Seseorang pernah berkata kepada saya, “Hidup ini Cuma
sekali, kita harus meraih yang terbaik dalam hidup ini!” Mendengar
perkataannya, saya mencoba mencernanya, merenunginya.
Hidup ini hanya sekali? Memang benar, hidup cuma sekali, tapi itu
hidup di dunia. Akan ada kehidupan di akhirat, hidup yang kekal nan
abadi. Ya, kita akan dibangkitkan kembali, dihidupkan kembali di akhirat
nanti. Untuk apa? Untuk menghadap Allah, untuk dihisab, untuk dimintai
pertanggungjwaban, untuk mendapatkan balasan atas apa yang telah kita
perbuat selama hidup di dunia.
Hidup ini bukan hanya sekedar meraih cita-cita dunia. Harus ada
cita-cita untuk akhirat. Kalau hanya sibuk memikirkan dunia dan segala
perhiasannya, tentu tak kan ada habisnya. Karena dunia ibarat air laut,
semakin diteguk, semakin kita dahaga.Karena dunia adalah ladang tempat
kita menyemai, untuk kita tuai kelak di akhirat.
“Rabbanaa aatinaa fid-dunya hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaaban naar. : (Q.S A l-Baqarah[2]:201)
“YaTuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.
Doa indah yang selalu kita lantunkanseusai sholat. Yes, inilah tujuan
hidup kita. Meraih kebaikan di dunia dan akhirat, dijauhkan dari api
neraka. Adakah yanglebih baik dari ini?
Ada juga slogan yang pernah saya dengar, yang membuat saya tergelitik
membahasnya,” Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga”.Wah enak
banget ya kalau bisa begitu! Tapi tunggu dulu, bisakah slogan ini jadi
kenyataan, atau hanya angan-angan? Mari kita uraikan satu-persatu.
Yang pertama , Foya-foya. Jelas ini perbuatan yang tidak disukai
Allah.Malah dikatakan oleh Allah bahwa orang pemboros adalah saudara
setan. Naudzubillah.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S Al-Israa [17]:26-27)
Yang kedua kaya-raya. Islam sama sekali tidak melarang kita untuk
kaya.Tapi ada deretan pertanyaan penting yang mengikutinya, antara lain
dengan cara apa kita mendapatkan kekayaan? Bagaimana kita membelanjakan
harta kita?Adakah kita membersihkan harta dengan zakat? Sudahkah kita
berinfak dan bersedekah? Adakah harta kita membawa berkah dan maslahat
atau malah menjadikannya mudharat bagi kita?
Yang terakhir, masuk surga.
Masuk surga tentu menjadi dambaan setiap orang .Tapi tentu ada syarat
yang harus dipenuhi, antara lain beratnya timbangan amal kebaikan, dan
iman tentunya.
Adakah kita telah berbuat kebaikan? Kira-kira berat manakah timbangan
amal kebaikan kita dibandingkan dengan timbangan perbuatan dosa dan
maksiat kita? Apakah malaikat Atid, pencatat kebaikan lebih sibuk
daripada malaikat Raqib (pencatat keburukan) atau sebaliknya? Catatan
malaikat Raqib terus bertambah, sementara malaikat Atid bersantai
karena tak ada kebaikan yang kita perbuat?
Hidup kita di dunia yang fana ternyata singkat, sangat singkat.
Allah berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
Mereka menjawab, “Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari, maka
tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.” Allah berfirman,”Kamu
tinggal dibumi hanya sebentar saja, jika kamubenar-benarmengetahui. (Q.S
Al-Mu’minun[23]: 112-114)
Sekarangpun saya merasakannya, betapa waktu berlalu begitu cepat.,
Rasanya baru kemarin saya masih remaja, duduk di bangku kuliah. sekarang
saya tak lagi muda. Rasanya baru kemarin saya mendekap erat bayi mungil
saya. Sekarang buah hati saya sudah berumur sepuluh tahun!
Mungkin nanti kita akan berkata, rasanya baru kemarin kita hidup
didunia, sekarang sudah ada di padang mahsyar, di hari penghisaban,
bediri di hadapan Allah Swt.
Ada baiknya setiap hari kita bermuhasabah. Di penghujung hari
sejenak merenungi hari yang terlewati Apakah yang telah kita lakukan
hari ini. Sudahkah hari ini kita melakukan kebaikan? Atau justru kita
melakukan perbuatan dosa, bermaksiat, berbuat zalim dan aniaya.
Mari kita isi hidup ini dengan beramal sholeh, menebar kebaikan,
sehingga di akhirat nanti kita akan menuai hasilnya, memperoleh kebaikan
diakhirat.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha
teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Hasyr [59]:18) Wallaahu
a’lam bishshawaab. (Silviani Kusrini)