Kamis, 12 Desember 2019

Warning untuk orang tua

.......
Ya Allah Lindungilah Anak-anak Kami..
Shock baca ini...
๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

WARNING KARTU MERAH

Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un ๐Ÿ˜ญ

Rasanya denyut jantung ikut berhenti. Ketika mengkonfirmasi berita ini benar atau hoax. Ternyata benar adanya. ๐Ÿ˜ญ

Seorang anak kelas 6 SD ditemukan tewas gantung diri, karena HP nya disita orang tuanya. Astaghfirullah...
Iya, diberitakan anak ini memang kecanduan gadget, akhirnya gadget tersebut disita, akhirnya dia punya fikiran sepintas ini. Mengakhiri hidupnya sendiri daripada hidup tanpa HP.

Gusar, resah, sedih, kecewa, semuanya..berkecamuk dalam hati. Rasa-rasanya dulu saat aku sendiri seusia anak ini, kayaknya ya memang tak pernah terfikirkan untuk mengakhiri hidup yang indah ini.
Iyaaa dulu orang tua kami memang tak mengenalkan gadget menjadi kebutuhan sehari-hari, sehingga tanah lapangpun adalah tempat main favorit saya dan teman-teman.

Jadi ini gimana, kesalahan siapa? Jika ada berita buruk seperti ini, apakah terus-terusan anak saja yang disorot? Ah tentunya tidak.

Yang mengenalkan hape siapa?
๐Ÿ‘‰ya orang tua
Yang memberikan hape secara cuma-cuma?
๐Ÿ‘‰ya orang tua
Yang membiarkan anak bermain hape sampai dia candu?
๐Ÿ‘‰ya orang tua
Yang akhirnnya bingung gimana cara ngobatin candunya?
๐Ÿ‘‰ya orang tua
Tapi tetep ntar yang ga mau disalahin?
๐Ÿ‘‰ya orang tua

Ah mamak mah sukanya nyalah-nyalahin. Lha aku berkata apa adanya. Ga mungkin juga kan anak bisa tiba-tiba kenal sama hape tanpa ada yang ngenalin? Apa ada anak usia bayi 0 bulan terus langsung jadi pecandu hape dari saat dia bayi? Aaah iya, ga ada.
Mau nyalahin lingkungan? Berapa lama dia berada di luar rumah? Bukankah seharusnya waktu bersama keluarganya lebih panjang daripada waktunya di lingkungan luar rumah?
Lalu, Mau menyalahkan siapa lagi? Anaknya? Dia korban, dia yang meninggal. Sampai akhirnya fungsi otaknya dan imannya tumbuh tidak normal, sehingga menjadikan gantung diri sebagai pilihan. ๐Ÿ˜”

Ah ya, nasi sudah menjadi bubur. Nyawa yang hilang tak bisa dikembalikan seperti sedia kala.

Semoga kejadian ini tidak menimpa anak-anak kita.
Ini beneran jadi warning kartu merah bagi kita semua. Bukan lagi kartu kuning.

Betapa pentingnya penanaman pembelajaran basic untuk anak.
Betapa pentingnya juga kita orang tua membantu anak menjadi tau, tentang hal positif penggunaan hape, juga tentang dampak negatif penggunaanya.

Jangan sampai kita teledor, dan berfikiran :
๐Ÿ‘‰anak milenial wajib kenal hape dari kecil
๐Ÿ‘‰anak milenial wajib punya hape bagus
๐Ÿ‘‰anak milenial wajib kita belikan hape
๐Ÿ‘‰anak milenial ga boleh kalah dari temen temennya, temennya hapenya A, anaknya harus punya hape yang lebih canggih dari A
๐Ÿ‘‰hape bikin pinter, lalu kita bangga ketika anak kita yang masih balita dengan syahdunya bisa mengoperasikan tombol tombol sendiri dari hape
๐Ÿ‘‰anak kenal hape itu gaul, jadi biarkan aja dia ngeyoutube dan ngegame sepuas hati
๐Ÿ‘‰hape bikin anak diam dan tenang, daripada dia merepotkan, lebih baik dipegangi hape saja biar ga bikin rusuh hidup orang tuanya

No no no ๐Ÿ˜”
Baru kemarin kan ya berita banyak anak masuk RSJ karna candu gadget. Hari ini kembali gempar dan menyayat hati, karna korbannya sampai meninggal. ๐Ÿ˜ญ

Masa iya hapenya yang mau disalahkan?๐Ÿ˜”

Ayo pak bu, bismillah.

Yuk bergandengan tangan. Kuatkan hati dan tekad. Jangan biarkan kita terlena, atau anak kita yang jadi korban selanjutnya?
Naudzubillah. Patah hatikuuuu makk๐Ÿ’”

Sumber : Umi istri sholehah

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2861884143824719&id=100000094847733
Kirimkan Komentar yang membangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar