Setiap kita pasti menginginkan kebahagiaan sejati. Kita tidak menginginkan kesusahan, kegelisahan dan ketidaktenangan dalam hidup ini.
Apakah kebahagiaan sejati itu bisa kita dapatkan dengan harta, pangkat/jabatan atau pria/wanita? Ternyata tidak, karena harta yang kita miliki suatu saat bisa habis, pangkat juga bisa hilang, pasangan hidup suatu saat juga bisa meninggalkan kita.
Apalah artinya jika kita memiliki harta yang melimpah, tapi kita tidak merasakan berkah dan kebahagiaan dari harta tersebut. Bahkan banyak orang yang kaya raya tapi dia tidak bisa tidur dan memejamkan matanya.
Keluarganya berantakan, dan hidupnya dipenuhi masalah. Begitu banyak juga orang yang memiliki pangkat dan jabatan yang tinggi tapi tidak tenang dalam hatinya.
Demikian juga yang memiliki pasangan hidup yang cantik dan tampan, tapi setiap hari diisi dengan percekcokan, konflik dan masalah yang membuat hati bertambah gelisah. Kalau begitu apa yang akan memberi kita kebahagiaan sejati?
Kebahagiaan sejati hanya bisa didapatkan dari diri kita sendiri. Kenapa? Karena kebahagiaan itu bersumber dari hati dan jiwa kita. Sebagaimana kata Syaikh Muhammad Al Ghazali, gurunya syaikh Yusuf Al Qardhawy, bahwa yang paling dibutuhkan manusia itu adalah kebahagiaan yang akan dia temukan didasar hatinya sendiri.
Bagaimana cara membuat hati dan jiwa yang bahagia? Hati dan jiwa kita hanya akan bahagia dengan beriman kepada Allah dan membersihkan serta mensucikannya dari berbagai dosa dan noda.
Membersihkan jiwa itu hanya bisa kita lakukan dengan beribadah kepada Allah, mematuhi perintah-Nya dan menjauhkan diri dari larangan-Nya.Inilah kunci kebahagiaan sejati itu.
Allah swt menyatakan dalam Qur’an Surat Asy Syams bahwa “Beruntunglah mereka yang mensucikan jiwanya dan merugilah mereka yang mengotorinya”. Memang benar jiwa yang kotor akibat perbuatan salah dan dosa yang kita lakukan akan merugikan diri kita sendiri.
Jiwa itu akan menjadi lemah dan merasa bersalah, karena hati kecil kita pasti tidak ingin melakukan perbuatan dosa dan salah tersebut. Jiwa yang berdosa akan mudah tegang dan terguncang karena menghadapi masalah.
Dia juga bisa menggelegak dan meradang ketika ada yang memicunya, sehingga dilampiaskan dalam bentuk kemarahan, yang akhirnya membuat jiwa itu semakin gelisah dan tidak tenang.
Sebagai contoh, perbuatan tidak jujur dan korupsi, pasti akan membuat jiwa kita akan merasa gelisah, karena khawatir perbuatan kita diketahui, sehingga akibat yang buruk berupa penjara dan rasa malu akan mendera kita.
Lalu bagaimana caranya kalau kita sudah terlanjur melakukan perbuatan dosa dan kesalahan, sehingga kita merasakan ketidak tenangan dan kegelisahan dalam jiwa kita?
Cara yang pertama untuk mengatasinya adalah dengan bertaubat kepada Allah swt atas perbuatan dosa kita itu. Minta ampunlah kepada-Nya dalam setiap doa-doa yang kita lantunkan.Perbanyaklah zikir dengan istighfar.
Dalam QS Surat Nuh 10 – 12 Allah swt mengatakan siapa yang minta ampun kepada Allah maka Allah akan menurunkan berkahnya dan melipatgandakan harta dan anak-anak kita.
Minta ampunlah dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, bahkan lebih baik sambil menangis menyesali diri dan memohon ampunan serta maaf dari-Nya atas keterlanjuran dan keteledoran kita.
Kedua, tingkatkan keimanan dan aqidah kepada-Nya dengan cara belajar dan mendalami ilmu agama, baik dengan membaca AlQur’an, membaca buku-buku agama dan spiritual yang mendorong kita untuk memperbaiki dan mengendalikan diri.
Dengarkan tausiyah dan nasehat dari para ulama dan orang-orang yang saleh yang akan menyejukkan hati dan memberikan energi pada jiwa kita.
Ketiga, peliharalah dan tingkatkan kualitas ibadah kita terutama ibadah shalat, dengan cara tepat waktu dan berjamaah di masjid. Shalat yang dilakukan tepat waktu, berjamaah dan khusuk, akan memberikan kesegaran dan ketenangan dalam hati.
Secara ilmiah shalat akan mengaktifkan gelombang alfa diotak dan mengaktifkan hormone serotonin yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam diri. Shalat juga menjadi sarana kontemplasi dan perenungan untuk menemukan hakikat dan jati diri kita.
Shalat jadi sarana penyucian jiwa yang terutama dalam Islam. Kata Rasulullah saw orang yang melaksanakan shalat ibadah mandi 5 kali dalam sehari sehingga tidak akan ada lagi kotoran yang melekat dalam tubuhnya.
Shalat yang benar adalah shalat yang mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar, karena kita punya siklus ibadah yang akan terus mengingatkan kita kepada Allah swt.
Buktikanlah bahwa shalat berjamaah dimesjid, apalagi sesudah itu dibarengi dengan zikir, doa, mendengarkan tausiyah/wirid dan iktikaf akan memberikan ketenangan dan kedamaian pada jiwa kita.
Keempat, konsistenlah untuk berzikir, dengan zikir yang diajarkan Rasulullah saw seperti istighfar, kalimah tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Zikir itu akan memberikan ketenangan dan nutrisi pada jiwa kita sehingga menjadi lebih kuat.
Pikiran pun akan fokus, sehingga mudah untuk kita kontrol sesuai dengan yang kita inginkan. Pikiran negatif jika tidak dikendalikan dengan zikir, maka dia akan berseliweran muncul dalam benak kita yang akan merugikan dan mempengaruhi jiwa kita.
Syetan pun akan ikut campur dengan memberikan rasa takut dan was-was dalam diri manusia, karena begitulah salah satu cara syetan menggoda manusia.
Menurut Rasulullah saw sebaik-baik dan sebesar-besar nilai berzikir adalah membaca AlQur’an. Allah swt mengatakan dalam Surat Al Anfaal, bahwa hanya dengan berzikir/mengingat Allah hati kita akan terasa tenang.
Al Qur’an sendiri memiliki mukjizat yang bisa kita pakai untuk zaman sekarang ini. Sebagaimana firman Allah swt dalam Surat Yunus ayat 57, AlQur’an bisa menjadi obat dan penyembuh bagi penyakit yang ada pada jiwa dan fisik manusia.
Allah swt berfirman “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.Oleh karena itu dengan membaca Al Qur’an sebenarnya kita sedang memberikan sebuah therapy yang dahsyat kepada diri untuk dapat menyembuhkan penyakit yang kita miliki baik lahiriah maupun bathiniah.
Kelima, perbanyaklah berbuat kebaikan dan membantu sesama saudara, baik berupa tenaga maupun dengan infaq ataupun shadaqah. Kunjungilah saudara kita yang sakit, berilah makan kepada mereka yang kelaparan, bantulah mereka yang kesulitan, pinjamilah mereka yang membutuhkan pinjaman.
Dalam sebuah hadistnya Rasulullah saw mengatakan “Barangsiapa yang meminjami saudaranya yang membutuhkan, maka setiap hari dia akan mendapatkan pahala sebesar pahala pinjamannya itu sampai saudaranya mengembalikan pinjamannya.”
Bayangkan jika uang kita dipinjam selama 10 tahun, maka selama itu pula pahala akan mengalir kepada diri kita setiap hari. Makanya ada sebuah buku mengungkapkan bahwa pinjaman itu lebih besar pahalanya daripada sedekah.
Keenam, lakukan silaturahim dan memperbaiki ukhuwah diantara sesam. Silaturahim memberikan 3 manfaat yang luar biasa pada diri kita. Rasulullah saw besabda, barangsiapa yang menyambung silaturahim, maka Allah akan panjangkan umurnya, mudahkan rezkinya dan ampuni dosa-dosanya.
Silaturahim biasanya juga memberikan kegembiraan dan kesenangan kepada hati kita. Bertemu saudara dan bercanda dengan gembira akan menyehatkan jiwa kita.
Makanya seseorang yang tidak mau bergaul dan bersilaturahim biasanya akan mudah sedih dan merasa terasing sendirian. Oleh karena itu siapa di antara kita yang menginginkan ketenangan hidup dan ketentraman jiwa, sambunglah dan perbanyaklah silaturahim dengan saudara-saudara kita yang beriman.
Semoga kita semua dapat meraih kebahagiaan sejati tersebut dengan membersihkan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar