Selasa, 11 Februari 2020

TOKOH PENGUSUNG KESESATAN EKSISTENSI DAN BAHAYA

TOKOH-TOKOH PENGUSUNG KESESATAN EKSISTENSI DAN BAHAYA MEREKA BAGI UMAT

Oleh
Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni MA

Di dalam al-Qur’an, Allâh Azza wa Jalla menyatakan keberadaan para tokoh penyeru kesesatan dan para tokoh penyeru kepada petunjuk kebaikan.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَيَوْمَ  الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ

Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong [Al-Qashash/28:41].

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ ۖ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ

Dan Kami jadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk mengerjakan kebaikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah [Al-Anbiyâ’/21:73].

Shahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhu mengatakan, “Allâh Subhanahu wa Ta’ala menjadikan imam (pemimpin) bagi manusia di dunia ini yang mengajak manusia kepada kesesatan atau petunjuk kebaikan.” Kemudian beliau Radhiyallahu anhu membaca dua ayat tersebut di atas.[1]

Dalam beberapa hadits shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam juga menegaskan keberadaan dan bahaya para tokoh pengusung kesesatan ini.

Dari Tsauban Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّيْنَ

Sesungguhnya yang saya khawatirkan (akan merusak) umatku hanyalah para imam (tokoh) yang menyeru kepada kesesatan.[2]

Mereka adalah para tokoh penyeru kepada bid’ah, kefasikan dan keburukan.[3]

Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu asy-Syaikh berkata, “(Mereka) adalah para pemimpin, tokoh agama dan ahli ibadah yang mengarahkan manusia tanpa ilmu (pemahaman agama yang benar), sehingga mereka menyesatkan manusia, sebagaimana dalam firman Allâh Azza wa Jalla :

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا

Dan mereka (orang-orang yang sesat) berkata, “Ya Rabb Kami (Allâh Subhanahu wa Ta’ala)! Sesungguhnya kami telah mentaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar) [Al-Ahzâb/33:67][4]

Dan Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak mencabut ilmu (pemahaman agama yang benar) dengan menghilangkannya dari (dada atau hati) para hamba-Nya, akan tetapi Allâh Subhanahu wa Ta’ala mencabut ilmu dengan mewafatkan para Ulama. Sampai ketika tidak tersisa lagi seorang Ulama’pun, maka manusia akan mengangkat para pemimpin (tokoh panutan) yang jahil (tidak memiliki pemahaman agama yang benar), lalu para pemimpin itu ditanya (tentang masalah agama), maka mereka berfatwa (memberikan jawaban atau arahan) tanpa dasar ilmu, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan orang lain.[5]

Dalam hadits ini terdapat peringatan keras agar tidak menjadikan orang yang jahil (tidak memiliki pemahaman agama yang benar) sebagai tokoh panutan, karena dia akan mengarahkan manusia dengan kejahilannya, sehingga dia tersesat atau menyimpang dan menyesatkan manusia.[6]

Dalam hadits shahih lainnya, dari Hudzaifah bin al-Yaman Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam menyebutkan munculnya fitnah besar di akhir jaman dalam sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam :

نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا

 Ya. (Akan muncul) para penyeru di atas pintu-pintu neraka Jahannam. Barangsiapa mengikuti seruan mereka maka dia akan dilemparkan ke dalam neraka Jahannam.[7]

Maksudnya, para penyeru ini akan mengajak manusia untuk melakukan perbuatan yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam neraka Jahannam[8], na’ûdzu billâhi min dzâlik.

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para Ulama menjelaskan bahwa mereka ini adalah para pemimpin yang menyeru kepada bid’ah atau kesesatan lainnya, seperti orang-orang Khawarij (para pemberontak kepada pemerintah Muslim dan mereka mudah mengkafirkan kaum muslimin), al-Qarâ-mithah dan tokoh-tokoh pembawa fitnah (pemikiran sesat).”[9]

KEBURUKAN DAN BAHAYA BESAR YANG DITIMBULKAN OLEH PARA TOKOH PENGUSUNG KESESATAN
Dalam ayat al-Qur’an dan hadits-hadits yang telah kami nukilkan di atas dijelaskan bahwa para tokoh pengusung kesesatan ini akan selalu mengajak manusia kepada pemahaman sesat dan perbuatan-perbuatan menyimpang dari agama Allâh Azza wa Jalla . Dan tentu saja mereka lakukan ini dengan bahasa yang manis dan kata-kata indah yang memperdaya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia) [al-An’aam/6:112].

Mereka, satu sama lain saling menghiasi keburukan dan kesesatan yang mereka serukan (kepada manusia), serta memperindah kata-kata yang mereka sampaikan, sehingga menjadikan keburukan itu tampak dalam bentuk yang (terlihat) baik, supaya orang-orang jahil (tidak paham) mudah tertipu dan orang-orang awam terpengaruh untuk mengikutinya… Lalu mereka akan menyangka kebenaran itu adalah kebatilan dan kebatilan itu adalah kebenaran.[10]

Tentu saja, ini akan menimbulkan banyak keburukan dan kerusakan di tengah-tengah masyarakat. Karena di samping pemikiran sesat dan perbuatan buruk tersebut akan mendatangkan berbagai macam bencana disebabkan kemurkaan Allâh Azza wa Jalla , juga keburukan yang ditampilkan dalam bentuk yang terlihat baik di mata manusia mengakibatkan keburukan itu tidak akan diingkari oleh manusia bahkan justru malah dibela dengan sekuat tenaga karena diyakini sebagai kebenaran. Ini akan menyebabkan datangnya musibah di atas musibah.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syûrâ/42:30]

Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyâhi[11] rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allâh Azza wa Jalla di muka bumi maka (berarti) dia telah berbuat kerusakan padanya, karena perbaikan di muka bumi dan di langit (hanya bisa diwujudkan) dengan ketaatan (kepada Allâh Azza wa Jalla )”.[12]

Adapun tentang keburukan yang tidak diingkari, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوا الْمُنْكَرَ لاَ يُغَيِّرُوْنَهَ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابِهِ

Sesungguhnya manusia jika mereka melihat kemungkaran (keburukan) dan tidak (berusaha) merubahnya (menghilangkannya) maka tidak lama lagi Allâh akan menimpakan adzab-Nya yang merata kepada mereka.[13]

Bahkan ini adalah jenis kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang munafik dengan meng-atasnamakan perbaikan di muka bumi. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ﴿١١﴾أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi!”, Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar (QS. Al-Baqarah/2:11-12)

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata, “Jadi, mereka menghimpun (dua keburukan besar) antara perbuatan (maksiat) yang menimbulkan kerusakan di muka bumi dan menampilkan perbuatan buruk tersebut (seolah-olah) bukan keburukan, bahkan (dikesankan sebagai) upaya perbaikan, untuk memutarbalikkan fakta. Mereka mengumpulkan antara perbuatan buruk dan meyakini keburukan itu sebagai kebenaran. Ini lebih besar keburukannya daripada orang yang berbuat maksiat dan dia masih meyakini bahwa apa yang dia lakukan itu buruk, karena orang ini lebih dekat dan lebih bisa diharapkan untuk kembali (bertaubat)” [14].

Sebagai contoh dalam hal ini adalah kelompok khawarij. Mereka adalah kelompok pertama yang menyempal dalam Islam dan diperangi oleh para Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam  di bawah pimpinan Sahabat yang mulia, ‘Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu berdasarkan perintah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam .

Pemikiran sesat kelompok ini banyak melahirkan kerusakan dan keburukan besar di tengah kaum Muslimin, bahkan di tengah umat manusia pada umumnya, dari dulu sampai sekarang. Seperti perbuatan mengkafirkan pemerintah Muslim, memberontak kepada mereka, melakukan teror, pertumpahan darah dan bom bunuh diri, yang semua ini tentu sangat dikutuk dan dicela dalam Islam.

Bersamaan dengan itu, kelompok khawarij ini selalu menampilkan diri sebagai pembela Islam serta penegak amar ma’ruf dan nahi mungkar, untuk menyembunyikan penyimpangan dan kesesatan yang besar dalam batin mereka.

Dalam hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam menggambarkan hal tersebut ketika menjelaskan ciri-ciri kelompok ini. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam  bersabda:

يَقُوْلُوْنَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ

Mereka (orang-orang khawarij) selalu mengucapkan (secara lahir) kata-kata yang indah, dan mereka membaca al-Qur’an tapi (bacaan tersebut) tidak melampaui tenggorokan mereka (tidak masuk ke dalam hati mereka)[15]

Dalam riwayat yang lain, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu mengatakan, “Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِيْ يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لَيْسَ قِرَاءَتُكُمْ إِلَى قِرَاءَتِهِمْ بِشَيْءٍ وَلاَ صَلاَتُكُمْ إِلَى صَلاَتِهِمْ بِشَيْءٍ وَلاَ صِيَامُكُمْ إِلَى صِيَامِهِمْ بِشَيْءٍ

Akan terlahir dari umatmu satu kaum yang mereka itu membaca al-Qur’an; Bacaan al-Qur’an kalian (wahai para Sahabatku) tidak ada artinya jika dibandingkan dengan bacaan al-Qur’an mereka, (demikian pula) shalat kalian tidak ada artinya jika dibandingkan dengan shalat mereka, juga puasa kalian tidak ada artinya jika dibandingkan dengan puasa mereka[16]

Hadits-hadits di atas jelas menunjukkan bahwa mereka selalu menampilkan diri dengan penampilan dan pengakuan yang terkesan indah untuk menipu dan memperdaya manusia.

Oleh karena itu, tatkala kelompok khawarij ini keluar untuk memberontak di jaman khalifah yang mulia, ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, dengan membawa satu slogan yang mereka elu-elukan, “Tidak ada hukum selain hukum Allâh Azza wa Jalla ”, ketika itu ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahun anhu  menanggapi slogan tersebut dengan ucapan beliau Radhiyallahu anhu  yang sangat terkenal, yaitu, “(Slogan mereka itu) adalah kalimat (yang nampaknya) benar tetapi dimaksudkan untuk kebatilan.”[17]

Para Ulama Ahlus sunnah senantiasa memperingatkan tentang keberadaan dan bahaya mereka di tengah-tengah umat dari dahulu sampai sekarang, khususnya dalam mempengaruhi orang-orang awam untuk mengikuti pemahaman mereka yang rusak, sehingga banyak terjadi penyimpangan dan kerusakan di tubuh kaum Muslimin.

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah mengatakan, “Orang-orang yang menisbatkan diri kepada dakwah (menyeru manusia) pada jaman ini, di antara mereka ada yang mengajak kepada kesesatan dan menginginkan para pemuda Islam untuk menyimpang (dari pemahaman Islam yang benar), memalingkan manusia dari agama yang benar, memecah belah persatuan kaum Muslimin dan menjerumuskan mereka ke dalam fitnah.

Maka yang menjadi penilaian bukanlah (sekedar) penisbatan diri (pengakuan) atau penampilan lahir, akan tetapi yang menjadi penilaian adalah hakikat dan kesudahan dari perkara tersebut”[18].

SOLUSI DAN PENUTUP
Jalan keluar untuk selamat dari semua keburukan dan kerusakan di atas – dengan izin Allâh Azza wa Jalla – adalah dengan selalu berpegang teguh dan berkomitmen terhadap petunjuk Allâh Azza wa Jalla yang diturunkan-Nya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allâh maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk (taufik dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala ) kepada jalan yang lurus [Ali ‘Imrân/3:101]

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku (wahai manusia), maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk (agama)-Ku, dia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka [Thâhâ/20:123]

Imam Ibnu Syihab az-Zuhri rahimahullah berkata, “Berpegang teguh dengan sunnah (petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam)  adalah keselamatan (dari segala keburukan dan kesesatan)”[19].

Yang dimaksud di sini adalah pemahaman agama Islam yang benar, sebagaimana yang dijalani oleh generasi terbaik umat ini, yaitu para Sahabat Radhiyallahu anhu, kemudian para Ulama Ahlus sunnah wal jama’ah yang mengikuti petunjuk mereka dengan baik. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ  الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari (kalangan) orang-orang muhajirin dan anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allâh ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya, dan Allâh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar [At-Taubah/9:100]

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam menegaskan bahwa inilah solusi untuk selamat dari berbagai fitnah dan kerusakan di akhir jaman.

Dari al-‘Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup di antara kamu sepeninggalku nanti, dia akan melihat banyak perpecahan (fitnah), maka (untuk keselamatanmu) hendaknya kamu berpegan teguh dengan petunjukku dan petunjuk para khulafâ-ur râsyidin yang selalu mendapat petunjuk (para Sahabat Radhiyallahu anhum), berkomitmenlah dengan petunjuk itu dan gigitlah dengan gigi gerahammu, serta jauhilah perkara yang diada-adakan (dalam urusn agama), karena semua perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah kesesatan”[20].

Ini semua menuntut kita waspada dan teliti dalam menilai setiap pemahaman agama yang tersebar di masyarakat kita, apakah pemahaman tersebut sesuai dengan pemahaman yng benar atau tidak?

Dalam hal ini, Imam Abu Muhammad al-Barbahari rahimahullah berkata, “Perhatikan dan cermatilah – semoga Allâh Azza wa Jalla Merahmatimu – semua orang yang menyampaikan satu ucapan atau pemahaman di hadapanmu! Jangan sekali-kali kamu terburu-buru untuk membenarkan dan mengikuti ucapan atau pemahaman tersebut, sampai kamu tanyakan dan meneliti kembali: Apakah ucapan atau pemahaman tersebut pernah disampaikan oleh para Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam atau pernah disampaikan oleh Ulama ahlus Sunnah? Kalau kamu dapati ucapan atau pemahaman tersebut sesuai dengan pemahaman mereka g , maka berpegangteguhlah dengannya, dan janganlah (sekali-kali) kamu meninggalkannya dan memilih pemahaman lain, sehingga (akibatnya) kamu akan terjerumus ke dalam neraka![21]

Sebagai penutup, camkanlah nasehat emas Imam Malik bin Anas rahimahullah yang populer, “Tidak akan baik (keadaan) generasi terakhir umat ini kecuali dengan sesuatu (metode benar) yang telah memperbaiki (keadaan) generasi pertama umat ini”[22].

Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi sebab kebaikan bagi kaum Muslimin.
Kirimkan Komentar yang membangun

Minggu, 09 Februari 2020

untuk kesehatan

*Untuk rekan2 yang punya kendaraan mobil pribadi*

Numpang share ya.

 ```Mau naik mobil? O.K. boleh, buka semua kaca, lalu
nyalakan AC selama beberapa menit, baru kemudikan kendaraan tersebut dapat ditutup kaca-kaca nya kembali```.

🚗 ```Tidak heran, semakin banyak orang meninggal karena kanker.
Kita bertanya-tanya dari mana saja penyebabnya```?

🚗 ```Disini ada sebuah contoh yang menjelaskan insiden-insiden yang dapat menyebabkan kanker```.

🚗 ```Menurut sebuah penelitian, dashboard mobil,sofa, pengharum mobil bisa menghasilkan Benzene , racun penyebab kanker (karsinogen)```.

🚗 ```Luangkanlah waktu dan amatilah bau plastik dashboard yang terkena panas```.

🚗 ```Selain menyebabkan Kanker, Benzene meracuni tulang-tulang anda, menyebabkan Anemia dan menurunkan jumlah sel darah putih.
Bila terhirup terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan Leukemia,
masenambah resiko penyebab kanker```.

🚗 ```Tingkat Benzene di dalam ruangan yang bisa ditoleransi sebesar 50mg/ft2```.

🚗 ```Sebuah mobil yang terparkir di dalam ruangan dengan jendela tertutup akan mengandung 400-800 mg Benzene```.

🚗Jika parkir di luar ruangan dibawah sinar matahari pada  15 derajat ke atas, tingkat Benzene naik hingga 2000-4000 mg, 40X dari tingkat Benzene yang bisa ditoleransi.

🚗 ```Orang-orang yang sewaktu masuk ke dalam mobil, tidak membuka jendela sama sekali, berakibat akan menghirup banyak racun yang dengan sangat cepat masuk ke dalam tubuh anda.
Benzene adalah racun yang mempengaruhi ginjal dan hati... Buruknya, sangatlah sulit bagi tubuh untuk membasmi racun-racun tsb```.

🚗 ```Jadi bukalah pintu dan jendela mobil sebelum anda masuk dan berilah waktu untuk racun-racun yg mematikan ini keluar, sebelum anda masuk ke dalam mobil```.

🍒 ```Bagikanlah info ini kepada orang  yang ada disekitar kita semoga dapat bermanfaat```🍒

✍ ```sumber: Toyota Astrido```
https://pesantoyota.com/

Bantu share dr grup sebelah, semoga bermanfaat.
Kirimkan Komentar yang membangun

Selasa, 04 Februari 2020

Bersyukurlah Jika Calon Istrimu Seorang Guru, 5 Kelebihan

kelebihan-klebihan yang ada pada wanita yang mengemban tugas menjadi guru.....

Hingga hari ini, rasanya masih ada banyak orang yang memandang sebelah mata profesi yang satu ini. Ya,profesi guru, di mana mungkin ada banyak anggapan jika profesi tersebut tidaklah sekeren profesi atau pekerjaan di bidang lain.
Image result for guru cantik

Tapi, di balik itu semua nyatanya seorang guru punya kelebihan-kelebihan yang menjadi nilai tambah bagi dirinya. Bisa jadi kelebihan itulah yang menjadikan seorang adalah pribadi yang berbeda. Dan, berbahagialah kamu yang jika saat ini punya istri atau calon istri seorang guru. Sebab, bersama mereka kamu akan mendapat keuntungan-keuntungan ini.

1. Soal tanggung jawab mendidik anak jadi hal yang tak perlu dilakukan lagi. Dia bisa jadi teman terbaikmu dalam hal yang satu ini

Mendidik anak-anak seperti sudah jadi kewajiban yang dimilikinya. Berangkat dari hal itulah kemudian kamu harus bersyukur, sebab soal tanggung jawab mendidik anak-anakmu tak perlu lagi dikhawatirkan. Kamu dan dia bisa sama-sama berjuang melakukan itu. Nilai lebihnya adalah dia bisa jadi teman terbaikmu untuk urusan yang satu itu, sebab anak muridnya saja dididik dan dibimbing dengan baik, apalagi anak kalian sendiri. Dia akan jadi ibu yang baik untuk buah cintamu bersamanya.

2. Perkembangan dunia pendidikan yang kian pesat pun rasanya jadi salah satu hal yang sudah dia kuasai. Untuk itu, dia pasti tahu cara efektif mengajari anakmu.

Dewasa ini perkembangan dunia pendidikan kian pesat, banyak hal yang dengan cepat berganti-ganti. Hal itu pun jelas membawa perubahan yang berarti dalam perkembangan belajar untuk anak-anak. Tapi, itu akan bisa dikuasai olehnya untuk tetap membuat unggul anakmu dalam belajar. Sebab, dia pasti sudah tahu betul atau sudah menguasai berbagai perubahan yang ada. Untuk itu, dia pasti tahu cara apa yang efektif untuk mengajarkan anakmu.

3. Urusan waktu untuk mengurus keluarga juga pasti dimilikinya. Kamu tidak lagi perlu khawatir, sebab dia punya banyak waktu untuk itu!
Kalau kamu begitu menginginkan memiliki istri yang punya banyak waktu untuk mengurus keluarga, maka dia yang berprofesi sebagai guru adalah jawabannya. Hal itu bisa terjadi karena jam kerja yang dimilikinya tidak sama dengan para pekerja lain. Bukan tak mungkin jika sore hari dia sudah ada di rumah untuk bermain bersama anak-anak dan menunggu kamu pulang bekerja.

Selain itu, jadwal libur yang dia punya pun hampir sama dengan anak-anakmu nanti. Jelas dong nantinya waktu liburan anakmu akan begitu bermanfaat saat bisa dihabiskan bersama ibu tercinta. Anakmu tak akan merasa sedih karena harus menikmati liburan sendirian.

4. Kelebihan dia dalam berkomunikasi juga akan membuat kamu punya teman bercerita yang baik.
Secara dia adalah seorang pendidik yang diharuskan menjalin komunikasi dengan baik bersama murid dan juga orangtuanya, jelas dia pasti sudah memiliki cara berkomunikasi yang baik. Itu pun akan menjadi keuntungan buat kamu. Alasannya jelas, dengan begitu kamu akan punya teman bercerita yang baik. Kamu dan dia akan punya kualitas komunikasi yang baik, selama kalian bisa bersama-sama membangunnya. Dia pun tidak akan segan untuk mendengarkan semua ceritamu dan memberikan balasan yang baik. Itu akan sangat menyenangkan!

5. Bukan tidak mungkin kamu juga bisa menjadi orang yang lebih positif, karena dia selalu punya banyak cara untuk terus berpikir positif

Hubungan yang baik adalah hubungan yang mampu memberikan banyak perubahan baik bagi keduanya, tidak hanya salah satu. Kamu pun kan mendapat hal baik dari dia. Yap! Bukan tidak mungkin kelak kamu akan bisa menjadi orang yang lebih positif, sebab sebagai seorang guru dia akan selalu punya banyak cara untuk berpikir positif dan melakukan berbagai hal yang juga positif. Kamu dan dia pun akan bisa jadi pasangan yang begitu diidamkan.

