Selasa, 22 Desember 2015

Ibu = bagaikan intan permata

Alkisah ada seorang ibu muda yang menapakkan kakinya di jalan kehidupan. “Jauhkah perjalanannya?” tanyanya. Dan si pemandu menjawab, “Ya, jalurnya berat. Dan kau akan menjadi tua sebelum mencapai akhir perjalanan. Tapi akhir perjalanan akan lebih baik dari awalnya.”

Ibu muda itu tampak berbahagia, tapi dia tidak begitu percaya kalau segala sesuatunya bisa lebih baik dari masa-masa yang sudah dilewatinya. Ibu itu pun bermain-main dengan anak-anaknya, mengumpulkan bunga-bunga bagi mereka di sepanjang perjalanan, memandikan mereka di sungai yang jernih. Mereka bermandikan sinar matahari yang hangat. Ibu muda itu bersuara kencang, “Tidak ada yang lebih indah dari ini.”

Ketika malam tiba, terjadi badai yang membuat jalanan menjadi gelap. Anak-anak bergetar ketakutan dan kedinginan. Sang ibu mendekap anak-anak dan menyelimuti mereka dengan mantelnya. Anak-anak itu berkata, “Ibu, kami tidak takut karena engkau ada di dekat kami. Karena ada ibu, kami tidak akan terluka.”

Esok paginya, ibu dan anak-anaknya mendaki sebuah bukit. Lama-kelamaan mereka menjadi lelah. Namun, sang ibu selalu berkata pada anak-anaknya, “Sabarlah sedikit lagi, kita pasti akan sampai.” Kata-kata itu cukup membuat anak-anak bersemangat kembali untuk melanjutkan pendakian mereka. Dan ketika akhirnya tiba di atas bukit, anak-anak itu berkata, “Ibu, kami tidak akan bisa sampai di sini tanpamu.”
Dan ketika berbaring di malam hari, sang ibu memandangi bintang-bintang dan mengucap syukur, “Hari ini lebih baik dari hari sebelumnya, karena anak-anak saya belajar bersikap tabah dalam menghadapi kesusahan. Kemarin, saya memberi mereka keberanian. Hari ini, saya memberi mereka kekuatan.”

Dan keesokan harinya, datang awan tebal yang menggelapkan bumi, awan peperangan, kebencian dan kejahatan. Membuat anak-anak itu tersandung dan terjatuh, tapi sang ibu berusaha menguatkan mereka, “Lihatlah ke arah cahaya kemuliaan itu.” Anak-anak itu pun menuruti. Di atas awan terlihat cahaya yang bersinar sangat terang, dan cahaya itulah yang membimbing mereka melewati kegelapan itu. Malam itu berkatalah sang ibu, “Inilah hari yang terbaik. Karena saya sudah menunjukkan Tuhan pada anak-anak saya.”

Hari pun berlalu dengan cepat, lalu berganti dengan minggu, bulan, dan tahun. Sang ibu pun mulai menua dan tubuhnya menjadi membungkuk. Sementara, anak-anaknya bertumbuh besar dan kuat, serta berjalan dengan langkah berani. Ketika jalan yang mereka lalui terasa berat, anak-anak itu akan mengangkat ibu mereka. Pada akhirnya sampailah mereka di sebuah bukit. Di atas sana, mereka bisa melihat sebuah jalan yang bercahaya dan gerbang emas dengan pintu terbuka lebar. Sang ibu berkata, “Saya sudah mencapai akhir perjalanan. Dan sekarang baru saya tahu akhir perjalanan ini memang lebih baik daripada awalnya karena anak-anak saya bisa berjalan sendiri, dan begitupun cucu-cucu saya.”

Dan anak-anaknya berkata, “Ibu akan selalu menyertai kami, sekalipun Ibu sudah pergi melewati gerbang itu.” Dan anak-anak itu melihat ibu mereka berjalan sendiri, lalu gerbang itu tertutup di belakangnya. Anak-anak itu berkata lagi, “Kami memang tidak melihatnya lagi, tapi Ibu tetap ada bersama kami. Seorang ibu seperti Ibu kami lebih dari sekadar memori. Dia selalu hidup di hati kami.”
Sama seperti dalam kisah di atas, Ibu kita pun selalu bersama kita. Dia bagai suara desiran dedaunan saat kita berjalan menyusuri jalan. Ibu kita hadir di tengah canda tawa kita. Dia mengkristal di setiap airmata kita. Dialah tempat kita berasal, rumah kesayangan kita; dan dialah peta yang mengarahkan langkah yang kita ambil. Dialah cinta kita, dan tidak ada satu pun hal yang bisa memisahkan kita dengan ibu kita. Tidak juga waktu, atau tempat….ataupun kematian. Karena Ibu akan selalu beserta kita.

http://goo.gl/6hXgHV

Senin, 21 Desember 2015

suksesss

Assalamu'alaikum wr wb

Saya menemukan sebuah kutipan menarik,

"Kepercayaan diri adalah rahasia pertama sukses . . . esensi dari kepahlawanan." - Ralp Waldo Emerson

Koq bisa, rahasia pertama sukses itu adalah kepercayaan diri?

Simple, logikanya seperti ini.

Untuk meraih sukses Anda harus bertindak. Harus melakukan sesuatu yang levelnya lebih tinggi. Jika Anda melakukan yang biasa, Anda tidak akan berubah. Ya biasa-biasa saja. Jadi harus lebih tinggi.

Nah, untuk melakukan sesuatu yang hebat atau yang besar, secara tidak sadar Anda akan berpikir apakah Anda akan mampu?

Jika Anda berpikir mampu, maka Anda akan bertindak. Anda punya peluang sukses.

Jika Anda berpikir tidak mampu, maka Anda diam, dan peluang sukses jadi nol.

Saat Anda berpikir mampu, itulah yang disebut percaya diri.

Masuk akal bukan?

Jika Anda sudah melakukan sesuatu yang hebat dan Anda berhasil, maka percaya diri Anda akan naik dan naik.

Jika Anda tidak melakukan apa-apa, maka Anda akan semakin tidak percaya diri dan SEMAKIN PARAH.

Itulah mengapa saya membuat video tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri. Ada 10 video yang bisa Anda tonton di komputer, laptop, atau tablet/smartphone.

Saya beri nama The Confidence Secret.

Minggu, 20 Desember 2015

Cara Mendidik Anak perempuan Menjadi Anak soleha - Setiap orang tua pasti menginginkan anak perempuannya menjadi anak yang baik, menurut sama orang tua dan menjadi anak yang solehah dan pintar dalam masalah agama. Namun tidak dipungkiri, kalau jaman sekarang sudah menjadi rahasia umum jika banyak anak perempuan yang perilakunya menyimpang dari ajaran agama, bahkan tidak sedikit yang melakukan perzinahan dan hamil diluar nikah, apalagi saat ini anak perempuan yang memiliki prilaku aneh ini sudah memiliki sebutan yang aneh yaitu sebutan dengan kata "cabe-cabean" tentu hal ini akan tidak enak rasanya jika anak Bunda yang mendapatkan julukan seperti itu. Dan sekarang juga sudah menjadi rahasia umum kalau banyak wanita muda yang sering keluyuran malam tanpa mengenal waktu. Hal tersebut bisa jadi karena sejak kecil orang tuanya tidak memperhatikan pendidikan agamanya, serta membiarkan bergaul terlalu bebas. mendidik anak jadi sholeha Oleh karena itu Bunda, sebagai orang tua yang tidak menginginkan anak perempuannya menjadi cabe-cabean, ada baiknya bunda mendidik anak bunda sejak dini. Karena perlu kita ketahui budaya barat sudah meracuni otak generasi muda Indonesia, jadi jika bukan orang tua, siapa lagi yang akan membendung tingkah laku budaya barat ini. Sebaiknya langsung saja Bunda Tips ampuh mendidik anak perempuan menjadi anak yang sholeha, sebagai berikut. 1. Ciptakan suasana islami melalui pergaulan dan pendidikan Salah satu faktor terpenting untuk mendidik anak perempuan Bunda menjadi anak yang solehah adalah dengan memberikan pendidikan islami, pendidikan islami akan membangun karakter anak menjadi lebih baik dan berwawasan islam. untuk cara ini Bunda bisa mendaftarkan Anak perempuan bunda ke sekolah islam seperti TPA, MTs, bahkan bisa ditambah dengan pengajian dirumah. Jika anak Bunda sering bergaul dalam lingkungan islami, Insya Allah setiap tutur kata dan sikap akan lebih santun, tapi Bunda juga perlu memperhatikan pergaulannya sejak dini. 2. Biasakan membangunkan anak pada waktu subuh Seseorang yang bangun di waktu subuh merupakan orang-orang yang identik dengan orang yang rajin dan taat agama, bahkan orang dewasa saja belum tentu bisa untuk bangun di waktu subuh secara rutin. maka itu membangunkan anak perempuan pada waktu subuh merupakan hal yang wajib Bunda lakukan agar anak bunda terbiasa melakukan kegiatan ini sejak kecil, setelah itu suruhlah anak bunda sholat subuh. maka lama-lama anak Bunda akan terbiasa dengan kegiatan yang sering dia lakukan. 3. Berikan contoh baik Biasanya orang tua hanya bisa memerintah anaknya untuk menjadi anak yang baik, rajin sholat, rajin mengaji dan sebagainya, namun hal ini tidak pernah dilakukan juga oleh orang tua itu sendiri. perlu Bunda ketahui, kalau orang tua merupakan teladan yang baik untuk anaknya. maka itu jika orang tua memerintah anak untuk berbuat baik, harusnya sikap itu juga dilakukan oleh orang tua, namun jika orang tua hanya menyuruh tanpa dipraktekan jangan salahkan anak jika anak bunda akan membangkang. Karena alasan kuat anak untuk membangkang sama orang tua adalah prilaku orang tuanya sendiri. 4. Wisata islami Jangan sering membawa anak Bunda ke mall-mall atau tempat yang terdapat banyak contoh yang tidak baik, sekali-kali ajak anak bunda untuk berwisata islami contohnya bersafari ke masjid-masjid. 5. Kenalkan batas-batas aurat sejak kecil Biasanya seorang anak akan berpakaian mengikuti perkembangan jaman, jadi tidak aneh jika sekarang ini banyak wanita yang masih anak-anak menggunakan pakaian ketat hingga buah dadanya hampir terlihat, bahkan tidak malu menggunakan celana ketat yang sangat pendek, Jika pakaian tersebut sudah biasa mereka kenakan. Maka Bunda akan sulit untuk mengubah gaya pakaiannya jika Ia sudah beranjak besar, untuk itu sejak dini Bunda harus memperkenalkan batas-batas aurat pada anak perempuan Bunda, dan jelaskan apa dosa yang akan didapat jika ia membuka batas-batas aurat tersebut. Insya Allah dengan niat yang baik, anak bunda akan terhindar dari gaya busana barat atau cabe-cabean. 6. Ajarkan untuk membawa alat sholat Agar sejak kecil anak bunda rajin sholat, ada baiknya ingatkan dan siapkan perlengkapan sholat anak didalam tasnya, kemana pun anak Bunda pergi sediakanlah alat sholat tersebut, hal ini akan membuat kebiasaan yang baik pada anak. 7. Hindari mendengarkan lagu-lagu dewasa perlu Kita ketahui Bunda, jaman sekarang musik dewasa sangat mendominasi. bahkan ada beberapa penyanyi artis cilik yang sudah menyanyikan lagu-lagu cinta, nah lagu-lagu ini juga akan membentuk pola pikir yang tidak baik buat anak Bunda, mulai dari sekarang cegahlah untuk mendengarkan lagu-lagu dewasa, paling tidak Bunda bisa meminimalisir. Ada baikya Bunda memberikan musik-musik islami contohnya seperti lagu hadad alwi, shalawat, dan masih banyak lagi.

Sumber : http://bunda-lita.blogspot.co.id/2014/05/cara-mendidik-anak-agar-soleh-dan-soleha.html
Mohon untuk sobat yang copy paste artikel ini untuk mencantumkan link sumber ,thanks!!..

anak shaleh cerdas

Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh, nakal, atau pemarah. Karena, perkembangan anak juga sangat dipengaruhi oleh perilaku orangtua, bahkan sejak dalam kandungan. Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.
Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang sahabat. Kata Nabi, “Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut istrimu saat sedang mengandung?” “Benar,” jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut. Cerita ini menjadi bukti bahwa mendidik anak sudah harus dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. Selain makanan yang dimakan sang ibu haruslah halal dan berkah, didikan secara fisik juga perlu dilakukan.
Kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya. Secara umum, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan. Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa. Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya.
Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya. Selain itu, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak wajar.
Selain itu, si ibu harus perhatian terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Misalnya, dengan cara mengelus-elus perutnya karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman, sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah. Yang paling baik adalah berikan rangsangan berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi.
Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.Karenanya, pada kondisi demikian, seorang ibu hamil harus tetap menjaga makanannya sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi. Misalnya, dengan suntik TT.
Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan. Lalu pada bulan-bulan terakhir menjelang kelahiran, lakukan tiga minggu sekali, dan bahkan bisa dilakukan setiap minggu. Dianjurkan agar saat mengandung si ibu tidak meminum obat-obatan yang bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Sebab, obat-obatan semacam itu tidak banyak berfungsi. Yang penting, ciptakan saja lingkungan yang mendidik.
Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu, nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein, karbohidrat, atau mineral. Nutrisi bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang mengandung. Ketika si ibu siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik. Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya, malaria, tipus, bahkan batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi perkembangan si janin.
Si ibu bisa pula memberi rangsangan kepada si janin dengan memperdengarkan musik klasik, atau — lebih baik lagi — bacaan ayat suci al-Qur’an.
Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang ini bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin. Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama tersebut. Selain itu, si ibu bisa membacakan cerita-cerita menarik buat si janin, atau mengajaknya mengobrol. Apalagi jika saat mengobrol tersebut si ibu mengelus-elus perutnya dengan kasih sayang.
Tips mendidik bayi saat dalam kandungan :
  1. Hendaknya si ibu memperbanyak bacaan al-Quran. Bahkan lebih baik jika menghapal Al-Quran dan Hadits, bila ingin anaknya menjadi seorang hafidz. Hasilnya bisa seperti DR. Sayid Muhammad Husein Thabathabai, seorang hafidz yang sudah menjadi Doktor pada usia 5 tahun karena hafal Al-Quran beserta terjemahnya. Simak salah satu videonya di sini.
  2. Hendaknya si ibu berdoa kepada Allah SWT agar anak yang bakal dilahirkan menjadi anak yang soleh, berilmu, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
  3. Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal.
  4. Hendaknya si ibu makan makanan yang bergizi dan sentiasa menjaga kesehatan badannya.
  5. Hendaknya si ibu menjaga kebersihan untuk menjamin kesehatan bayi dalam kandungan.
  6. Hendaknya si ibu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada pada dirinya saat hamil.
  7. Hendaknya si suami lebih memahami keadaan isteri serta memberikan motivasi kepada istrinya.
Modified from : dokternasir.web.id

Menjadikan anak itu shaleh

bismillahirrahmanirrahim
Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah “anak yang sholeh/sholehah”. Doa anak yang sholeh juga merupakan salah satu doa yang insya Allah dikabulkan oleh-Nya. Bagaimana cara untuk mendidik anak kita menjadi anak yang sholeh? Didiklah ia dengan cara yang islami, seperti beberapa tips berikut ini:
  1. Biasakan anak kita bangun pada waktu shubuh. Contoh: sejak usia dini, ajaklah ia sholat shubuh bersama atau berjamaah di mesjid.
  2. Berikan ia lingkungan pergaulan dan pendidikan yang islami. Contoh: sejak dini ikutkan anak kita dalam TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), mengikuti kursus di mesjid, dsb.
  3. Berikan teladan, bukan hanya perintah yang egois. Contoh: jangan hanya menyuruh ia belajar mengaji atau sholat, namun kita sendiri tidak melakukannya.
  4. Ajak anak kita untuk mengunjungi mesijd secara rutin. Contoh: secara rutin, ajaklah anak kita untuk berjamaah di mesjid.
  5. Perkenalkan batasan aurat sejak dini. Contoh: jika sejak dini kita biasakan anak perempuan kita menggunakan jilbab, maka saat dewasa ia justru akan merasa tidak nyaman jika memperlihatkan auratnya.
  6. Biasakan anak kita untuk selalu membawa perlengkapan sholat, terutama untuk anak perempuan.
  7. Minimalkan anak kita dalam mendengar musik-musik non islami. Sebaliknya, maksimalkan anak kita untuk mendengar ayat-ayat Al-Qur’an atau nasyid.
  8. Buatlah jadwal menonton TV dan dampingi anak ketika menonton. Jauhkan anak dari tontonan yang tidak mengandung unsur pendidikan, seperti: sinetron, film horor, film cengeng, dan lain-lain.
  9. Ajarkan nilai-nilai Islam secara langsung. Sampaikan nilai-nilai Islam yang kita kuasai kepada anak kita. Akan lebih baik jika dalam bentuk cerita yang menarik.
  10. Jadilah sahabat setia baginya. Jadikan ia nyaman untuk menjadikan kita tempat curhat yang utama sehingga kita akan selalu mengetahui masalahnya.
  11. Ciptakan suasana hangat dan harmonis dalam keluarga. Jika keluarga tidak lagi terasa hangat baginya, anak akan mencari pelampiasan di tempat lain.
  12. Lakukan semua tips di atas dengan bijak, sabar dan konsisten. Jangan pernah menggunakan kekerasan dan hindari sikap emosional yang dapat membuatnya sakit hati.
Semoga tips-tips ini dapat membantu kita menjadi orang tua yang baik bagi anak kita dan mengajaknya bersama-sama masuk ke dalam surga-Nya yang kekal. Amin. (hafit bokko, S.Pd)

Merai Bahagia

Siapa yang tidak menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, kita semua tentu menginginkannya. Hanya yang perlu untuk kita pertanyakan bagaimana cara untuk meraih keduanya. Sementara, kita yakini bersama bahwa Islam adalah agama yang ajarannya universal (menyeluruh). Islam satu-satunya agama yang mendapatkan legitimasi (pengakuan) dari Sang Pemiliknya Jalla Sya’nuhu.
Islam adalah agama yang rahmatan lil alamiin. Tidak didapatkan satu ajaranpun dalam Islam yang merugikan para pemeluknya, tidak ditemukan satu prinsip pun dalam Islam yang mencelakakan para penganutnya. Tetapi pada kenyataannya banyak kalangan yang hanya menitikberatkan perhatiannya pada dunia dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.
Padahal Allah telah mengingatkan kita dengan firman-Nya, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridloannya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid: 20).

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang mereka telah usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Huud: 15-16).

Para pembaca -yang semoga dirahmati Allah-, petunjuk Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah sebaik-baik petunjuk. Siapa yang mengambilnya ia akan bahagia dan yang meninggalkannya akan celaka. Allah berfirman, “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (QS An Nuur: 63).

Terbukti generasi yang bersamanya, yakni generasi para sahabat meraih gelar terbaik umat ini, karena mereka mengambil petunjuknya. Itulah mereka para sahabat yang telah berhasil meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Bagaimana tidak, sedang mereka mendapatkan bimbingan tauhid selama kurang lebih 13 tahun hingga akhirnya mereka memiliki landasan yang kokoh dalam kehidupannya.
Oleh karena itu, tauhid itulah sebagai landasan yang menghantarkan seseorang kepada kebahagiaan yang sebenarnya. Sebab mentauhidkan Allah adalah tujuan diciptakannya manusia. Allah berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzariyaat: 56). Ibnu Katsir berkata: makna “ya’buduun” dalam ayat ini adalah “yuwahhiduun” (mentauhidkan Allah). Al Imam Al Baghowi menyebutkan dalam tafsirnya bahwa Ibnu Abbas RA mengatakan: “Setiap perintah beribadah dalam Al Qur’an maka maknanya adalah tauhid.”
Para pembaca -yang semoga dirahmati Allah-, bagaimana tidak dikatakan bahwa tauhid sebagai landasan yang akan menghantarkan seseorang kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, sedangkan Allah meridloi ahli tauhid. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya Allah meridloi kalian tiga perkara: kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, berpegang teguh dengan tali Allah semuanya dan jangan bercerai berai, dan memberikan nasihat kepada orang yang Allah jadikan pemimpin atas urusan-urusan kalian.” (HR Muslim dari Abu Hurairoh).
Itulah tauhid, tauhid adalah sebagai jalan untuk mendapatkan dua kebahagiaan tersebut, sebab dengan menegakkan tauhid berarti menegakkan keadilan yang paling adil. Sementara tujuan Allah mengutus rasul-Nya dan menurunkan kitab-Nya adalah supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Allah berfirman, “Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyatam dan telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS Al Hadiid: 25).

Tauhid sebagai landasan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat karena keamanan serta petunjuk di dunia dan akhirat hanya akan dicapai oleh para ahli tauhid. Allah berfirman, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al An’aam: 82). Berkata Ibnu Katsir pada ayat ini: “Yaitu mereka yang memurnikan ibadahnya untuk Allah saja dan tidak berbuat kesyirikan dengan sesuatu apapun, mereka mendapatkan keamanan pada hari kiamat dan petunjuk di dunia dan akhirat.”
Jadi memang tauhidlah yang akan menghantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki. Karena khilafah di muka bumi serta kehidupan yang damai, aman, dan sentosa berbangsa dan benegara hanya akan diraih melalui tauhid. Allah berfirman, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi.
Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridloinya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka, semula mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An Nuur: 55).

Para pembaca -yang semoga dirahmati Allah-, ahli tauhid mereka orang-orang yang akan mendapatkan jaminan surga dari Allah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang bertemu Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya, ia akan masuk neraka.” (HR Muslim dari Jabir bin Abdillah). Ahli tauhid mereka orang-orang yang akan berbahagia dengan syafa’atnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Abu Hurairoh bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, “Siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu?” Beliau menjawab, “Orang yang mengatakan ‘laa ilaaha illallah’ ikhlas dari lubuk hatinya.” (HR Bukhori dari Abi Hurairoh).

Ahli tauhid mereka orang-orang yang terjaga dan terpelihara darah dan hartanya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak untuk diibadahi secara benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukannya, mereka terjaga dariku darahnya dan hartanya kecuali dengan hak-hak Islam, dan perhitungannya atas Allah.” (HR Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar).

Demikianlah para pembaca -kaum muslimin- tauhid adalah rahasia kebahagiaan dunia dan akhirat, karena yang pertama kali diwajibkan atas seorang hamba adalah tauhid. Allah berfirman, “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada Ilah yang hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS Al Anbiyaa: 25).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berkata kepada sahabat Muadz bin Jabal radhiallahu `anhu ketika beliau mengutusnya ke negeri Yaman, “Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari Ahli Kitab. Jika Engkau mendatanginya maka serukanlah kepada mereka supaya mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah -yang berhak untuk diibadahi- kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah…” (HR Bukhori Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu `anhu).

Imam Al Hafizh Al Hakami mengatakan, “Kewajiban pertama atas hamba, mengenal Ar Rahmaan (Allah) dengan tauhid.” Dan tauhid juga yang menjadi kewajiban terakhir atas seorang hamba, ketika menjelang kematiannya Abu Tholib, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam datang menemuinya dan berkata, “Wahai paman, ucapkanlah ‘laa ilaaha illallah’, kalimat yang menjadi hujjah untukmu di sisi Allah…” (HR Bukhori Muslim dari Sa’id ibnul Musayyab dari bapaknya (Musayyab)).
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda, “Barangsiapa yang akhir ucapannya ‘laa ilaaha illallah’, ia akan masuk surga.” Semoga Allah memberikan taufiq kepada yang dicintai dan diridloinya. Amin ya Mujibas sailiin.
(Dikutip dari tulisan Ustadz Abu Hamzah)
Copy Righ By Hafit Bokko, S.Pd

Tujuh Kebahagian Abadi

TUJUH KEBAHAGIAAN ABADI, 7 indikator kebahagiaan di dunia yg perlu direnungkan dan di amalkan sehari2 :

