Rabu, 10 Desember 2014

lanjutan

inta akan indah jika berpondasikan dengan kasih sang pencipta. Karena sesungguhnya Cinta berasal dari-Nya Dan cinta yg paling utama adalah cinta kepada Yang Kuasa.
Cinta adalah suatu cara aku bercerita tentang dirimu, menatap kepergian mu dan caraku untuk tetap tersenyum, ketika menatap indah wajahmu
Hadirmu seperti hujan yang membasahi bumi, dan kamu membasahi aku dengan cinta, dan kasih sayangmu
Beribu-ribu hal yang dapat membuatku berpikir untuk pergi tinggalkanmu, namun hanya ada satu kata yang mampu membuatku tetap disini. Aku Cinta Kamu
Suatu saat aku pernah menjatuhkan setetes air mata di selat Sunda. Dan saat aku bisa menemukannya kembali, maka saat itulah aku akan berhenti mencintaimu
Bagi aku, dalam hidup ini, hidup hanya sekali, cinta sekali dan matipun juga sekali. Maka tak ada yang namanya mendua
Jangan takut mencinta, hanya karena pernah terluka. Cinta sejati tak datang begitu saja, tapi melalui proses sedih dan tawa bersama
Saat kau jatuh cinta, maka jangan berjanji tidak akan saling menyakiti, tapi berjanjilah tuk terus bertahan, walau salah satu tersakiti

ROMANTI

Aku tidak akan pernah menjajikan untuk sebuah perasaan, tapi aku bisa menjanjikan untuk sebuah kesetiaan
Cinta yang sebenarnya tidak buta, cinta yaitu adalah hal yang murni, luhur serta diharapkan. Yang buta itu jika cinta itu menguasai dirimu tanpa adanya suatu pertimbangan.
Jika kau belum bisa memutuskan untuk tetap bertahan dengan perasaan itu, maka bersabarlah, karena cinta yang akan membuatmu kuat.
Cinta sejati itu selalu memberi dan tak pernah mengharap untuk kembali, dan jika ada yang berharap untuk dibalas berarti itu bukan cinta sejati.
Seringkali cinta membuat kamu terluka dan sakit, namun ucapkan terimakasih pada cinta, karena dengan cinta yang  akan membuat  kamu berfikir dewasa dan  menciptakan bahagia
Cinta yang tulus akan tumbuh dengan indah, sama seperti cerita cinta yang kita alami saat ini, semoga bahagia itu selalu hadir untuk kita.

renungan

Renungan Anak untuk Orang Tua

Terkadang tanpa sadar kita melupakan begitu saja  sikap, perbuatan  dan perlakuan kita kepada orang lain atau kepada saudara kita atau mungkin kepada  orang yang berjasa dalam  melahirkan  kita  di dunia ini yaitu  ibu dan  bapak kita. Terkadang kita memperlakukan  ibu kita ibarat seorang pembantu yang dengan entengnya tanpa dosa kita menyuruh  beliau untuk untuk melayani semua kebutuhan, mulai dari mencuci pakaian dan menyiapkan makan. Tanpa kita sadari kerkadang kita membentak dan marah kepada orang tua kita kalau apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan harapan kita pada itu adalah dosa besar.
Bapak dan ibu adalah dua sosok yang seharusnya kita muliakan, kita hormati dan kita perlakukan bak laksana seorang raja dan permaisurinya. Yang kita siap sedia membantu meringankan  beban hidupnya, meringankan pekerjaannya bukan malah sebaliknya kita membuat mereka seolah-olah tak berhenti bekerja. Dikala kita masih dikandungan mereka dengan ikhlas merawat kita, membawa kita kemanapun mereka pergi walupun dengan beban yang sangat berat. Belum lagi   ketika mau melahirkanpun  seorang ibu berjuang antara hidup dan mati untuk bisa melahirkan kita ke dunia ini
Setelah lahir dengan selamat kitapun disambut dengan riang gembira, tanpa merasakan lagi sakit yang amat sangat. Seolah-olah sakit yang baru saja ia rasakan sudah sembuh dengan kehadiran kita. Belum lagi kekhawatiran kedua orang tua kita ketika usia kita menginjak dewasa merekapun dengan susah payah mencarikan uang untuk menyekolahkan kita bila perlu mencarikan lembaga  pendidikan yang favorit atau yang bisa membuat kehidupan kita  lebih baik dari kehidupan yang sedang mereka jalani saat ini.
Bahkan untuk seorang anaknya seorang ibu atau ayah rela untuk mengorbankan semua harta bendanya dikala kita sakit atau  disaat kita membutuhkan  uang  untuk melanjutkan sekolah, mereka dengan rela menjual harta benda yang mereka miliki, agar anaknya bisa menjadi  sukses dan berhasil.
Begitu besar pengorbanan orang tua kepada kita tapi balasan bagi mereka  malah sebaliknya.  Benarlah  apa yang dikatakan   Peribahasa  “ air susu dibalas dengan air tuba”. Ayah dan ibu kita menyayangi kita sepenuh hati tapi kita menyanginya separoh hati.. Padahal kita bisa membalas budi kepada orang tua kita….?!  mana susu yang kita minum yang diberikan oleh ibu kita dengan ikhlas tanpa minta imbalan sedikitpun..?! mana bubur yang selalu kita makan setiap hari, mana baju yang kita pakai setiap hari, mana uang sekolah dan   uang  jajan yang kita pakai untuk kesenangan kita dan mana  ….(masih banyak lagi) yang seandainya bapak ibu kita minta imbalan itu tentu kita tidak bisa membalasnya walaupun dengan uang banyak sekalipun.
Salah satu bentuk kedurhakaan seorang anak terhadap orang tuanya yang sering dilakukan adalah dengan berkata-kata kasar. Padahal Ibu selalu melayaninya kebutuhan kita walau terkadang diluar  kemampuannya dengan  ridha dan ikhlas terhadap anak-anaknya meskipun mereka dalam keadaan sedang sakit.