Itulah beberapa keuntungan atau kebaikan yang bisa banget kamu dapatkan saat memiliki istri yang berprofesi sebagai guru. Jadi, rasanya mulai sekarang jangan lagi hanya sebatas memandang sebelah mata pekerjaan mereka. Sebab, ada banyak hal yang menjadi kelebihan di dalam dirinya. Dan, bersyukurlah kamu jika sekarang sudah memiliki mereka di genggaman tanganmu.
Kirimkan Komentar yang membangun

Persoalan Hidup

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Hidup tak selamanya indah.......................... namun semuanya akan indah pada waktunya......jika apa yang membuat indah nantinya dilakukan sesuai dengan apa yang di contohkan oleh Baginda Rasul SAW.  Karena ada sebuah gambaran terindah diakhirnya jika kita meninggalkan dunia yang fana ini dalam keadaan khusnul khatimah.   Ini adalah yang menjadi sebuah cita-cita besar kaum muslimin...
Sukses adalah sebuah keberhasilan dari suatu usaha keras..........tidak ada sukses tanpa kerja keras....
Seorang guru akan sukses meluluskan siswanya dengan ......dengan usaha yang tidak tanggung-tanggung dan penuh kesungguhan.
Seorang tata usaha akan cepat dalam nengatur, menata, membuat suarat menyurat......jika dilakukan dengan penuh tanggungjawab.


Kirimkan Komentar yang membangun

Senin, 23 Desember 2019

Fikih Ketika Lupa

Fikih Ketika Lupa

Lupa secara bahasa berarti meninggalkan. Seperti dalam ayat,
نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْۗ
Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.”(QS. At-Taubah: 67). Maksud nisyan dalam ayat ini adalah meninggalkan.
Secara istilah, Ibnu Nujaim mengatakan tentang nisyan adalah,
عَدَمُ تَذَكَّرُ الشَّيْءِ وَقْتَ حَاجَتِهِ إِلَيْهِ
“Tidak mengingat sesuatu pada waktu ia membutuhkannya.”

Pengaruh Lupa

Ulama Syafi’iyah dan ulama Hambali dalam pendapat shahih menurut mereka, orang yang lupa berarti telah bebas dari mukallaf (pembebanan syariat) ketika ia lupa. Karena mengerjakan suatu perintah harus dengan didasari ilmu.
Adapun pengaruh hukum terhadap yang lupa:
Pertama: Hukum ukhrawi
Sepakat para ulama bahwa orang yang lupa tidak dikenakan dosa sama sekali. Sebagaimana firman Allah,
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ketika turun firman Allah Ta’ala,
لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (QS. Al-Baqarah: 286). Lalu Allah menjawab, aku telah mengabulkannya.” (HR. Muslim, no. 125).
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma secara marfu’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِى الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
Sesungguhnya Allah menghapuskan dari umatku dosa ketika mereka dalam keadaan keliru, lupa dan dipaksa.” (HR. Ibnu Majah, no. 2045. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ibnu Taimiyah berkata tentang masalah ini,
مَنْ فَعَلَ مَحْظُورًا مُخْطِئًا أَوْ نَاسِيًا لَمْ يُؤَاخِذْهُ اللَّهُ بِذَلِكَ وَحِينَئِذٍ يَكُونُ بِمَنْزِلَةِ مَنْ لَمْ يَفْعَلْهُ فَلَا يَكُونُ عَلَيْهِ إثْمٌ وَمَنْ لَا إثْمَ عَلَيْهِ لَمْ يَكُنْ عَاصِيًا وَلَا مُرْتَكِبًا لِمَا نُهِيَ عَنْهُ وَحِينَئِذٍ فَيَكُونُ قَدْ فَعَلَ مَا أُمِرَ بِهِ وَلَمْ يَفْعَلْ مَا نُهِيَ عَنْهُ . وَمِثْلُ هَذَا لَا يُبْطِلُ عِبَادَتَهُ إنَّمَا يُبْطِلُ الْعِبَادَاتِ إذَا لَمْ يَفْعَلْ مَا أُمِرَ بِهِ أَوْ فَعَلَ مَا حُظِرَ عَلَيْهِ
“Siapa saja yang melakukan perkara yang dilarang dalam keadaan keliru atau lupa, Allah tidak akan menyiksanya karena hal itu. Kondisinya seperti tidak pernah berbuat kesalahan tersebut sehingga ia tidak dihukumi berdosa. Jika tidak berdosa, maka tidak disebut ahli maksiat dan tidak dikatakan terjerumus dalam dosa. Jadi ia masih dicatat melakukan yang diperintah dan tidak mengerjakan yang dilarang. Semisal dengan ini tidak membatalkan ibadahnya. Ibadah itu batal jika tidak melakukan yang Allah perintahkan atau melakuakn yang dilarang.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 25:226).
Kedua: Hukum duniawi
  • Jika itu berkaitan dengan meninggalkan perintah karena lupa, maka tidaklah gugur, bahkan harus dilakukan ketika ingat.
  • Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan lupa selama bukan pengrusakan, maka tidak dikenakan apa-apa.
  • Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan lupa dan ada pengrusakan, maka tetap ada dhaman (ganti rugi).

Kaedah Membedakan Lupa dalam Perintah dan Larangan

Ibnul Qayyim rahimahullah  berkata, “Perbedaan penting yang perlu diperhatikan bahwa siapa yang melakukan yang haram dalam keadaan lupa, maka ia seperti tidak melakukannya. Sedangkan yang meninggalkan perintah karena lupa, itu bukan alasan gugurnya perintah. Namun bagi yang mengerjakan larangan dalam keadaan lupa, maka itu uzur baginya sehingga tidak terkenai dosa.” (I’lam Al-Muwaqi’in, 2:51).
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
مَنْ فَعَلَ مَحْظُورًا نَاسِيًا لَمْ يَكُنْ قَدْ فَعَلَ مَنْهِيًّا عَنْهُ
“Barangsiapa melakukan suatu yang terlarang karena lupa, maka ia tidak dikatakan melakukan suatu yang terlarang. ” (Majmu’ah Al-Fatawa, 20:573)

Beberapa Bentuk Lupa

Pertama: Lupa dengan meninggalkan perintah

1. Lupa membaca bismillah pada awal wudhu
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ
Tidak ada shalat bagi yang tidak ada wudhu. Tidak ada wudhu bagi yang tidak membaca bismillah di dalamnya.” (HR. Abu Daud, no. 101 dan Ibnu Majah, no. 399. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Kalau dilihat dari hadits-hadits yang ada yang semisal dengan hadits di atas, dapat dikatakan bahwa haditsnya saling menguatkan satu dan lainnya. Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Nampak bahwa dilihat dari berbagai macam jalur, hadits yang membicarakan anjuran bismillah saat wudhu saling menguatkan, yang menunjukkan adanya ajaran akan hal itu.” (Talkhish Al-Habir, 1:128).
Sebagian ulama mendhaifkan hadits di atas, namun dari berbagai jalur, hadits menjadi kuat. Sedangkan penafian (peniadaan) yang disebutkan dalam hadits adalah kesempurnaan. Jadi maksudnya adalah tidak sempurna wudhunya. Karena ada hadits-hadits yang membicarakan tentang wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti hadits ‘Abdullah bin Zaid, ‘Utsman bin ‘Affan, dan juga Ibnu ‘Abbas, tidak menyebutkan bismilah di dalamnya. Sehingga penafian yang ada dimaknakan, tidak sempurna. Jadi tetap ada anjuran membaca bismillah di awal wudhu, namun tidak menunjukkan wajib.
Ulama Syafi’iyah dan madzhab Imam Ahmad berpendapat bahwa membaca bismillah pada awal wudhu termasuk perkara sunnah. Jika lupa membacanya di awal wudhu, maka boleh dibaca kapan pun saat wudhu sebelum wudhu selesai. Jika meninggalkan membaca bismillah karena lupa, maka sah wudhunya.
2. Lupa mengerjakan shalat wajib
Para ulama sepakat bahwa siapa saja yang lupa shalat fardhu, wajib ia mengqadha’nya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَقَدَ أَحَدُكُمْ عَنِ الصَّلاَةِ أَوْ غَفَلَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِى
Jika salah seorang di antara kalian tertidur dari shalat atau ia lupa dari shalat, maka hendaklah ia shalat ketiak ia ingat. Karena Allah berfirman (yang artinya): Kerjakanlah shalat ketika ingat.” (QS. Thaha: 14) (HR. Muslim, no. 684)
Cara mengqadha’nya jika yang lupa lebih dari satu shalat, bisa dengan petunjuk dari Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berikut ketika beliau mengatakan dalam Manhajus Salikin,
وَمَنْ فَاتَتْهُ صَلَاةٌ وَجَبَ عَلَيْهِ قَضَاؤُهَا فَوْرًا مُرَتِّبًا
فَإِنْ نَسِيَ أَوْ جَهِلَهُ أَوْ خَافَ فَوْتَ الصَّلاَةِ سَقَطَ التَّرْتِيْبُ بَيْنَهَا وَبَيْنَ الحَاضِرَةِ
 “Siapa yang luput dari shalat, wajib baginya untuk mengqadha’nya segera secara berurutan.
Jika ia lupa, tidak tahu, atau khawatir luput dari shalat hadhirah  (yang saat ini ada), maka gugurlah tartib (berurutan) antara shalat yang luput tadi dan shalat yang hadhirah (yang saat ini ada).”
3. Lupa salah satu bagian shalat
Sebagaimana dikatakan oleh Al-Qadhi Abu Syuja’ dalam Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib, ketentuan mengenai perkara yang tertinggal dalam shalat ada tiga yaitu: fardhu, sunnah ab’adh, dan sunnah hai’at.
  • Jika termasuk fardhu (rukun shalat), apabila tertinggal dalam shalat, maka tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi. Akan tetapi jika seseorang teringat sementara jarak waktu masih memungkinkan untuk mengerjakannya, dia harus mengerjakan perkara tersebut dan di akhir melakukan sujud sahwi.
  • Jika termasuk sunnah ab’adh (seperti tasyahud awwal, duduk tasyahud awwal, shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tasyahud awal, shalawat kepada keluar Nabi pada tasyahud awal dan akhir, pen.), lalu tertinggal dalam shalat, maka tidak perlu diulang apabila yang rukun (fardhu) sudah dikerjakan. Akan tetapi di akhir, harus melakukan sujud sahwi.
  • Jika termasuk dalam sunnah hai’at, maka perkara yang tertinggal tersebut tidak perlu diulang setelah tertinggal dan seseorang tidak perlu melakukan sujud sahwi.
Sebab melakukan sujud sahwi menurut ulama Syafi’iyah ada empat:
  1. Meninggalkan salah satu dari sunnah ab’adh seperti tasyahud awal.
  2. Ragu mengenai jumlah rakaat.
  3. Melakukan sesuatu yang terlarang dalam shalat karena lupa; jika dilakukan sengaja, akan membatalkan shalat seperti menambah rakaat jadi lima dalam shalat Zhuhur karena lupa.
  4. Memindahkan yang merupakan fi’il (perbuatan) shalat baik rukun shalat atau sunnah ab’adh atau memindahkan membaca surat bukan pada tempatnya seperti membaca Al-Fatihah ketika tasyahud, membaca surat pendek ketika I’tidal. (Lihat Al-Fiqh Al-Manhaji, 1:173-174)
Cara melakukan sujud sahwi:
Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud seperti sujud saat shalat. Yang ingin melakukannya berniat untuk sujud sahwi. Sujud sahwi dilakukan di akhir shalat sebelum salam. Jika seseorang yang shalat mengucapkan salam sebelum sujud sahwi dengan sengaja atau lupa, dan jedanya sudah begitu lama, maka sujud sahwi jadi gugur. Jika jaraknya masih dekat, maka sujud sahwi tetap dilakukan dengan dua kali sujud dengan niatan sujud sahwi, lalu salam. Inilah penjelasan dalam madzhab Syafi’i sebagaimana disebutkan dalam Al-Fiqh Al-Manhaji, hlm. 174.
Dalam Mughni Al-Muhtaj–salah satu kitab fiqih Syafi’iyah–disebutkan, “Tata cara sujud sahwi sama seperti sujud ketika shalat dalam perbuatann wajib dan sunnahnya, seperti meletakkan dahi, thuma’ninah(bersikap tenang), menahan sujud, menundukkan kepala, melakukan duduk iftirosy ketika duduk antara dua sujud sahwi, duduk tawarruk ketika selesai dari melakukan sujud sahwi, dan dzikir yang dibaca pada kedua sujud tersebut adalah seperti dzikir sujud dalam shalat.”
4. Lupa membaca bismillah ketika makan
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: ‘BISMILLAAH AWWALAHU WA AAKHIROHU (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).’”(HR. Abu Daud, no. 3767 dan Tirmidzi, no. 1858. Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih).
Dalam lafazh lain disebutkan,
إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِره
Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan: BISMILLAAH FII AWWALIHI WA AAKHIRIHI (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).” (HR. Tirmidzi no. 1858, Abu Daud no. 3767 dan Ibnu Majah no. 3264. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini shahih).

Kedua: Lupa dengan melakukan larangan

1. Makan dan minun dalam keadaan lupa saat puasa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ, فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ, فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ, فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اَللَّهُ وَسَقَاهُ
Barangsiapa yang lupa sedang ia dalam keadaan puasa lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia sempurnakan puasanya karena kala itu Allah yang memberi ia makan dan minum.” (HR. Bukhari, no. 1933 dan Muslim, no. 1155).
2. Berbicara dalam shalat dalam keadaan lupa
Dari Mu’awiyah bin Hakam As-Sulamiy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku ketika itu shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ada seseorang yang bersin dan ketika itu aku menjawab ‘yarhamukallah’ (semoga Allah merahmatimu). Lantas orang-orang memalingkan pandangan kepadaku. Aku berkata ketika itu,
وَاثُكْلَ أُمِّيَاهْ مَا شَأْنُكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَىَّ
“Aduh, celakalah ibuku! Mengapa Anda semua memandangku seperti itu?” Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. Lalu aku diam. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul, dan tidak memakiku. Beliau bersabda saat itu,
إِنَّ هَذِهِ الصَّلاَةَ لاَ يَصْلُحُ فِيهَا شَىْءٌ مِنْ كَلاَمِ النَّاسِ إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al-Qur’an.’” (HR. Muslim, no. 537)
Menurut ulama Malikiyah dan Syafi’iyah bahwa siapa yang berbicara ketika shalat dalam keadaan lupa, shalatnya tidaklah batal asalkan kata-kata yang keluar sedikit dan nantinya ditutup kealpaan tersebut dengan sujud sahwi. Jika kata-kata yang keluar banyak, shalatnya batal.
3. Baru mengetahui adanya najis setelah shalat
Barangsiapa yang lupa membersihkan diri dari najis lalu ia shalat dalam keadaan lupa, maka shalatnya sah. Masalah najis berkaitan dengan larangan ketika shalat. Ketika dilakukan diterjang dalam keadaan lupa, maka shalatnya tetap sah dan tidak perlu diulangi. Hal ini menjadi pendapat Syafi’i yang qadim. Dalil dari hal ini adalah hadits ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melepas sandal saat shalat. Hadits lengkapnya sebagaimana berikut ini.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ إِذْ خَلَعَ نَعْلَيْهِ فَوَضَعَهُمَا عَنْ يَسَارِهِ فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ الْقَوْمُ أَلْقَوْا نِعَالَهُمْ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ قَالَ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى إِلْقَاءِ نِعَالِكُمْ قَالُوا رَأَيْنَاكَ أَلْقَيْتَ نَعْلَيْكَ فَأَلْقَيْنَا نِعَالَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ فِيهِمَا قَذَرًا أَوْ قَالَ أَذًى وَقَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama shahabatnya, tiba-tiba dia melepaskan kedua sandalnya dan meletakkannya di sebelah kirinya. Ketika para shahabat melihatnya, mereka pun melepas sandalnya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau berkata, ‘Apa yang membuat kalian melepas sandal kalian?’ Mereka berkata, ‘Kami lihat engkau melepas sandalmu, maka kamipun melepas sandal kami.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Jibril mendatangiku dan mengabarkan kepadaku bahwa pada kedua sandalku terdapat kotoran. Dan dia berkata, ‘Jika kalian mendatangi masjid, hendaknya memperhatikan, jika pada sandalnya terdapat najis atau kotoran hendaknya dia bersihkan, lalu shalat dengan memakai keduanya.” (HR. Abu Daud, no. 650. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Semoga bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal
Dapatkan buku-buku yang lain yang membahas tentang Adab Islam diantaranya :
Kirimkan Komentar yang membangun

Bagaimana mungkin sosok perempuan kuat

Bagaimana mungkin sosok perempuan kuat itu bisa hilang dari ingatan kita? Jika ialah orang yang bersedia mendedikasikan hidupnya untuk berdiri dan menopang saat kita terjatuh. Rela menyodorkan tangan sekalipun tubuhnya sudah tidak mampu menyangga usia yang terus menggerogoti keberaadaannya di alam semesta ini. Ya, entah bentuk syukur macam apa yang mampu menggambarkan pribadi setegar dia. Bahkan tidak pernah mengeluh mengurusi semua kebutuhan kita.

Kata bijak untuk ibu membawa kita bernostalgia ke masa kecil yang indahnya bukan main. Mengingat perjuangan yang tidak mudah selama 9 bulan mengandung. Belum lagi ia yang tidak leluasa bergerak lantaran perutnya semakin membesar. Mengganti popok dan menenangkan kita dengan ikhlas bersiaga selama 24 jam saat bayi mungil pujaan hatinya itu merengek minta makan.
Memang tidak ada pamrih yang sepadan untuk membayar jasa seorang ibu, menilik pengorbanannya tidak terhenti sampai anaknya berhasil membangun biduk rumah tangga. Support dan doa menjadi dua senjata yang ia utamakan. Senantiasa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar jerih payah anaknya dapat berbuah kesuksesan. Agar bocah kecil yang disandingnya dari dulu mampu mengangkat derajat dan mengharumkan nama keluarga. Lewat kata bijak untuk ibu yang anda sampaikan melalui pesan singkat atau ucapan setidaknya bisa memunculkan raut muka bahagia di wajah malaikat tanpa sayap itu.
“Terimakasih tuhan telah menitipkanku kepada malaikatmu yang kusebut Bunda”
“Ada banyak Ibu terbaik di dunia, tapi hanya ada satu Ibu terbaik di dunia Itu Ibuku dan Ibu adalah yang terbaik di dunia ini, selamanya!”
“Menjadi anak yang shaleh dan tidak pernah menyakiti hati orang tua itulah hal yang paling diinginkan orang tua kita”
“Ibu yang sangat mencintaimu mendengar apa yang kamu katakan bahkan memahami apa yang belum engkau katakan.”
“Siapa lagi yang akan membahagiakan orang tua kalau bukan kita sebagai anak-anaknya. Fightt!!”
“Selalu banyak kesempatan dalam melakukan perubahan untuk kebaikan. Mulailah sejak sekarang tanpa nanti.”
“Hal sederhana namun bermakna, ketika ibu bilang “Beribadah itu tidak perlu menunggu susah atau senang datang”
“Jaga diri kamu baik-baik disana, kalau ada apa-apa, langsung kasih tau ya” Ini ialah ucapan paling romantis dari Ibu”
“Dan paling menenangkan saat Ibu mengatakan “semuanya pasti baik-baik saja””
““Kamu sudah makan?” “Pulang jam berapa?” adalah pertanyaan sederhana dari wujud cintanya Ibu ♥”
“Ibu, izinkan aku memeluk hatimu; agar aku merasakan apa yang engkau rasakan dari sakit yang tak menangis”
“ibu terimakasih atas ketulusan mu merawat dan menjagaku, sesungguhnya aku takkan pernah bisa membalas semua yg pernah kau berikan untuk ku”
“ibu , aku rela melakukan apa aja untukmu walaupun nyawaku taruhannya , tapi aku sadar itupun belum dapat membayar semua jasamu bu”
“Ibu, aku janji akan membahagiakan mu :’)”
“betapa berdosanya aku, selalu membantah perkataan ibu. sesungguhnya dengan berkata “ah” saja itu sungguh dosa yg sangat besar :”(“
“selamat pagi menjelang siang ibu dan calon2 ibu”
“Takkan ku biarkan engkau bersedih ibuku, aku akan memberikan yg terbaik untukmu :’)”
“setiap mengingat pengorbanan dan semua jasa ibu terhadapk , tanpa sadar slalu kuteteskan airmataku, sadar akan semua dosaku terhadap ibu”
“ibu , aku rela melakukan apa aja untukmu walaupun nyawaku taruhannya , tapi aku sadar itupun belum dapat membayar semua jasamu bu .”
“Keinginanku sederhana, ingin slalu melihat ibu tersenyum. Selamat Pagi Ibu”
“Doa orang tua , terutama doa ibu adalah semangat bagi kita untuk mengejar cita-cita :))”
“Ibu bukan aku sengaja slalu membuatmu kecewa , maafkan aku bu, aku sadar belum bisa jdi anak yg baik untuk ibu ?”
“Maaf, Bu. Kalo sampe sekarang aku cuma bisa nyusahin IBU :'(“
“IBU adl orang yang sangat hebat, yang gak pernah lelah untuk membahagiakan anaknya :’)”
“selalu berusaha membuat ibu tersenyum ?”
“Terimakasih ibuku , kaulah penyemat hidupku … maafkan aku yg slalu menyusahkanmu”
“Selamat pagi wanita terhebat , selamat pagi ibuku sayang . I love you . Jangan pernah lelah membimbingku ya bu :”)”
“Tanpa ibu , aku bukanlah siapa2 …”
“Ibu twk pernah lelah untuk merawat, membesarkan, dan membimbingku , tapi aku masih aja tanpa sengaja tak menghargai ketulusan ibu :'(“
“gak ada orang yg melebihi rasa sayangnya seorang IBU :’)”
“membahagiakanmu adalah mimpi terbesarku, ibu.. :’)”
“Memang sekarang belum bisa membahagiakan dan membuat ibu bangga, tapi aku janji suatu saat akan membhagiakan ibu”
“ibu ajari aku caranya ikhlas & tetap tersenyum meski hatiku terluka, dan peluklah aku sebentar saja, hanya pelukan ibu yg bsa menenangkanku”
“maafkan aku ibu belum bisa membahagiakanmu, malah kebonhongan dan kenakalanku yg sering aku berikan :”(“
“Ibu, doakan aku menjadi anak yg soleh. Smoga aku menjadi alasan Allah SWT membuka pintu surga-Nya buat engkau kelak ~ Aamiin”
“Ibu bilang: “Berkata jujurlah selalu nak… Dengan begitu engkau tidak perlu mengingat apa yang telah kau katakan”.”
“lalu siapakah lagi yang benar benar mempedulikanku dan menyayangiku sepanjang waktumu selama hidupmu, kalau bukan engkau, ibu”
“Ibu, pinjami aku hatimu, agar aku paham; liang luka yang sering engkau ceritakan dari air mata”
“Ibu… Sampai nanti engkau tetaplah cahayaku, dengan segala kesendirian yg aku punya atau dengan seluruh kesepian yg membunuh.”
“Hati IBU itu sempurna , tak peduli berapa kali engkau menyakiti HATInya , dia selalu ada kata MAAF untuk Mu”
“Aku hanya takut kehilangan ibu , dan tak ingin kehilangan ibu. Maafkan atas semua sifatku yg tak sengaja menyakitimu bu ?”
“Hanya tak ingin terlalu membebani ibu lagi , biarlah semua masalah dan kesedihanku aku yang tanggung sendiri :”)”
“Hanya ibu yang tau , ketika aku menyembunyikan sedihku dibalik senyumanku :’)”
“Ibu maafkan aku atas setiap tetes air mata yg membasahi wajah cantikmu hanya karna semua sikapku yg mengecewakanmu”
“Ibu..!! maafkanlah kata-kata yang telah terucap oleh bibirku anakmu,, yang terkadang telah menyakiti perasaan ibu,, aku sungguh tidak kuasa untuk melihatmu sedih karena kelakuanku”
“Disaat aku dalam kesedihan dan dalam keterpurukan,, seseorang akan slalu berada didekatku untuk menghiburku yaitu Ibu.”
“Kalo gak ada orang tua, kita gak akan ada di dunia ini, HORMATI mereka”
“Melihat orang tua tesenyum karena bangga melihatku adalah surga kecil bagiku”
“Melakukan apapun aku rela demi kebahagiaan orangtua ku”
“Ibu ajarilah aku bagaimana caranya untuk ikhlas dan selalu tersenyum meskipun hati dalam terluka,, peluklah aku ibu karna hanya pelukanmu yang dapat menenangkan jiwaku”
“Kasih sayang ibu sangat sempurna kepada anaknya dan sejahat apapun engkau menyakitinya tapi ibu tak pernah membencimu”
“Cinta Yang luar biasa adalah Cinta seorang ibu Kepada Anaknya”
“Aku malu dgn gelar sarjana, tapi tanganku masih tengadah meminta jatah pada bapak dan ibu Aku maluuuu”
“Sebaik baik manusia adalah seorang ibu, karena ibu akan melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan anaknya”
“Bukan harta yang orangtua kalian harapkan dari kalian, cukup menjadi anak yang shaleh/shalehah”
“Orang tua adl sumber kekuatan utk anaknya, begitupun sebaliknya”
“Ayah Ibu Semoga Tuhan mempermudahkan jalanku untuk membahagiakanmu”
“Love you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!”
“Keinginanku sangatlah sederhana,, aku ingin selalu melihat ibu dengan tersenyum,, karna kebahagianku akan terasa begitu sempurna apabila sebuah alasan dibalik ibu senyuman itu adalah anaknya”
“Tidak akan pernah aku membiarkan ibu bersedih,, aku kan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagimu.”
“Ibu, izinkan aku memeluk hatimu; agar aku merasakan apa yang engkau rasakan dari sakit yang tak menangis”
“bidadari yang menyembunyikan sayapnya itu engkau, ibu”
Dialah bidadari berhati lembut yang enggan mencurahkan keluh kesahnya, bahkan mau menanggung seluruh penderitaan demi bisa melihat buah hatinya gembira. Mungkin dengan perantara kata bijak untuk ibu anda bisa memperlihatkan rasa kasih sayang yang mendalam. Saat ibu anda tercinta berulang tahun, atau tatkala rindu dengan pelukan hangatnya sebab sudah terlalu lama jauh dari rumah, ungkapan inilah yang akan mewakili keberuntungan anda memiliki ibu sepertinya.
Pada dasarnya, ibu tidak pernah menuntut anaknya harus melakukan sesuatu yang mereka suka. Selama perilaku yang ditunjukkan di lingkungan baik dan mampu bersosialisasi dengan banyak orang, hal ini menandakan bahwa ibu sukses menanamkan pendidikan moral yang baik.
Kirimkan Komentar yang membangun