"Melanturnya angan-angan ialah menginginkan hidup untuk waktu yang panjang, dengan memastikan. sedangkan pendeknya angan-angan yaitu tidak memastikan dalam berangan-angan itu, misalnya : mengikatnya dengan istitsnaa (Insya ALLAH, dengan kehendak dan ilmu Allah SWT) dalam menuturkannya, atau dengan syarat baik dalam menginginkannya".
Dengan demikian, bila kita menyebut-nyebut hidup kita, umpamanya : "aku masih akan hidup sesudah tarikan nafas yang kedua, atau jam yang kedua, atau hari yang kedua", dengan memastikan, maka kita dinamakan orang yang melantur angan-angannya. hal ini merupakan makshiyat, karena yang demikian berarti memastikan perkara yang ghaib.
Jika kita membuat qayyid (mengikat) angan-angan itu dengan kehendak Allah SWT dan ilmu-NYA, lalu kita berkata : "aku akan hidup insyaAllah", berarti kita keluar dari hukum angan-angan dan kita bisa di sifati orang yang mneninggalkan angan-angan.
Begitu pula jika kita menginginkan hidup hingga waktu yang kedua secara memastikan, maka kita diebut orang yang panjang angan-angan. Tetapi, kalau kita membuat qayyid terhadap keinginginan kita itu dengan syarat yang baik, maka kita keluar dari hukum angan-angan dan kita disebut orang yang pendek angan-angannya, karena kita tidak memastikan dalam keinginan kita.
Karena itu lah, mari kita tinggalkan memastikan dalam menyebut kekekalan dan menginginkannya. Yang dimaksud "menyebut" adalah ingatnya hati, yakni memantapkan menetapkan pada hati untuk meninggalkan perbuatan memastikan itu. coba kita pahami keterangan di atas, mudah-mudahan petunjuk (insyaAllah).
Angan-angan itu ada dua macam : angan-angan umum dan angan-angan khusus. angan-angan umum yaitu menginginkan hidup terus untuk mengumpulkan dunia dan bersenang-senang dengannya. ini adalah makshiyat yang murni, dan lawannya adalah pendeknya angan-angan.
Allah SWT telah berfirman yang artinya :
"Biarkanlah mereka itu makan dan bersenang-senang serta di sibukkan oleh angan-angan mereka, maka mereka bakal mengetahui akibat perbuatan mereka".
Sedangkan angan-angan khusus yaitu menginginkan terus hidup untuk menyempurnakan amal yang baik. angan-angan ini mengandung hal yang mngkhawatirkan, yakni sesuatu yang tidak diyakini kebaikannya. sebab, kadang-kadang seseorang dalam melakukan kebaikan atau menyempurnakannya itu tidak ada bagusnya, karena terjerumus ke dalam ujub atau riyaa atau afat lain, di mana kebaikan yang di lakukan tidak seimbang dengan afatnya. jadi kalau begitu, apabila seseorang mulai melakukan shalat, puasa atau lainnya, maka ia tidak memastikan bahwa ia bakal dapat menyemournakannya. sebab, kesempurnaan itu merupakan perkara yang samar. juga tidak boleh bermaksud menyempurnakannya dengan memastikan sebab boleh jadi hal itu tidak ada kebaikannya bagi orang tersebut, sebaiknya ia harus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar