Kamis, 26 Mei 2016

Berpeling Dari Peringatan Allah

Pembaca yang budimana, Allah SWT telah memerintahkan kita untuk beriman, bertaqwa, dan berihtiar dalam hidup dan kehidupan kita, kita tidak boleh ragu sedikitpun tentang rahmat Allah, Perintah Allah, Peringatan Allah dan bahkan ancaman Allah,  kita belum pantas dikatakan beriman ketika kita meragukan salah satu dari perintah Allah misalnya tentang "Berhukumlah dengan hukum Allah" jadi hukum yang kita terapkan dalam kehidupan ini hukum buatan kita sendiri atau hukum dari Allah SWT.  karena banyak dari kita kaum muslimin yang menganggap bahwa hukum Allah itu tidak layak untuk manusia, nah kalau begitu yang menciptakan kita siapa?  pertanyaan ini haru kita jawab dengan jujur, apakah ada ayat-ayat Allah yang kita ingkari, bagaimana dengan hukuman bagi pencuri yang sudah jelas dari Rasul kita Muhammad SAW, bahwa hukum potong tangan bagi pencuri, jika kadar yang dicuri sampai pada kadarnya.  masih kita tidak mau mematuhi hadis tetang potong tangan.  Kemudian hukuman bagi pezina, dirajam bagi yang sudah kawain, dan didera(cambuk)  untuk yang belum kawin. apakah ketika kita tidak mengikuti tentang hukuman itu kita masih beriman? tidak saudara.   
Keimanan itu adalah percaya sepenuhnya tentang adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, hari akhir, kadha dan kadhar (baik Buruknya Dari Allah).  iman tak sekedar tauhid, akhlak, sedekah, amal baik tapi juga terkai dengan aturan hidup kita harus memakai aturan dari Allah.  misalnya dalam Berekonomi harus ekonomi islam bukan kapitalisme, pemerintahan islam bukan pemerintahan sekuler, pendidikan islam bukan pendidikan sekuleris kapitalis, sosial islam bukan sosial hedonisme, budaya islam bukan budaya borjuis hedonistik, hukum islam bukan hukum barat atau hukum buatan penjajah yang nota bene menyengsarakan rakyat.  keluarga islam, masyarakat islami dsb.  
Bagi kita sebagai muslim sejati sebaiknya dan seharusnya yang kita kaji adalah persoalan muamalah, hubungan manusia dengan dirinya dan hubungan manusia dengan manusia lainnya karena terkait dengan boleh tidaknya hubungan itu, misalnya cara berpakaian, cara makan, minum, apakah sesuai denga aturan Allah atau tidak, hubungan dengan manusia lain apakah sudah sesuai dengan Alquran dan Assunnah, atau tidak.  Dalam hubungan kita dengan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar