Rabu, 04 Desember 2013

3 alternatif implementasi kurikulum 2013

 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan uji publik terhadap kurikulum 2013 pada akhir November 2012. Meski demikian, implementasi kurikulum baru tersebut tidak serta merta akan dilakukan. Selain itu ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk proses penerapan kurikulum 2013.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh, pihaknya memiliki beberapa alternatif terkait implementasi kurikulum 2013. Pertama, kata M Nuh, tidak diterapkan pada semua kelas tapi hanya kelas 1, 4, 7, dan 10 untuk tahun pertama 2013.
"Tahun kedua, diterapkan pada kelas 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, dan 11. Tahun ketiga lunas, bisa diterapkan di semua jenjang. Tapi kalau punya usaha luar biasa, di tahun kedua bisa diterapkan di semua kelas," tutur M Nuh usai upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2012 di Kemendikbud, Jakarta Selatan, Senin (26/11/2012).
Alternatif kedua, tambahnya, kurikulum baru itu diterapkan pada kelas 1, 4, 7, dan 10 hanya di beberapa sekolah saja di seluruh wilayah. Kemudian, alternatif ketiga, kurikulum itu diterapkan pada kelas 1, 4, 7, dan 10 di beberapa sekolah di beberapa wilayah. Dari ketiga alternatif penerapan kurikulum tersebut, M Nuh menyebutkan, Kemendikbud akan mengambil opsi pertama.
"Kecenderungan kami akan memakai alternatif pertama. Tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Dari segi sumber daya, opsi pertama lebih terjangkau. Kalau seluruh kelas 2,9 juta guru, upayanya luar biasa. Kemudian, jika diterapkan di semua sekolah di seluruh wilayah ada kebersamaan. Sehingga anggapan diskriminasi bisa diminimalisasi," kata mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
M Nuh menambahkan, untuk beradaptasi dengan kurikulum baru, sosialisasi tidak hanya diberikan kepada para murid, ettapi juga para guru. Dia mengungkap, guru yang dilatih untuk kurikulum adalah para guru SD.

"Tidak semuanya, karena guru SD jumlahnya ada 1,6 juta guru. Diprioritaskan guru kelas 1 dan 4. Jumlahnya sekira 500 ribu guru. Itu juga belum dikurangi dengan guru Penjaskes dan Agama karena di SD guru kelas adalah semua guru kecuali guru Agama dan Penjaskes," tutupnya

Kontroversi Kurikulum 2013

Ganti menteri ganti kurikulum. Itulah yang terjadi di dalam sistem pendidikan di negeri ini. Kebijakan perubahan kurikulum untuk tahun ajaran 2013/2014 kpun menuai kritik dari para pengamat pendidikan dan juga para guru yang nantinya akan menjadi ujung tombak dalam penerapannya. Ini menunjukkan, pendidikan di Indonesia tidak memiliki visi dan misi yang jelas.

Pengamat pendidikan H.A.R Tilaar menilai, perombakan kurikulum yang terjadi di Indonesia dinilai kerap menyusahkan anak didik. Bayangkan saja, belum selesai menyerap ilmu dari sebuah kurikulum yang dianggap unggul, anak-anak ini harus beradaptasi lagi dengan kurikulum baru. “Perubahan kurikulum yang ada justru mengorbankan anak-anak Indonesia.”
Dikatakan, guru adalah ujung tombak pemberlakuan kurikulum baru ini. Namun jika guru-guru ini tidak memahami konsep kurikulum dengan baik, maka tujuannya tak dapat dicapai.”Ini diubah lagi. Berarti sudah 10 kali kurikulum di negara ini berubah. Ada kesalahan konseptual di sini. Anak-anak Indonesia yang akhirnya dikorbankan dari perubahan kurikulum ini,” kata Tilaar.
Dalam diskusi dengan tema “Kritik atas kebijakan perubahan kurikulum” yang digelar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), berkembang rumor bahwa perubahan kurikulum pendidikan nasional 2013 dikarenakan adanya pesanan Wakil Presiden RI, Boediono.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal FSGI, Retno Listiyarti yang mengaku juga mempertanyakan adanya rumor tersebut. Dari rumor yang beredar bahwa kurikulum pendidikan berubah karena adanya pesanan Wakil Presiden, Boediono, selaku perpanjangan tangan Presiden dalam mengurusi masalah pendidikan.
“Itu rumor ya, yang beredar bahwa (kurikulum) ini pesanan Wapres. Rumornya karena cucu beliau membawa tas (berisi buku) begitu berat. Saya pribadi tidak pernah mendengar langsung dari Pak Wapres,” kata Retno.
Terkait perubahan kurikulum 2013, Menteri Pendidikan Mohammad Nuh, pernah mengatakan manfaatnya bagi siswa adalah, mereka tidak perlu lagi membawa banyak buku, sehingga kurikulum yang menggunakan tematik integratif ini juga mengatasi keluhan yang selama ini terjadi akibat banyaknya buku pelajaran yang harus dibeli siswa. “Murid tidak usah bawa 10 buku. Sehingga keluhan bukunya banyak. Guru akan jadi andalan, meski bukan satu-satunya sumber,” tambah Mohammad Nuh.
Kurikulum Berubah
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah akan mengubah kurikulum Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta Sekolah Menengah Kejuruan dengan menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi.
“Siswa untuk mata pelajaran tahun depan sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh kepada pers di Kantor Wapres di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Nuh usai memberikan presentasi mengenai pengembangan kurikulum 2013 yang dihadiri Wakil Presiden Boediono. Hadir dalam jumpa pers itu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim.
Dikatakan Nuh, orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Untuk tingkat SD, katanya, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajari, yaitu pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya dan keterampilan, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, serta muatan lokal dan pengembangan diri.
Tapi mulai tahun ajaran 2013/2014 jumlah mata pelajaran akan diringkas menjadi tujuh, yaitu pendidikan agama, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, seni budaya dan prakarya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta Pramuka.”Khusus untuk Pramuka adalah mata pelajaran wajib yang harus ada di mata pelajaran, dan itu diatur dalam undang-undang,” kata Nuh.
Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD, adalah bersifat tematik integratif. Dalam pendekatan ini mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua mata pelajaran itu akan diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran.
Dikatakan untuk IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika, sedangkan untuk IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
Mendikbud mengatakan, kurikulum 2013 itu diharapkan bisa diterapkan mulai tahun ajaran baru 2013, tapi sebelumnya akan diuji publik sekitar November 2012.”Masyarakat bisa memberikan masukan atas setiap elemen kurikulum mulai dari standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses hingga standar evaluasi. Adanya uji publik ini diharapkan kurikulum yang terbentuk telah menampung aspirasi masyarakat,” papar Nuh.
Sumber : nahimunkar.com

Urgensi Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah proses pemberdayaan manusia untuk membangun suatu peradaban yang bermuara pada wujudnya suatu tatanan masyarakat yang sejahtera lahir dan bathin. Allah SWT sebagai Pencipta memberdayakan adam (manusia pertama) dengan proses pendidikan. Islam sendiri memulai proses membangun kembali peradaban manusia yang telah porak poranda (kala itu) dengan mengibarkan panji-panji wahyu pertamanya yang sarat akan nilai-nilai pendidikan. Sistem dan metode yang amat menentukan kualitas hidup manusia secara utuh (ruhiyah, jasadiyah dan aqliyah) dalam segala bidang adalah pendidikan. Akibatnya dalam sepanjang sejarah kehidupan umat manusia, amat sulit ditemukan kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai sarana pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Bahkan pendidikan juga dijadikan sarana penerapan suatu pandangan hidup. Pepatah Arab bahkan menegaskan: adabul mar’i khoirun min dzahabihi (pendidikan lebih berharga bagi manusia ketimbang emasnya).

Pendidikan memikul beban amanah yang sangat berat, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba, yang siap menjalankan risalah yang dibebankan kepadanya yakni “kholifah fil ardl”. Oleh karena itu pendidikan berarti merupakan suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai: makhluq yang: beriman, berfikir, dan berkarya untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya. Membangun sekolah berkualitas berarti menyelenggarakan proses pendidikan yang membentuk kepribadian peserta didik agar sesuai dengan fitrahnya.
Memberdayakan potensi fitrah manusia haruslah berkesesuaian dengan nilai-nilai yang mendasari fitrah itu sendiri, yakni nilai-nilai robbani yang bersumber kepada Rob yang menciptakan manusia itu sendiri, sebagai zat yang maha mengetahui akan segala sifat dan tabiat manusia. Dengan mengacu pada nilai-nilai tersebut, maka dengan sendirinya proses pendidikan niscaya akan memperhatikan azas-azas fisiologis, psikologis dan paedagogis yang melekat erat sebagai sunnatulkaun pada pertumbuhan dan perkmbangan manusia, juga memperhatikan situasi dan kondisi zaman di mana peserta didik menjalankan kehidupannya kelak.
Membangun suatu institusi pendidikan berarti mengambil peran dan tanggung jawab yang besar terhadap proses pembentukan kepribadian anak, karena di lembaga pendidikan itulah anak akan mendapatkan sebagian besar faktor-faktor penentu bentukan kepribadiannya, terutama dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik, yang sering pula diterjemahkan menjadi pengetahuan, sikap dan perilaku. Kepribadian yang baik akan tumbuh pada anak manakala seluruh faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembentukannya dapat berinteraksi dengan sistem fisiopsikologis peserta didik secara sehat, proporsional dan memunculkan pengalaman belajar yang menyenangkan serta membangkitkan motivasi.
Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba (QS AsSyams:8, Adz Dzariyat: 56), yang siap menjalankan risalah yang dibebankan kepadanya sebagai khalifah di muka bumi (QS 2:30/ 33: 72 ) Oleh karena itu pendidikan berarti merupakan suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang beriman dan bertaqwa, berfikir, dan berkarya, sehat, kuat dan berketerampilan tinggi untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya.
Allah telah membekali manusia dengan kemampuan untuk belajar dan mengetahui, sebagaimana firman Allah;

“Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah yang paling pemurah. Yang mengajakan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya".(QS Al ‘Alaq 1-5)
Allah juga telah menganugerahi manusia berbagai sarana untuk belajar, seperti penglihatan, pendengaran dan hati, sebagaimana firman Allah … “ dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (An-Nahl : 78)
Al Maududi, mengatakan; “Pendengaran merupakan pemeliharaan pengetahuan yang diperoleh dari orang lain. Penglihatan merupakan pengembangan pengetahuan dengan hasil observasi dan penelitian yang berkaitan dengannya. Hati merupakan sarana membersihkan ilmu pengetahuan dari kotoran dan noda sehingga lahirlah ilmu pengetahuan yang murni. Jika ketiga pengetahuan itu dipadukan, maka terciptalah ilmu pengetahuan yang sesuai dengan apa yang dikaruniakan Allah kepada manusia yang hanya dengan pengetahuan itulah manusia mampu mengatasi dan menundukkan makhluk lain agar tunduk pada kehendaknya”.
Sarana lain yang dimiliki manusia adalah bahasa, kemampuan untuk mengeluarkan gagasan dan kemampuan untuk menulis. Keberadaan sarana pendidikan tersebut, Allah tegaskan dalam firmannya:

“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan bibir?” (Al-Balad 8-9)

“Allah yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Alquran. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (Ar-rahman : 1-4)

“Nun, demi qalam(pena) dan apa yang mereka tulis”. (Al-Qalam)
Melalui berfikir dan belajar, diharapkan, manusia mampu mempelajari dan memahami ayat-ayat Allah, baik ayat qauliyah maupun ayat kauniyah. Mempelajari ayat qauliyah berarti memahami syariat-syariat Allah, sebagaimana dalam firmannya;

“Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Alquran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka. Seungguhnya, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana. (Al-Baqarah : 129)
Demikian pula mempelajari ayat-ayat kauniyah, berarti memahami ciptaan Allah yang terhampar di alam semesta. Sebagaimana firman Allah;

“Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan”. (Adz-Dzariyat : 21)

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Rabb kami, tiadalah, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka.”( Surat Ali Imon: 190 –191)
Allah telah menciptkan pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai sarana untuk merenung, tafakur, berfikir jernih, serta meneliti alam semesta. Kemudian dengan akal dan hati, manusia mengolah alam ini untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat begi kehidupan.
Kita dididik secara ilmiyah melalui berfikir, observasi, diskusi, hingga penyimpulan. Sampai akhirnya kita dapat meraih ilmu pegetahuan dan menghasilkan sesuatu. Atas pendengaran, penglihatan, hati dan seluruh anggota tubuh yang diberikan Allah, manusia bertanggung jawab untuk memanfaatkan semuanya dalam jalan kebaikan. Allah berfirman;

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban. (Al-Isra : 36)
Rasa tanggung jawab itu akan terpelihara di dalam diri manusia yang sadar, selalu ingat, adil, jauh dari penyelewengan, tidak tunduk pada hawa nafsu, jauh dari kedzaliman dan kesesatan serta istiqomah dalam segala prilaku. Rasulullah saw mengatakan bahwa manusia itu bertanggung jawab atas harta, umur dan kemudaannya lewat sabdanya;

“Tidaklah beranjak kaki seorang hamba pada hari kiamat sebelum diminta pertanggungjawaban empat hal ini: tentang usia untuk apa dihabiskan usia itu; tentang ilmu pengetahuan, diamalkan untuk apa ilmunya itu; tentang harta, diperoleh dari mana dan dibelanjakan untuk apa hartanya itu; dan tentang tubuhnya, dilusuhkan untuk apa tubuhnya.” (HR. Tirmidzi)
Seluruh tugas manusia dalam hidup ini, berakumulasi pada tanggung jawabnya untuk beribadah dan mengesakan Allah, sebagaimana Allah berfirman;
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. “ ( Adzariat ayat 56)
Melalui penciptaan alam semesta, Al-Quran telah memberikan arahan pendidikan bagi manusia dengan dua prinsip ilmiyah yang melengkapi aspek pasivisme, finalitas dan logika. Dua prinsip itu adalah :

Pertama, berulangnya berbagai kejadian semesta melalui sunnah yang ditetapkan Allah. Dia yang Maha Agung dan Maha tinggi berkuasa mengubah itu jika Dia menghendaki. Prinsip itu merupakan landasan dalam berfikir ilmiyah, dimana dengan landasan itu pula menusia bereksploitasi dan berkreasi dalam segala penomena peradaban. Allah berfirman ;

“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Rabbmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah terangkan dengan jelas.”(Al Isra: 12)

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Rabb kami, tiadalah, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka.”( Surat Ali Imon: 190 –191

Kedua, sesungguhnya sunnah-sunnah semesta dengan segala kejadian, fenomena, dan wujudnya, mulai dari yang berupa atom hingga yang terbesar, merupakan ciptaan Allah yang diturunkan sesuai dengan kadanya, tidak lebih dan tidak kurang. Prinsip inilah yang menunjukkan logika yang ilmiyah, yaitu melakukan observasi ilmiyah berdasarkan analogi kuantitatif, bukan berdasarkan deskripsi kualitatif. Hal ini seperti dalam firman Allah;

“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan kami telah menciptakan pula mahkluq-makhluq yang kamu sekali-sekali bukan pemberi rizki kepadanya. Dan tidak ada sesuatupun melalinkan pada sisi Kamilah khazanahnya; Dan Kami tidak menurukannya melaikan dengan ukuran tertentu. (Al Hijr : 19 – 21)
Pemaparan Alquran tentang manusia dan alam semesta di atas, semakin mengokohkan akan urgensi pendidikan yang integral bagi manusia. Pendidikan yang mampu mengoptimalkan semua potensi manusia sehingga mampu menjalankan misinya untuk meraih sukses dunia dan akhirat. Selanjutnya Alquran mengarahkan manusia untuk menata kehidupannya dengan pendidikan yang baik. Allah membimbing menausia untuk senantiasa berdo’a memohon ditambahkan ilmu pengetahuan. Hal agar manusi selalu ingat bahwa yang memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan hanyalah llah swt. “Dan katakanlah: Ya Rabbku tambahkan bagiku ilmu pengetahuan. “(Surat Toha : 114) Allah juga mendorong menusia untuk terus meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dengan perintah belajar dan mengajar, seperti dalam firmaNya, “Tidaklah sepantasnya orang-orang mukmin itu berangkat semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama, dan supaya mereka memberikan peringatan kepada kaumnya apabila telah kembali kepada mereka. Mudah-mudahan mereka dapat menjaga diri. “(Surat At-taubah : 122)
Pendidikan sangat berperan dalam estafeta generasi menuju genarasi yang lebih baik. Hal ini Allah pesankan kepada umat manusia untuk memperhatikan generasi dengan mendidik mereka mel;alui pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya. Allah berfirman; “ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya meninggalkan anak-anak yang lemah-lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahtraan) mereka, maka hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. “(Surat An-Nisa : 9)
Islam sangat menekankan pentingnya menuntut ilmu. Hanya dengan ilmu, kita akan dapat meraih kejayaan dan derajat: ”Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS AlMujadilah: 11). RasuluLlah SAW telah memberi khabar kepada kita bagaimana penting dan mulianya orang-orang yang menimba ilmu pengetahuan:
•    Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka Allah menjadikannya ia pandai mengenai agama dan ia ilhami petunjuk-Nya. (HR. Muttafaq alaih)Sesungguhnya hikmah (ilmu) itu menambah orang yang mulia akan kemuliaan dan mengangkat hamba sahaya sehingga ia mencapai capaian raja-raja. (HR. Abu Nuaim)
•    Seutama-utama manusia adalah orang mu’min yang ‘alim yang jika ia dibutuhkan maka ia berguna, dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia mencukupkan dirinya
•    Barangsiapa yang berjalan disuatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HRMuslim)
•    Barangsiapa yang berjalan disuatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Dan para Malaikat selalu meletakkan sayapnya menaungi para pelajar karena senang dengan perbuatan mereka. Dan seorang alim dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi dan ikan-ikan di dalam air. Kelebihan seorang alim atas orang ahli ibadat bagaikan kelebihan sinar bulan atas lain-lain bintang. Dan sesungguhnya ulama (guru-guru) sebagai pewaris dari nabi-nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham hanya mereka mewariskan llmu agama, maka siapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagiannya yang besar.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
•    Demi Allah, kalau Allah memberi hidayat kepada seseorang karena ajaranmu, maka yang demikian itu bagimu lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah.” (HR. Bukhari Muslim)
•    Sesungguhnya Allah tidak mengutus diriku sebagai orang yang menyusahkan, tidak pula sebagai orang yang keras kepala, tetapi Dia mengutus diriku sebagai pendidik yang memudahkan. (HR. Ahmad dan Nasai)
•    “Sesungguhnya Allah, para Malaikat, para penghuni langit dan bumi sampai semut yang ada di dalam lubangnya dan ikan-ikan yang ada dalam air selalu menyampaikan shalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan terhadap manusia (HR. Tirmidzi)

