’ala mencabut ilmu dengan mewafatkan para Ulama. Sampai ketika tidak tersisa lagi seorang Ulama’pun, maka manusia akan mengangkat para pemimpin (tokoh panutan) yang jahil (tidak memiliki pemahaman agama yang benar), lalu para pemimpin itu ditanya (tentang masalah agama), maka mereka berfatwa (memberikan jawaban atau arahan) tanpa dasar ilmu, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan orang lain.[5]

Dalam hadits ini terdapat peringatan keras agar tidak menjadikan orang yang jahil (tidak memiliki pemahaman agama yang benar) sebagai tokoh panutan, karena dia akan mengarahkan manusia dengan kejahilannya, sehingga dia tersesat atau menyimpang dan menyesatkan manusia.[6]

Dalam hadits shahih lainnya, dari Hudzaifah bin al-Yaman Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam menyebutkan munculnya fitnah besar di akhir jaman dalam sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam :

نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا

 Ya. (Akan muncul) para penyeru di atas pintu-pintu neraka Jahannam. Barangsiapa mengikuti seruan mereka maka dia akan dilemparkan ke dalam neraka Jahannam.[7]

Maksudnya, para penyeru ini akan mengajak manusia untuk melakukan perbuatan yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam neraka Jahannam[8], na’ûdzu billâhi min dzâlik.

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para Ulama menjelaskan bahwa mereka ini adalah para pemimpin yang menyeru kepada bid’ah atau kesesatan lainnya, seperti orang-orang Khawarij (para pemberontak kepada pemerintah Muslim dan mereka mudah mengkafirkan kaum muslimin), al-Qarâ-mithah dan tokoh-tokoh pembawa fitnah (pemikiran sesat).”[9]

KEBURUKAN DAN BAHAYA BESAR YANG DITIMBULKAN OLEH PARA TOKOH PENGUSUNG KESESATAN
Dalam ayat al-Qur’an dan hadits-hadits yang telah kami nukilkan di atas dijelaskan bahwa para tokoh pengusung kesesatan ini akan selalu mengajak manusia kepada pemahaman sesat dan perbuatan-perbuatan menyimpang dari agama Allâh Azza wa Jalla . Dan tentu saja mereka lakukan ini dengan bahasa yang manis dan kata-kata indah yang memperdaya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia) [al-An’aam/6:112].

Mereka, satu sama lain saling menghiasi keburukan dan kesesatan yang mereka serukan (kepada manusia), serta memperindah kata-kata yang mereka sampaikan, sehingga menjadikan keburukan itu tampak dalam bentuk yang (terlihat) baik, supaya orang-orang jahil (tidak paham) mudah tertipu dan orang-orang awam terpengaruh untuk mengikutinya… Lalu mereka akan menyangka kebenaran itu adalah kebatilan dan kebatilan itu adalah kebenaran.[10]

Tentu saja, ini akan menimbulkan banyak keburukan dan kerusakan di tengah-tengah masyarakat. Karena di samping pemikiran sesat dan perbuatan buruk tersebut akan mendatangkan berbagai macam bencana disebabkan kemurkaan Allâh Azza wa Jalla , juga keburukan yang ditampilkan dalam bentuk yang terlihat baik di mata manusia mengakibatkan keburukan itu tidak akan diingkari oleh manusia bahkan justru malah dibela dengan sekuat tenaga karena diyakini sebagai kebenaran. Ini akan menyebabkan datangnya musibah di atas musibah.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syûrâ/42:30]

Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyâhi[11] rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allâh Azza wa Jalla di muka bumi maka (berarti) dia telah berbuat kerusakan padanya, karena perbaikan di muka bumi dan di langit (hanya bisa diwujudkan) dengan ketaatan (kepada Allâh Azza wa Jalla )”.[12]

Adapun tentang keburukan yang tidak diingkari, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوا الْمُنْكَرَ لاَ يُغَيِّرُوْنَهَ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابِهِ

Sesungguhnya manusia jika mereka melihat kemungkaran (keburukan) dan tidak (berusaha) merubahnya (menghilangkannya) maka tidak lama lagi Allâh akan menimpakan adzab-Nya yang merata kepada mereka.[13]

Bahkan ini adalah jenis kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang munafik dengan meng-atasnamakan perbaikan di muka bumi. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ﴿١١﴾أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi!”, Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar (QS. Al-Baqarah/2:11-12)

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata, “Jadi, mereka menghimpun (dua keburukan besar) antara perbuatan (maksiat) yang menimbulkan kerusakan di muka bumi dan menampilkan perbuatan buruk tersebut (seolah-olah) bukan keburukan, bahkan (dikesankan sebagai) upaya perbaikan, untuk memutarbalikkan fakta. Mereka mengumpulkan antara perbuatan buruk dan meyakini keburukan itu sebagai kebenaran. Ini lebih besar keburukannya daripada orang yang berbuat maksiat dan dia masih meyakini bahwa apa yang dia lakukan itu buruk, karena orang ini lebih dekat dan lebih bisa diharapkan untuk kembali (bertaubat)” [14].

Sebagai contoh dalam hal ini adalah kelompok khawarij. Mereka adalah kelompok pertama yang menyempal dalam Islam dan diperangi oleh para Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam  di bawah pimpinan Sahabat yang mulia, ‘Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu berdasarkan perintah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam .

Pemikiran sesat kelompok ini banyak melahirkan kerusakan dan keburukan besar di tengah kaum Muslimin, bahkan di tengah umat manusia pada umumnya, dari dulu sampai sekarang. Seperti perbuatan mengkafirkan pemerintah Muslim, memberontak kepada mereka, melakukan teror, pertumpahan darah dan bom bunuh diri, yang semua ini tentu sangat dikutuk dan dicela dalam Islam.

Bersamaan dengan itu, kelompok khawarij ini selalu menampilkan diri sebagai pembela Islam serta penegak amar ma’ruf dan nahi mungkar, untuk menyembunyikan penyimpangan dan kesesatan yang besar dalam batin mereka.

Dalam hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam menggambarkan hal tersebut ketika menjelaskan ciri-ciri kelompok ini. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam  bersabda:

يَقُوْلُوْنَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ

Mereka (orang-orang khawarij) selalu mengucapkan (secara lahir) kata-kata yang indah, dan mereka membaca al-Qur’an tapi (bacaan tersebut) tidak melampaui tenggorokan mereka (tidak masuk ke dalam hati mereka)[15]

Dalam riwayat yang lain, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu mengatakan, “Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِيْ يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لَيْسَ قِرَاءَتُكُمْ إِلَى قِرَاءَتِهِمْ بِشَيْءٍ وَلاَ صَلاَتُكُمْ إِلَى صَلاَتِهِمْ بِشَيْءٍ وَلاَ صِيَامُكُمْ إِلَى صِيَامِهِمْ بِشَيْءٍ

Akan terlahir dari umatmu satu kaum yang mereka itu membaca al-Qur’an; Bacaan al-Qur’an kalian (wahai para Sahabatku) tidak ada artinya jika dibandingkan dengan bacaan al-Qur’an mereka, (demikian pula) shalat kalian tidak ada artinya jika dibandingkan dengan shalat mereka, juga puasa kalian tidak ada artinya jika dibandingkan dengan puasa mereka[16]

Hadits-hadits di atas jelas menunjukkan bahwa mereka selalu menampilkan diri dengan penampilan dan pengakuan yang terkesan indah untuk menipu dan memperdaya manusia.

Oleh karena itu, tatkala kelompok khawarij ini keluar untuk memberontak di jaman khalifah yang mulia, ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, dengan membawa satu slogan yang mereka elu-elukan, “Tidak ada hukum selain hukum Allâh Azza wa Jalla ”, ketika itu ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahun anhu  menanggapi slogan tersebut dengan ucapan beliau Radhiyallahu anhu  yang sangat terkenal, yaitu, “(Slogan mereka itu) adalah kalimat (yang nampaknya) benar tetapi dimaksudkan untuk kebatilan.”[17]

Para Ulama Ahlus sunnah senantiasa memperingatkan tentang keberadaan dan bahaya mereka di tengah-tengah umat dari dahulu sampai sekarang, khususnya dalam mempengaruhi orang-orang awam untuk mengikuti pemahaman mereka yang rusak, sehingga banyak terjadi penyimpangan dan kerusakan di tubuh kaum Muslimin.

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah mengatakan, “Orang-orang yang menisbatkan diri kepada dakwah (menyeru manusia) pada jaman ini, di antara mereka ada yang mengajak kepada kesesatan dan menginginkan para pemuda Islam untuk menyimpang (dari pemahaman Islam yang benar), memalingkan manusia dari agama yang benar, memecah belah persatuan kaum Muslimin dan menjerumuskan mereka ke dalam fitnah.

Maka yang menjadi penilaian bukanlah (sekedar) penisbatan diri (pengakuan) atau penampilan lahir, akan tetapi yang menjadi penilaian adalah hakikat dan kesudahan dari perkara tersebut”[18].

SOLUSI DAN PENUTUP
Jalan keluar untuk selamat dari semua keburukan dan kerusakan di atas – dengan izin Allâh Azza wa Jalla – adalah dengan selalu berpegang teguh dan berkomitmen terhadap petunjuk Allâh Azza wa Jalla yang diturunkan-Nya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allâh maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk (taufik dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala ) kepada jalan yang lurus [Ali ‘Imrân/3:101]

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku (wahai manusia), maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk (agama)-Ku, dia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka [Thâhâ/20:123]

Imam Ibnu Syihab az-Zuhri rahimahullah berkata, “Berpegang teguh dengan sunnah (petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam)  adalah keselamatan (dari segala keburukan dan kesesatan)”[19].

Yang dimaksud di sini adalah pemahaman agama Islam yang benar, sebagaimana yang dijalani oleh generasi terbaik umat ini, yaitu para Sahabat Radhiyallahu anhu, kemudian para Ulama Ahlus sunnah wal jama’ah yang mengikuti petunjuk mereka dengan baik. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ  الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari (kalangan) orang-orang muhajirin dan anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allâh ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya, dan Allâh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar [At-Taubah/9:100]

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam menegaskan bahwa inilah solusi untuk selamat dari berbagai fitnah dan kerusakan di akhir jaman.

Dari al-‘Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup di antara kamu sepeninggalku nanti, dia akan melihat banyak perpecahan (fitnah), maka (untuk keselamatanmu) hendaknya kamu berpegan teguh dengan petunjukku dan petunjuk para khulafâ-ur râsyidin yang selalu mendapat petunjuk (para Sahabat Radhiyallahu anhum), berkomitmenlah dengan petunjuk itu dan gigitlah dengan gigi gerahammu, serta jauhilah perkara yang diada-adakan (dalam urusn agama), karena semua perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah kesesatan”[20].

Ini semua menuntut kita waspada dan teliti dalam menilai setiap pemahaman agama yang tersebar di masyarakat kita, apakah pemahaman tersebut sesuai dengan pemahaman yng benar atau tidak?

Dalam hal ini, Imam Abu Muhammad al-Barbahari rahimahullah berkata, “Perhatikan dan cermatilah – semoga Allâh Azza wa Jalla Merahmatimu – semua orang yang menyampaikan satu ucapan atau pemahaman di hadapanmu! Jangan sekali-kali kamu terburu-buru untuk membenarkan dan mengikuti ucapan atau pemahaman tersebut, sampai kamu tanyakan dan meneliti kembali: Apakah ucapan atau pemahaman tersebut pernah disampaikan oleh para Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam atau pernah disampaikan oleh Ulama ahlus Sunnah? Kalau kamu dapati ucapan atau pemahaman tersebut sesuai dengan pemahaman mereka g , maka berpegangteguhlah dengannya, dan janganlah (sekali-kali) kamu meninggalkannya dan memilih pemahaman lain, sehingga (akibatnya) kamu akan terjerumus ke dalam neraka![21]

Sebagai penutup, camkanlah nasehat emas Imam Malik bin Anas rahimahullah yang populer, “Tidak akan baik (keadaan) generasi terakhir umat ini kecuali dengan sesuatu (metode benar) yang telah memperbaiki (keadaan) generasi pertama umat ini”[22].

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi sebab kebaikan bagi kaum Muslimin.
Kirimkan Komentar yang membangun

Minggu, 09 Februari 2020

untuk kesehatan

*Untuk rekan2 yang punya kendaraan mobil pribadi*

Numpang share ya.

 ```Mau naik mobil? O.K. boleh, buka semua kaca, lalu
nyalakan AC selama beberapa menit, baru kemudikan kendaraan tersebut dapat ditutup kaca-kaca nya kembali```.

🚗 ```Tidak heran, semakin banyak orang meninggal karena kanker.
Kita bertanya-tanya dari mana saja penyebabnya```?

🚗 ```Disini ada sebuah contoh yang menjelaskan insiden-insiden yang dapat menyebabkan kanker```.

🚗 ```Menurut sebuah penelitian, dashboard mobil,sofa, pengharum mobil bisa menghasilkan Benzene , racun penyebab kanker (karsinogen)```.

🚗 ```Luangkanlah waktu dan amatilah bau plastik dashboard yang terkena panas```.

🚗 ```Selain menyebabkan Kanker, Benzene meracuni tulang-tulang anda, menyebabkan Anemia dan menurunkan jumlah sel darah putih.
Bila terhirup terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan Leukemia,
masenambah resiko penyebab kanker```.

🚗 ```Tingkat Benzene di dalam ruangan yang bisa ditoleransi sebesar 50mg/ft2```.

🚗 ```Sebuah mobil yang terparkir di dalam ruangan dengan jendela tertutup akan mengandung 400-800 mg Benzene```.

🚗Jika parkir di luar ruangan dibawah sinar matahari pada  15 derajat ke atas, tingkat Benzene naik hingga 2000-4000 mg, 40X dari tingkat Benzene yang bisa ditoleransi.

🚗 ```Orang-orang yang sewaktu masuk ke dalam mobil, tidak membuka jendela sama sekali, berakibat akan menghirup banyak racun yang dengan sangat cepat masuk ke dalam tubuh anda.
Benzene adalah racun yang mempengaruhi ginjal dan hati... Buruknya, sangatlah sulit bagi tubuh untuk membasmi racun-racun tsb```.

🚗 ```Jadi bukalah pintu dan jendela mobil sebelum anda masuk dan berilah waktu untuk racun-racun yg mematikan ini keluar, sebelum anda masuk ke dalam mobil```.

🍒 ```Bagikanlah info ini kepada orang  yang ada disekitar kita semoga dapat bermanfaat```🍒

✍ ```sumber: Toyota Astrido```
https://pesantoyota.com/

Bantu share dr grup sebelah, semoga bermanfaat.
Kirimkan Komentar yang membangun

Selasa, 04 Februari 2020

Bersyukurlah Jika Calon Istrimu Seorang Guru, 5 Kelebihan

kelebihan-klebihan yang ada pada wanita yang mengemban tugas menjadi guru.....

Hingga hari ini, rasanya masih ada banyak orang yang memandang sebelah mata profesi yang satu ini. Ya,profesi guru, di mana mungkin ada banyak anggapan jika profesi tersebut tidaklah sekeren profesi atau pekerjaan di bidang lain.
Image result for guru cantik

Tapi, di balik itu semua nyatanya seorang guru punya kelebihan-kelebihan yang menjadi nilai tambah bagi dirinya. Bisa jadi kelebihan itulah yang menjadikan seorang adalah pribadi yang berbeda. Dan, berbahagialah kamu yang jika saat ini punya istri atau calon istri seorang guru. Sebab, bersama mereka kamu akan mendapat keuntungan-keuntungan ini.

1. Soal tanggung jawab mendidik anak jadi hal yang tak perlu dilakukan lagi. Dia bisa jadi teman terbaikmu dalam hal yang satu ini

Mendidik anak-anak seperti sudah jadi kewajiban yang dimilikinya. Berangkat dari hal itulah kemudian kamu harus bersyukur, sebab soal tanggung jawab mendidik anak-anakmu tak perlu lagi dikhawatirkan. Kamu dan dia bisa sama-sama berjuang melakukan itu. Nilai lebihnya adalah dia bisa jadi teman terbaikmu untuk urusan yang satu itu, sebab anak muridnya saja dididik dan dibimbing dengan baik, apalagi anak kalian sendiri. Dia akan jadi ibu yang baik untuk buah cintamu bersamanya.

2. Perkembangan dunia pendidikan yang kian pesat pun rasanya jadi salah satu hal yang sudah dia kuasai. Untuk itu, dia pasti tahu cara efektif mengajari anakmu.

Dewasa ini perkembangan dunia pendidikan kian pesat, banyak hal yang dengan cepat berganti-ganti. Hal itu pun jelas membawa perubahan yang berarti dalam perkembangan belajar untuk anak-anak. Tapi, itu akan bisa dikuasai olehnya untuk tetap membuat unggul anakmu dalam belajar. Sebab, dia pasti sudah tahu betul atau sudah menguasai berbagai perubahan yang ada. Untuk itu, dia pasti tahu cara apa yang efektif untuk mengajarkan anakmu.

3. Urusan waktu untuk mengurus keluarga juga pasti dimilikinya. Kamu tidak lagi perlu khawatir, sebab dia punya banyak waktu untuk itu!
Kalau kamu begitu menginginkan memiliki istri yang punya banyak waktu untuk mengurus keluarga, maka dia yang berprofesi sebagai guru adalah jawabannya. Hal itu bisa terjadi karena jam kerja yang dimilikinya tidak sama dengan para pekerja lain. Bukan tak mungkin jika sore hari dia sudah ada di rumah untuk bermain bersama anak-anak dan menunggu kamu pulang bekerja.

Selain itu, jadwal libur yang dia punya pun hampir sama dengan anak-anakmu nanti. Jelas dong nantinya waktu liburan anakmu akan begitu bermanfaat saat bisa dihabiskan bersama ibu tercinta. Anakmu tak akan merasa sedih karena harus menikmati liburan sendirian.

4. Kelebihan dia dalam berkomunikasi juga akan membuat kamu punya teman bercerita yang baik.
Secara dia adalah seorang pendidik yang diharuskan menjalin komunikasi dengan baik bersama murid dan juga orangtuanya, jelas dia pasti sudah memiliki cara berkomunikasi yang baik. Itu pun akan menjadi keuntungan buat kamu. Alasannya jelas, dengan begitu kamu akan punya teman bercerita yang baik. Kamu dan dia akan punya kualitas komunikasi yang baik, selama kalian bisa bersama-sama membangunnya. Dia pun tidak akan segan untuk mendengarkan semua ceritamu dan memberikan balasan yang baik. Itu akan sangat menyenangkan!

5. Bukan tidak mungkin kamu juga bisa menjadi orang yang lebih positif, karena dia selalu punya banyak cara untuk terus berpikir positif

Hubungan yang baik adalah hubungan yang mampu memberikan banyak perubahan baik bagi keduanya, tidak hanya salah satu. Kamu pun kan mendapat hal baik dari dia. Yap! Bukan tidak mungkin kelak kamu akan bisa menjadi orang yang lebih positif, sebab sebagai seorang guru dia akan selalu punya banyak cara untuk berpikir positif dan melakukan berbagai hal yang juga positif. Kamu dan dia pun akan bisa jadi pasangan yang begitu diidamkan.

Itulah beberapa keuntungan atau kebaikan yang bisa banget kamu dapatkan saat memiliki istri yang berprofesi sebagai guru. Jadi, rasanya mulai sekarang jangan lagi hanya sebatas memandang sebelah mata pekerjaan mereka. Sebab, ada banyak hal yang menjadi kelebihan di dalam dirinya. Dan, bersyukurlah kamu jika sekarang sudah memiliki mereka di genggaman tanganmu.
Kirimkan Komentar yang membangun

Persoalan Hidup

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Hidup tak selamanya indah.......................... namun semuanya akan indah pada waktunya......jika apa yang membuat indah nantinya dilakukan sesuai dengan apa yang di contohkan oleh Baginda Rasul SAW.  Karena ada sebuah gambaran terindah diakhirnya jika kita meninggalkan dunia yang fana ini dalam keadaan khusnul khatimah.   Ini adalah yang menjadi sebuah cita-cita besar kaum muslimin...
Sukses adalah sebuah keberhasilan dari suatu usaha keras..........tidak ada sukses tanpa kerja keras....
Seorang guru akan sukses meluluskan siswanya dengan ......dengan usaha yang tidak tanggung-tanggung dan penuh kesungguhan.
Seorang tata usaha akan cepat dalam nengatur, menata, membuat suarat menyurat......jika dilakukan dengan penuh tanggungjawab.


Kirimkan Komentar yang membangun