Minggu, 19 Maret 2017

Usaha hingga berhasil


Ada pepatah yang mengatakan hidup adalah sebuah pilihan, oleh karena itu sering kita menjumpai bahwa setiap kita sering dipertemukan dengan dua pilihan IYA atau TIDAK, SALAH atau BENAR, MENANG atau KALAH, PUTUS ASA atau BERUSAHA dimana kita harus memilih salah satu dari dua pilihan tersebut.

putus asa atau berusahaPada cerita kali ini, kita akan membahas tentang kondisi dimana kita harus memilih untuk Putus Asa atau Berusaha. Berikut ini adalah ceritanya.
Hidup memang tidak selalu semudah yang diperkatakan oleh orang-orang, terutama oleh mereka yang telah sukses dan menuai banyak kemudahan di dalam kehidupan. Bagi yang sedang berupaya dan mencari kesuksesan itu sendiri, tentu semuanya akan jauh berbeda dan mungkin saja terasa jauh lebih sulit dari apa yang dibayangkan. Hal seperti inilah yang seringkali membuat sebagian orang menjadi mudah putus asa dan menyerah pada keadaan, lalu membiarkan mimpi-mimpi mereka terkubur semakin hari semakin dalam.
Putus asa dan menyerah pada keadaan adalah sebuah tindakan yang salah, di mana semua perjuangan selama waktu yang panjang sebelumnya, akan menjadi sia-sia belaka. Namun, selalu ada orang yang menjadikan ini sebagai pilihan, bahkan ketika mereka masih memiliki kemungkinan untuk meraih kesuksesan yang mungkin saja tinggal beberapa langkah saja di depan.
Belajar dari seeokor kuda yang terperosok
Kisah ini mungkin saja tidak asing lagi, bahkan beberapa orang menulisnya kembali sebagai sebuah gambaran atas tindakan positif yang bisa dilakukan untuk membuat situasi menjadi lebih baik lagi, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun.
Di sebuah lokasi yang terletak di pinggiran kota, seekor kuda terperosok ke dalam sebuah lubang sempit yang dalam, tak kurang dari tinggi badannya yang terbilang jangkung itu. Pemiliknya mulai putus asa dan tidak tahu bagaimana mengeluarkan kuda tersebut dari dalam sana, bahkan meski dia dan para tetangga telah berupaya sepanjang siang yang terik hingga malam menjelang.
Lubang yang hanya menyisakan sedikit ruang untuk tubuhnya, membuat kuda tersebut tidak bisa menarik ancang-ancang untuk melompat keluar, terlalu sempit dan sulit untuk bergerak. Pemiliknya meneteskan air mata di sisinya, ketika memberinya minum melalui sebuah botol, untuk yang kesekian kalinya sepanjang hari ini. Kuda itu lega, sebab pemiliknya begitu menyayanginya, bahkan meski dia telah kelelahan untuk berupaya mengeluarkannya sepanjang hari ini.
Hari mulai gelap dan hujan turun perlahan. Kuda tersebut terdiam, seraya mengais-ngaiskan kakinya pada permukaan tanah yang mulai melunak. Dia tak bersuara, sebab tak ingin pemiliknya bersusah hati memikirkannya, sementara malam masih sangat panjang.
Hujan semakin deras dan kuda tersebut mulai kedinginan, namun dia tak juga bersuara. Kedua kaki depannya mulai digerakkan untuk mengais tanah di depannya yang kini basah tersiram air hujan. Sedikit demi sedikit, dimulai dari bagian depan kakinya yang sempit, kemudian mulai naik ke atas, hingga bagian bawah lubang itu semakin luas. Kakinya kini mulai bebas bergerak, ada ruang kosong dengan timbunan tanah basah di dalam lubang tersebut. Kuda itu mulai kelelahan, namun dia tak juga menyerah.
Hari lepas tengah malam dan kuda tersebut masih saja mengais tanah dengan semangat. Setengah bagian lehernya kini tampak ke permukaan, dasar lubang semakin meninggi oleh timbunan tanah. Untung saja hujan datang, rasa hausnya menjadi tidak terlalu berlebihan. Dia meraba sisi lubang yang kini semakin lebar, mengaiskan kembali kaki depannya ke tanah yang semakin melunak. Mengais kembali dan tidak berhenti, tak menyerah meski tubuhnya telah begitu lelah.
Fajar datang dan dengan sigap kuda tersebut meloncat keluar, menggoyang-goyangkan tubuhnya sambil berusaha menepikan tanah dan lumpur di sana. Kuda yang hebat dan tangguh, yang berupaya dengan kuat untuk melalui malam sulit dan sangat melelahkan. Bahkan meski pada pandangan semua orang di sekitarnya, keberhasilannya adalah sebuah kemustahilan.
Kisah inspiratif ini menceritakan sebuah kondisi dimana kita dihadapi oleh 2 pilihan putus asa atau berusaha? Pada cerita ini tokoh utamanya adalah seekor kuda yang berusaha berjuang tanpa menyerah untuk keluar dari lubang yang mengurungnya. Rasa dingin dan letih tidak membuat kuda ini putus asa sampai akhirnya sesuatu yang bisa dibilang tidak mungkin (keluar dari lubang) akhirnya bisa dilakukannya. Di cerita ini kita bisa belajar bahwa segala hal yang kita anggap mustahil itu bisa terjadi, yang terpenting adalah kita tidak boleh menyerah dengan situasi yang terlihat mustahil untuk dilakukan, selama ada kemungkinan untuk berhasil walaupun jika di ibaratkan atau dituang kan dalam persentase adalah 1 % berhasil dan 99% adalah gagal. Jangan menyerah sebelum mencoba. Lakukanlah selama ada kemungkinan berhasil walaupun hanya 1%, lakukanlah, cobalah jangan menyerah sebelum memulai. Kalau kita menyerah sebelum memulai maka itu sama saja kita gagal. Semoga cerita ini bermanfaat untuk kita semua.
Kirimkan Komentar yang membangun

Jadilah Pemenang

Mempunyai mental pejuang di dalam diri sendiri adalah sebuah hal yang banyak dimiliki oleh orang-orang. Namun, seberapa banyak orang yang memiliki mental pejuang hingga titik akhir, di mana mereka akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, bahkan meski itu menjadi sebuah tindakan yang tidak lazim pada pandangan orang awam.
Sebagian besar dari kita hanya akan begitu bersemangat di awal-awal saja, ini berlaku untuk semua hal yang kita kerjakan di dalam kehidupan kita. Kita hanya akan berjuang sebatas yang kita mau, bukan sejauh yang kita mampu, dan inilah yang membedakan seorang pejuang sesungguhnya dengan pejuang yang hanya bersemangat sesaat saja. Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pemenang?

Perjuangan sebatas rencana semata

Seringkali kita memiliki banyak rencana di dalam hidup kita, bahkan mungkin saja banyak sekali jumlahnya. Ini tentu bukan sebuah hal yang buruk, sebab hidup ini akan selalu membutuhkan rencana. Namun apa jadinya jika rencana tersebut tidak pernah direalisasikan, atau bahkan hanya dijalankan di awal-awal saja dan selanjutnya menjadi sebuah pekerjaan tertunda yang abadi.
Percaya atau tidak, sebagian besar dari kita akan melakukan hal tersebut, di mana kita begitu bersemangat dan berjuang keras hanya di awal sebuah rencana dan tidak pernah melanjutkannya ke sebuah pekerjaan yang sempurna. Mungkin saja kita akan mengalami kegagalan ketika melakukannya, namun jika tidak pernah dilakukan, bagaimana kita akan tahu kalau kita mungkin juga akan berhasil di dalam hal tersebut?
Hidup tentu selalu penuh resiko, namun membuang peluang untuk berhasil dan menyerah di tengah jalan adalah sebuah kesalahan. Berikanlah semua yang kita mampu, sehingga saat gagal sekalipun kita merasa senang dan bahagia sebab telah melakukan yang terbaik untuk hal tersebut. Ini bukan tentang apa yang akan kita dapatkan, namun bagaimana kita akan berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan di dalam kehidupan. Salah satu cara ketika ingin memulai dan tak ingin rencana tersebut berhenti ditengah jalan adalah dengan menetapkan dalam hati jadilah pemenang dan terus bayangkan bahwa diri Anda adalah pemenang, ketika kita sudah mulai lelah atau bosan di tengah jalan selalu ingat kembali apa yang sudah kita tetapkan dalam hati yaitu jadilah pemenang. Mari sedikit kita lihat sebuah cerita inspirasi dari kegigihan Etenesh Diro berikut ini.

Belajar dari kegigihan Etenesh Diro

Atlit lari berusia 25 tahun ini, baru saja menunjukkan betapa sebuah perjuangan bisa saja dilakukan dengan maksimal, meski itu di dalam sebuah kondisi yang sangat tidak mendukung sekalipun. Semangatnya yang luar biasa untuk berjuang hingga titik akhir, menjadi hal yang patut diapresiasi dengan sangat baik. Bukan kemenangan, namun semangat juang yang dimilikinyalah yang membuatnya menjadi seorang pemenang.
Atlit berdarah Etiopia ini mewakili negaranya dalam cabang olah raga lari di Olimpiade Rio 2016. Ia mengikuti babak penyisihan pada hari Sabtu, 13 Agustus 2016 lalu, untuk ketegori lari halang rintang 3000 meter. Pada awal perlombaan semua berjalan dengan lancar, hingga di pertengahan lomba ia mengalami masalah dengan sepatunya yang tersangkut pada peserta lain di dekatnya. Tidak mudah menyerah, atlit ini berhenti sesaat dan melepas kaos kaki dan sepatu kanannya tersebut, kemudian dia melanjutkan kembali perlombaan itu dengan hanya menggunakan sepatu kirinya saja. Bukan sebuah hal yang mudah tentunya, mengingat 3000 meter adalah jarak tempuh yang cukup jauh.
Usaha Etenesh membuahkan hasil, dalam babak penyisihan tersebut ia berhasil finish pada urutan ke 7. Posisi ini membuatnya ikut serta ke dalam babak final. Di final ia hanya berhasil finish di urutan ke 15 dan gagal menjadi juara. Namun, perjuangan Etenesh menuju ke sana adalah sebuah hal yang patut dipuji, meskipun ia tidak berhasil menjadi juara dalam perlombaan tersebut. Ia berusaha dengan keras untuk berjuang hingga titik akhir, walau dalam kondisi tersulit dan bahkan tidak mungkin bagi pandangan sebagian orang.
Cerita diatas mengajarkan kita untuk terus berjuang walaupun di tengah perlombaan terjadi masalah, dia terus berusaha sampai menuju garis finish. Itulah kenapa penting untuk menetapkan dalam diri kita jadilah pemenang. Dengan menetapkan kata tersebut kita akan terus termotivasi untuk terus berjuang sampai akhir.
Kirimkan Komentar yang membangun

Inspirasi Masa Depan

Ini bukan sebuah cerita belaka, namun sebagain dari kita memang mengalami hal seperti ini di dalam kehidupan ini. Kita seolah tidak memiliki gairah yang besar untuk sebuah keberhasilan, dan seakan-akan hanya menjadi seorang penggembira saja di berbagai kesempatan baik yang kita temukan di dalam kehidupan kita.
Di saat sebagian orang berpacu untuk meraih dan mengejar mimpi-mimpi mereka akan masa depan yang cerah, beberapa yang lainnya justru hanya berada di titik yang sama untuk beberapa waktu yang cukup panjang. Mereka tetap hidup dan menjalani hidup sebagaimana yang lainnya, namun mereka tidak pernah beranjak dan selalu berada pada titik yang sama, meskipun mereka memiliki kesempatan yang luas untuk melakukannya. Lalu, apa yang sebenarnya sedang kita lakukan?

Tidak menerima kenyataan dengan hati lapang

Ada banyak orang yang mengalami kegagalan, bahkan meski pada akhirnya mereka berhasil dalam sebuah bidang, namun mungkin saja mereka telah mengalami berbagai kegagalan sebelum meraih keberhasilan tersebut di dalam genggaman. Hal ini bisa dialami siapa saja, bahkan oleh kita juga. Namun yang kemudian menjadi pembeda adalah bagaimana kita menyikapi dan menerima kegagalan tersebut sebagai sebuah hal yang positif untuk kehidupan kita saat ini, atau bahkan untuk kehidupan kita di masa yang akan datang.
Meski menyadari kegagalan yang telah terjadi, sebagian dari kita memilih untuk tetap berada di sana dan tidak beranjak ke mana-mana. Membiarkan diri selalu terpuruk dan seolah berupaya untuk mengingkari kegagalan yang telah terjadi, itulah hal yang sering kita lakukan. Bersikap seolah semuanya baik-baik saja, dan menyamankan diri pada kegagalan-kegagalan yang sama. Kita tidak pernah benar-benar bangkit dan memberi kesempatan diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik lagi. Ini tentu sebuah tindakan yang salah, bahkan sangat fatal.
Belajarlah untuk menerima kenyataan dan kegagalan yang mungkin saja pernah kita alami di masa lalu. Jangan selalu menyalahkan diri atas hal tersebut, sebab ini akan selalu membuat kita marah dan tidak pernah tenang dalam menjalani kehidupan. Cobalah untuk memaafkan diri sendiri dan berdamai dengan semua masa lalu yang telah terjadi, bahkan berbagai hal terburuk sekalipun yang pernah kita alami.

Tataplah masa depan dengan berani dan rasa percaya diri yang tinggi

Jangan menghukum diri sendiri atas berbagai masalah yang pernah terjadi, sebab hal ini akan membuat kita selalu hidup di bawah bayang-bayang masa lalu yang kelam. Hidup hanya sekali maka tataplah masa depan, karena sangat mubazir jika dilewatkan dengan meratapi masa lalu, bukan?
Nikmati saja apa yanga ada sekarang dan milikilah sebuah harapan untuk masa yang akan datang. Beranjak dan meninggalkan masa lalu adalah sebuah pilihan yang tepat, jika kita memiliki keinginan untuk berubah dan menjadi seseorang yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Mulailah untuk memberikan diri sendiri sebuah kesempatan yang lain, agar kita bisa memulai sebuah lembaran baru  di dalam hidup kita. Rasa percaya diri yang kita miliki akan sangat membantu untuk bisa bangkit dan memperbaiki berbagai hal buruk dan juga kegagalan yang kita alami di masa silam. Hiduplah di masa sekarang dan bukan di masa lalu yang gagal dan selalu penuh dengan berbagai hambatan. Bahkan meski di masa lalu kita teramat sangat gagal, namun akan tetap selalu ada kesempatan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Kirimkan Komentar yang membangun

Kamis, 16 Maret 2017

Da'wah : Mencela Para Sahabat Rasul


"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha  kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-selamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar". (Q.S. At-Taubah : 100)

Yang dimaksud dengan sahabat menurut para ulama hadits, yaitu setiap muslim yang pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Imam Bukhari, dalam kitab Shahihnya sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Ajaj al-Khatib "Siapa pun orang Islam yang pernah bersahabat dengan Nabi atau melihat beliau, ia termasuk di antara sahabat beliau".

Menurut Imam Ahmad, yang dimaksud "Di antara sahabat Rasulullah" adalah ahlul-badr (orang yang ikut dalam Perang Badr). Kata Imam Ahmad, "Manusia paling utama setelah generasi mereka (ahlul-badr) adalah yang hidup pada zaman ketika Rasulullah diutus. Yakni, setiap orang yang pernah bersahabat dengan beliau, baik selama satu tahun, satu bulan, satu tahun atau pun sesaat. Atau, mereka (umat Islam) yang pernah melihat beliau. Itulah orang-orang yang termasuk sahabat beliau. Masing-masing mempunyai nilai persahabatan dengan beliau berdasarkan kadar berlangsungnya persahabatan dan yang paling tinggi dari kadar itu ialah yang menyertai beliau, mendengar (hadits) dari beliau, dan melihat beliau". Ulama yang lain berpendapat, "Sebutan sahabat harus memenuhi unsur meriwayatkan satu atau dua hadits di samping pernah melihat Rasul".

Sebaik-baik Generasi
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa sebaik-baiknya generasi adalah generasi para sahabat, "Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi'in) kemudian generasi berikutnya (tabi'in-tabi'in). (H.R. Bukhari dan Muslim).

Syaikh Mahmud al-Misri menyebutkan bahwa para sahabat Rasul adalah sebaik-baiknya mahluk ciptaan Allah setelah para Nabi dan sebaik-baiknya umat adalah generasi yang pernah ada di muka bumi. Mereka adalah manusia yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling jauh dari kepura-puraan, paling lurus bimbingannya dan paling baik keadaannya.

Abdullah bin Umar rahimahullah menyebutkan, mereka para sahabat adalah insan terpilih yang mendampingi Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya. Mencintai mereka merupakan bagian dari agama, iman dan membenci mereka merupakan kekufuran, kemunafikan dan kejahatan. "Tanda keimanan itu adalah mencintai orang Anshar dan tanda orang munafik itu adalah membenci orang Anshar". (H.R. Bukhari dari Anas bin Malik rahimahullah). 

Begitu istimewanya kedudukan mereka di sisi Allah, sehingga Allah  memuji mereka di banyak ayat Al-Qur'an, di antaranya, Q.S. at-Taubah : 100, al-Fath : 18 dan 29, juga dalam surat al-Hasyr ayat 8-9 dan ayat lainnya. Al-Qur'an dengan tegas menjelaskan kedudukan sahabat yang terdahulu masuk Islam, baik dari kalangan Muhajirin, maupun Anshar. Sebagaimana Allah `azza wa jalla berfirman, "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridah kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar". (Q.S. At-Taubah : 100).

Al-Waqidi pernah mendengar para ulama hadits berkata, "Setiap orang yang pernah melihar Rasul dan ia telah mencapai usia remaja (pubertas) bisa berpikir tentang agama serta menerimanya maka ia, menurut kami, merupakan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun hanya sesaat.".

Imam Ibnu Hajar berkata, "Yang paling benar di antara pendapat-pendapat itu adalah bahwa sahabat yaitu orang yang bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam keadaan beriman dan meninggal dalam memeluk agama Islam. Maka termasuk dalam ungkapan orang yang bertemu dengan Nabi adalah orang yang pernah lama atau sebentar duduk bersama beliau, orang yang meriwayatkan atau tidak meriwayatkan hadits  dari beliau, orang yang pernah atau tidak pernah berperang  bersama beliau, orang yang pernah melihat beliau sekali saja dan tidak pernah duduk bersama beliau, dan orang yang tidak bisa melihat beliau karena suatu halangan seperti kebutaan. Inilah pendapat mayoritas ulama (jumhur).

Imam Ahmad bin Hambal berpandangan bahwa orang yang melihat dan bersama Nabi walaupun tidak jauh lebih utama daripada orang yang tidak melihat dan bersamanya. Dalam hal ini Imam Ahmad menegaskan, kemudian manusia yang terbaik setelah para sahabat Rasulullah adalah abad di mana Rasulullah diutus sebagai Nabi kepada mereka, setiap yang menemani beliau selama setahun, sebulan, sehari, sejam atau ia hanya melihat beliau, maka ia termasuk dalam kategori sahabat beliau. Ia mempunyai derajat sahabat sesuai kadar waktu yang ia lalui dalam menemani beliau, dan tingkat pendahulunya menempel pada dirinya, dimana ia mendengar darinya hadits-hadits beliau dan melihatnya.

Menurutnya lagi, orang yang paling sedikit waktunya menemani Rasulullah masih jauh lebih mulia dibandingkan dengan orang-orang yang tidak sempat melihat beliau, walaupun mereka menghadap Allah dengan segala amal perbuatannya, maka orang-orang yang telah menemani Rasulullah, melihatnya, dan mendengar dari beliau sabda-sabdanya (yaitu orang yang melihatnya dengan mata kepalanya dan beriman kepadanya walaupun hanya satu jam) lebih utama karena pertemanan tersebut dari para Tabi'in walaupun mereka telah melakukan seluruh amal kebaikan.

Mencela Para Sahabat
Bila kite telusuri begitu banyak kalangan yang mudah mencaci dan mencela para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Padahal ini sesuatu yang diharamkan. Yang biasa mencela dan mencaci sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Rafidhah, Khawarij, dan firqah lainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Barang siapa yang mencela khilafah (kepemimpinan) salah seorang diantara para  imam tersebut ia lebih buruk daripada keledai". Mengutip pandangan ulama sebagaimana dijelaskan oleh Bachtiar Nasir, dalam buku Anda Bertanya Kami Menjawab, Para ulama telah sepakat tentang larangan mencaci maki sahabat Nabi. Berikut ini ijma' dan pendapat para ulama dalam masalah ini:

Pertama, para ulama sepakat bahwa barang siapa yang menghina sahabat, dalam hal yang tidak mengandung celaan dari sisi keimanan dan keadilan (al-'adl) sahabat, ia tidak dihukumi kafir. Seperti orang yang mengatakan bahwa di antara sahabat ada yang berilmu sedikit, penakut, bakhil, pecinta dunia, dan tidak tahu menahu soal politik, mereka ini tidak dihukumi kafir, tetapi ia harus dihukum dengan ta'zir (denda).

Kedua, para ulama bersepakat bahwa barang siapa menghina sahabat Nabi yang mengandung celaan dari sisi keadilan dan agama, mereka dihukumi sebagai kafir. Contohnya, orang yang menuduh mereka kafir dan munafik atau mengatakan bahwa mereka murtad setelah Islam kecuali sebagian kecil saja, atau bahwa kebanyak-banyakan mereka fasik, maka orang ini jelas telah kafir karena telah mendustakan Al-Qur'an.

Ketiga, ulama juga bersepakat bahwa barangsiapa yang menghalalkan  penghinaan terhadap para sahabat Nabi, ia telah kafir. Begitu juga, jika pada saat menghina sahabat, ia juga mengakui bahwa Ali rahimahulullah adalah Tuhan atau Nabi dan Jibril ... telah salah dalam menyampaikan wahyu, ia telah kafir tanpa diragukan lagi, bahkan orang yang tidak mengkafirkannya juga dianggap kafir.

Keempat, para ulama berbeda pendapat ketika seseorang menghina sahabat Nabi dengan melaknat atau menjelekkan mereka secara umum. Namun tidak jelas apakah hinaan itu karena kekesalan atau karena keyakinannya. Sebagian ulama mengatakan bahwa ia telah kafir, sedangkan mayoritas ulama mengatakan bahwa ia tidak kafir. Meskipun dikatakan tidak kafir, tetapi para ulama yang berpendapat demikian tetap mewajibkan untuk menghukumnya.

Demikianlah sekilas penjelasan tentang keutamaan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga kita dapat mengikuti jejak dan teladan mereka serta menghindar dari mencela dan menjelekkan sebab itu akan menghantarkan kita kepada kekufuran. Wallahu A'lam.

(Sumber: Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Edisi No.23 Thn.XLII, 18 Sya'ban 1436 H/ 5 Juni 2015 M Oleh Abdul Kadir Badjuber, M.Pd)

Kirimkan Komentar yang membangun

Tapak Tilas Ibnu Batuta di Xianjiang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisata ke Xinjiang bisa menjadi tapak tilas jejak Ibnu Batuta atas penjelajahan mereka di Jalur Sutera. Sejak makin membuka diri pada 1970-an, Provinsi Xinjiang secara umum kini hidup dari pariwisata.

Pada 2010 saja, 30 juta wisatawan tercatat mengunjungi Xinjiang dan menghasilkan 4,6 juta miliar dolar AS bagi ekonomi Xinjiang. Pemerintah setempat bertekad menambah jumlah kunjungan wisatawan ke sana dengan menampilkan identitas minoritas sebagai daya tarik wisata. Urumqi, Pasar Kashgar, dan Menara Emin kini jadi salah satu objek wisata.

Salah satu atraksi wisata bagi Muslim di Xinjiang adalah wisata ziarah dengan mengunjungi sejumlah mazar (makam) atau bangunan bersejarah. Wisatawan bisa mengunjungi makam para Khan atau makam para ilmuwan, seperti Mahmud al-Kashghari dam Yusuf Khass Hajib.