Pesan Menghadapi UN

Banyak orang takut dan resah ketika menghadapi UN (Ujian Nasional), kenapa? kenapa harus takut ??? Kalau kita tidak salah ngapaen harus takut? Iya bukan…! Rasa takut hanya untuk pencuri ulung yang beraksi saat dalam kesempitan akal, dalam ujian alias penyontek, mereka takut, jangan-jangan waktu ujian tidak mendapatkan contekan, tidak ada teman yang bisa memberi jawaban, atau tidak mendapatkan tempat duduk yang strategis saat ujian. Sehingga mereka bukan takut tidak dapat menjawab soal-soal UN, namun lebih takut dengan posisi tempat duduk saat ujian nanti, dengan siapa ? sebelah kiri kanan, muka belakang siapa? Duduknya di sebelah mana? Dekat pengawas nggak? Itulah yang membuat para pencuri ulung itu takut dan cemas.
Tapi tentu, kita tak ingin jadi pencuri itu bukan? Karena mereka menggantungkan jawabannya mereka kepada orang lain alias lengong kanan-lengong kiri, muka atau belakang. Budaya itu harus dihilangkan sejak dini, apalagi saat UN. Seandainya orang yang kita contek itu tidak lulus, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga mau ikut-ikutan tidak lulus, menjadi pecundang karena kebodohanmu sebelum berjuang? Tentu saja tidak bukan? Jadi jauh-jauhkanlah hal yang demikian itu.
“Persiapan Adalah Ibu dari Sebuah Keberhasilan”, begitu pituah mengatakan. Betul…! Keberhasilan seseorang tergantung pada bagaimana ia mempersiapkannya. “Hidup santai masa depan cerah” , kata-kata itu sangat tidak mungkin, that imposible only, tidak mungkin seseorang itu berhasil tanpa usaha, kerja keras, motivasi yang tinggi, do’a dan sikap yang pantang menyerah. Untuk menghadapi UN, tentu kita harus memiliki persiapan yang matang, meliputi : mental, fisik yang kuat dan tentunya dengan ilmu yang mantap. Karena itu kita perlu memiliki strategi khusus dalam menghadapi semuanya, sehingga persiapan kita yang matang akan membuahkan hasil yang memuaskan yaitu sebuah keberhasilan dan kesuksesan.
Nah, berikut ini Strategi jitu untuk menghadapi Ujian Nasional, agar kita tidak tegang dan stress menghadapi Ujian Nasional (UN) yang dalam benak kita terbayang laksana menghadapi monsters yang menakutkan:
Lakukanlah proses belajar secara continue, karena cara yang dikenal dengan SKS alias Sistem Kebut Semalam sudah Jadul. Tentu tidak mau juga usaha kita selama 3 tahun ini dibalasi hanya dengan nilai yang mengecewakan, atau bahkan mampu memupuskan harapan kita dalam menggapai masa depan. Tidak mau bukan…? Oleh karena itu, teruslah belajar, pantang menyerah…!
Sebelum memulai proses belajar hendaklah kita menenangkan diri dan membersihkan pikiran kita terlebih dahulu dari berbagai permasalahan.
Untuk sementara, jauhkan diri dari HP (handphone). Karena bagi anak remaja itu sangat banyak pengaruhnya dan dapat mengganggu konsentrasi belajar. Seperti untuk nelpon atau sms si dia,yang menghabiskan waktu, hingga larut malam. Untuk sementara, bukan gak apa-apa kalau bersabar dikit demi masa depan. “Kalau perlu putusin si dia”. Itu demi kebaikanmu, pilihlah kata-kata yang elok yang bisa buat ia mengerti dengan kita. Kita tentu tidak mau menyesal nantinya, kalau kita dinyatakan tidak lulus bukan…? Ingat! penyesalan itu akan datang pada kemudian harinya.
Gunakan cara yang cocok untuk kita dalam menenangkan diri dan pikiran. Seperti : membaca Al-Qur’an secara rutin 2-5 halaman perharinya atau lebih. Shalat tahajjud, puasa senin kamis, dan usahakanlah melakukan shalat hajad. Shalat Hajad (permintaan), disanalah lebih baik untuk kita untuk bermunajat kepada Allah. Lakukanlah shalat ini pada malam hari. Setelah shalat dua rakaat, lalu sujudlah, baca istigfar 100 kali dalam sujud, shalawat nabi, Al-Fatihah, ayat kursi dan bacaan lainnya, seperti tiga kul alias surat Al-ikhlas, An-Nas, dan Al-Falaq. Semakin banyak kita membacanya, tentu semakin baik. Setelah itu barulah ucapkan do’a atau permintaan kita, dengan bahasa yang indah.Usahakan shalat ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut sebelum UN dan 7 hari sesudahnya. Ingat keikhlasan menentukan dikabulkannya do’a kita oleh Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Karena Dialah satu-satunya tempat untuk kita menyembah dan meminta pertolongan. Yakinlah….! Do’a kita insyaallah akan dikabulkan Allah. Karena Ia tidak pernah menyia-nyiakan do’a hambaNya yang beriman dan taat padaNya.
Bagi-bagilah waktu yang kita gunakan dalam belajar. Kalau perlu kita buat daftar kegiatan yang akan kita lakukan pada hari ini. Pemanfaatan waktu yang tidak efektif akan menimbulkan kerugian buat diri.
Pilihlah waktu istirahat untuk mengendorkan urat-urat saraf kita setelah lama digunakan untuk konsentrasi belajar.
Jangan langsung melakukan aktivitas belajar setelah selesai mengikuti ujian. Hendaknya istirahat terlebih dahulu beberapa saat, sehingga hilang rasa sedih, kecewa, dan kesal karena tidak bisa menjawab soal-soal tadi. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kecemasan menghadapi ujian selanjutnya.. (Kuncinya jangan sampai kita terbebani dengan ujian tadi, lupakan itu, biarkan ia berlalu, sekarang tatap kedepan untuk hari esok. Karena, orang yang lemah itu adalah orang yang sibuk dengan apa-apa yang telah terjadi, tanpa menjadikannya sebuah motivasi.
Bila menemukan materi yang sulit dipelajari atau untuk menghafalnya, maka bacalah materi itu sebelum tidur, Karena menurut penelitian, materi yang kita baca tadi akan terurai ketika tidur. Mengingat otak orang yang tidur itu lebih jernih daripada otak orang yang terjaga. So, ketika bangun kembali kita bisa mendapatkan ide atau jalan untuk menemukan solusi untuk pelajaran yang sulit tersebut.
Jangan begadang, tidur yang cukup. Karena itu akan membuat kita lemas dan ngantuk saat menghadapi ujian.
Berangkatlah dengan perut berisi, maksudnya jangan biarkan perut ini kosong saat berangkat sekolah, makanlah terlebih dahulu. Tapi jangan terlalu kenyang, karena itu dapat membuat kita mengantuk.
Hindari makanan berlemak, hindari minum kopi dan teh, karena itu akan membuat kita cepat haus dan kekeringan saat ujian.
Datanglah ketempat ujian 10 menit sebelum masuk. Karena kalau terlalu cepat obrolan teman-teman dan hal-hal lainnya akan dapat mengganggu konsentrasi kita. Namun jangan juga sampai telat, hal ini sangat berpengaruh pada psikologi atau kondisi jiwa kita, baik konsentrasi, pikiran dan emosional, akan membuat kita merasa cemas dan gelisah saat menjawab soal ujian.
Jangan membahas pelajaran di sekolah menjelang ujian, karena itu akan memecahkan konsentrasi kita dan menghilangkan apa yang telah kita pelajari di rumah.
Saat menerima kertas soal, ucapkanlah do’a, ”Bismillahi, la haula wa la quwwata illa billahi al-aliyyul adziimi. Allahumma laa sahla tawakkalnaa” (Dengan menyebut nama Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Agung. Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali Engkau yang buat mudah. Cukuplah Allah sebagai penolongku, hanya kepada Allah kami bertawakkal.)
Bagilah waktu untuk menjawab soal-soal ujian. Berpandai-pandailah bermain dengan waktu saat ujian. Untuk itu usahakan bawa jam tangan saat ujian.
Mulailah dari menjawab soal-soal yang dianggap mudah. Ini akan mendorong kita untuk rileks dan percaya diri mengerjakan soal-soal berikutnya.
Jangan pedulikan teman-teman kita saat ujian, konsentrasikan pikiran kita pada kertas soal dan jawaban.
Jangan cemas bila teman-teman sedang menulis jawabannya, ketika kita masih berfikir.
Jangan terganggu ketika melihat teman-teman sudah selesai duluan, karena belum tentu mereka betul semua alias tidak ada yang salah. Jangan terpengaruh, mari kita gunakan semua waktu itu dengan baik, dengan mengkoreksi jawaban kita.
Jika kita kembali cemas, maka ulangilah do’a di atas, mari kita pejamkan mata, ambil nafas, tahan untuk beberapa saat, lalu keluarkan pelan-pelan.

Strategi atau langkah untuk menghadapi UN di atas tentu saja sudah cukup akrap dalam telinga dan fikiran kita. Insya Allah dengan strategi diatas kita dapat keluar dari ruang ujian dengan lapang dada, pikiran tenang, dengan penuh rasa bangga dapat menjawab soal-soal dengan baik. Selanjutnya bertawakkallah pada Allah, serahkah semua kepadaNya, tugas kita sebagai manusia hanyalah berusaha…berdo’a…dan bertawakkal…, hasilnya urusan Yang Maha Kuasa, semoga berhasil…!

Pesan Untuk Anak-anakku

PESAN UNTUK ANAK-ANAKKU......

Suatu hari, Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam beliau bertanya beberapa hal. Pertama, “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?. ”
Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar.

Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “Mati”. Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (QS. Ali Imran 185)

Lalu Imam al-Ghazali meneruskan pertanyaan yang kedua. “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang.

Lalu Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar, ujarnya, adalah “MASA LALU.”
Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Lalu Imam al-Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. “Apa yang paling besar di dunia ini?”.
Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “Nafsu” (QS. Al- a’araf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, “Apa yang paling berat di dunia ini?”.
Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah “memegang AMANAH” (QS. Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, “Apa yang paling ringan di dunia ini?”.
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam al-Ghazali. Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah ‘meninggalkan SHALAT’. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan shalat, gara-gara meeting kita juga tinggalkan shalat.

Lantas pertanyaan keenam adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. Benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah “lidah MANUSIA”. [jadi ingat dengan seorang Kyai Haji yang sudah tua tetapi yang kadang-kadang suka ceplas-ceplos yang kurang baik tentang Islam - red, dan semoga kita semua diampuni Allah SWT karena kadang kita lalai dalam menjaga lidah/ucapan kita sendiri].

Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Ujian Semester semakin dekat

Salam Hangat, untuk menuju sebuah perhelatan atau pertarungan yang berat, maka perlu persiapan yang matang dan cukup...... seperti siswa yang akan menenpuh ujian semester ganjil yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2013, maka yang perlu disaipkan oleh anak-anakku sekalian adalah jaga kesehatan, belajar, perbanyak mendekatkan diri kepada Allah, berdo;a, atau beribadah...... insya Allah fikiran anda akan dibukahkan dan muda untuk menjawab soal-soal yang ada...... hindari banyak bermain, keluyuran, atau bahkan jalan-jalan tanpa tujuan.  lebih baik belajar kelompok dengan teman, membaca buku pelajaran, berdiskusi atau bertanya kepada guru.  Insya Allah gurumu akan selalu siap untuk menuntun kalian.