Jumat, 11 Agustus 2017

; Salah Satu Kunci Menjalani Hidup

Ikhlas

Hidup memang tak selalu diisi dengan keceriaan. Air mata akan selalu menjadi bagian dari umat ciptaan Ilahi. Pada saat kita diuji dengan tangisan, mungkin di seberang sana sahabat kita justru tengah riuh dengan gelak tawa. Namun, apa yang terjadi beberapa waktu kemudian?

Ya, kita pun mendapat giliran untuk turut menikmati tertawa itu. Menikmati betapa bahagianya menjalani hidup setelah begitu banyak airmata yang terkuras.

Sebaliknya sahabat kita yang tertawa di ujung sana, saat ini sedang berusaha bersabar, menghadapi ujian berupa musibah dari Sang Maha Empunya diri tersebut. Tak ada lagi tawa riang yang waktu itu selalu mengisi hari-harinya. Yang terlalu ditonjolkan adalah wajah yang muram durja.

Begitulah, alur hidup manusia. Semua secara bergiliran menghampiri diri kita. Kadang, kita diuji dengan kenikmatan, kadang diuji dengan musibah. Keduanya tak akan kekal menghampiri setiap anak adam. Apa makna tersirat dari peristiwa tersebut?hanya mereka yang memiliki keimanan yang tangguh yang dapat bersabar  meniti kehidupan di dunia ini. Mereka yang  yakin bahwa Sang Pencipta selalu ada dalam setiap langkah hidup-Nya.

Pasti telinga kita tak akan asing dengan kalimat , “roda ini berputar, kadang di atas, kadang di bawah
Dalam Alquran surat Albaqarah:155-156, dituliskan:
           
           “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.


Dalam pemikiranku, ikhlas merupakan salah satu kunci agar kita dapat menjalani hidup ini dengan sempurna, meski diterpa dengan musibah yang menguras tangis airmata. Tak ada kata yang lebih bijak daripada ikhlas. Ikhlas, ikhlas dan ikhlas. Mudah memang mengucapkannya, namun mengaplikasikannya dalam tiap diri tak semudah membalikkan telapak tangan. Tak segampang ketika kita menggerakkan bibir kita sehingga terdengar kata ;“harus ikhlas !”

Tapi, meski kita mati-matian tak ingin “ikhlas” dengan keadaan itu, toh keadaan yang telah menyapa kita itu tak akan bisa berubah. Masihkah kita tak ingin “ikhlas” dengan kondisi tak menyenangkan itu?

Jawabannya tentu ada pada setiap diri. Semua pilihan ada di tangan kita sendiri. Life must go on, friends:).Hidup harus terus berjalan, sobat!
Kirimkan Komentar yang membangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar