Senin, 07 Mei 2018

menuliss

1. Menulis adalah Bekerja untuk Keabadian
Ada suatu kalimat, yang bisa kita ingat saat kita tidak menulis. Kalimat ini diucapkan oleh salah satu sastrawan Indonesia yang telah menyumbangkan karya-karyanya pada khalayak luas. Pramoedya Ananta Toer tepatnya, sastrawan itu. Beliau berkata, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
 Seperti yang Pram katakan, menulis adalah proses bekerja untuk keabadian. Orang sepintar dan visioner, akan sulit diingat, jika karya-karyanya tidak disebarluaskan pada khalayak luas. Pram menulis dari balik jeruji penjara, lalu tulisannya pun disebarluaskan hingga menjadi mahakarya. Jika saat di pengasingan, Pram tidak menuliskan keluh kesahnya atas bangsa Indonesia, sudah pasti Pram tidak akan menjadi seterkenal saat ini. Tidak akan kita temukan Tetralogi Bumi Manusia yang fenomenal, yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Dengan menulis, kita telah menyumbang satu cerita yang siapa tahu dapat bermanfaat di kemudian hari, dan menjadi catatan sejarah.
2. Menulis Menghilangkan Stress
Percaya atau tidak, menulis bisa menjadi salah satu terapi terbaik terhadap masalah-masalah unik yang tidak membutuhkan obat khusus. Habibie, saat ditinggal Ainun misalnya, ternyata obat yang paling ampuh adalah menuliskan kisah beliau sendiri, bukan obat yang mahal kan?
Kamu punya masalah? Pasti, coba sederhanakan saja dengan menulis beberapa kata yang panjang. Baca ulang, geli? biasa. Justru tulisan yang jelek inilah yang bisa menjadi obat.

Kirimkan Komentar yang membangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar