Rabu, 16 November 2016

Pengertian Statistik


Statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu. Contoh : a.Statistik penduduk adalah kumpulan angka-angka yang berkaitan dengan masalah penduduk.

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggrisstatistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain:populasisampelunit sampel, dan probabilitas.

Datum adalah catatan keterangan atau informasi yang diperoleh dari sebuah peneliatian. Dalam matematika,datum dapat berbentuk bilangan, lambang, sifat atau keadaan dari objek yang sedang di teliti. Datum-datumyang telah tersebut disebut data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Pengertian populasi dalam biologi adalah sekelompok individu sejenis yang hidup bersama-sama dalam sebuah lingkungan / wilayah tertentu dan memiliki kemampuan untuk bereproduksi

Sampel (bahasa inggris: sample) merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.

1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Data kuantitatif terbagi atas dua bagian, yaitu data cacahan dan data ukuran. 

a) Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh dengan cara membilang. Misalnya, data tentang banyak anak dalam keluarga. 
b) Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur. Misalnya, data tentang ukuran tinggi badan murid. 

2) Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk bilangan. Data kualitatif berupa ciri, sifat, atau gambaran dari kualitas objek. Data seperti ini disebut atribut. Sebagai contoh, data mengenai kualitas pelayanan, yaitu baik, sedang, dan kurang. Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah melakukan wawancara, mengisi lembar pertanyaan (questionery), melakukan pengamatan (observasi), atau menggunakan data yang sudah ada, misalnya rataan hitung nilai rapor.


Pengertian Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Pengertian Observasi dalam Arti Sempit adalah mengamati secara langsung terhadap gejala yang ingin diselidiki.

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dariwawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang tua/ anak yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 2010: 72). Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang diajukan


koleksi/ko·lek·si/ /koléksi/ n 1 kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan, dan sebagainya) yang sering dikaitkan dengan minat atau hobi objek (yang lengkap); 2 kumpulan yang berhubungan dengan studi penelitian; 3 cara dan sebagainya mengumpulkan gambar, benda bersejarah, lukisan, objek penelitian, dan sebagainya;
-- acuan koleksi rujukan; 
-- rujukan koleksi buku yang tidak boleh dipinjam ke luar perpustakaan; 
-- tandon 1 bahan pustaka yang jarang digunakan, disimpan di lemari tertutup, tetapi dapat dipinjam jika diperlukan; 2 bahan pustaka yang banyak diminta karena merupakan bacaan wajib (pada perpustakaan perguruan tinggi), disimpan di tempat khusus dan hanya dapat dibaca di tempat atau dapat dipinjam untuk jangka waktu pendek;

mengoleksi/me·ngo·lek·si/ v mengumpulkan (menjadi satu); menjadikan barang-barang sebagai koleksi

Salakan, November 2016

Minggu, 13 November 2016

PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI GURU EFEKTIF


GURU EFEKTIF
Guru efektif adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik untuk belajar dan meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran diri peserta didik, bukan karena takut pada gurunya. Istilah guru yang baik dulu lebih banyak digunakan. Tetapi kini istilah guru efektif yang sering kali digunakan karena sifatnya lebih terukur. Bila menggunakan istilah guru yang baik maka sifatnya sebagai kemampuan personal guru dalam melakssanakan proses pembelajaran dan pengajaran Guru efektif (effective teacher) mempunyai seperangkat karakter dan ciri tertentu untuk menggambarkan guru propesional, guru professional dituntut untuk memiliki  kopetensi sebagai berikut :
a.      Guru mempunyai komitmen pada siswa dalam memproses belajarnya.
Ini berarti komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswa
b.     Guru menguasai secara mendalam bahan atau materi pelajaran yang di
ajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para peserta didik. Bagi
guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat di pisahkan.
c.      Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar sisiwa melalui
berbagai teknik efaluasi mulai pengamatan sampai teshasil belajar
d.     Guru mampu berpikir yang sistematis tentang apa yang dilakukannya
dan belajar dari pengalamannya
e.      Guru seyokyanya adalah bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya
Apabila guru memiliki kelima kompetensi tersebut maka guru tersebut
dapat dikatakan sebagai guru yang telah menjalankan tugasnya secara
professional terutama berkaitan dengan tenaga fungsional. Dengan lima karakter tersebut maka memiliki harapan yang tinggi dalam meningkatkan mutu dan hasil belajar siiwa. Dan harapan yang tinggi ini dapat dilihat dari semangat dan kinerja dalam menjalankan tugasnya.
Ada beberapa hal yang seharusnya selalu menjadi cerminan para guru, yaitu senantiasa untuk tidak lupa memberikan pendidikan, bukan hanya sekedar memberikan pengajaran. Seringkali masalah mendidik kadang terlupakan oleh sebagian guru, karena mayoritas yang tercermin saat kegiatan belajar mengajar guru hanya mengajar dan terpaku pada materi kurikulum.

Ciri-ciri Guru Efektif:

1.     Berpandangan luas tentang dunia pengajaran yang bermuara pada proses pemanusiaan manusia. Memiliki rasa humor, empatik pada siswa, jujur, fleksibel, demokratik, berinteraksi secara ilmiah, mudah bergaul dengan siswa. Memiliki kelas yang senantiasa terbuka dan dapat menumbuhkan kepercayaan siswa.

2.     Memiliki rasa percaya diri dan mempercayai orang lain.

3.     Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam bidangnya. Respek pada pengetahuan, selalu mendorong siswa agar selalu belajar agar mereka memiliki kekuatan, semangat, kebahagiaan, dan produktif.

4.     Mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengembangkan interaksi untuk memaknai pendapat.

5.     Memahami kapasitas peserta didik dalam menerima informasi dengan memberikan informasi sesuai dengan kapasitas peserta didik.
6.     Menjelaskan dan memberi ilustrasi sebuah konsep secara abstrak maupun dengan contoh nyata.
7.     Mengajar secara urut dan runtut yang meliputi semua aspek yang harus diajarkan.
8.     Mengudang pendapat peserta didik dengan pertanyaan yang kritis, tetapi bertanya dengan suasana rileks.

9.     Menggunakan berbagai metode pembelajaran.
10.                       Mengantisipasi apa yang akan terjadi di kelas.
11.                       Mengenal perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan aktivitas yang sedang berlangsung di kelas.
12.                       Memiliki kepekaan atas kebutuhan peserta didik dan mampu menasehati dengan tepat.

13.                       Tahu bagaimana cara mencapai tujuan kelas.

14.                       Tenag dalam menghadapi masalah.
15.                       Menghindari perilaku marah yang berlebihan.
16.              Memanfaatkan ruangan kelas secara optimal dalam mengajar tidak hanya berdiri di depan kelas saja.
17.                       Lebih menekankan apresiasi daripada hukuman dalam mendisiplinkan murid.

Kamis, 10 November 2016

Ngaji yuk…


Pernah nggak merasa bete, nggak bersemangat, males beribadah dan sejenisnya, mungkin nggak cuma pernah ngalami tapi juga sering terjadi. Itulah ketika kondisi ruhiyah kering kerontang (emang sumur he..he..) alias futur. Udah dikasih minum belum?? Loh koq..? Beneran nich, ruhiyah butuh makan/minum, cuman bedanya bukan minum air atau makan nasi. Jika kita tidak memenuhi kebutuhan ruhiyah, berarti sama artinya kita mendzolimi diri kita sendiri. Why?? 
Hak diri kita yang harus kita penuhi adalah hak terhadap jasmaniah, fikriyah, dan ruhiyah. Hak terhadap jasmani bisa kita penuhi dengan makan dan minum. Hak fikriyah bisa kita penuhi dengan belajar, sedangkan hak ruhiyah bisa kita penuhi dengan mendekatkan diri kepada Allah. Makanan ruhiyah bisa kita dapatkan di majelis-majelis Allah(majelis yang disitu banyak disebut nama Allah), misalnya kajian-kajian Islam atau forum-forum halaqah. Forum-forum seperti itu juga diibaratkan sebagai pom bensin sebagai tempat beli bensin setelah lama berkendaraan atau charger hanphone setelah baterainya lowbat. Begitu pula dengan diri kita yang sehari-hari banyak disibukkan oleh berbagai aktifitas, ada aktifitas rumahtangga, kuliah, kerja, dakwah, dll yang semuanya itu membutuhkan supply tenaga dan semangat baru ketika habis terpakai. Udah nyambung belom dari tadi..🙂
Ngaji…yang dimaksud disini bukan sekedar baca Al Qur’an saja lho.. mungkin masih banyak orang yang mendefinisikan seperti itu. Tapi yang dimaksud ngaji disini lebih luas lagi. Disitu kita bisa mengkaji/mempelajari Islam, Al Qur’an, fiqih ibadah, aqidah, dll. Kita sebagai seorang muslim tentunya gak hanya berlabel Islam saja kan. Tapi Islam menjadi pedoman/jalan hidup kita. Bagaimana mau melaksanakan ajaran Islam jika kita tidak mempelajarinya? Bagaimana kita mau diterima ibadah kita jika tidak tahu bagaimana ibadah yang benar. Bagaimana mau disebut sebagai orang muslim jika lebih tahu kisahnya para selebritis daripada syirah para nabi dan sahabat.
Banyak cara yang bisa kita tempuh untuk mempelajarinya. Bisa dengan membaca buku-buku Islam atau kalo orang IT biasanya lebih suka baca di internet, udah banyak situs-situs Islam yang bisa kita jadikan tempat belajar. Tapi untuk cara ini kurang interaktif, belajarnya hanya searah. Bisa juga dengan mendengarkan kajian lewat radio/TV, orang-orang ‘sibuker’ bisa meluangkan waktunya untuk itu sambil melepas lelah, cuman yang ini juga tidak interaktif dan sekarang di TV pun acara-acara kajian semacam ini semakin sedikit.
Cara lain yakni dengan mengikuti kajian-kajian Islam yang biasa diadakan di masjid atau mushola, di kampus-kampus, dan saat ini tidak jarang pula kantor-kantor atau instansi yang mengadakan kajian rutin.Yang ini lebih interaktif karena ada sesi tanya jawab meskipun terbatas. Jadi jika di tempat kerja atau kuliah anda sudah ada majelis-majelis seperti itu ikutilah dengan rajin dan hidupkanlah biar semarak, minimal 1 minggu sekali. Jika belum ada, maka anda bisa mulai merintisnya. Jika kesulitan, sekarang kan udah banyak lembaga-lembaga dakwah yang bisa membantu mengadakan pengajian di kantor/instansi. Ayo.. warnai lingkungan kita dengan nilai-nilai Islam dan… “Sesungguhnya jika sesorang mendapat hidayah dengan perantaramu maka itu lebih baik dari dunia seisinya”
Cara lain dengan membentuk halaqah(lingkaran), disitu kita bisa saling belajar dan tentunya harus ada yang membimbing. Cara ini lebih interaktif karena kita bisa lebih leluasa untuk sharing dan diskusi. Selain itu kita bisa mempererat ukhuwah dengan saudara-saudara kita dan bisa diadakan rutin sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama. Materi dan bentuk acaranya pun bisa bervariasi, kadang bisa diselingi dengan rihlah(jalan-jalan), riyadhoh(olah raga), makan-makan, dsb.
Banyak lho manfaat yang bisa kita dapatkan dari majelis-majelis seperti itu. Ada 4 nikmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka menghadiri majelis-majelis Allah. Yang pertama, akan merasakan ketentraman dunia dan akhirat. Yang kedua, Allah akan mengaruniakan rahmat kepada diri kita. Yang ketiga, mendapat respon dari malaikat, yaitu malaikat memohonkan ampun bagi yang hadir di majelis itu dan mencatat pahala mereka. Yang keempat, akan mendapat rekomendasi Allah, yaitu mendapat naungan dari Allah di akhir jaman nanti ketika tidak ada naungan selain naungan dari Allah.
Ada lagi nih, kita bisa menjadi kebanggan Allah di hadapan para malaikatnya, seperti dalam hadist Rasulullah, “….Ketika beliau keluar tiba-tiba beliau dapatkan para sahabat duduk dalam halaqah (lingkaran). Beliau bertanya, “Apakah yang mendorong kalian duduk seperti ini?”. Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir dan memuji Allah atas hidayah yang Allah berikan sehingga kami memeluk Islam.” Maka Rasulullah bertanya, “Demi Allah, kalian tidak duduk melainkan untuk itu?” Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak duduk kecuali untuk itu.” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya saya bertanya bukan karena ragu-ragu, tetapi Jibril datang kepadaku, memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan para malaikat. (Potongan HR.Muslim, dari Abu Sa’id, dan Mu’awiyah)
Subhanallah, begitu semangatnya para sahabat Rasulullah dalam mengaji. Apakah kita tidak merasa iri kepada mereka yang dibanggakan Allah di hadapan para malaikat. Ternyata ngaji itu asyik lho.. gak percaya ?? Buktikan sendiri !! Ini ada petikan dari bukunya Salim A.Fillah “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” (koq gak nyambung ya, baca aja bukunya biar nyambung he..he.. ) tentang gambaran sebuah halaqah.
Di tempat inilah disambung keteladanan sejarah. Di forum seperti yang dicontohkan para sahabat di atas, para ghuraba (orang-orang terasing) masa kini mewujudkan sabada Nabi bahwa mu’min itu cermin bagi mu’min yang lain. Mereka saling bercermin diri, tentang shalat malam dan puasa sunnahnya. Semangatnya tergugah mendengar yang lain menyalip amal-amalnya.
Mereka saling menyebutkan kabar gembira sampai semua merasa bahagia mendengar salah seorang sahabatnya mendapat nilai A. Mereka saling berbagi agar masalah tak terasa sendiri dihadapi. Ada yang bercerita tentang amanah-amanah dakwahnya yang katanya semakin mengasyikkan, atau semakin menantang. Yang berkeluasan rizki membawakan pisang goreng yang tadi pagi dibuat ibunya atau mangga yang dipetik dari halaman rumahnya.
Sesekali mereka ganti setting forumnya, dengan mabid (menginap) agar bisa lebih panjang bercengkerama. Lalu mereka dirikan Qiyamullail bersama. Pernah juga mereka rihlah (berwisata). Mereka bertemu di tempat rekreasi yang sepi, mengingat Ilahi dan mengagumi ciptaanNya. Mereka berdiskusi disaksikan air terjun, punggung bukit bercemara, hutan berlembah yang menawan, atau pasir pantai memutih diterpa gelombang.
Tentu saja yang jauh lebih utama, mereka mengingat Allah dalam sebuah kumpulan, agar Allah mengingat mereka dalam kumpulan yang lebih baik. Mereka baca kitabullah, mereka kupas isinya, mereka dapati bahwa Al Qur’an menyuruh mereka bersaudara dalam cinta dan mentauhidkan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Tidak ada tekad ketika bubar dan saling bersalaman mendoakan, selain agar yang mereka bahas menjadi amal kenyataan.
“Tidaklah suatu kaum berjumpa di suatu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitabullah, dan mempelajari di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi majelisnya, Malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka dengan bangga di depan malaikat-malaikat yang ada di sisi-Nya” (HR.Muslim, dari Abu Hurairah)
Di sana kita bisa jumpai wajah saudara yang jenaka, yang pendiam, dan yang tampak lelah karena banyak amanah. Tapi Subhanallah…ini adalah cahaya yang bergetar di antara mereka. Ia bergetar untuk menjadi refleksi jiwa, percepatan perbaikan diri dan perbaikan ummat dalam medium atmosfer cinta. Maka tepatlah jika forum seperti ini disebut sebagai Getar Cahaya di Atmosfer Cinta.
Bahkan ketika suatu waktu anda yang belum pernah mengikuti forum ini tidak sengaja menemui mereka sedang ada di masjid kampus atau masjid kampung, mushola sekolah atau rumah seorang ustadz , lalu anda bergabung dengan niat serta keperluan yang lain atau mungkin kerena iseng saja, Insya Allah anda tidakkan kecewa.
“… Seorang malaikat berkata, “Rabbi di majelis itu ada orang yang bukan dari golongan majelis itu. Allah berfirman, “Mereka adalah ahli majelis yang tiada akan kecewa siapa pun yang duduk mem-bersamainya!” (Potongan hadits Mutaffaq ‘Alaih, dari Abu Hurairah, lihat Riyadhush Shalihin Bab Keutamaan Lingkaran Majelis Dikir)
Maka demi Allah, apa yang anda tunggu? Perkenalkan diri anda pada mereka sejelas-jelasnya. Katakan, anda ingin bergabung dengan pertemuan pekanan mereka. Kalau majelis itu sudah terlalu sesak, lalu efektifitasnya drop, pengasuh majelis itu Insya Allah akan mencarikan majelis lain yang indah untuk anda. Kalau di kampus anda ada kegiatan bernama Mentoring maka bergabunglah. Setelah itu, bisa jadi Allah akan menguji anda, mungkin dengan perasaan bawah majelis ini tidak seperti yang anda harapkan, maka bersabarlah…
Mungkin kadang kita tak merasakan nimatnya majelis kebersamaan ini. Padahal orang lain akan melihat kita berubah dan semakin buruk saat kita berhenti menghadirinya untuk waktu yang cukup lama. Memang, ia hanya sepekan sekali. Tetapi bagaimanapun kita tahu, majelis ini adalah majelis ‘ilmu dan dikir yang tak berhenti sampai bubarnya lingkaran. Ketika mereka menutup pertemuan dan pergi untuk keperluan masing-masing, lingkaran itu hanya melebar. Ia melebar seluas aktivitas mereka.

Itu tadi cuplikannya, seru kan.. Jadi..tunggu apa lagi ?? Kita ngaji yuk…!! Ngaji bukan hanya buat yang muda atau pelajar/mahasiswa saja, tapi kita semuanya butuh kan? Bukankah menuntut ilmu itu sejak dalam kandungan sampai ke liang lahat, jadi tak ada batasan usia juga untuk belajar Islam, selama hayat masih di kandung badan, cie…🙂 Mahasiswa pun gak hanya mahasiswa baru saja (biasanya disebut mentoring) tetapi mahasiswa lama pun ngajinya harus tetep jalan. Bahkan ketika dah lulus dan kerja harusnya juga tetep jalan. Mungkin ada yang bilang tidak ada waktu untuk ngaji karena sibuk kuliah atau kerja. Apa benar begitu? Kalo nonton TV atau nonton bola bisa berjam-jam, kenapa ngaji yang hanya 2 jam saja nggak sempat? Dan satu lagi, waktu yang kita pake untuk ngaji bukanlah waktu sisa, tapi memang harus kita luangkan. Jadi bukan hanya jika sempat saja kita ngaji, tapi sempat gak sempat harus kita luangkan, minimal seminggu sekali lah.
Bingung cari kelompok/halaqah? Cobalah dulu ikut kajian2 rutin yang diadakan di masjid-masjid, kampus-kampus atau mungkin juga kantor-kantor. Insya Allah jika anda punya niat ikhlas dan punya komitme, Allah akan memberi kemudahan, bisa jadi anda akan menemukan sebuah halaqah yang menyejukkan atau bisa juga kita merintisnya sendiri.
Wallahu ‘alam bishowab

Syahid cita kami tertinggi


Jihad jalan kami, 

Allahu goyatuna (Allah tujuan kami), Muhammad qudwatuna (Muhammad tauladan kami), Al Quran dusturuna (Al Qur’an penuntun kami), Jihad sabiluna (Jihad jalan kami), Syahid asma ’amalina(Syahid cita kami tertinggi).
Itu adalah lima semboyan kaum muslimin yang perlu kita segarkan kembali. Banyak orang yang ragu-ragu atau tidak berani mengaplikasikannya terutama untuk dua point terakhir. Hanya menjadi muslim yang duduk, bukan menjadi muslim pejuang.
Ada seorang akh yang punya cita-cita seperti Khalid bin Walid. Dia ingin jika suatu saat nanti Allah memanggilnya, dia tidak sedang berada di atas tempat tidur atau di rumah sakit karena sakit, tetapi ketika sedang menjalankan amanah dakwah. Beranikah kita bercita-cita seperti itu? Tentu saja cita-cita butuh usaha biar ga sekedar mimpi…
Banyak orang yang memandang hidup ini sebuah perjalanan. Manusia-manusia yang berada di dalamnya adalah musafir. Ia hanya sebentar saja melewati fase dunia ini. Kepentingannya yang utama adalah mengumpulkan perbekalan untuk memudahkan perjalanan selanjutnya yang lebih panjang dan melelahkan. Demikian pula Islam memandang kehidupan. Dan Allah menegaskan perbekalan yang paling baik disiapkan adalah ketakwaan (QS. 2: 197). Pelaksanaan kelima semboyan tersebut menjadi parameter ketaqwaan seorang hamba. Kita pasti meyakini Allah sebagai Rabb. Kita tentu bersaksi Muhammad teladan kita. Kita jelas mengakui Al-Qur’an pedoman hidup kita. Namun apakah kita sudah menjadikan jihad sebagai komitmen harian kita dan syahid sebagai cita-cita tertinggi kita.
Jika kita tersadar dari tidur malam, kita belum memiliki orientasi seperti itu maka komitmen tersebut hanya sebatas semboyan.
Jihad sebagai jalan kehidupan menuntut sebuah komitmen perjuangan. Semakin besar keberpihakan kita kepada kehidupan yang bersih berarti semakin besar nilai jihad tersebut.
Apabila kondisi tersebut mengiringi semua kehidupan kita maka demikianlah jihad sebagai jalan kehidupan.
Sa’id Hawwa dalam bukunya, Membina Angkatan Mujahid, menuliskan bahwa peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhirnya adalah berperang di jalan Allah. Diantara keduanya terdapat jihad dengan pena, tangan, dan lisan berupa kta-kta yang benar di hadapan penguasa yang zalim.
Bagaimanakah kehiupan kita dengan komitmen jihad tersebut? Sudahkah kita mengupayakan kehidupan yang bersih untuk diri kita, keluarga kita? Sudahkah semua manah berupa jabatan kita tegakkan di atas komitmen kebenaran? Sudahkah emosi kemarahan kita tersulut diiringi dengan kebencian hati yang besar melihat semua konspirasi menghancurkan Islam. Jika belum darisinilah kita memulainya.
Imam Hasan Al Banna berkata, ”Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat. Ini merupakan kandungan dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, ”Barangsiapa mati, sedangkan ia belum pernah berperang atau berniat untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.
Dengan demikian jelas bagi kita bahwa jihad menjadi jalan kehidupan karena kedudukannya sebagai kewajiban. Allah SWT berfirman, ”Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad.” (QS.Al-Hajj:78). Semakin jelas bagi kita untuk memahami slogan abadi ”Jihad adalah jalan kami”
Jika itu semua kita terapkan dalam kehidupan, maka kematian kapanpun datangnya sekedar sebagai seremonial menyematkan gelar syahid untuk diri kita. Setelah itu tuntaslah cita-cita tertinggi yang kita idamkan.
Niatkan seluruh aktifitas kita sehari-hari sebagai jihad di jalan Allah, ketika belajar, kuliah, bekerja, dakwah, syuro’, menulis,, silaturahim, dll. Tanamkan diri kita untuk punya cita-cita syahid di jalan Allah.
Referensi: Majalah Al Izzah

Rabu, 09 November 2016

6 JANJI ALLAH BILA MELAKUKAN KEBAIKAN

Bismillahirrohmanirrohiim
Dalam diri kita sesungguhnya telah tertanam benih-benih kebaikan sejak lahir dan secara naluriah ada keinginan untuk berbuat kebaikan dan menjadi manusia yang baik.

Sebetulnya kebaikan yang kita lakukan adalah untuk diri sendiri seperti firmanNya: “Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan” (
QS 45 – Al Jaatsiyah : 15). 


Dan setiap kebaikan yang kita lakukan akan dibalas dengan kebaikan pula (QS 55 – Ar Rahmaan : 60)

Perbuatan baik yang dimaksud adalah perbuatan baik yang dilakukan dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT untuk mencari dan mendapat ridhoNya. Kita diperintahkan untuk mengabdi/menyembah kepada Allah sesuai firmanNya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu” (
QS 51 – Adz Dzaariyaat : 56)

MANFAAT MELAKUKAN KEBAIKAN

Bila kita melakukan kebaikan-kebaikan maka Allah memberikan ganjaran yang luar biasa kepada kita. Ada sekurang-kurangnya 6 janji Allah kepada hambaNya yang bertaqwa dalam rangka mendapat ridho Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan. 

#1 – Allah akan memberikan balasan berupa hikmah dan ilmu
. Hikmah di sini diartikan sebagai kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah. Hikmah ini diberikan Allah tanpa memandang umur asal dia berbuat kebaikan. Maka sangat penting untuk mengajarkan kebaikan kepada anak sejak dini. Ini dapat disimpulkan dari Surat dan Ayat Al Qur’an sebagai berikut:
QS 12  - Yusuf : 22, QS 28 – Al Qashash : 14, QS 2 – Al Baqarah: 269 dan QS 19 – Maryam : 12

#2 – Allah akan memberikan petunjuk dan rahmat 
berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hikmah. Hindari pengrusakan dimuka bumi dan banyak berdoa kepadaNya dengan penuh harap.
QS 31 - Luqman : 1-3, QS 7 – Al A’raaf : 56

#3 - Allah akan menghapuskan kesalahan kita.
“...... Sesungguhnya  perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” ~ QS 11 - Huud : 114 ~

#4 – Allah akan memberikan balasan di dunia dan di akhirat yang baik-baik. Di dunia mendapat pahala dan di akhirat ditempatkan di surga yang kekal bila melakukan kebaikan dan sabar.
QS 3 – Ali Imran : 148, QS 5 – Al Maa-idah : 84-85, QS 11 – Huud : 115

#5 – Allah akan mengabadikan jasa kita untuk dijadikan contoh oleh orang-orang kemudian di dunia dan akhirat sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim yang merupakan motivasi untuk melakukan kebaikan yang besar
QS 37 – Ash Shaaffaat  : 108 – 110, QS 4 – An Nisaa: 125

#6 – Allah akan selalu berserta orang-orang yang berbuat baik dan bertaqwa padaNya
QS 29 – Al’Ankabuut : 69, QS 16 – An Nahl : 128

Luar biasa bukan? Nah marilah kita mengisi kegiatan keseharian kita dengan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Rencanakan kebaikan yang akan kita lakukan untuk hari ini dan dan hari esok. Kebaikan yang konsisten makin baik. Ayo kita mulai hari ini, dan lakukan itu karena Lillahi ta’ala ....

Semoga bermanfaat .... Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Hari ini Satu Kebaikan Minimal Dibalas 10 Kebaikan

Melakukan yang terbaik, melakukan kebaikan, Setiap kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba bukan hanya dibalas satu kebaikan semisal, namun karena kemurahan Allah dibalas dengan 10 kebaikan bahkan bisa berlipat hingga 700 kalinya. Bahkan jika hanya bertekad untuk melakukan amalan baik namun ada halangan, itu pun bisa dicatat sebagai satu kebaikan.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « يَقُولُ اللَّهُ إِذَا أَرَادَ عَبْدِى أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً فَلاَ تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ حَتَّى يَعْمَلَهَا ، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا بِمِثْلِهَا وَإِنْ تَرَكَهَا مِنْ أَجْلِى فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً ، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةٍ »
Dari Abu Hurairah,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Jika hamba-Ku bertekad melakukan kejelekan, janganlah dicatat hingga ia melakukannya. Jika ia melakukan kejelekan tersebut, maka catatlah satu kejelekan yang semisal. Jika ia meninggalkan kejelekan tersebut karena-Ku, maka catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia bertekad melakukan satu kebaikan, maka catatlah untuknya satu kebaikan. Jika ia melakukan kebaikan tersebut, maka catatlah baginya sepuluh kebaikan yang semisal  hingga 700 kali lipat.” (HR. Bukhari no. 7062 dan Muslim no. 129).

Penjelasan:

Hadits ini adalah hadits qudsi (maknanya dari Allah dan lafazhnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Hadits ini berisi faedah mengenai perbuatan hamba. Hadits ini dikuatkan dengan firman Allah Ta’ala,
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al An’am: 160).

Beberapa faedah dari hadits di atas:

1. Penetapan bahwa Allah itu berbicara karena disebutkan dalam hadits: يَقُولُ اللَّهُ (Allah berfirman).
2. Penetapan adanya ubudiyah (peribadatan) khusus yaitu ubudiyah yang dilakukan oleh orang beriman.
3. Hadits di atas merupakan sanggahan bagi Jabariyah yang menyatakan bahwa manusia itu dipaksa oleh Allah dalam berbuat. Dalam hadits ini jelas dinyatakan bahwa manusia itu punya kehendak dan amalan dari dirinya sendiri.
4. Balasan amalan hamba dihitung dengan bilangan.
5. Allah mewakilkan pada malaikat untuk mencatat kebaikan dan kejelekan. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam ayat,
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ (9) وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ (10) كِرَامًا كَاتِبِينَ (11) يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ (12)
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Infithar: 10-12).
6. Hadits ini menunjukkan bahwa malaikat itu mengetahui setiap amalan hamba sampai pun kehendak (tekad atau niat) mereka di dalam hati.
7. Siapa yang bertekad melakukan kebaikan, namun tidak bisa ia amalkan, maka malaikat akan mencatat satu kebaikan untuknya.
8. Jika seorang hamba melakukan suatu amal kebaikan yang telah ia niatkan, maka dicatat untuknya 10 kebaikan hingga bisa berlipat hingga 700 kali.
9. Jika seorang hamba bertekad melakukan kejelekan lantas tidak jadi dilaksanakan karena Allah, maka dicatat baginya satu kebaikan.
10. Jika meninggalkan kejelekan bukan karena Allah namun karena kurang semangatnya atau karena tidak mampunya dia saat itu, maka tidak dicatat untuknya kebaikan dan tidak pula kejelekan.
11. Jika seorang hamba melaksanakan suatu kejelekan maka dicatat baginya satu kejelekan saja.
12. Balasan Allah bagi yang berbuat kebaikan adalah atas dasar fadhl (pemberian karunia) dan balasan-Nya bagi yang berbuat kejelekan adalah atas dasar ‘adl (keadilan).
13. Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk mencatat apa yang hamba lakukan dan apa yang ditinggalkan.
14. Hadits ini menunjukkan dorongan untuk melakukan amalan kebaikan dan meninggalkan kejelekan.
15. Yang dimaksud kebaikan adalah setiap yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan baik dengan perintah wajib maupun sunnah. Sedangkan kejelekan adalah setiap yang Allah dan Rasul-Nya larang baik berupa dosa kecil maupun dosa besar.
16. Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Semoga Allah memberikan taufik pada kita untuk berilmu dan beramal sholih.

(*) Faedah tauhid di sini adalah kumpulan dari faedah pelajaran tauhid bersama Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok hafizhohullah. Beliau seorang ulama senior yang sangat pakar dalam akidah. Beliau menyampaikan pelajaran ini saat dauroh musim panas di kota Riyadh di Masjid Ibnu Taimiyah Suwaidi (29 Rajab 1433 H). Pembahasan tauhid tersebut diambil dari kitab Shahih Bukhari yang disusun ulan oleh Az Zubaidi dalam Kitab At Tauhid min At Tajriid Ash Shoriih li Ahaadits Al Jaami’ Ash Shohih.
 @ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 10 Sya’ban 1433 H

Selasa, 08 November 2016

SPLDV


Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linier



1.     Diketahui x1 dan y1 memenuhi persamaan
2x – 3y = 7  dan 3x – 4y = 9
Nilai x1 + y1 = ….
            A.    – 4
            B.    – 2
            C.    – 1
            D.    3
            E.    4
(UN 2012)
Jawab A
Pembahasan :
2x – 3y = 7  | 3|  6x – 9y = 21
3x – 4y = 9  | 2|  6x – 8y = 18  -
                                       y = - 3
      2x – 3y = 7 
      2x – 3.(-3) = 7
      2x + 9 = 7
             2x = - 2
               x = - 1 
      Jadi x1 + y1 = ( - 1 ) + ( - 3 ) = - 4



2.     Harga 2 koper dan 5 tas adalah Rp. 600.000,00 sedangkan harga 3 koper dan 2 tas adalah Rp 570.000,00. Harga sebuah koper dan 2 tas adalah ….
            A.    Rp. 240.000,00
            B.    Rp. 270.000,00
            C.    Rp. 330.000,00
            D.    Rp. 390.000,00
            E.    Rp. 400.000,00
      (UN 2010)
Jawab : B
Pembahasan :
Misal koper = K ; Tas = T
2 K + 5 T = 600.000 ...(1)
3K + 2T = 570.000 …(.2)
Dari (1) dan (2)
2 K+5 T= 600.000 x 3 ⇒ 6K + 15 T = 1800.000
3K +2T = 570.000 x 2 ⇒ 6K +   4 T = 1140.000
   11T = 660.000
       T = 60.000
2 K + 5 T = 600.000
2K = 600.000 – 5 T
2K = 600.000 – 5. 60.000
 2K = 300.000
   K = 150.000
Maka harga sebuah koper dan 2 tas adalah: K + 2 T = 150.000 + (2 x 60.000)
             = Rp. 270.000,-



3.     Nilai yang memenuhi sistem persamaan 
   adalah .......

 
 Pembahasan :

Soal Ulangan Harian kelas XMM SMKN 1 Tinangkung