1). QOLBUN SYAKIRUN, atau hati yg selalu bersyukur, *Artinya selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yg berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yg selalu bersyukur.
2). AL-AZWAJU SHALIHAH, yaitu pasangan hidup yang sholeh. *Pasangn hidup yg sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yg sholeh pula.
3). AL-AULADUL ABRAR, yaitu anak yg sholeh. *Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah, berbahagialah orang tua yg memiliki anak sholeh/sholehah.
4). AL-BIATU SHOLIHAH, yaitu lingkungan yg kondusif untuk iman kita. *Rasulullah menganjurkan kita utk selalu bergaul dgn orang2 sholeh yg selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.
5). AL-MALUL HALAL, atau harta yang halal.
*Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yg dimiliki. Harta yg halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dlm hidup. Berbahagialah orang yg selalu dgn teliti menjaga kehalalan hartanya.
6). TAFAKUH FID-DIEN, atau semangat utk memahami agama. *Dengan belajar ilmu agama, akan semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada Allah dan Rasulnya. Cinta inilah yg akan memberi cahaya bagi hatinya.

7). UMUR YANG BAROKAH.
*Artinya umur yg semakin tua semakin sholeh, setiap detiknya diisi dgn amal ibadah. Semakin tua semakin rindu utk bertemu dgn Sang Pencipta. Inilah semangat hidup orang2 yg barokah umurnya, maka berbahagialah orang2 yg umurnya barokah...

Rahmatullah Soelaiman

Jalan Menuju Kebahagiaan Abadi

Desember 2015, smk n 1 tinangkung
Sebuah kalimat bijak menyebutkan, “Semua perjalanan adalah perjalanan kejiwaan.” Kita adalah jiwa yang sedang hidup di alam raga. Menurut Teilhard de Chardin, “We are not human beings having a spiritual experience, we are spiritual beings having a human experience.” (Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi. Manusia bukanlah “makhluk bumi” melainkan “makhluk langit”). (Oleh A Riawan Amin)

Menyandar spiritualitas kejiwaan sebagai sentral kehidupan manusia, Islam menekankan perlunya terus membina dan menjaga konstelasi dan integritas spiritualitas tersebut. Sayangnya, sebagai makhluk spiritual kita kerap “terjebak” pada fisik, emosi, dan pikir, manusia kurang memperhatikan jati dirinya yang sejati.

Pada kondisi inilah Ramadhan dihadirkan oleh Allah SWT. Bulan yang dijadikan sarana untuk kembali menemui dan mengasah jati diri sejati, spiritual. Proses pengendalian diri sebagai inti dari puasa telah menempatkan manusia kembali pada posisinya yang tepat. Melepaskan semua belenggu-belenggu fisik, emosi, dan pikiran yang kerap mengontaminasi spiritualitasnya. Karena, sesungguhnya saat manusia mampu melepaskan diri dari ketertawanan fisik, emosi, dan pikir, maka ia seolah terlahir kembali dari rahim ibunya. Bersih tanpa noda sedikit pun

“Barangsiapa yang melaksanakan puasa dengan penuh keimanan dan penuh harap kepada Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya di masa lalu.” (HR Bukhari dan Muslim). Begitupun, bila puasa yang dilakukan hanya sebatas fisik semata, tidak mampu menelisik hingga ke relung-relung jiwa, maka ia tak akan memperoleh apa pun dari puasanya kecuali lapar dan dahaga semata. (HR An-Nasai).

Dalam konteks manajemen hidup, Ramadhan memberikan banyak pelajaran. Di sini, kita mampu menemukan kesejatian diri. Menyambut kehadiran Ramadhan dengan suka cita, sebagaimana mengisinya dengan gembira dan penuh antuasias, sesungguhnya menjadi awal pembuka kebahagiaan abadi sebagai puncak kesuksesan diri yang dicari manusia.

Mampu memanfaatkan Ramadhan sebagai bagian ibadah terindah, berbagi yang terbaik, dan berjuang dengan sepenuh hati, merupakan mekanisme perjalanan jiwa menuju kesejatiannya. Menemukan diri yang sebenarnya. Itulah diri spiritual.

“Setiap amal anak Adam untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya itu untuk-Ku dan Aku yang akan mengganjarnya. Puasa itu adalah perisai. Jika datang hari puasa seseorang di antara kalian, maka janganlah ia berkata rafats dan jangan memaki. Jika ada orang memakinya atau memancing berkelahi, hendaklah ia berkata: 'Aku sedang berpuasa'. Demi Zat yang jiwa Muhammad di tangannya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada wangi misik. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: jika ia berbuka, ia berbahagia; dan jika ia bertemu Tuhannya, ia berbahagia karena puasanya.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasai, Ibn Majah, dan Ahmad).

Sabtu, 19 Desember 2015

10 keutamaan ilmu

MENCARI ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Tanpa ilmu kita tidak bisa menjalani hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu biasanya akan di manfaatkan oleh orang lain. Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: ”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)
2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali Imran 18)
3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu sebagaimana dalam firman Allah, (… dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu) (QS.Thahaa 114)
4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, (… Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11)
5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya: (…. sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang berilmu). (QS. Fathir 25).
6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya: (Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)). ( QS. Al-Baqarah 269)
7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang ”Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama,” (HR Bukhari dan Muslim).
8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, ”Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surge,” (HR Muslim)
9. Diperbolehkannya ”hasad” kepada ahli ilmu,”Tidak hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan orang yang Allah beri hikmah lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya,” (HR Bukhari )
10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu,”Sesungguhnya para malaikat benar-benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya,” (HR. Ahmad dan Ibnu majah). [rika/islampos/sumber:daysabakugara]

Nasib guru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai telah menganiaya nasib guru jika para tenaga pendidik tersebut harus mengunakan biaya sendiri dalam mengikuti sertifikasi. Jika mulai tahun 2016 guru sertifikasi bayar sendiri merupakan sistem yang mengada-ada untuk menutupi kegagalan melaksanakan Undang-Undang Guru dan Dosen.
Pasalnya, jika sampai saat ini masih banyak guru yang belum disertifikasi. Jumlahnya sekitar 1,4 juta guru atau sekitar 45 persen dari total seluruh guru di Indonesia.
"Rencana Kemendikbud agar guru-guru yang diangkat setelah tahun 2006 melaksanakan sertifikasi sendiri, dengan biaya guru sendiri hakikatnya sama saja menganiaya guru," kata Ketua Umum PB PGRI Sulistyo kepada ROL, Rabu (9/9) malam.

Setyo--panggilan akrabnya--menjelaskan, dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 82 Ayat (2) menyebutkan dengan jelas paling lambat sepuluh tahun sejak undang-undang itu disahkan (tahun 2005) guru-guru harus sudah S1/D4 dan bersertifikat pendidik. Dalam UU itu, kata dia, dinyatakan bahwa pemerintah dan atau pemerintah daerah menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi dan sertifikat pendidik, untuk guru dalam jabatan.

Adapun, Sulistiyo menjabarkan, guru dalam jabatan menurut Pasal 1 Ayat (9) dinyatakan guru yang sudah mengajar. Artinya, guru yang sudah mengajar biaya sertifikatnya ditanggung pemerintah dan atau pemerintah daerah.

Selain itu, siapa saja guru dalam jabatan itu yang bisa disertifikat, yaitu guru tetap. Dalam Pasal 1 Ayat (8) guru tetap itu guru yang diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan penyelenggara pendidikan, dan satuan pendidikan yang telah bekerja minimal dua tahun.

"Jadi semua guru dalam jabatan dan guru tetap harusnya telah disertifikasi paling lambat tahun 2015 dan setah itu pemerintah hanya mengangkat guru yg telah S1 dan bersertifikat pendidik, tentu kalau mamapu, sebab pendidikan profesi guru juga tidak jelas keberadaannya," ujar Sulistiyo.
Bahkan, lanjut dia, semestinya setelah UU GD disahkan, pemerintah hanya mengangkat guru yg telah S1/D4 dan bersertifikat pendidik. Sebab, pemerintah juga tidak mampu menyediakan guru yang memenuhi syarat itu, maka yang diangkat adalah yang ada saat itu.
Karena itu, mestinya semua guru dalam jabatan yang ada hingga sekarang harus disertifikasi dengan cara yang relatif sama dengan biaya dari pemerintah.

"Saya ingin menagih janji Mendikbud, katanya akan menyayangi dan memuliakan guru. Mendikbud harus menghentikan gagasannya yang aneh dan melanggar UU Guru dan Dosen itu,tidak ada satu kata pun, bahwa yang dibiayai sertifikasinya hanya guru yang diangkat sebelum 1 Januari 2006, tetapi, sekali lagi, guru dalam jabatan," ujarnya.