Rabu, 30 Mei 2018

Inspirasi Ramadhan #3 | AGAR SHAUM TIDAK SIA-SIA | Ust.Yuana Ryan Tresna...

Kirimkan Komentar yang membangun

POLITIK dan PEMERINTAHAN dalam ISLAM _ Ust. Yuana Ryan Tresna M,Ag. _ Us...

Kirimkan Komentar yang membangun

AMALAN DI BULAN RAMADAN _ Ust. Yuana Ryan Tresna, M.Ag

Kirimkan Komentar yang membangun

HUKUM MENSHALATKAN JENAZAH PEMINUM MIRAS


Diasuh Oleh: Ust M Shiddiq Al Jawi

Tanya :

Ustadz, bolehkah kita menyolatkan orang yang meninggal karena meminum miras (minuman keras)? Soalnya kasus tersebut banyak terjadi di daerah saya. (A. Rahmat, Garut).

Jawab :

Hukumnya tetap fardhu kifayah menshalatkan orang yang meninggal karena minuman keras (khamr) tersebut, selama orang tersebut masih meyakini keharamannya. Inilah pendapat jumhur ulama, yaitu Imam Abu Hanifah, Malik, dan Asy Syafi’i, yang lebih kuat (rajih) dalam masalah ini. Namun bagi orang-orang yang menjadi tokoh agama di tengah masyarakat, misalnya seorang Imam (Khalifah) atau ulama, yang lebih afdhal adalah tidak menshalatkan orang tersebut, untuk memberikan efek jera kepada orang-orang lain yang mengerjakan dosa besar semisal itu. (Wahbah Az Zuhaili, Al Fiqh Al Islami wa Adillatuhu, 2/695; Imam Syaukani, Nailul Authar, hlm. 746; M. Nashirudin Al Albani, Ahkamul Jana`iz wa Bida’uha, hlm. 108-109; Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 16/37).

Dalil tetap wajibnya menshalatkan jenazah pelaku dosa besar, seperti minum khamr, berzina, meninggalkan shalat, bunuh diri, dan sebagainya, adalah hadits dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Shalat [jenazah] wajib hukumnya atas setiap-tiap [jenazah] Muslim entah dia orang baik atau orang fajir (fasik), meskipun dia melakukan dosa-dosa besar.” (Arab : al sholaah waa’jibatun ‘ala kulli muslim barran kaana aw faajiran wa in ‘amila al kabaa`ir). (HR Al Baihaqi, dalam As Sunan Ash Shughra, no 501).

Adapun dalil bahwa pemimpin atau tokoh umat Islam sebaiknya tidak menshalatkan jenazah pelaku kemaksiatan, antara lain hadits Zaid bin Khalid Al Juhni ra, yang meriwayatkan bahwa seorang laki-laki dari kaum Muslimin telah terbunuh pada perang Khaibar dan berita laki- laki tersebut telah disampaikan kepada Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ”Shalatilah kawanmu!” [Rasulullah SAW tidak mau menshalatkan]. Maka berubahlah wajah orang-orang [terkejut] karena sabda tersebut. Maka ketika Rasulullah SAW mengetahui keadaan mereka [terkejut], bersabdalah Rasulullah SAW, ”Sesungguhnya kawanmu itu telah mengambil harta secara curang pada saat berjihad di jalan Allah.” Lalu kamipun memeriksa barang milik laki-laki itu dan kami dapati kharaz (tali untuk merangkai perhiasan seperti permata atau mutiara) milik orang Yahudi yang nilainya tidak sampai dua dirham.” (HR Abu Dawud, no 2712, hadits shahih). (Imam Syaukani, Nailul Authar, hlm. 746; Imam Abu Thayyib Abadi, ‘Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Dawud; 7/379).

Dalam hadits tersebut terdapat dalil untuk dua hal; Pertama, bahwa bagi pemimpin atau tokoh umat Islam, yang utama (afdhal) sebaiknya tidak menshalatkan orang tersebut, untuk memberikan efek jera kepada pelaku kemaksiatan serupa. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan Rasulullah SAW yang tidak mau mensahalatkan jenazah pelaku ghulul (mengambil harta secara curang/khianat) tersebut. Kedua, bahwa jenazah pelaku maksiat, tetaplah dishalati. Hal ini ditunjukkan oleh perintah Rasulullah SAW kepada para sahabat, ”Shalatilah kawanmu!” (shalluu ‘alaa shaahibikum). (Imam Syaukani, Nailul Authar, hlm. 746).

Namun jika orang yang meninggal karena minum khamr itu sudah tidak mengimani lagi haramnya khamr (QS Al Maa`idah : 90), yaitu telah menghalalkan khamr, misalnya pernah mengucapkan,”Khamr itu bagiku halal dan tidak haram,” maka hukumnya haram menshalatkan jenazah orang tersebut. Sebab dengan ucapannya tersebut berarti dia telah murtad dan menjadi kafir. Padahal Islam telah dengan tegas mengharamkan menshalatkan jenazah orang kafir, sesuai firman Allah SWT (yang artinya), ”Dan janganlah kamu sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (TQS At Taubah [9] : 84). (M. Nashirudin Al Albani, Ahkamul Jana`iz wa Bida’uha, hlm. 120). Wallahu a’lam.[]

Kirimkan Komentar yang membangun

HUKUM ZAKAT PROFESI


Tanya :
Ustadz, mohon penjelasan tentang hukum zakat profesi? (Widianto Tulus, Muara Enim)

Jawab :
Zakat profesi dikenal dengan istilah zakah rawatib al-muwazhaffin (zakat gaji pegawai) atau zakah kasb al-‘amal wa al-mihan al-hurrah (zakat hasil pekerjaan dan profesi swasta). (Yusuf Al-Qaradhawi, Fiqh az-Zakah, I/497; Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, II/865; Ali as-Salus, Mausu’ah al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Mu’ashirah, hal. 522; Al-Yazid Ar-Radhi, Zakah Rawatib Al-Muwazhaffin, hal. 17).

Zakat profesi menurut penggagasnya didefinisikan sebagai zakat yang dikenakan pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendiri maupun bersama orang/lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nishab. Misal profesi dokter, konsultan, advokat, dosen, arsitek, dan sebagainya. (Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infaq, Sedekah, hal. 103; Zakat dalam Perekonomian Modern, hal. 95).

Menurut al-Qaradhawi nishab zakat profesi senilai 85 gram emas dan jumlah yang wajib dikeluarkan 2,5%. Zakat profesi dikeluarkan langsung saat menerima atau setelah diperhitungkan selama kurun waktu tertentu. Misal jika seseorang gajinya Rp500.000/bulan, dia dapat mengeluarkan langsung zakatnya 2,5% setelah gajian tiap bulan. Atau membayar satu kali tiap tahun sebesar 12 x 2,5% x Rp500.000. (Didin Hafidhuddin, ibid, hal. 104).⍐➛

Landasan fikih (at-takyif al-fiqhi) zakat profesi ini menurut Al-Qaradhawi adalah perbuatan sahabat yang mengeluarkan zakat untuk al-maal al-mustafaad (harta perolehan). Al-maal al-mustafaad adalah setiap harta baru yang diperoleh seorang muslim melalui salah satu cara kepemilikan yang disyariatkan, seperti waris, hibah, upah pekerjaan, dan yang semisalnya. Al-Qaradhawi mengambil pendapat sebagian sahabat (seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud) dan sebagian tabi’in (seperti Az-Zuhri, Hasan Bashri, dan Makhul) yang mengeluarkan zakat dari al-maal al-mustafaad pada saat menerimanya, tanpa mensyaratkan haul (dimiliki selama satu tahun qamariyah). Bahkan al-Qaradhawi melemahkan hadis yang mewajibkan haul bagi harta zakat, yaitu hadis Ali bin Abi Thalib RA, bahwa Nabi SAW bersabda”Tidak ada zakat pada harta hingga berlalu atasnya haul.” (HR Abu Dawud). (Yusuf Al-Qaradhawi, ibid., I/491-502; Wahbah az-Zuhaili, ibid., II/866).

Menurut pentarjihan kami, zakat profesi tidak mempunyai dalil yang kuat sehingga hukumnya tidak wajib. Alasan kami : Pertama, dalil utama dari zakat profesi adalah ijtihad sahabat mengenai al-maal al-mustafaad yang tidak mensyaratkan haul. Padahal ijtihad sahabat (mazhab al-shahabi) bukanlah dalil syariah yang kuat (mu’tabar). (Taqiyuddin an-Nabhani, al-Syakhshiyah al-Islamiyah, III/418).

Kedua, pendapat yang lebih kuat (rajih) mengenai al-maal al-mustafaad adalah pendapat jumhur ulama, yaitu harta tersebut tidak wajib dikeluarkan zakatnya, hingga memenuhi syarat berlalunya haul. Inilah pendapat sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Juga pendapat imam mazhab yang empat. (Al-Yazid Ar-Radhi, Zakah Rawatib Al-Muwazhaffin, hal.19; Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, II/866).

Ketiga, tidak tepat penilaian Al-Qaradhawi bahwa hadis tentang haul adalah hadis lemah (dhaif). Al-Qaradhawi sebenarnya mengikuti pendapat Imam Ibnu Hazm yang melemahkan hadis haul dari jalur Ali bin Abi Thalib RA, karena ada perawi bernama Jarir bin Hazim yang dinilai lemah. (Al-Qaradhawi, Fiqh az-Zakah, I/494; Ibnu Hazm, Al–Muhalla, VI/70). Padahal Ibnu Hazm telah meralat penilaiannya, dan lalu mengakui bahwa Jarir bin Hazim adalah perawi hadis yang sahih. (Ibnu Hazm, Al–Muhalla, VI/74).

Kesimpulannya, zakat profesi tidak wajib dalam Islam karena dalil-dalilnya sangat lemah. Maka uang hasil profesi tidak sah dikeluarkan zakatnya saat menerima, tapi wajib digabungkan lebih dulu dengan uang yang sudah dimiliki sebelumnya. Zakat baru dikeluarkan setelah uang gabungan itu mencapai nishab dan berlalu haul atasnya. (Ali as-Salus, Mausu’ah al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Mu’ashirah, hal. 523). Wallahu a’lam.

Yogyakarta, Muhammad Shiddiq al-Jawi

Kirimkan Komentar yang membangun

Senin, 21 Mei 2018

perkataan terindah

Perkataan yg indah adlh ALLAH
Lagu yg merdu adlh ADZAN
Media yg terbaik adlh AL QURAN
Senam yg sehat adlh SHALAT
Diet yg sempurna adlh PUASA
Kebersihan yg menyegarkan adlh WUDHU
Perjalanan yg indah adlh HAJI
Khayalan yg baik adlh ingat akan DOSA&TAUBAT

Kalimat diats syarat makna, sering di sare kemana-mana namun berapa orang yang mengamalkan, melaksanakannya, atau bahkan ada yang hanya melihat sepintas bahkan mungkin ada yang jengkel, stress, tereng, dan kata lainnya yang sepadan dengan itu jika mendapatkan pesan singkat seperti diatas, ambil contoh adzan yang disetiap mesjid dikumandangkan setiap waktu shalat lima waktu; namun berapa orang yang datang menghadiri panggilan itu, atau mungkin kita menyengaja untuk menundah, atau hanya rehat sejenak jika dalam forum, ataw dan lainnya lagi....... Ya Allah ampunilah dosa kami, keluarga kami, dan seluruh kaum muslimin..... amin ya rabbal alamin.  semoga ramadhan tahun ini 2018 (1439 H)  membawah kita untuk menjadi yang lebih baik atau bahkan menjadi yang terbaik.  

Salakan, 22 Mei 2018   # Hafidzweb.blogspot.com

Kirimkan Komentar yang membangun

maafkan

Walau jarak terbentang, walau jasad tak dapat bersua
moga kata maaf yang tulus ini dapat menghapus khilaf dan salah
Dengan datangnya ramadhan 1439 H, moga ibadah kita diterima Allah
Mohon maaf lahir bathin.

Kain sutera jadikan selendang
baju terbuat kain sutin
Bulan puasa telah datang
maaf lahir & bathin

Saat lisan tak terjaga, ada hati yang terluka
Saat khilaf nodai jiwa, ada rasa yang tersakiti
Saat ramadhan berangsur tiba, ku mohon maaf sucikan jiwa 


kata maaf dari saya Hafit Bokko, S.Pd dan sekeluarga
Mengucapkan taqabbalallahu minna wamingkum
maaf lahir dan batin jika ada salah dan dosa
baik lewat perbuatan, perkataan, maupun yangb lainnya 
termasuk pada semua isi blog ini
saling memaafkan adalah kekuatan dan keindahan


Kirimkan Komentar yang membangun

Bagaimana ibadah kita

Berikut ini adalah beberapa hadis yang dapat kita pilih sebagai kata-kata pilihan di bulan Ramadan.
1. Dilipatgandakannya amalan. Amalan yang dikerjakan di bulan Ramadan yang dikerjakan oleh seorang muslim ketika berada di bulan Ramadan. Sungguh, hadis ini sudah mewakili semua hal yang kita butuhkan. Bulan Ramadan menjadi bulan yang sangat istimewa karena begitu banyak pahala yang ditawarkan. Tinggal kita saja yang mau melakukan ibadah tersebut ataukah tidak.
Allah telah menjanjikan bahwa pahala amalan sunah akan setara dengan pahala amalan wajib, sedangkan ketika kita menjalani ibadah wajib maka pahalanya akan berlipat ganda. Bisa dibayangkan, begitu banyak pahala yang akan kita dapatkan ketika kita memaksimalkan ibadah selama bulan ini.
2. Balasan ibadah puasa langsung dari Allah. Satu hal lagi yang menjadi kekhususan dari ibadah puasa, yaitu bahwa Allah-lah yang akan langsung memberikan pahala tersebut. Allah sendirilah yang akan membalas amalan hambanya yang telah melakukan ibadah puasa.
Hal ini dimaksudkan karena ibadah puasa menjadi ibadah yang tak dapat dilihat dengan kasat mata. Hanya Allah sajalah yang mengetahui benar atau tidaknya serta dijalankan atau tidaknya ibadah puasa oleh satu hamba.
Selain itu, ibadah puasa adalah ibadah yang menahan seseorang untuk melakukan hal yang sebenarnya dibolehkan, tetapi khusus dilarang pada bulan Ramadan, seperti makan, minum, dan berhubungan suami istri. Tentu dengan ini akan mampu untuk membuktikan keimanan seorang hamba.
Ya Allah,bimbinglah aku kearah agamaMu,dekatkan hatiku padaMu,berilah aku cahaya hidayah dan cahaya makrifatMu,berilah aku cahaya kasih sayangMu dan janganlah sekali-kali Kau lalaikan aku,sesungguhnya aku hambaMu yang lemah,Aamiin. Dalam kesakitan teruji kesabaran Dalam perjuangan teruji keikhlasan Dalam ukhuwah teruji ketulusan Dalam tawakkal teruji keyakinan Hidup ini amat indah jika Allah menjadi tujuan Selamat menunaikan ibadah Ramadhan 
Kirimkan Komentar yang membangun

Selamat menjalankan ibadah puasa 1439H

Kata Mutiara Puasa Pertama

Dari sahabat Jabir, Utsman bin Abu Al ‘Ash dan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Puasa merupakan perisai terhadap neraka, sebagaimana perisai kalian pada peperangan,” (H.R. Imam Ahmad).

Kata Mutiara Puasa Kedua

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Puasa adalah tameng. Bila salah seorang dari kalian berada pada hari puasa, janganlah ia berbuat dia-sia dan janganlah ia banyak mendebat. Jika orang lain mencercanya atau memusuhinya, hendaknya ia berkata, ‘Aku sedang berpuasa’,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

Kata Mutiara Puasa Ketiga

Dalam hadis Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan kebaikannya menjadi sepuluh hingga 700 kali lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya amalan itu (puasa) adalah khusus bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya, karena  orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanan karena Aku. Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan; yakni kegembiraan ketika ia berbuka dan kegembiraan ketika ia berjumpa dengan Rabb-Nya,” (H.R. Muslim).

Kata Mutiara Puasa Keempat

Dari Sahl bin Sa’ad, Nabiyullah bersabda, “Sesungguhnya di Surga ada pintu bernama Ar Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan memasukinya di hari kiamat. Tidak ada seorang pun yang melewati pintu tersebut Kecua dikatakan, ‘Dimana orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka (orang-orang yang berpuasa) pun memasukinya. Jika orang terakhir diantara mereka telah masuk, maka pintu itu pun dikunci hingga tak ada seorang pun yang memasukinya,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

Kata Mutiara Puasa Kelima

Seorang sahabat, Abu Umamah, bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku untuk mengerjakan suatu amalan yang dengannya dapat memasukkanku ke dalam surga.” Lalu Beliau bersabda, “Berpuasalan, karena puasa itu tak ada bandingannya,” (H.R. Ahmad, An Nasa’i, Ibnu Hibban, dan yang lainnya).

Kata Mutiara Puasa Keenam

Dari Abu Sa’id Al Khudry, Nabi Muhammad bersabda, “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

Kata Mutiara Puasa Ketujuh

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang teh lalu akan diampuni,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).

Kata Mutiara Puasa Kedelapan

Dalam hadis Abdullah Bin ‘Amr, Nabi Muhammad bersabda, “Puasa dan Alquran akan memberi syafaat untuk seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku telah melarangnya terhadap makanan dan syahwat pada siang hari, maka izinkanlah aku memberikan syafa’at baginya.’ Alquran berkata, ‘Aku telah menghalanginya dari tidur malam, maka izinkanlah aku untuk memberi syafa’at baginya.’ Rasul bersabda, Maka keduanya mendapat izin untuk memberikan syafa’at kepada hamba tersebut,” (H.R. Ahmad, Al Hakim dan selain keduanya).

Kata Mutiara Puasa Kesembilan

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada harum kasturi,” (H.R. Muslim).

Kata Mutiara Puasa Kesepuluh

Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabiyullah bersabda, “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah, hendaklah ia menikah. Karena hal tersebut lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah pemutus syahwatnya,” (H.R. Al Bukhari dan Muslim).
Kirimkan Komentar yang membangun

Senin, 07 Mei 2018

menuliss

1. Menulis adalah Bekerja untuk Keabadian
Ada suatu kalimat, yang bisa kita ingat saat kita tidak menulis. Kalimat ini diucapkan oleh salah satu sastrawan Indonesia yang telah menyumbangkan karya-karyanya pada khalayak luas. Pramoedya Ananta Toer tepatnya, sastrawan itu. Beliau berkata, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
 Seperti yang Pram katakan, menulis adalah proses bekerja untuk keabadian. Orang sepintar dan visioner, akan sulit diingat, jika karya-karyanya tidak disebarluaskan pada khalayak luas. Pram menulis dari balik jeruji penjara, lalu tulisannya pun disebarluaskan hingga menjadi mahakarya. Jika saat di pengasingan, Pram tidak menuliskan keluh kesahnya atas bangsa Indonesia, sudah pasti Pram tidak akan menjadi seterkenal saat ini. Tidak akan kita temukan Tetralogi Bumi Manusia yang fenomenal, yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Dengan menulis, kita telah menyumbang satu cerita yang siapa tahu dapat bermanfaat di kemudian hari, dan menjadi catatan sejarah.
2. Menulis Menghilangkan Stress
Percaya atau tidak, menulis bisa menjadi salah satu terapi terbaik terhadap masalah-masalah unik yang tidak membutuhkan obat khusus. Habibie, saat ditinggal Ainun misalnya, ternyata obat yang paling ampuh adalah menuliskan kisah beliau sendiri, bukan obat yang mahal kan?
Kamu punya masalah? Pasti, coba sederhanakan saja dengan menulis beberapa kata yang panjang. Baca ulang, geli? biasa. Justru tulisan yang jelek inilah yang bisa menjadi obat.

Kirimkan Komentar yang membangun

Jumat, 30 Maret 2018

Merubah Diri

Assalamu'alaikum wr wb

Mungkin Anda bukan salah satunya.

Jika Anda memiliki 2 hal ini atau 2 masalah ini, Anda akan sulit berkembang. Dan kondisi saat ini yang tidak Anda inginkan akan berlanjut.

Pertama: Tidak punya ilmu cara meraih hidup yang lebih baik.

Contoh, banyak orang yang mau bisnis tetapi dia beralasan tidak punya modal. Salah, yang benar dia tidak punya ilmu. Anda sebenarnya punya modal, meski tidak selalu uang, tetapi Anda tidak punya ilmu untuk mengenal dan memanfaatkan modal yang sebenarnya sudah Anda miliki.

Kedua: Tidak mau berinvestasi untuk leher ke atas (ilmu)

Sudah tidak punya ilmu, tidak mau belajar, tidak mau investasi untuk belajar. Serius, saya menemukan banyak orang seperti ini. Padahal bisa jadi, inilah yang menyebabkan masalah Anda terus tidak terselesaikan.

JIKA KONDISI INI DIBIARKAN ...

Tidak sedikit orang yang hidupnya tidak berubah. Tidak mengalami perbaikan. Salah satunya dalam bidang ekonomi. Dari dulu mengeluh ingin punya penghasilan lebih besar, tetapi tidak ada action nyata yang diambil.

Saya tidak perlu menggambarkan bagaimana perasaan kita saat kondisi keuangan tidak membaik. Tagihan-tagihan yang terus mengejar, untuk keperluan sehari-hari susah, dan sebagainya. Saya tidak mau membahas ini, menyedihkan ...

Yang mau saya katakan disini adalah bahwa bagaimana pun kondisi Anda saat ini, jika mau berubah, selalu ada jalan.

Salah seorang guru saya, pernah didatangi temannya yang sedang kesulitan. Katanya mau bisnis tetapi tidak punya modal. Akhirnya orang itu diajari bagaimana cara membangun bisnis tanpa "modal". Artinya dengan modal yang sudah dimiliki.

>>> Hasilnya, dalam 3 bulan, 8 cabang laundry dia buka. <<<

Anda sudah mengetahui caranya? Sudah punya ilmunya?
Kabar baiknya, guru saya tersebut mau membagikan ilmu hebat ini. Tapi hanya bagi Anda yang mau investasi. Artinya tidak dibagikan secara graaatis.

Kabar baik yang kedua, "mahar" untuk mendapatkan ilmu itu hanya Rp 50.000 saja.

Ilmunya dijelaskan dalam 10 Video utama plus 8 video bonus:
CREATIVE BUSINESS OPPORTUNITY

Dalam paket video ini Anda akan belajar

- bagaimana mengenali modal yang sebenarnya Anda miliki
- bagaimana cara mengoptimalkan modal-modal yang sudah Anda miliki
- cara marketing tanpa modal, memanfaat social media
- bagaimana cara mengumpulkan calon pembeli produk atau jasa Anda
- bagaimana memperbesar bisnis tanpa tambahan investasi uang
- bagaimana cara promosi yang tepat dan hemat secara offline
- strategi MMD (modal mulut doang) untuk promosi dan MJD (modal jari doang)
- plus berbagai tips penting memulai dan menjalankan bisnis
Nah, pasti Anda tertarik dan ingin segera mempelajari video-video ini.
Mudah saja, tinggal transfer Rp 50.000 ke rekening saya dan konfirmasi melalui email ini. Link video akan dikirim setelah transfer diterima.

No. Rekening BCA : 1391759818 A/n : Rahmat ST
No. Rekening BSM : 7005469777 A/n : Rahmat
No. Rekening BNI : 0178787935 A/n : Rahmat
No. Rekening Mandiri : 132-00-1006414-6 A/n : Rahmat
No. Rekening BRI : 0137-01-077425-50-9 A/n :  Rahmat

Mungkin Anda bertanya, kenapa saya tidak memasukannya ke Zona Sukses? Karena mungkin produk ini tidak akan dijual selamanya. Jadi mumpung masih ada, pesan sekarang juga.

GARANSI 100%
Jika video tersebut tidak bermanfaat untuk Anda, silahkan beritahu saya, uang Anda akan saya kembalikan 100%. Sebagai jaminan bahwa ide-ide dalam video ini bermanfaat dan bisa mengubah hidup Anda.

Salam
Rahmat
"Dalam Ikhtiar Menghasilan 1000 Jutawan Baru"

PS1. Jika suatu saat Anda transfer dan penjualan sudah ditutup, dengan terpaksa uang akan saya kembalikan.

PS2. Apakah Anda termasuk orang yang membiarkan kondisi yang tidak diinginkan terus berlanjut? Atau bertindak mengambil kesempatan ini.

Itu Pilihan Anda!

Kirimkan Komentar yang membangun

Minggu, 04 Maret 2018

bikin ngilu! GUBERNUR KALTENG ngakak terus, sindiran UST ABDUL SOMAD BER...


Kirimkan Komentar yang membangun

Katolik ini Hancur Hatinya Setelah Baca Surat MARYAM!


 Kirimkan Komentar yang membangun

Iniah 7 Artis Dunia Yang Jadi Mualaf

Kirimkan Komentar yang membangun

Kisah Muallaf Yang Masuk Islam Setelah Berz1n4 Saat Natal


kisah haru yang memberikan sebuah pencerahan untuk merubah arah hidup dimana hidup yang sesungguhnya yakni menjadi seorang muallaf yang taat. 
Kirimkan Komentar yang membangun

Rabu, 21 Februari 2018

Jadilah Orang Yang Siap Didukung


Kuncinya adalah memiliki sikap positif, bershabar, dan memahami bahwa orang lain juga memiliki pekerjaan dan keperluan, Jangan jadi orang yang berharap dukungan tetapi malah “menyebalkan”. Ada lho orang seperti itu. Mereka yang memaksa, tidak shabaran, dan ingin mendapatkan dukungan dengan versi dia.
Anda sedang membutuhkan dukungan, maka bersikaplah yang baik. Jadilahkan orang yang didukung. Jadilah orang yang siap melakukan apa pun yang diperlukan (selama halal) untuk bangkit dari masalah Anda. Karena tidak sedikit, orang yang terpuruk malah membantah saat diberikan saran positif. Aneh.
Fleksibel dalam menerima dukungan. Jika Anda fikir membutuh uang agar bangkit, itu belum tentu benar. Jadi jangan ngotot untuk mendapatkan uang dan menolak bantuan lain. Jangan katakan: “Saya butuh uang, tidak butuh nasihat.”
Hargai setiap bantuan, meski menurut Anda itu tidak sesuai dengan jalan pikiran Anda. Justru bisa jadi Anda dalam kondisi terpuruk karena Anda tetap memegang pikiran Anda yang sebenarnya salah. Justru bisa jadi pikiran yang berbeda dengan Andalah yang akan mengubah Anda.
Read more: https://www.motivasi-islami.com/mendapatkan-dukungan/#ixzz57kq4XhwW
Kirimkan Komentar yang membangun

Kamis, 01 Februari 2018

Tanggal 31 januari 2018, terjadi fenomena alam yg jarang terjadi. Dikatakan bahwa di indonesia terjadi dalam kurun waktu 35 sd 36 thn sekali bahkan di amerika terjadi 150 thn sekali yani gerhana bulan penuh
Kirimkan Komentar yang membangun

Senin, 08 Januari 2018

islam kaaffah

Islam adalah agama yang syâmil (meliputi segala sesuatu) dan kâmil (sempurna). Sebagai agama yang syâmil, Islam menjelaskan semua hal dan mengatur segala perkara: akidah, ibadah, akhlak, makanan, pakaian, mumamalah, ‘uqûbât (sanksi hukum), dll. Tak ada satu perkara pun yang luput dari pengaturan Islam. Hal ini Allah SWT tegaskan di dalam al-Quran:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ
Kami telah menurunkan kepada kamu al-Quran sebagai penjelas segala sesuatu (TQS an-Nahl [16]: 89).
Islam sekaligus merupakan agama yang kâmil (sempurna), yang tidak sedikit pun memiliki kekurangan. Hal ini Allah SWT tegaskan dalam firman-Nya:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini Aku telah menyempurnakan untuk kalian agama kalian (Islam), telah melengkapi atas kalian nikmat-Ku dan telah meridhai Islam sebagai agama bagi kalian (TQS al-Maidah [5]: 3).
Karena itu tentu sebuah kelancangan jika kita menganggap ada hal-hal yang tidak diatur oleh Islam. Misal, ada yang berpendapat bahwa Islam tidak mengatur urusan negara, apalagi menentukan sistem dan bentuk negara bagi kaum Muslim. Alasannya, karena tidak ada perintahnya secara tekstual di dalam al-Quran.
Pendapat demikian tentu berasal dari cara berpikir yang dangkal. Sebabnya, jika alasannya semata-mata tekstualitas nash, betapa banyak ajaran dan hukum Islam yang tidak secara tekstual dinyatakan oleh nash al-Quran, tetapi dijelaskan oleh as-Sunnah, Ijmak Sahabat atau Qiyas Syar’i. Contoh: Al-Quran secara tekstual hanya memerintahkan shalat, tetapi tidak menjelaskan syarat dan rukunnya, termasuk waktu-waktunya. Ketentuan rinci tentang shalat dijelaskan oleh as-Sunnah. Contoh lain: Al-Quran secara tekstual menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba, tetapi tidak menjelaskan syarat-syarat dan rukun jual-beli, macam-macam akad ribawi serta ketentuan rinci lainnya. Ketentuan rinci tentang jual-beli dan riba dijelaskan oleh as-Sunnah atau Ijmak Sahabat.
Demikian pula terkait pengurusan negara. Al-Quran memang tidak secara tegas (tekstual) menentukan sistem dan bentuk negara. Namun, ketentuan tentang sistem dan bentuk negara dijelaskan oleh banyak nash as-Sunnah atau ditegaskan oleh Ijmak Sahabat. Hal demikian amat mudah dipahami oleh mereka yang memahami ijtihad dan tentu akan gagal dipahami oleh mereka yang tidak mengerti ijtihad.
Keharusan Mengamalkan Islam Secara Kâffah
Totalitas dan kesempurnaan Islam tentu tidak akan tampak kecuali jika kaum Muslim mengamalkan Islam secara kâffah (total) dalam seluruh segi kehidupan. Inilah yang Allah SWT perintahkan secara tegas dalam al-Quran:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 208).
Sabab an-nuzûl ayat ini menurut Imam al-Baghawi berkaitan dengan masuk Islamnya seorang Ahlul Kitab Yahudi Bani Nadhir bernama Abdulah bin Salam dan teman-temannya. Namun, setelah memeluk Islam ia tetap menganggap mulia hari Sabtu dan tidak mau memakan daging unta. Mereka pun menyatakan, “Wahai Rasulullah, bukankah Taurat itu adalah Kitabullah? Karena itu izinkanlah kami tetap membaca Taurat itu dalam shalat-shalat malam kami.” Lalu turunlah turunlah ayat ini sebagai jawaban (Tafsir al-Baghawi, I/240).
Terkait kata kâffah dalam ayat di atas ada dua pendapat. Pertama: menurut Imam an-Nasafi, kata kâffah adalah hâl (penjelasan keadaan) dari dhamir (kata ganti) pada frasa udkhulû (masuklah kalian) yang bermakna jamî’an (menyeluruh/semua kaum Mukmin). Artinya, ayat ini ditujukan untuk semua kaum Mukmin (Lihat: An-Nasafi, Madârik at-Tanzîl, I/112).
Kedua: Menurut Imam Qurthubi, kata kâffah  berfungsi sebagai hâl (penjelasan keadaan) dari kata al-silmi (Islam) (Tafsir al-Qurthubi, III/18). Artinya, melalui ayat ini Allah SWT menuntut orang-orang yang masuk Islam untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan (total). Mereka tidak boleh memilih-milih maupun memilah-milah sebagian hukum Islam untuk tidak diamalkan. Pemahaman ini diperkuat dengan sabâb an-nuzûl ayat ini—sebagaimana diterangkan di atas—yang  menolak dispensasi beberapa orang Yahudi ketika hendak masuk Islam untuk mengamalkan sebagian isi Taurat.
Menurut Imam ath-Thabari, dalam ayat ini kaum Mukmin diseru untuk menolak semua hal yang bukan dari hukum Islam; melaksanakan seluruh syariah Islam; dan menjauhkan diri dari upaya-upaya untuk melenyapkan sesuatu yang merupakan bagian dari hukum-hukum Islam (Tafsîr ath-Thabari, II/337).
Saat menafsirkan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan, “Allah SWT menyeru para hamba-Nya yang mengimani-Nya serta membenarkan Rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syariah Islam; melaksanakan seluruh perintah-Nya dan meninggalkan seluruh larangan-Nya sesuai dengan kemampuan mereka.” (Ibn Katsir,  1/335).
Karena itulah, menurut Syaikh Mahmud Syaltut, Islam menuntut menyatunya syariah dengan akidah; masing-masing tidak bisa dipisahkan. Akidah adalah dasar yang memancarkan syariah, sementara  syariah merupakan wujud nyata yang lahir dari akidah. Dengan kata lain  akidah adalah fondasi, sedangkan syariah adalah bangunan yang berdiri di atasnya. Karena itu akidah tanpa syariah bagaikan fondasi tanpa wujud bangunan sehingga abstrak dan sulit diukur. Sebaliknya, bangunan tanpa fondasi juga tidak mungkin karena ia akan runtuh. Karena itu pula para ulama menyatakan, bahwa keimanan adalah aspek batiniah, sedangkan syariah adalah aspek lahiriah (Al-Kirmani, Jawâhir al-Bukhâri, hlm. 39).
Dengan demikian Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada satu pun persoalan yang tidak dipecahkan oleh Islam sehingga masih kabur atau tidak jelas status hukumnya. Demikian sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw.:
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلاَّ هَالِكٌ
Aku telah meninggalkan kalian dalam keadaan yang terang-benderang, malamnya bagaikan siang harinya. Setelahku tidak akan ada yang tersesat kecuali orang yang celaka (HR Ahmad).
Oleh karena itu kaum Muslim diperintahkan untuk hanya melaksanakan seluruh syariah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Tak sepatutnya kaum Muslim mempraktikkan aturan-aturan lain yang bersumber dari Barat yang diajarkan oleh Motesquie, Thomas Hobbes, John Locke, dll yang melahirkan sistem politik demokrasi; atau yang diajarkan John Maynard Keynes, David Ricardo, dll yang melahirkan sistem ekonomi kapitalisme.
Dengan demikian haram bagi kaum Muslim untuk mengingkari atau mencampakkan sebagian syariah Islam dari realitas kehidupan dengan mengikuti prinsip sekularime (memisahkan agama dari kehidupan) sebagaimana yang dipraktikkan oleh negara saat ini. Allah SWT dengan tegas mengecam sikap semacam ini:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Apakah kalian mengimani sebagian al-Kitab serta mengingkari sebagian yang lain? Tiada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada Hari Kiamat nanti mereka akan dilemparkan ke dalam siksa yang amat keras. Allah tidaklah lalai atas apa saja yang kalian kerjakan (TQS al-Baqarah [2]: 85).
Tak Boleh Berdiam Diri
Sayang, apa yang dikecam oleh Allah SWT dalam ayat di atas justru dipraktikkan dengan sempurna oleh kaum Muslim hari ini, khususnya oleh negara (penguasa). Bukan hanya sebagian, bahkan sebagian besar hukum Islam dicampakkan. Sebaliknya, yang diterapkan pada sebagian besar aspek kehidupan kita adalah aturan-aturan sekular yang bersumber dari Barat, baik sistem politik demokrasi, sistem ekonomi kapitalisme, sistem hukum/peradilan warisan penjajah Belanda, dll. Jelas, ini adalah kemungkaran yang amat besar. Siapapun yang mengaku Mukmin tak layak berdiam diri menyaksikan kemungkaran ini. Sebabnya, Rasulullah saw. tegas bersabda:
مَن رَأى مِنكُمْ مُنكَرًا فَليُغَيِّرْهُ بِيَدِه فَاِن لَم يَسْتطِعْ فَبِلِسانِه فَانْ لَمْ يَسْتطِعْ فَبِقَلبِهِ وَذَلِكَ اَضْعَفُ الايْمَانِ
Siapa saja di antara kalian yang menyaksikan kemungkaran, hendaknya ia mengubah kemungkaran itu dengan tangan (kekuasaan)-nya; jika tidak mampu, dengan lisannya; jika tidak mampu, dengan hatinya dan yang demikian adalah selemah-lemahnya iman (HR al-Bukhari).
Pertanyaannya: Apakah kita cukup puas dengan hanya memiliki selemah-lemah iman karena kita hanya sanggup mengubah kemungkaran dengan hati atau berdiam diri saja?! []
Kirimkan Komentar yang membangun

PIKIRAN SEBUAH KUNCI

PERUBAHAN

Manusia adalah makhluk mental. Semua aspek dalam kehidupan kita ditentukan dan dikendalikan oleh kualitas pikiran kita. Saat lahir kita diberi oleh Allah satu triliun sel otak. Semua manusia mempunyai jumlah sel otak yang sama. Yang membuat hidup seseorang berbeda dengan yang lain adalah kemampuan berpikir yang dimiliki masing-masing individu.
Nilai pikiran bergantung pada cara dan metode kita menggunakannya. Setiap manusia mempunyai pikiran. Pikiran bisa menjadi kawan maupun lawan. Semua bergantung pada “ANDA” / “SAYA” yang berada di balik pikiran itu. Cara kita menggunakan pikiran merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas hidup kita. Jika kita mengubah kualitas pikiran kita, maka secara otomatis kualitas hidup kita juga akan berubah. Kita menciptakan realitas kita berdasarkan kemauan dan kemampuan berpikir.
Pikiran adalah sebuah instrumen berpikir yang sangat canggih. Sayangnya banyak orang kehilangan kendali atas instrumen ini. Contohnya peristiwa ketika kita mengalami sulit tidur. Tubuh ingin istirahat tetapi pikiran kita berkeliaran tanpa bisa kita kendalikan. Walaupum kita berkata stop pada pikiran kita, pikiran tetap saja berlari semaunya sendiri. Pikiran kita tidak mau menaati perintah kita dan kita tidak berdaya mengendalikannya. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Semua ini terjadi karena kita telah membiarkan pikiran kita mengendalikan diri kita, dan bukan sebaliknya. Akibatnya pikiran kita tidak dapat bekerja dengan benar. Kita harus belajar menggunakan pikiran kita seperti kita menggunakan tangan dan kaki. Tangan dan kaki dapat kita kendalikan dengan baik, bekerja demi kebaikan kita. Maka kita juga harus mampu mengendalikan pikiran, bekerja demi keuntungan/kebaikan kita.
Ada 5 kenyataan yang sangat menakjubkan mengenai pikiran kita, yaitu :
  1. Keberhasilan bukanlah kebetulan semata
  2. Keberhasilan meninggalkan petunjuk, demikian pula kegagalan
  3. Keberhasilan adalah hasil dari sebab dan akibat
  4. Pemikiran kita adalah sebab dan perilaku serta keadaaan kita adalah akibat
  5. Kita bisa memilih pemikiran kita sehingga dapat mengendalikan akibatnya
Mengubah pikiran sebenarnya mudah. Kuncinya terletak pada persepsi. Persepsi adalah apa-apa yang dapat kita lihat dengan mata pikiran kita. Persepsi kita dibatasi oleh pengalaman, pengetahuan dan imajinasi yang kita miliki. Pengembangan persepsi merupakan kunci untuk mampu berpikir lebih baik.
Bagaimana cara kita meningkatkan persepsi kita? Hal ini juga tidak sulit. Kumcinya terletak pada kemauan anda untuk berubah. Kemauan muncul karena kita melihat harapan perubahan dengan mengembangkan persepsi. Harapan muncul jika kita secara sadar mampu melihat segala sesuatu secara netral apa adanya. Jadi kuncinya sekarang terletak pada kesadaran. Setiap perubahan selalu diawali dengan peningkatan kesadaran.
Dalam kehidupan sering kita tidak pernah mengendalikan pikiran kita secara sadar. Itulah sebabnya ada begitu banyak orang yang hidupnya menderita, tersiksa, tak bahagia dan tak berprestasi. Kehidupan mereka seringkali diombang-ambingkan oleh emosi (perasaan) dan memori masalalu (ingatan). Jarang ada orang yang secara sadar mau menggunakan kesadarannya untuk menentukan arah hidupnya. Dengan memahami hal itu kita menyadari bahwa kehidupan sesungguhnya adalah permainan batin, tepatnya pikiran.
Jika seseorang ingin berubah namun kesadarannya lemah, maka pikirannya didikte oleh perasaan dan ingatannya. Tentu saja perasaan dan ingatan mempengaruhi persepsinya sehingga ia merasa perubahan sebagai sesuatu yang sangat berat dan menyakitkan.
Cara mengembangkan persepsi :
  1. Sementara waktu tanggalkan ego, emosi dan prasangka
  2. Mengundang, mendorong dan melibatkan ide, persepsi, dan orang lain
  3. Utamakan kecepatan dan kuantitas. Kualitas diperhatikan kemudian
  4. Jangan menyensor ide anda atau ide orang lain. Lakukan curah gagasan yang bersifat spontan. Tidak perlu menjelaskan, merasionalisasikan atau mempertahankan ide anda
  5. Mendengarkan secara proaktif untuk menemukan koneksi, interkoneksi dan pola
  6. Hindari asumsi-asumsi dan tantang semua asumsi secara kreatif dengan mengembangkan dan menggabungkan semua asumsi. Pandang semua asumsi pemikiran sebagai batu loncatan
  7. Gunakan imajinasi dengan bebas. Bermainlah dengan ide dan nikmati ide anda. Lihatlah apa yang bisa tercipta dari apa yang sudah ada
Kirimkan Komentar yang membangun