Minggu, 29 Juli 2018

Ikhlas dalam beramal

💖 Menurut sebagian pakar, ikhlas bermakna shafa' (bening), dari perkataan shafa 'al-qalb (beningnya hati) lantaran orang ikhlas adalah orang yang hatinya bening atau bersih.
Menurut Imam Ghazali, ikhlas bermakna shidq-u al-niyyah fi al-'amal (niat yang benar dalam bekerja atau beribadah). Ini berarti, setiap amal dan kebaikan haruslah dilakukan karena Allah SWT.
Tanpa ketulusan, maka semua kebaikan yang kita lakukan, selain tidak sejati, juga terancam penyakit hati yang sangat berbahaya, yaitu riya' (pamrih) dan syirik. Orang yang tulus pada hakikatnya adalah orang yang diselamatkan oleh Allah dari dua penyakit itu: riya' dan syirik.
Dalam konteks inilah Ghazali berkata, ''Semua manusia celaka, kecuali orang-orang yang berilmu. Para ilmuwan inipun celaka, kecuali mereka yang mengamalkan ilmunya. Dan yang disebutkan terakhir inipun celaka, kecuali mereka yang tulus ikhlas.''
Berbeda dengan manusia pada umumnya, orang yang tulus memiliki ciri-ciri yang khas. Pertama, mereka tidak terpengaruh oleh pujian dan cercaan manusia. Bagi mereka pujian atau cercaan sama saja. Oleh sebab itu, orang yang masih suka dipuja dan takut dicerca, pastilah ia bukan tipe orang yang ikhlas.
Kedua, mereka tidak berharap imbalan apa pun (pamrih) dari amal kebaikan yang mereka lakukan, selain mengharap perkenan dan ridha Tuhan. Dari sini diketahui bahwa orang yang bekerja dan beribadah karena motif-motif dan kepentingan duniawi, seperti mencari muka dan popularitas, serta demi pangkat dan kedudukan, maka ia sama sekali bukan orang ikhlas. Dalam hadis Bukhari diterangkan bahwa orang semacam itu akan menyesal dan nelangsa, lantaran tidak memperoleh kebaikan apa pun di akhirat kelak.
Ketiga, mereka lupa dan tidak ingat lagi semua kebaikan yang pernah dilakukan. Orang yang selalu menuturkan kebaikannya apalagi disertai cercaan (al-mannu wa al-adza) kepada orang yang pernah diberinya bantuan, sungguh ia jauh dari orang ikhlas.
Sabda Nabi SAW yang menyuruh agar kita memberi sedekah secara diam-diam, jauh dari gembar-gembor, ibarat tangan kanan memberi, tapi tangan kiri tidak mengetahuinya, tentulah hanya bisa dimengerti dalam konteks ikhlas ini. Semoga kita ikhlas beramal, bukan beramal seikhlasnya! Wallahu a'lam.(sumber; khasanah republika.co.id)
Kirimkan Komentar yang membangun

MENCARI HIDAYAH DARI ALLAH


Dalam diri setiap insan itu pasti ada  niat ingin berubah. Ini kerana fitrah manusia adalah baik. Semua manusia inginkan kebaikan. Carilah hidayah Allah itu..
Benar, hidayah itu milik Allah, namun sebagai hamba kita tidak boleh hanya dengan menunggu hidayah itu datang. Usaha mencari hidayah itu perlu dilakukan!
Bagi yang telah diberi pertunjuk olehNya untuk berubah, teruskan istiQomah, insyaAllah Allah sentiasa bersama. Pahit dalam perjalanan adalah lumrah kerana mahar untuk ke syurga bukannya murah, ia perlukan mujahadah! dan mujahadah itu pahit, kerana syurga itu indah ðŸ™‚ moga kita diberi tempat disana nanti, Ameen..
Usah merasa rebah andai ada yang cuba menjatuhkanmu. Itu mungkin salah satu ujian dari Allah. Ingatlah, orang beriman itu pasti akan sentiasa diuji imannya. Yakinlah akan janji Allah, kuatkan diri anda. Allah sentiasa bersama ðŸ™‚
Insan sekeliling, ibubapa, saudara mara, sahabat handai.. Andai ada insan di sekelilingmu yang telah kau sedari perubahan mereka, berilah sokongan. Jangan pula bekerjasama dengan syaitan laknatullah menjatuhkan mereka. Andai hati anda masih belum disentuh, berdoalah, letakkan sepenuh harapan kepada Allah, cari jalan untuk mendapat hidayahNya.
Perubahan bukan menyuruh kita berubah dengan mendadak, insyaAllah berubahlah sikit-sikit, dari sikit itulah ianya akan menjadi banyak. Mulalah dengan meninggalkan segala yang dilarang, melakukan segala yang dikehendaki, mendirikan solat lima waktu, bersedekah, membuat baik kepada yang muslim dan bukan muslim, menyibukkan diri dengan aktiviti-aktiviti yang bermanfaat dan sering menghadiri majlis ilmu serta terus memohon doa kepada Allah agar diberikan hidayah, berdoa dan terus berdoa kepada Allah supaya diberi kekuatan untuk menepis segala hasutan syaitan dan godaannya.
Kirimkan Komentar yang membangun

