Minggu, 25 Januari 2015

Nikmat Sabar


Seluruh puji hanyalah milik DIA, DZAT yang kasih-sayang-NYA kita rasakan dalam setiap detik kehidupan yang kita jalani, melebihi kasih sayang siapapun di jagat raya ini. DZAT yang tidak pernah melupakan kita barang sedetikpun dan tidak pernah menjauhi kita barang sejengkalpun. Bagaimana DIA akan lupa dan jauh, sementara jantung kita ini DIA-lah yang menghidupkannya, peredaran darah kita DIA-lah yang mengaturnya, pencernaan, paru-paru dan ginjal dan setiap mili tubuh ini, DIA pula yang mengatur dan mengurusnya, yang tidak pernah bisa dilakukan oleh siapapun selain DIA.

Saudaraku, kita semua menyadari bahwa dalam kehidupan ini apa-apa yang terjadi pada diri kita tidaklah senantiasa sesuai dengan keinginan, harapan dan rencana kita. Susah dan senang, tangis dan tawa, datang silih berganti. Hal ini disebabkan karena yang akan terjadi adalah apa-apa yang ALLOH kehendaki, dan bukan yang kita kehendaki. Jika DIA menghendaki sesuatu maka pasti akan terjadi, dan jika DIA tidak menghendakinya pasti tidak akan terjadi.

ALLOH menghendaki dunia ini sebagai tempat bertemunya dua hal yang saling berlawanan, dua jenis yang saling bertolak belakang: yang baik dengan yang buruk, yang benar dengan yang salah, kebaikan dengan kerusakan, kebahagiaan dengan kesedihan, pria dan wanita, yang kaya dengan yang miskin, yang ‘alim dengan yang awam, malam dengan siang. Dan jika kita mau mentafakurinya, maka justru inilah wujud kasih sayang ALLOH kepada kehidupan ini yang tiada taranya. Kita tidak akan bisa membayangkan apa jadinya kehidupan ini tanpa adanya perbedaan. Niscaya akan hancurlah kehidupan ini sejak awal diciptakannya.

Dan setelah itu, ALLAH akan mengumpulkan semua yang baik, yang benar, kebaikan dan kebahagiaan itu di surga. Adapun yang buruk, yang salah, kerusakan dan kesedihan akan dikumpulkan di neraka. “Dunia ini terlaknat, dan terlaknat semua yang ada di dalamnya kecuali berdzikir kepada ALLAH dan semua yang berkaitan dengannya, seorang yang ‘alim dan seorang yang belajar”, begitu Rasulullah bersabda.

Di samping itu pula, ketahuilah wahai saudaraku, bahwa apa-apa yang akan terjadi dan akan kita temui dalam kehidupan ini, seluruhnya telah berada dalam ketetapan dan kehendak-NYA. Lihatlah ALLOH berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا 

“tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” (QS. Al-Hadiid, 57:22)

Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah disimpan, setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan. Maka,

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا 

“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan ALLOH untuk kami...".” (QS. At-Taubah, 9:51)

Tapi kita tidak perlu khawatir, takut dan cemas; karena tiada seorang pun yang kasih sayangnya kepada kita melebihi kasing sayang ALLOH, bahkan termasuk kasih sayang kita kepada diri kita sendiri. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk takut akan hal-hal yang telah menjadi ketetapan ALLOH, kecuali kalau kita tidak mempercayai-NYA. Yang perlu kita takutkan adalah kita tidak bisa memberikan karya terbaik kita kepada ALLOH sebagai wujud pengabdian kita kepada-NYA.

Tidak ada keinginan yang paling baik selain keinginan ALLOH. Tidak ada ketetapan yang paling baik selain ketetapan ALLOH. Jadi, apa-apa yang telah ALLOH tetapkan untuk kita, itu pasti yang terbaik. Kalaupun seringkali kita memandangnya sangat buruk, itu karena kita acap kali menilai baik dan buruk itu berdasarkan pandangan hawa nafsu dan keinginan saja, bukan berdasarkan pandangan ALLOH. 

Padahal belum tentu apa yang diinginkan oleh kita itu baik buat kita dan apa-apa yang kita benci itu buruk buat kita, justru bisa terjadi sebaliknya. Hal itu karena keterbatasan pengetahuan kita akan segala sesuatu. ALLOH SWT berfirman:

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ 

“Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2:216)

Bahkan ALLOH SWT berfirman:

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا 

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisaa, 4:19)

Karena kasih sayang-NYA, ALLOH akan paksakan sesuatu yang baik dalam pandangan-NYA untuk ditimpakan kepada kita. Sungguh pun itu akan membuat DIA disu’udzoni. Karena memang manusia akan memandang baik terhadap ketentuan ALLOH jika cocok dengan keinginan mereka, sementara ketentuan dari ALLOH yang tidak mereka inginkan mereka menganggap itu perkara yang buruk.
ALLOH SWT berfirman,

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ 

“Apa-apa yang menimpamu dari perkara yang baik, maka sesungguhnya itu dari ALLOH, dan apa-apa yang menimpamu dari perkara yang buruk, itu dari nafsumu sendiri.” (QS. An-Nisa, 4:79)

Timbul pemikiran kita, “kalaulah ALLOH begitu menyayangi kita mengapa DIA tidak memberikan semua yang kita inginkan?”. Pemikiran seperti ini bisa dikatakan keliru, bahkan yang DIA berikan sebenarnya jauh lebih baik dari apa-apa yang kita inginkan. Bukankah yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita?

Saudaraku, sesungguhnya ALLOH menyayangi, akan tetapi DIA tidak suka selalu memanjakan, mengapa? Karena ALLOH menginginkan tumbuhnya nilai-nilai yang mulia pada diri kita: kedewasaan, kesabaran, ketawakalan, kezuhudan, keteguhan, kepercayaan yang sangat tinggi kepada ALLOH dan sifat-sifat mulia lainnya. Yang mana hal ini tidak bisa diraih melalui kemanjaan. Bisakah seseorang mempunyai sabar kalau ia tidak diuji? Dari sisi mana kita bisa menilai kesabarannya?

Jika keyakinan tersebut tertanam kuat dalam jiwa dan kukuh bersemayam dalam hati, maka setiap bencana akan menjadi karunia, setiap ujian menjadi anugerah, dan setiap peristiwa menjadi penghargaan dan pahala, bahkan semua hal menjadi jalan untuk mendapatkan karunia teragung kelak di akhirat yaitu surga dengan segala kenikmatannya.

“Barang siapa yang oleh ALLOH dikehendaki menjadi baik maka ia akan diuji oleh-NYA” (Al-Hadits)

Oleh karena itu wahai saudaraku, tidak sepatutnya kita merasa putus asa, bingung apalagi frustasi ketika persoalan yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan, rapat membentang di hadapan kita. Karena apa-apa yang membentang di hadapan kita itu sebenarnya adalah hal terbaik dalam hidup kita sebagai pemberian DZAT yang Maha Pengasih Maha Penyayang.

Bahkan yang selayaknya kita lakukan adalah senantiasa bersyukur kepada-NYA dengan mempersembahkan karya terbaik selama hidup kita. Berusahalah sekuat tenaga untuk membuat ALLOH ridho dengan apapun yang kita lakukan! Jangan pernah membuat-NYA ‘kecewa’! Tunjukkalah kesabaran kita di hadapan-NYA! Jangan menunjukkan perasaan tidak senang dan ridho, karena tidak ada alasan bagi kita untuk berlaku seperti itu setelah semua yang ALLOH berikan untuk kita.

Saudaraku, bersabar diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi berbagai kesulitan dengan lapang dada, kemauan yang tinggi, ketabahan yang besar serta rasa syukur yang begitu dalam dengan mengoptimalkan ikhtiar di jalan-NYA dengan memfungsikan seluruh potensi ni’mat yang secara sempurna telah ALLOH berikan kepada mereka.
Lagi pula apakah kita memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakah kita memiliki senjata lain yang bisa kita gunakan selain kesabaran?

Karena itu, jangan pernah merasa gundah dan berputus asa dikarenakan suatu penyakit, kematian, kerugian harta, atau rumah terbakar. Betapapun, sesungguhnya Sang Maha Pencipta telah menentukan segala sesuatunya dan takdir telah bicara. Usaha dan upaya dapat sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan tetap mutlak milik ALLOH Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, Maha Adil dan Maha Bijaksana. Pahala tercapai, dan dosa sudah terhapus. Maka, berbahagialah orang-orang yang telah tertimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan mereka terhadap Yang Maha Mengambil, Maha Pemberi, Maha mengekang lagi Maha Lapang.

Syaraf-syaraf akan terasa tegang, kegundahan jiwa tak akan reda, dan kecemasan di dada tak akan pernah sirna jika kita menghadapi sesuatu tanpa mempercayai ALLOH, tanpa kesabaran dan tanpa keridhoan.

Jangan biarkan diri larut dalam kesedihan, jangan mengira kita sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, membendung air yang meluap, menahan angin agar tak bertip, atau memelihara kaca agar tak pecah. Adalah tak benar bila semua dapat terjadi dengan paksaanku dan paksaanmu, karena apa yang telah digariskan akan terjadi, setiap ketentuan akan berjalan dan semua keputusan akan terbukti.

Tengoklah kanan-kiri: tidakkah anda menyaksikan betapa banya orang yang sedang mendapat cobaan; dan betapa banyaknya orang yang sedang tertimpa bencana? Telusurilah: di setiap rumah pasti ada yang merintih, dan setiap pipi pasti pernah basah oleh air mata.

Sungguh, betapa banyaknya penderitaan yang terjadi, dan betapa banyaknya pula orang-orang yang sabar menghadapinya. Maka kita bukan satu-satunya orang yang mendapat cobaan. Bahkan, mungkin saja penderitaan dan cobaan kita tidak seberapa bila dibandingkan dengan cobaan orang lain.

Adalah sepantasnya bila kita menjalani kehidupan ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Sebab kesabaran dan keikhlasan itulah yang membuat hidup ini terasa nikmat. Ketidak sabaran kita dalam menjalani hidup ini hanya akan membuat kita merana dan menderita tanpa pernah bisa merubah apapun yang telah menjadi kehendak-NYA.

Saudaraku, tidak ada obat yang paling mujarab, senjata paling ampuh untuk menghadapi hidup ini agar penuh ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan selain kesabaran dan keikhlasan hidup yang dilandasi kepercayaan yang totalitas kepada ALLOH SWT. Dan rasakanlah indah dan nikmatnya kesabaran itu.

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan).” 
(QS. Al-Baqarah, 2:214)


Sumber: 
Buletin Dakwah “Ihyaus Sunnah” Edisi 5 Tahun II
oleh: Ust. Aceng Miftah Rahmat., S.Si


makna hidup

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Al-Jabar Putra Hafit

DALAM hidup ini terdapat dua unsur yang saling berlawanan. Keduanya datang silih berganti seperti siang dan malam, senang dan susah, sehat dan sakit. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada atau dihilangkan, maka kehidupan di dunia ini tidak dapat berjalan.
Di akhirat pun demikian, ada 2 hal yang saling berlawanan yaitu surga dan neraka. Namun bedanya jika di dunia kesenangan dan kesusahan menjadi satu, Sedangkan di akhirat keduanya dipisahkan. Orang baik tempatnya di surga bersama dengan segala kesenangan yang ada di dalamnya. Sedangkan orang jahat berada di neraka bersama dengan segala penderitaan yang telah disiapkan.
Kehidupan di surga layaknya kehidupan di dunia; ada langit, tanah, sungai, pepohonan, tempat tinggal, pakaian, pasar dan sebagainya. Tetapi kualitas dan kuantitasnya jauh berbeda dengan apa yang ada di dunia.
Selain itu, ada beberapa perbedaan yang sangat mencolok antara kenikmatan yang ada di surga dengan kenikmatan yang ada di dunia, diantaranya;
Pertama, di surga manusia tidak mungkin mati. kematian adalah sesuatu yang menyebabkan kenikmatan menjadi tidak bernilai. Untuk apa manusia mengejar kesenangan dan kenikmatan dunia jika toh ujung-ujungnya ia akan merasakan sakitnya kematian.
Orang yang hidupnya bergelimang harta dan kesenangan dunia tidak jauh berbeda dengan orang yang hidup miskin dan menderita ketika kematian menghampirinya. Yang akan membedakan hanyalah amal yang mereka lakukan selama hidup di dunia.
Kedua, di surga manusia tidak akan sakit. Sakit dalam bentuk apapun tidak akan ada lagi di surga. Hati yang terluka, kaki yang tertusuk duri dan tubuh yang terbaring lemah di peraduan hanya terjadi di dunia.
Ketiga, di surga manusia tidak menjadi tua. Kecantikan dan ketampanan akan segera pudar ketika manusia memasuki masa tua. Sampai detik ini pun belum ada obat-obatan yang mampu menjadikan kulit manusia tetap kencang dan cantik selamanya.
Maka dari itu, merugilah orang-orang yang menghabiskan harta dan umurnya hanya untuk mengejar kesenangan dunia. Karena tubuh ini semakin hari akan semakin tua dan kehidupan ini semakin hari akan semakin berat.
Keempat, di surga manusia tidak pernah sedih. Banyak sekali kejadian di dunia ini yang menyebabkan hati manusia bersedih. Entah itu kematian, kehilangan benda yang disayangi, kekurangan makanan dan yang lainnya. Itu terjadi karena kenyataan yang terjadi di lapangan sering tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh hati.
Berbeda dengan kehidupan di surga, setiap keinginan yang terbersit dalam pikirian akan dapat diwujudkan secara langsung tanpa harus shabar menunggu apalagi sampai mengalami kegagalan. Disana tidak ada sesuatupun yang tidak disukai oleh manusia yang menyebabkan hatinya bersedih. Semua sesuai dengan apa yang diinginkannya bahkan lebih.
Keempat perbedaan ini terangkum dalam hadits dari Abu Said al-Khudri dan Abu Hurairah r.a bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: Seorang penyeru menyerukan (pada hari kiamat): sesungguhnya kalian hidup dan tidak akan mati selamanya, kalian sehat dan tidak akan sakit selamanya, kalian muda dan tidak akan tua selamanya, kalian bersenang-senang dan tidak akan bersedih selamanya. Itulah firman Allah Azza wa Jalla, “Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. al-A’raf: 43) (HR. Muslim No. 2837).
Kiranya keempat kelebihan ini sudah cukup untuk menjadikan kenikmatan dunia tidak ada artinya jika dibandingkan dengan surga. Maka dari itu, bershabarlah atas semua ujian hidup di dunia. Tetaplah bertaqwa kepada Allah Swt. dimanapun kita berada. [Azam/Islampos]

Kamis, 22 Januari 2015

Rizki


 

RIZKI HALAL ATAU HARAM


KEHIDUPAN DUNIA MENAWARKAN KESENANGAN SEMU YANG TIADA BATAS

Dan MANUSIA di `ANUGRAHI` Cobaan Berupa NAFSU Sebagai PENGIKUT SETIA Atas Semua Itu.

Berbagai TAWARAN MENGGIURKAN Pun Tak LUPUT MENYEMARAKKAN KELEZATAN DOSA.

Namun Sangat di Sayangkan Bahwa KeSemua Itu Berujung Pada NERAKA Yang MENGERIKAN.

Betapa BATIN MANUSIA Sering Kali TERLUPA Atas DOSA Yang NYATA Apa Lagi yang TERSAMAR.

Saat Kelalaian Malah di Anggap ATRAKSI HIBURAN Yang MENYENANGKAN.

Atau DOSA di NILAI Sebagai IMPROFISASI BRILIAN.

Maka KABUT HITAM PENUTUP PINTU HIDAYAH MANUSIA Pun Menjadi Terasa SESAK Untuk di LEWATI.

Bisakah KITA MENGAKAJI Ulang Sebentar Dan Melihat Kembali ke BELAKANG Jalan HIDUP Yang Selama ini telah KITA TEMPUH.

Adakah Barang HARAM Yang Telah KITA RELAKAN Menjadi Bagian Dari DARAH KITA Saat Ini...??

Dan atau Mungkin Bukan Hanya KITA...??

Jangan- Jangan SUAPAN DOSA Itu Telah KITA SUGUHKAN Kepada ANAK-ANAK KITA...??

Menghadirkan NERAKA Sebagai Bagian dari SARAPAN PAGI KITA Dan KELUARGA KITA.

Tentu Saja Bukan Mencerminkan CITA RASA Yang BAIK Dari ORANG TUA Yang PANTAS DITELADANI.

Bagaimana Mungkin ORANG TUA Yang BAIK Bisa Begitu EGOIS.

EGOIS...?

Ya, KEEGOISAN ORANG TUA Yang Dengan KESENANGAN Dan KEPUASAN PRIBADINYA Telah MENGUMPULKAN HARTA HARAM.

Yang Kemudian Memenuhi PERUT ANAK-ANAK Terkasih Yang Jelas- Jelas Tidak Tahu Menahu Tentang TINGKAH POLAH AYAH IBUNYA.

Parahnya Lagi, Jika Hal Itu di Sampaikan ORANG Lain Sebagai NASEHAT Bagi Mereka.

Sejuta DALIH Atas DASAR TANGGUNG JAWAB Pun Mengalir Dari MULUT.

Agar Terbuka Jalan Pemakluman ORANG Lain Atas DIRINYA.

Bagaimana Mungkin ORANG TUA TELADAN Akan BANGGA Mengajak ANAK-ANAK.

Untuk Secara BERJAMAAH NGEMIL KERIKIL NERAKA Sebagai RUTINITAS HARIAN.

Tentu Saja KITA Berharap Kepada ALLAH Agar Melindungi KITA.

Dari Menjadi Hambanya Yang Tergambarkan Seperti Hal Tersebut di Atas.

Untuk Mendapat RIZKI HALAL Atau HARAM..??

Bkanlah Tentang IDEALISME Atau Sekedar JARGON-JARGON Tak Berguna.

Kesemua itu adalah PENCERMINAN KUALITAS ORANG TUA Sebagai Seorang HAMBA.

Jangan Anggap Remeh Sebuah Pilihan.

Karena Hitungan ALLAH Yang Sangat Maha AKURAT Dalam Segala Hal.

Akan Memberikan Balasan Atas Apa Yang KITA Pilih Dengan Sangat Tepat Pula.

Saat Ini
Besok
Di Dunia
Atau Pun di Akherat.

Cepat Atau Lambat, BUMERANG Balasan Itu Akan Kembali Menimpa KITA.

Benar- Benar Tidak Ada Yang GRATIS Apa Lagi Tembus Dengan Cuma- Cuma Untuk Sebuah KEJAHATAN Ataupun KEBAIKAN.

Semua Akan Menuai Balasannya Sendiri-Sendiri Sesuai Dengan KADARNYA.

Usia KITA Akan MENUA

Dan KITA Tidak Akan Tahu Apa Yang Akan ALLAH Rencanakan Dalam EPISODE PENEMPUH JALAN Itu.

Beberapa ORANG Sengaja Menunggu UMUR Senja Mereka Untuk Memanen TANGIS PENYESALAN.

Sebagian Dari Mereka Mungkin Tak SADAR Atas PROSES MENUNGGU Itu.

Dengan Membiarkan DIRI LALAI Terus Menerus Dalam DOSA.

Hal Itu Sama Saja Mereka MEMBANGUN JALAN TAKDIR Mereka Selanjutnya.

Dan Kapan Tepatnya EPISODE KESEDIHAN Itu Akan Terjadi Tentunya Itu Hanya Masalah Waktu Saja.

Saat MATA Sudah BURAM Untuk MELIHAT

Saat LUTUT Tak Mampu Menopang Penuh BADAN Untuk MELANGKAH.

Dan Atau Malah Justru Saat HARTA Yang Seumur HIDUP Di KUMPULKANNYA Tenyata Tak Lagi Mengakrabinya.

Apa Lagi Yang Mampu di Capai Saat Itu

Kecuali Dengan Rahmat ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA Yang Kembali Merengkuh KITA Dalam Sebuah KEBAHAGIAAN.

Hanya HATI Yang Penuh KESYUKURAN Yang Akan Dengan GAGAH BERANI MENATAP KENYATAAN.

Dan MEMANDANG Langkah TAKDIR Berikutnya Sebagai PERJUANGAN.

Bagi PRIBADI Seperti Ini

KEKURANGAN DI PANDANG Sebagai TANTANGAN Dengan IJIN ALLAH Akan Selalu Bisa di TAKLUKKAN.

PERJUANGAN Menghadiahi KELUARGA Dengan HIDANGAN KESENANGAN Dalam RIZKI Yang HALAL.

Walau Pun Dalam KETERBATASAN Akan Menjadikan KITA KEBANGGAAN KELUARGA.

KESELAMATAN DUNIA AKHERAT Yang KITA BANGUN Atas KELUARGA.

Menjadikan KITA Sebagai HARTA Yang Tak TERNILAI Bagi KELUARGA.

Sangat Lebih BERNILAI, Bahkan Lebih Dari NILAI HARTA Yang Telah KITA BERIKAN Untuk Mereka.

Hijab Alila originally shared:




 
1. innalillahi kita hidup di masa Islam serasa bara api, khsususnya bagi wanita | alhamdulillah, mereka tentu dapat pahala lipat-ganda

2. terutama saat aurat wanita diumbar, seolah bagian dari tuntutan masa | dan yang bersedia menutup aurat bagai benda museum purba

3. salut buat mereka yang mendekap cinta Allah lebih daripada rongrongan nafsu manusia | pecandu dunia yang mengukur hebatnya dari aurat yang dibuka

4. begitulah akhwat-akhwat yang hanya pada Allah takutnya | yang dirindukan pengagum Nabi, dicemburui bidadari surgawi

5. Islam memandang wanita makhluk agung, yang harus terlindung, dengan jilbab dan kerudung | agar terhormat bukan bermaksud mengurung atau memasung

6. karena itulah Rasul menasihati Asma binti Abu Bakar "tak layak wanita yang telah haid terlihat kecuali ini dan ini" (HR Abu Dawud)

7. "ini dan ini" | selagi mengucap, Rasul mengisyaratkan dengan batasan tangan, yaitu wajah dan tangannya, semudah itulah aurat wanita

8. tak hanya menentukan batas aurat wanita, Islam pun menuntun wanita tentang cara memilih pakaian penjaga auratnya | dengan kerudung dan jilbab

9. adapun kerudung, Al-Qur'an menyebutnya khimar | dan ia berhak menutup aurat kepala wanita sampai dengan batas dadanya (QS 24:31)

10. adapun jilbab, begitu sebutan Al-Qur'an, kita mengenalnya baju kurung atau jubah | ia menutup aurat sampai mata kaki (QS 33:59)

11. namun seringkali Muslim kita rancu, menyamakan antara jilbab sebagai kerudung | padahal keduanya berbeda, tak sekandung

12. mengenai batasan jilbab, izinkan kami rangkumkan pendapat Ibnu Katsir, Ibnu Mas'ud dan Ibnu Hazm, tentang apa itu jilbab

13. jilbab adalah pakaian penutup tubuh wanita, yang terulur, tidak berpotongan, tidak tembus pandang, dan tidak menampakkan lekuk tubuh

14. "..perempuan anshar keluar seakan-akan dari atas kepala mereka terdapat burung gagak, karena tertutup selimut" (HR Abu Dawud

15. dari hadits lain juga kita dapatkan bahwa syarat jilbab adalah menutupi mata kaki bagi wanita, tak mengapa bila sampai menyapu jalan

16. dan tambahannya, agar tak terlihat lekuk tubuh saat angin bertiup, atau karena sinar terik, hendaknya wanita juga kenakan mihnah

17. mihnah adalah pakaian yang biasa dipakai wanita di rumah, pelapis bagian dalam | dan bila ia keluar rumah, maka jilbab ditutupkan atas mihnah

18. bolehkah jilbab dan kerudung berwarna selain warna gelap? | bila itu tidak menyolok perhatian pria, dipersilahkan oleh syariah

19. perkenankan pula kami sampaikan keuntungan apa yang didapat akhwat kami yang menghormati dirinya dengan menutup auratnya

20. jelas lebih hemat, ringkas dan cepat | tak perlu sanggul yang memakan waktu dan mahal, tak perlu riasan yang risih

21. dengan menutup aurat, tanda kemajuan peradaban | justru yang tak menutup aurat tertinggal zaman karena menyamai pakaian zaman batu

22. mana yang akan dipilih pria berakal? | produk yang tersegel yang terlindung ataukah yg telah terbuka? pisang goreng atau lapis legit?

23. ini rahasia, pria yg tertarik pada wanita yang taat pada Allah, pastilah pria itu taat pada Allah pula | mengayomi, mengimami, memimpin

24. you're so special, limited edition, mungkin anda termasuk yang sedikit dan dianggap aneh | bukankah penghuni surga itu sedikit?

25. aman dari Allah dgn menutup aurat, ini yang utama | siapa yang merasa aman dari Allah di dunia, Allah janji akan buat dia takut di akhirat

26. subhanallah, camkan peringatan Rasulullah

"ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu (yang pertama) suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan, (yang kedua) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian"
(HR Muslim)

27. betul dengan menutup aurat, mungkin kita akan terasing | namun bukankah Rasul katakan Islam datang dan kembali terasing?

28. begitulah bara api di tangan kita, maka Rasul jamin "bahkan (pahala mereka berlipat) 50x org diantara kalian (shahabat)" (HR Abu Dawud)

29. Semoga Allah berikan kemudahan bagi akhwat kami tutupkan auratnya, dan istiqamah bagi yg telah melakukan, dan kesabaran bagi semua

30. lebih sedap dipandang, lebih enak dilihat | lebih jauh dari murka dan neraka dan lebih dekat pada surga dan ampunan, tutuplah aurat

31. dan satu saat dgn bangga anda katakan | "wahai suamiku, Demi Allah, hanya engkau satu-satunya makhluk Allah yang diizinkan menyaksikan aku seutuhnya"

Renungan harian


Ya Allah, hari ini kami semua bermunajat kepada-Mu pada kesempatan terakhir ini, ya Allah dengan kerendahan hati kami pada saat ini, ibu maafkanlah anakmu ini yang tidak bisa membalas semua yang telahh diberikan kepadamu, ayah yang sudah tiada anakmu ini hanya dapat mendo'akanmu semoga dalam kubur mendapat kesejukan.  jasa ibu tiada tara, pengorbanan ayah tak tertandingi, wahai kota semua apa yang telah kita persembahkan untuk kedua ibu dan bapak kita, cukupkah bakti kita, pemberian kita, jika dihitung maka hal itu hanyalah secul dari perjuangan mereka.  Ya Allah, aku sangat mengharapkan balasan yang setimpal untuk ayah dan bundaku.  ..........................

Selasa, 30 Desember 2014

Makna Hidup

Al-islam


2015: Tahun Liberalisasi Dan Korporasi
30 Dec 2014 in Al Islam, Headline Leave a comment

[Al-Islam edisi 737, 11 Rabiul Awal 1436 H – 3 Januari 2015 M]
Tahun 2015 sudah menghampiri. Sebagian pihak berharap tahun 2015 akan membawa perubahan bagi negeri ini ke arah yang lebih baik, tentu di bawah rezim pemerintahan baru. Sayang, semua itu hanya sebatas mimpi.

Liberalisasi Total Migas

Pemerintahanan Jokowi-JK telah memutuskan menaikkan harga BBM jenis Premium RON 88 dan Solar masing-masing Rp 2.000 perliter per 18 November lalu. Keputusan itu diambil hanya 27 hari sejak pemerintah baru ini dilantik.

Kenaikkan harga BBM itu untuk makin menyempurnakan liberalisasi hilir migas. Liberalisasi hilir migas itu kuncinya bertujuan agar swasta termasuk asing bias ikut mendistribusikan dan berdagang eceran BBM dan gas. Agar hal itu berjalan, harga BBM harus dilepas mengikuti harga pasar.

Kebijakan itu sebenarnya sudah “dijanjikan” sejak sekitar 2004 lalu seperti yang pernah diungkapkan oleh Menteri ESDM kala itu Purnomo Yusgiantoro. Dengan kebijakan menaikkan harga BBM itu, liberalisasi migas makin mendekati sempurna.

Namun, rezim ini tampaknya tak bisa menahan diri untuk segera menyempurnakan liberalisasi migas itu. Pemerintahan Jokowi seolah tak mau menyisakan PR. Untuk itu Pemerintah bertekad untuk segera menyesuaikan harga BBM mengikuti harga pasar.

Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan, Pemerintah mematangkan kebijakan baru terkait subsidi BBM. Mulai 1 Januari 2015 masyarakat akan membeli BBM dengan harga yang baru (Detikfinance, 29/12/2014).

Menteri ESDM Sudirman Said (29/12) menjelaskan rencana bentuk kebijakan itu. Pemerintah akan menghapus subsidi untuk Premium RON 88 dan mempertimbangkan pemberian subsidi tetap (fixed subsidy) perliter pada BBM diesel atau Solar senilai Rp 1.000/liter. Dengan begitu nantinya harga solar bisa naik-turun tergantung harga pasar (Detikfinance, 29/12).

Kebijakan baru itu menjadi hadiah pahit tahun baru dari Pemerintah bagi rakyat, lebih pahit dari kebijakan sebelumnya. Dengan kebijakan itu, sempurnalah liberalisasi migas. Dengan satu kebijakan itu saja, Pemerintah baru telah menegaskan diri sebagai rezim liberal, tak ada bedanya dengan rezim-rezim sebelumnya bahkan mungkin lebih liberal!

Liberalisasi Makin Menjadi-Jadi

Pada penghujung 2015 mendatang, kesepakatan Masyakarat Ekonomi Asean (MEA) atau pasar bebas ASEAN mulai berlaku. MEA ini bertujuan menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang ditandai dengan aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal secara lebih bebas.

Kerjasama yang disepakati di KTT Asean di Bali 2003 itu meliputi integrasi sejumlah sektor yakni produk pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, produk turunan dari karet, tekstil dan pakaian, produk turunan dari kayu, transportasi udara, kesehatan, dan pariwisata serta logistik. Pelaksanaan MEA itu menuntut adanya liberalisasi perdagangan, investasi, finansial, jasa, industri, pertanian, perikanan dan sektor-sektor lainnya. Dari sini saja sudah bisa ditebak, liberalisasi pada tahun 2015 akan makin menjadi-jadi, melanda semua sektor.

Sebelumnya, Indonesia pun terbukti tak berdaya ketika produk Cina membanjiri pasar Indonesia sejak perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) dimulai tanggal 1 Januari 2010. Data statistik menunjukkan, perdagangan bebas ACFTA ini tidak menguntungkan Indonesia, sebaliknya menguntungkan Cina. Ini bisa dilihat dari neraca perdagangan antar kedua negara; Indonesia selalu defisit. Indonesia juga terjerat perjanjian kerjasama Asia Pasifik yang dikenal sebagai APEC. Kesepakatan itu mengharuskan bea masuk barang impor hingga nol sampai 5 persen.

Pemerintah melontarkan berbagai kebijakan yang bisa dianggap sebagai bagian dari pelaksanaan liberalisasi itu. Di sektor jasa tenaga kerja, misalnya, tak tanggung-tanggung, orang asing akan diberi peluang untuk menjadi pejabat BUMN hingga posisi direksi. Hal itu telah dilontarkan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. “Bisa saja orang asing jadi bos BUMN, tetapi kita ambil dari dalam terlebih dahulu,” ujar Rini dalam jumpa pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (15/12). Ia beralasan, pemilihan direksi BUMN harus melihat persaingan global. Apalagi Indonesia bakal menghadapi pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Sebelumnya, Menteri Rini Soemarno juga mewacanakan untuk menjual gedung BUMN yang kini menjadi kantor Kementerian BUMN. Rini berasalan, Gedung BUMN lebih besar dibandingkan dengan jumlah pegawainya. Sejauh ini gedung itu ditawarkan ke Pemda DKI Jakarta, tetapi belum sepakat.

Keinginan mengundang asing juga datang dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ia mengusulkan menyewakan pulau kepada Singapura. “Saya pernah usulkan, lebih baik kita sewakan satu pulau ke Singapura, daripada pulau kita tenggelam,” ujar Susi saat berbicara dalam Rapat Pimpinan Nasional Kadin, Jakarta, Senin (8/12). Menurut dia, Indonesia akan untung mendapatkan pemasukan pajak dari hasil penyewaan pulau tersebut.

Liberalisasi investasi nantinya akan membuka pintu lebar-lebar bagi masuknya investasi asing. Untuk menyambut itu, di beberapa lawatan ke luar negeri, Presiden Jokowi telah mengundang para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Jokowi menawarkan proyek-proyek infrastruktur antara lain rel kereta api, jalan tol, bandara, dan pelabuhan.

Hal itu disampaikan oleh Jokowi di Forum Perdagangan Investasi dan Ekonomi Indonesia-Cina di Beijing, Cina. Tawaran itu juga disampaikan dalam forum Infrastructure Summit di Bali, dan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Sydney, Australia. “Inilah kesempatan Bapak-Ibu semuanya untuk masuk ke investasi ini,” kata Jokowi. “This is your opportunity!” begitu ungkapan berulang-ulang Jokowi kepada para investor asing.

Untuk menjamin kemudahan bagi investasi asing itu, Jokowi berjanji menyelesaikan masalah yang selama ini menjadi kendala investasi. “Kalau Bapak-Ibu semuanya mendapatkan kesulitan, saya akan menyelesaikan,” ujarnya.

Korporasi Makin Mendominasi

Liberalisasi itu akan membawa sejumlah bahaya bagi negeri ini dan penduduknya. Apalagi Indonesia dinilai belum siap menghadapi pasar bebas itu. Selama ini nyaris persiapan untuk itu minim sekali. Pada saat liberalisasi itu berjalan makin luas dan sempurna, maka Indonesia akan menjadi bulan-bulanan. Indonesia akan menjadi pasar, sumber bahan baku, sumber buruh murah; sementara posisi manajemen, jasa dan banyak profesi akan diserbu oleh orang asing.

Liberalisasi perdagangan akan membuat harga produk luar lebih murah dari produk dalam negeri. Akibatnya, arus impor akan makin deras, sementara arus ekspor tidak sebanding dengan peningkatan impor. Neraca perdagangan pun akan terus defisit.

Sebelumnya, asing telah menguasai pengelolaan sumberdaya alam negeri ini. Liberalisasi finansial dan investasi akan membuat asing makin leluasa menguasai semua sektor kehidupan negeri ini. Penguasaan asing yang besar di sektor SDA, perdagangan, industri, kehutanan, perkebunan, perbankan, telekomunikasi, dan sektor lainnya akan makin dalam. Pembukaan ruang yang lebar bagi investor asing untuk turut membangun infrastruktur baik jaringan kereta api, jalan, pelabuhan, transportasi dan sebagainya akan memperdalam penguasaan asing di negeri ini. Dengan itu, berbagai pelayanan publik akan berada di bawah penguasaan swasta (asing).

Dengan semua itu negeri ini akan makin dicengkeram oleh korporasi/perusahaan (asing). Karena itu ada risiko besar pada tahun 2015. Korporasi-korporasi asing akan bisa semakin dalam memengaruhi kebijakan negeri ini mulai dari perumusan hingga penerapannya. Semua gambaran itu menunjukkan penjajahan atas negeri ini akan terus terjadi bahkan makin dalam.

Segera Terapkan Syariah Secara Total!

Semua itu terjadi karena adanya kerangka legal melalui berbagai UU, apalagi sejak masa reformasi. Semangat dan keinginan kuat Pemerintah Jokowi-JK atas liberalisasi itu bertemu—dan dibingkai—dengan kerangka legal itu. Akibatnya, proses liberalisasi makin cepat dan sempurna.

Semua itu adalah akibat dari penerapan sistem kapitalisme-demokrasi. Karena itu untuk menghentikan liberalisasi dengan berbagai dampak buruk dan bahayanya secara total harus dilakukan dengan menghentikan penerapan sistem kapitalisme-demokrasi itu. Terus mempertahankan penerapan sistem kapitalisme-demokrasi sama saja dengan mempertahankan kerusakan yang selama ini terjadi.

Penghentian sistem kapitalisme-demokrasi itu hanya bisa dilakukan dengan menerapkan syariah Islam secara total. Cengkeraman asing itu di antaranya bisa dicegah dan dihentikan dengan menerapkan hukum Islam terkait kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Kepemilikan yang saat ini menyimpang harus dikembalikan sesuai dengan hukum kepemilikan dalam syariah. Begitu pula dengan pengelolaannya. Semua itu harus dibarengi dengan penerapan sistem ekonomi dan politik Islam. Sistem Islamlah yang akan memupus cengkeraman asing atas negeri ini. Pengelolaan negeri dan kekayaannya dengan sistem Islam akan membawa keberkahan, kemakmuran dan rahmat untuk seluruh individu rakyat. Penerapan syariah Islam secara total itu hanya bisa sempurna dilakukan dalam institusi pemerintahan Khilafah ar-Rasyidah yang mengkuti manhaj kenabian. Inilah yang harus segera diwujudkan.

Karena itu sudah semestinya kaum Muslim serius dan sungguh-sungguh untuk saling bekerjasama berjuang dan berusaha mewujudkan semua itu guna menjawab pertanyaan di hadapan Allah SWT kelak.

]أَفَحُكْمَالْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ[

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50).

WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []



Komentar al-Islam:

Berlarut-larutnya proses renegosiasi PT Freeport Indonesia dengan Pemerintah membuat perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat itu gelisah. Freeport belum mendapatkan kepastian perpanjangan kontrak hingga 2041 (Kompas.com, 29/12).

Kegelisahan itu dihilangkan saja dengan mencabut hak konsesi Kontrak Karya Freeport. Hal yang sama dilakukan terhadap perusahaan swasta dan asing yang menguasai tambang-tambang dan SDA lainnya.
Selanjutnya tambang dan SDA itu dikembalikan menjadi milik umum dan dikelola langsung oleh negara mewakili rakyat, yang seluruh hasilnya dikembalikan kepada rakyat.

Minggu, 28 Desember 2014

Dosa Riba Menurut Islam

SELURUH ahli ekonomi Islam se-dunia, telah sepakat bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syari’ah Islam dan hukum mengambilnya adalah haram. Kesepakatan ulama se-dunia itu telah menjadi ijma’ ulama se-dunia. Demikian hasil penelitian Prof.Dr.M.Akram Khan, Prof, Dr. M.Umer Chapra, Prof.Dr.Yusuf Qardhawi, dan sejumlah ulama lainnya tentang kesepakatan ulama mengenai keharaman bunga bank, Dengan demikian, tidak ada lagi perbedaan pendapat (khilafiyah) tentang keharaman bunga bank konvensional.


Pada tahun 1976, sejumlah 300 pakar ekonomi dan ulama dunia sepakat tentang keharaman bunga bank yang mereka putuskan pada Konferensi I Ekonomi Islam Internasional di Mekkah. Bahkan sebelumnya, yakni tahun 1973, seluruh ulama OKI (Organisasi Konferensi Islam) sepakat tentang keharaman bunga bank tersebut. Dua kesekapatan itu didukung lagi oleh Lembaga Islam Internasional, yaitu oleh para ulama dunia yang tergabung dalam Rabithah Alam al-Islami.


Jadi, kalau seluruh ahli ekonomi Islam dunia sepakat tentang keharaman bunga bank, dikuatkan lagi oleh ulama OKI dan Rabithah Alam Al-islami serta majma’ buhuts (lembaga fatwa) di seluruh dunia, mengapa ada segelintir orang yang tak ahli tentang ekonomi Islam berkomentar membantah keharaman bunga bank. Itu adalah sebuah keanehan dan secara keilmuan cukup memalukan.


Hal ini jelas apabila kita ambil sindiran Alquran tentang mereka yang tak ahli dalam bidang itu. Firman Allah, “Kemudian kami jadikan bagi kamu syari’ah untuk urusan itu, maka ikutilah syari’ah itu, jangan ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”. Menurut ayat ini, orang yang tidak mengikuti syari’ah (termasuk ekonomi syari’ah), adalah karena dua alasan. Pertama, mereka mengikuti hawa nafsu, karena terganggu kepentingan dunianya. Kedua, mereka memang tidak tahu tentang syari’ah itu (dalam hal ini ekonomi dan ilmu moneter syari’ah).


Seorang Professor muslim sekalipun, tapi tidak mendalami ilmu moneter, mereka seringkali tidak mengetahui tentang praktek moneter dan dampaknya dalam ekonomi makro. Kalau mereka telah mendalami itu, bisa dipastikan mereka akan mengharamkan bunga, sebagaimana ratusan pakar ekonomi Islam lainnya.


Dosa Riba .


Dalam Islam, riba termasuk dosa besar yang harus dijauhi. Sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Tinggalkanlah tujuh perkara yang membinasakan. Para sahabat bertanya, “Apakah itu ya Rasul?. Beliau menjawab, syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa orang yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri ketika peperangan berkecamuk, menuduh wanita suci berzina”. (HR..dari Abu Hurairah).


Dalam hadits riwayat muslim bahwa Jabir berkata, “Rasulullah melaknat dan mengutuk orang memakan riba (kreditur) dan orang yang memberi makan orang lain dengan riba (debitur).” Rasul juga mengutuk pegawai yang mencatat transaksi riba dan saksi-saksinya. Nabi SAW bersabda, “Mereka semuanya sama”.


Selanjutnya, Abbdullah bin Mas’ud memberitakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Riba itu mempunyai tujuh puluh tiga pintu, sedang yang paling ringan ialah seorang yang menzinai ibunya sendiri”. (HR.Ibnu Majah dan Hakim).


Dalam hadits lain Nabi barsabda, “Empat golongan yang tidak dimasukkan ke dalam syorga dan tidak merasakan nikmatnya, yang menjadi hak prerogatif Allah, Pertama, peminum kahamar,Kedua pemakan riba, Ketiga, pemakan harta anak yatim dan keempat, durhaka kepada orang tuanya”(H.R. Hakim).


Abdullah bin Hanzalah, meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Satu dirham riba yang diambil seseorang, maka dosanya di sisi Allah lebih besar dari tiga puluh enam kali berzina yang dilakukannnya dalam islam”(H.R. Darul Quthny).


Diriwayatkan oleh Anas bahwa Rasulullah SAW telah berkhutbah dan menyebut perkara riba dengan bersabda,”Sesungguhnya satu dirham yang diperoleh seseorang dari riba, lebih besar dosanya di sisi Allah dari tiga puluh enam kali berzina. Dan sesungguhnya sebesar-besar riba ialah mengganggu kehormatan seorang muslim” (H.R. Baihaqi dan Ibnu Abu Dunya).


Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW bersabda, “Apabila zina dan riba telah merajalela dalam suatu negeri, maka sesunggguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah diturunkan kepada mereka”(H.R. Hakim).


Aqmru bin Ash mendengar langsung Nabi mengatakan, “Bila riba merajalela pada suata bangasa, maka mereka akan ditimpa tahun-paceklik (krisis ekonomi). Dan bila suap-menyuap merajalela, maka mereka suatu saat akan ditimpa rasa ketakutan” (H.R. Ahmad).


Diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik, bahwa Nabi SAW bersabda, ”Jauhilah dosa-dosa yang tak terampunkan, yaitu, pertama, curang (menipu &korupsi), siapa yang curang, maka pada kiamat nanti, akan didatangkan kepadanya siksa. Kedua, pemakan riba, barang siapa memakan riba, maka ia dibangkitkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan gila dan membabi buta. (H.R. Thabrani).


Abdullah bin Mas’ud memberitakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Setiap orang yang banyak makan riba, maka urusannya berakibat pada kekurangan” (H.R. Ibnu Majah dan Hakim).


Maksudnya, pemakan riba selalu merasa kurang karena rakus pada uang dan harta. Sedangkan uangnya tidak diberkati Allah.Hal ini telah difirmankan Allah dalam al-qur’an, “Allah mencabut berkah dari riba dar menyuburkan (memberkati) sedeqah” (Q.S. 2:276).


Dalam beberapa hadits dijelaskan, bahwa berkembangnya riba merupakan tanda-tanda akhir zaman (kiamat). Hal ini menunjukkan bahwa riba termasuk dosa besar yang harus dijahui ummat Islam. Dua hadits dibawah in menginformasikan kepada kita hal diatas.


Abu Hurairah memberitakan bahwa Nabi SAW bersabda,”Sungguh akan datang suatu zaman atas manusia, dimana tak seorang pun yang hidup saat itu, kecuali makan riba. Barang siapa yang tidak memakannya, akan terkena debunya” (H.R.abu Daud dan ibnu Majah)


Ibnu Mas’ud meriwayat bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Menjelang kiamat akan merajalela zina, riba dan minuman keras” (H.R.Thabrani).


Demikianlah di antara dosa-dosa riba menurut Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, umat Islam wajib mendepositokan atau menabungkan uangnya di Bank Islam, agar terhindar dari riba yang diharamkan.

Kebahagiaan adalah harapan

Manakah diantara dua hal ini yang benar menurut anda?, Sukses yang membawa pada kebahagaiaan ataukah kebahagiaan yang menghantarkan seseorang pada kesuksesan?

Sekali waktu saya pernah bercengkerama dengan seorang sahabat yang tengah mengalami “kebangkrutan”, seluruh usahanya habis, hutang bertumpuk, kehilangan pekerjaan bahkan nyaris tidak lagi memiliki pemasukan. Padahal sebelumnya saya mengenal sahabat itu sebagai seorang yang sukses, memiliki pendapatan bulanan yang cukup besar, selalu menggunakan barang-barang branded, kendaraan pun ok punya.

Namun saat saya bertemu dengan dia ketika itu, sepertinya dia sudah kehilangan semangat, kepercayaan diri bahkan keberanian untuk bertemu dengan teman-teman lamanya. Sungguh sebuah kondisi yang berbanding terbalik dengan dirinya yang saya kenal sebelumnya.

Kami membuka obrolan dengan hal-hal yang kami alami dalam tahun-tahun terakhir setelah kami lama tidak bertemu dan bercengkerama. Hingga pada akhirnya dia berkata “bagaimana mungkin saya bisa percaya diri bertemu dengan teman-teman lama, sementara baju saya hanya baju murahan dan saya sekarang hanya memiliki motor butut sebagai kendaraan!”

Saya hanya bisa menimpali “bagaimana mungkin teman-teman lamamu bisa menghargai dirimu yang sekarang, sementara dirimu sendiri telah merasa bahwa kamu “tidak berharga””.

Sahabat Juara… Seringkali kita memberikan label kehidupan dengan sesuatu yang melekat pada diri kita secara fisik. Kita dapat dengan mudah merasa bangga dan penuh percaya diri, ketika kita memiliki pakaian yang bagus, kendaraan yang mewah, jam tangan yang bermerek, dan lain sebagainya.

Kita pun dapat dengan mudah berbangga hati ketika memiliki jabatan, pangkat, jenjang pendidikan yang tinggi dan sejenisnya. Namun apakah itu semua menggambarkan diri anda yang hakiki, yang memang patut dihargai sebagai sesuatu yang benar-benar berharga dalam kehidupan, ataukah itu semua hanyalah simbol-simbol dunia, yang pada akhirnya hilang bersama berakhirnya kehidupan kita.

Pada keseluruhan capaian kita di dunia, akhirnya yang kita harapkan setelah kita tiada adalah cerita-cerita tentang kebaikan, kisah tentang kedermawanan atau lakon kebijaksanaan yang pernah kita perankan semasa hidup, keseluruh label fisik... Jam tangan mewah, jabatan, baju bagus, kendaraan bukanlah lagi sesuatu yang kita harapkan untuk orang lain perbicangkan.

Yang benar-benar kita inginkan ternyata kisah-kisah tentang kekuatan karakter yang melekat pada diri kita, dan itu semua bukanlah sesuatu yang dapat ditangkap dengan mudah oleh panca indera, tapi ditangkap dengan rasa didalam jiwa.

Sesungguhnya apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup bukanlah hal yang terkait dengan dunia fisik kita, tetap yang benar-benar kita inginkan adalah perubahan perasaan, dan hal ini terkait dengan dunia non fisik kita.

Hal-hal diluar diri kita, rumah mewah, mobil, istri cantik, anak-anak yang sehat, kekayaan yang berlimpah dsb, hanyalah stimulant-stimulan yang kita gunakan untuk dapat mengubah perasaan kita. Dan pada akhirnya, apakah stimulant-stimulant tersebut dapat benar-benar memberikan perasaan positif pada diri kita, sangat tergantung pada bagaimana kita memaknainya, dan ini terkait dengan dunia internal kita.

Dalam hidup, kita akan menemukan orang-orang yang terus menerus mencari hakikat kesenangan, kebahagian dan kesuksesan di luar dirinya, tidak salah memang…, namun hal ini berpotensi untuk membuat dia tidak pernah mendapatkan kebahagiaan sejati. Karena sejatinya kebahagiaan ada didalam diri anda sendiri, dalam cara kita memaknai dunia, dalam cara kita meyakini hal-hal yang terjadi dalam kehidupan kita.

Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Harvard University, ternyata didapatkan bahwa kebahagiaanlah yang menghantarkan seseorang pada kesuksesan. Pada saat kita sibuk memperbesar kesuksesan kita dengan label-label fisik, maka tidak serta merta membuat dunia dalam kita menjadi lebih baik, tidak serta merta membuat kita menjadi jauh lebih bahagia.

Banyak kita temui orang-orang yang telah memiliki semua hal yang mereka inginkan, tetapi tetap saja mereka tidak merasakan kebahagiaan. Tetapi sebaliknya, ketika anda mengasah kekuatan karakter anda dengan kemampuan memberikan makna secara positif, kebijaksanaan dan kesadaran spiritual, maka anda akan hidup dengan perasaan berkelimpahan dan dipenuhi dengan kebahagiaan, ini semua memudahkan anda untuk mencapai kesuksesan.


Kekuatan manusia dari pikirannya



KLIKPOSITIF - Kekuatan pikiran manusia menentukan kekuatan dirinya. Pepatah mengungkapkan bahwa manusia adalah seperti yang dipikirkannnya. Ketika dia berpikir baik dan positif, maka kebaikan dan hal-hal positiflah yang akan terjadi dalam hidupnya.


Dia akan menjadi lebih bahagia, enjoy dan nyaman dalam kehidupannya. Sebaliknya pikiran negative akan membuat dia menderita, dan tidak nyaman dalam hidupnya. Oleh karena itu pikiran positif ini harus selalu kita perkuat dan kita tanamkan dalam diri kita.


Supaya kuat, pikiran harus selalu diberi makanan dan rangsangan. Seperti otot, pikiran akan kuat ketika terus kita latih, latih dan latih. Kita harus selalu melatih cara berpikir positif ini, dengan memberikan sugesti dan penguatan pada pikiran positif yang kita inginkan.


Pikiran juga akan kuat dengan kita selalu berpikir, menambah ilmu pengetahuan baru dan menantang pikiran kita dengan olahraga pikiran seperti menjawab soal, mencari solusi terhadap permasalahan, memberi makanan sehat untuk penguat otak dan pikiran kita, melatih konsentrasi, berolahraga, music yang menenangkan dan sebagainya.


Pikiran akan lebih aktif bekerja dalam keadaan sersan atau serius tapi santai. Otak berada dalam gelombang alfa.


Akan tetapi pikiran akan lemah jika tidak dibarengi oleh kekuatan hati dan keyakinan. Katakanlah pikiran kita sudah percaya pada suatu hal yang logis dan rasional. Tapi jika dalam hati ada keraguan, was-was, kelemahan maka, pikiran yang sudah kuat tadi akan melemah akibat emosi negative yang timbul dari hati yang tidak yakin atau kuat tadi.


Maka kekuatan pikiran harus dibarengi oleh kekuatan hati atau kekuatan spiritual, mental dan emosional. Kita harus memiliki hati yang kuat, jiwa yang kuat yang akan memperkuat pikiran positif yang kita miliki tadi. Hati yang kuat adalah hati yang tidak memiliki keraguan sedikitpun terhadap pikiran positif yang dimilikinya.


Sebagai contoh pikiran menganalisa, memerintahkan dan memutuskan bahwa bertanya lebih baik daripada kita diam saja dalam belajar ketika kita tidak tahu. Tapi hati yang takut dan tidak berani akhirnya mengalahkan pikiran positif dan sehat tadi.


Maka untuk memperkuat hati ini, maka hati atau jiwa ini perlu dilatih juga. Perlu dikembangkan kekuatan hati dan jiwa yang positif. Yaitu kepercayaan diri, keyakinan yang kuat, keberanian, kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kegembiraan, ketenangan, kelapangan hati, dan sebagainya. Maka keyakinan adalah induk dari hati yang sehat.


Keyakinan akan menumbuhkan keberanian dan kekuatan pada hati tersebut. Jika keyakinan dan keberanian sudah menjadi dominan dalam diri kita, maka rasa takut, cemas, khawatir, ragu-ragu akan hilang dan sirna dengan sendirinya. Maka latih dan pupuklah terus keyakinan kita dengan memperbanyak pikiran positif, kemudian berani untuk menerapkan dan melakukan apa yang kita pikirkan dan yakini tersebut.


Jadi berikutnya kunci memperkuat pikiran dan hati adalah dengan menerapkan, melatih dan melakukannya dalam lapangan kehidupan ini. Karena jika pikiran dan hati yang positif itu hanya sekedar tersimpan dalam diri, tapi tidak teruji dalam aplikasi kehidupan maka semua itu tidak ada gunanya.


Karena pikiran positif, hati yang yakin dan berani semuanya bermanfaat bagi kehidupan kita untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan yang kita inginkan. Hanya satu cara untuk mencapainya yaitu “melaksanakannya”. Inilah yang disebut kekuatan iman paripurna, yaitu dipikirkan, dikatakan, diyakini, dan dilaksanakan. Singkronisasi antara ilmu, iman dan amal saleh. Itulah yang harus kita lakukan.