Di sisi lain, kehadiran wisatawan bisa menjadi hal tidak menyenangkan bagi warga Xinjiang. Kekhawatiran tfhsdst kriminalitas dan hal negatif meningkat seiring bertambahnya jumlah wisatawan. Karena itu, penting pula bagi para pendatang untuk punya sensitivitas dan penghormatan atas sosiokultur setempat.

Xinjiang berada di urutan ke-15  penyumbang PDB Cina. Namun, daerah ini masih butuh dukungan untuk memperbaiki ekonomi mereka. Turpan sendiri sempat merasakan makmurnya pendapatan dari industri perkebunan anggur saat terjadi perubahan dalam ekonomi Cina. Namun, kebijakan tetap dibutuhkan agar kaum minoritas di Xinjiang tak makin terpinggirkan.

Pendampingan dan pembekalan warga lokal akan layanan wisata tampaknya jadi hal penting. Sebab, meski makin ramai wisatawan yang berkunjung ke Xinjiang, terutama ke Turpan, warga lokal tak banyak merasakan dampak ekonominya. Keuntungan terbesar justru didapatkan para agen perjalanan. Kirimkan Komentar yang membangun

Sistem pendidikan hari ini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menilai sistem pendidikan di Indonesia yang bergaya sekuler telah menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang cenderung anti dengan syariah Islam. Ini disampaikan Muslimah HTI ketika bertandang ke kantor redaksi Republika, Kamis (9/3), sore.
Juru Bicara Muslimah HTI, Iffah Ainur Rochmah mengatakan, sekularisasi pendidikan di dunia, khsusunya di Indonesia sebenarnya menjadi ganjalan dalam menerapkan pendidikan karakter bagi peserta didik. Hal inilah, menurutnya yang terjadi di Indonesia.
Fokus perhatian Muslimah HTI terhadap pendidikan ini berkaitan dengan acara Konferensi Perempuan Internasional, bertema 'Khilafah dan Pendidikan: Menghidupkan kembali masa Keemasan'. Acara ini akan digelar Jumat hingga Sabtu (10-11/3).   
Pengurus Muslimah HTI bagian Asia Tenggara, Fika Komara menambahkan, pendidikan bergaya sekuler ini menjadi permasalahan penting di dunia Islam. Sebab, gaya pendidikan sekuler ini telah merambah berbagai negara berpenduduk Muslim, bahkan negara Arab sekalipun. 
"Sekularisme pendidikan telah membentuk karakter SDM Muslim cenderung anti-Islam. Ini telah terbukti dan bahkan banyak mereka yang lulusan luar negeri di negara negara barat dan kembali ke Indonesia, anti dengan nilai Islam," kata dia.
Nisreen, aktivis pendidikan dari wilayah Teluk yang akan hadir di acara konferensi dan ikut bertandang ke Republika membenarkan kondisi tersebut. Ia mengungkapkan kondisi pendidikan di negara-negara Arab saat ini sudah hampir sepenuhnya mengarah ke model sisten sekuler.
Menurut Nisreen, yang terjadi di banyak negara Arab kini, kurikulum pendidikan berusaha memisahkan nilai Islam dan budaya Arab dengan materi kurikulum barat. Di antaranya, kata dia, upaya pendidikan tahfiz diganti dengan ekstra kulikuler menari, kemudian mencampur murid laki-laki dan perempuan yang selama ini dipisah dalam pendidikan Islam.
Semua itu adalah upaya yang dilakukan dari sistem pendidikan yang sekuler yang mulai berkembang di negara-negara Arab saat ini. Yakni memisahkan nilai agama dengan sistem pendidikan dan kurikulum pembelajaran di sekolah.
Kirimkan Komentar yang membangun

Minggu, 12 Maret 2017

Hukum Membunuh Cicak, Semut, Tikus dan Nyamuk


emoticon-2 Jempol

A. Pendahuluan

Cicak, semut, tikus, dan nyamuk adalah salah satu binatang yang sangat meresahkan bagi masyarakat. Kita tahu kalau Cicak sering buang kotoran di lantai, apalagi lantai masjid, sehingga menjadikan lantainya najis. Semut sering kali mengerubungi makanan atau minuman kita, sehingga sering kita lihat di tempat makanan dan gelas minuman kita terdapat semut, dan itu sangat menjengkelkan. Sedangkan tikus adalah musuh bebuyutan para petani. Tidak jarang tanaman para petani mati karena diserang hama ini. Adapun nyamuk, kita sering mengalami tidak bisa tidur, gatal-gatal, dan bentol-bentol gara-gara hewan yang satu ini.

B. Permasalahan

Bagaimanakah hukum membunuh cicak, semut, tikus, dan nyamuk?

C. Dalil-dalil

Hukum membunuh Cicak
  • Hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Barang siapa membunuh cicak dalam sekali pukul, maka ditulis untuknya seratus kebaikan, dan dalam dua kali pukulan kurang dari itu (seratus kebaikan), dan dalam tiga kali pukulan, kurang dari itu.” [HR. Muslim]
Hadits di atas adalah dalil dibolehkannya kita untuk membunuh cicak, dengan membunuhnya kita mendapatkan pahala seratus kebaikan. Bahkan tujuh kesalahan kita akan terhapuskan. Cicak adalah binatang yang jahat. Nabi bersabda: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak, dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menamainya dengan nama Fawaisiqo (Binatang jahat)” [HR. Muslim].
Cara membunuh cicak sebisa mungkin sekali bunuh, agar ditulis seratus kebaikan.
Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah muslim mengatakan: “Para Ulama sepakat bahwa bahwa cicak adalah hewan kecil yang mengganggu.”
Hukum membunuh Semut dan Tikus
  • Diriwayatkan oleh Sayyidatina Aisyah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Lima hewan jahat, yang boleh dibunuh di tanah Haram:Gagak, dan rajawali, dan anjing galak, dan kala jengking, dan tikus.” [HR. Bukhari dan Muslim]
  • Dari Ibnu ‘Abbaas Radhiyallahu Anhu, beliau berkata: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mencegah dari membunuh empat hewan: Semut, lebah, burung hud-hud, dan burung Shurad.” [HR. Abu Dawuud: 2490]
Kedua hadits di atas secara jelas menerangkan hukum membunuh semut dan tikus. Pada hadits pertama, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memperbolehkan untuk membunuh tikus. Pada hadits kedua, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam melarang untuk membunuh semut. Cara membunuh hewan adalah dengan membunuh dengan bagus dan jangan disiksa. Dalam hadits disebutkan: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan untuk berlaku baik atas segala sesuatu. Maka, apabila kamu ingin membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang bagus. Dan apabila kamu akan menyembelih, maka bagusilah cara penyembelihannya.
Hukum membunuh nyamuk
Imam Suyuthi mengkelompokan binatang menjadi 4, yaitu:
  1. Binatang yang ada manfaatnya dan tidak berbahaya, maka boleh dibunuh
  2. Binatang yang berbahaya dan tidak mempunyai kemanfaatan, maka dianjurkan (sunnah) untuk dibunuh, seperti ular
  3. Binatang yang mempunyai manfaat, tapi di sisi lain berbahaya, maka tidak dianjurkan dibunuh dan tidak dimakruhkan untuk dibunuh, seperti elang
  4. Binatang yang tidak mempunyai manfaat dan tidak berbahaya, seperti ulat, maka tidak diharamkan membunuh, tidak pula dianjurkan.
Nyamuk adalah hewan yang tidak ada kemanfaatan bagi manusia, bahkan membahayakan kesehatan manusia, seperti malaria, dll. Oleh itu, nyamuk masuk pada kelompok binatang yang berbahaya dan tidak mempunyai kemanfaatan (no. 2) , sehingga boleh (sunnah) untuk dibunuh.

D. Kesimpulan

Hukum membunuh cicak, tikus, dan nyamuk diperbolehkan, bahkan, Khusus dalam membunuh cicak, akan berpahala, yaitu ditulis untuk kita seratus kebaikan. Sedangkan membunuh semutadalah tidak diperbolehkan karena adanya hadits yang secara jelas mencegah untuk membunuhnya.
Wallahu A’lam