manfaat dari kekuatan hati

Berikut beberapa manfaat dari sikap menguatkan hati.
  1. Lebih dekat dengan Allah. Ini adalah prinsip yang mengajak anda untuk bertumpu hanya kepada Allah saja.
  2. Sabar dan berlapang dada dalam segala sesuatu. Amarahpun menghilang seiring waktu berlalu. Ketika melakukan sesuatu dengan perlahan terdapat banyak waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan yang terbaik yang harus dilakukan.
  3. Tahan banting – tegar – tabah. Sikap yang sabar membuat anda menjadi lebih terbuka menerima semuanya apa adanya dan menikmati rasa sakit itu sehingga terbiasa.
  4. Menjadi seseorang yang pengertian. Kemampun untuk bersabar membuat anda sempat untuk memikirkan segala sesuatu sebelum mengambil sebuah keputusan yang menguntungkan semua orang.
  5. Menikmati segala situasi yang dihadapi, mampu berbaur dan menyatu dengan lingkungan. Mereka mampu menyatu dan tidak terlihat dalam situasi genting.
  6. Hubungan dengan sesama menjadi harmonis. Dalam pergaulan sehari-hari, ada banyak kekhilafan/ kesalahan kecil yang terjadi. Situasi ini harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan pengertian.
  7. Layak diberi kepercayaan. Orang yang kuat disenangi oleh orang lain sehingga atasan lebih senang menggunakan mereka sebagai orang kepercayaan.
  8. Lebih bijak bahkan dewasa. Jika hati kuat saat menghadapi berbagai rasa sakit yang datang niscaya anda dapat menarik makna kehidupan (pelajaran hidup) dari semua persoalan yang datang.
Kirimkan Komentar yang membangun

pola pikir sebagai guru

Bagi seorang guru menyiapkan satu tahun ajaran berarti menyiapkan tenaga dan perbekalan agar bisa sukses dalam hadapi semua hiruk pikuk dalam mengajar dan mendidik siswa. Jika semua guru ditanya, apa hal yang paling membuat dada berdegup tiada lain tiada bukan adalah masa masa menghadapi tahun ajaran baru. Hal ini disebabkan bahwa dalam perasaan dan pikiran guru ada harapan sekaligus kekhawatiran apakah guru bisa melakukan hal yang terbaik. Agar bisa sukses apa saja yang mesti guru lakukan dan siapkan baik dari sisi mind set atau sikap dalam menghadapi tahun ajaran baru.
Dari sisi  pola pikir sebagai guru
  1. Guru mesti memposisikan diri sebagai seseorang yang berperan sebagai pemandu. Seorang guru punya banyak posisi saat ini, hal yang terbaik adalah dengan cepat berpindah dari yang tadinya satu satunya sumber pengetahuan sebagai seorang fasilitator yang mendampingi siswa menemukan pengetahuan bahkan jati dirinya sebagai seorang individu. Dengan demikian hindari untuk menggunakan satu pendekatan untuk semua siswa.
  2. Selalu sertakan kata “siswa” dalam setiap kesempatan. Percayalah bahwa hasilnya akan signifikan. Misalnya sebagai guru anda bisa katakan, “apa yang akan siswa saya pelajari hari ini”, akan lebih baik daripada, “akan mengajar apa saya hari ini”
  3. Selalu ajak siswa untuk lakukan refleksi. Mengapa guru kebanyakan merasa lelah secara fisik dan mental saat mengajar, dikarenakan dirinya hanya punya satu pandangan atau satu refleksi dalam melihat sebuah masalah. Ide untuk melibatkan siswa agar mereka bisa berefleksi akan sangat baik dikarenakan bisa saja  menurut anda, hari itu anda kurang berhasil mengajar, namun sebaliknya siswa senang dengan cara anda mengajar dan bisa mengerti pelajaran yang anda ajarkan.
  4. Tumbuhkan ‘passion’ anda terus menerus. Passion berarti gairah kesenangan atau sebuah hal yang datang dari diri sendiri mengenai mengapa sampai detik ini anda senang mengajar dan mendidik. Tumbuhkan itu terus menerus, jika anda senang merawat passion anda, dijamin akan berguna saat anda hadapi hari hari sulit sebagai guru.
  5. Latih terus cara anda mengajar. Mengajar dimasa sekarang ini bukan berarti hanya mengajar kelas yang menjadi tanggung jawab anda saja. Sebagai guru terbuka kesempatan bagi anda untuk jadi mentor bagi sesamanya atau memberikan pandangan profesional anda di grup grup media sosial.
Cara memandang siswa
  1. Perkuat komitmen untuk mempelajari siswa anda mulai dari hari pertama sekolah. Siswa adalah unik, dan guru punya banyak kesempatan dalam satu tahun ajaran untuk menonjolkan potensi dan keunikan mereka sebagai individu. Ketika seorang murid berhasil dan bisa mengikuti pelajaran, hal itu dikarenakan guru berhasil menemukan formula yang pas dalam hal mensejajarkan cara mengajar dengan cara belajar siswanya. Nah jika belum, itu berarti guru masih perlu waktu menemukan formula yang cocok dalam mensejajarkan diri dengan cara belajar siswanya.
  2. Sebagai guru senjata yang utama dalam menghadapi siswa yang belum bisa berperilaku dengan baik adalah dengan nyinyir atau sarkasme. Hal ini adalah sebuah cara yang kurang bijaksana. Jika seorang guru sering menggunakan cara berkomunikasi dengan sarkasme, hal yang terjadi siswa kurang nyaman dan khawatir menunjukkan potensi terbaiknya dikarenakan lingkungan psikologis yang tidak aman.
  3. Latih terus kemampuan mendengar, saat yang sama latih juga kemampuan untuk mendengar yang tidak dikatakan dan melihat apa yang tersirat. Dua hal yang terakhir adalah sebuah kemampuan lanjutan yang mesti ada pada setiap guru yang mengajar dengan hati.
Tahun ajaran baru bagaikan sebuah buku yang mesti ditulis dengan baik dan dicatat dengan rinci mulai dari hari pertama. Seorang guru yang baik dan profesional dengan tenang akan menghadapi sekaligus mulai dari yang hal yang kecil dan menghindari perubahan yang besar dan mendadak dikarenakan akan mengacaukan rencana yang telah disusun. Guru mesti punya nafas yang panjang dan selalu memperbaharui komitmen atau niat dalam melakukan tugas keseharian sebagai pendidik.

Kirimkan Komentar yang membangun

(BARU) FULL TANYA JAWAB USTADZ ABDUL SOMAD 1 MUHARRAM 1439H



 Kirimkan Komentar yang membangun

Rabu, 30 Mei 2018

Fatwa Yang Salah! Dibantah Oleh Ustadz Somad - Ustadz Adi Hidayat & Usta...


 Kirimkan Komentar yang membangun

Inspirasi Ramadhan #3 | AGAR SHAUM TIDAK SIA-SIA | Ust.Yuana Ryan Tresna...

Kirimkan Komentar yang membangun

POLITIK dan PEMERINTAHAN dalam ISLAM _ Ust. Yuana Ryan Tresna M,Ag. _ Us...

Kirimkan Komentar yang membangun

AMALAN DI BULAN RAMADAN _ Ust. Yuana Ryan Tresna, M.Ag

Kirimkan Komentar yang membangun

HUKUM MENSHALATKAN JENAZAH PEMINUM MIRAS


Diasuh Oleh: Ust M Shiddiq Al Jawi

Tanya :

Ustadz, bolehkah kita menyolatkan orang yang meninggal karena meminum miras (minuman keras)? Soalnya kasus tersebut banyak terjadi di daerah saya. (A. Rahmat, Garut).

Jawab :

Hukumnya tetap fardhu kifayah menshalatkan orang yang meninggal karena minuman keras (khamr) tersebut, selama orang tersebut masih meyakini keharamannya. Inilah pendapat jumhur ulama, yaitu Imam Abu Hanifah, Malik, dan Asy Syafi’i, yang lebih kuat (rajih) dalam masalah ini. Namun bagi orang-orang yang menjadi tokoh agama di tengah masyarakat, misalnya seorang Imam (Khalifah) atau ulama, yang lebih afdhal adalah tidak menshalatkan orang tersebut, untuk memberikan efek jera kepada orang-orang lain yang mengerjakan dosa besar semisal itu. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 2/695; Imam Syaukani, Nailul Authar, hlm. 746; M. Nashirudin Al Albani, Ahkamul Jana`iz wa Bida’uha, hlm. 108-109; Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 16/37).

Dalil tetap wajibnya menshalatkan jenazah pelaku dosa besar, seperti minum khamr, berzina, meninggalkan shalat, bunuh diri, dan sebagainya, adalah hadits dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Shalat [jenazah] wajib hukumnya atas setiap-tiap [jenazah] Muslim entah dia orang baik atau orang fajir (fasik), meskipun dia melakukan dosa-dosa besar.” (Arab : al sholaah waa’jibatun ‘ala kulli muslim barran kaana aw faajiran wa in ‘amila al kabaa`ir). (HR Al Baihaqi, dalam As Sunan Ash Shughra, no 501).

Adapun dalil bahwa pemimpin atau tokoh umat Islam sebaiknya tidak menshalatkan jenazah pelaku kemaksiatan, antara lain hadits Zaid bin Khalid Al Juhni ra, yang meriwayatkan bahwa seorang laki-laki dari kaum Muslimin telah terbunuh pada perang Khaibar dan berita laki- laki tersebut telah disampaikan kepada Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ”Shalatilah kawanmu!” [Rasulullah SAW tidak mau menshalatkan]. Maka berubahlah wajah orang-orang [terkejut] karena sabda tersebut. Maka ketika Rasulullah SAW mengetahui keadaan mereka [terkejut], bersabdalah Rasulullah SAW, ”Sesungguhnya kawanmu itu telah mengambil harta secara curang pada saat berjihad di jalan Allah.” Lalu kamipun memeriksa barang milik laki-laki itu dan kami dapati kharaz (tali untuk merangkai perhiasan seperti permata atau mutiara) milik orang Yahudi yang nilainya tidak sampai dua dirham.” (HR Abu Dawud, no 2712, hadits shahih). (Imam Syaukani, Nailul Authar, hlm. 746; Imam Abu Thayyib Abadi, ‘Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud; 7/379).

Dalam hadits tersebut terdapat dalil untuk dua hal; Pertama, bahwa bagi pemimpin atau tokoh umat Islam, yang utama (afdhal) sebaiknya tidak menshalatkan orang tersebut, untuk memberikan efek jera kepada pelaku kemaksiatan serupa. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan Rasulullah SAW yang tidak mau mensahalatkan jenazah pelaku ghulul (mengambil harta secara curang/khianat) tersebut. Kedua, bahwa jenazah pelaku maksiat, tetaplah dishalati. Hal ini ditunjukkan oleh perintah Rasulullah SAW kepada para sahabat, ”Shalatilah kawanmu!” (shalluu ‘alaa shaahibikum). (Imam Syaukani, Nailul Authar, hlm. 746).

Namun jika orang yang meninggal karena minum khamr itu sudah tidak mengimani lagi haramnya khamr (QS Al Maa`idah : 90), yaitu telah menghalalkan khamr, misalnya pernah mengucapkan,”Khamr itu bagiku halal dan tidak haram,” maka hukumnya haram menshalatkan jenazah orang tersebut. Sebab dengan ucapannya tersebut berarti dia telah murtad dan menjadi kafir. Padahal Islam telah dengan tegas mengharamkan menshalatkan jenazah orang kafir, sesuai firman Allah SWT (yang artinya), ”Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (TQS At Taubah [9] : 84). (M. Nashirudin Al Albani, Ahkamul Jana`iz wa Bida’uha, hlm. 120). Wallahu a’lam.[]

Kirimkan Komentar yang membangun