Marilah dengan kegiatan perkemahan ini  kita tunjukan kemandirian kita, perubahan prilaku kita dari kekanak-kanakan, manja dan ketergantungan menuju pada kedewasaan, bertindak dan bertanggung jawab dan berguna bagi agama bangsa dan negara . ini sebagai pengharapan dari tiga orang tua
Bagi orang tua, anak merupakan harta yang paling bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Oleh karena itu, orang tua melakukan berbagai upaya untuk keberhasilan anak-anaknya, apapun yang dilakukan oleh orang tua pada ujungnya adalah untuk kebahagiaan anak-anaknya. Upaya orang tua untuk keberhasilan anak, mereka rela berkorban jiwa raganya untuk mencarikan biaya dan berdoa siang malam untuk keselamatan dan keberhasilan dambaan hatinya. Disinilah kita perlu memahami perjuangan yang mendalam terhadap pengorbanan orang tua. Dengan jalan perenungan pada saat dimana orang tua sedang beraktifitas dibawah teriknya matahari, dapat kita bayangkan “orang tuanya petani pasti disibukkan oleh ladang dan cangkulnya, guru disibukan oleh murid dan kenakalannya, pegawai pasti disibukkan oleh tugas dan dimarahi atasannya dan orang tuanya pedagang disibukan oleh barang perniagaan dan untung maupun kerugianya.
Jerih payah orang tua yang diperoleh dengan kerja keras tersebut dikirimkan untuk keperluan biaya sekolah, biaya untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan sering sebagian orang tua terpaksa menjual berbagai harta yang dimilikinya untuk mampu membiayai berbagai kebutuhan anaknya untuk melanjutkan pendidikan guna meningkatkan kualitas taraf hidupnya.
Sebagian orang tua tidak mengharapkan apapun dari perjuangan yang dilakukannya, tetapi hanya sebuah kebanggaan baginya karena sudah mampu mendidik anak-anaknya lebih sukses darinya. Walau sebagaian petani, jika anaknya sudah sarjana dan sukses, tetap menjadi petani dan pekerja bangunan pun juga seperti itu.
Oleh karena itu, perjuangan orang tua tentu tidak boleh disia-siakan, karena menyangkut dengan kesuksesan si anak. Orang tua selalu berupaya untuk mendorong anak-anaknya agar selalu sukses. Selain itu jangan sekedar mencari gelar sarjana jikalau tidak memiliki kualitas, tetapi harus menjadi sarjana berkualitas. Sebab selain mampu membahagiakan orang tua juga memberikan manfaat bagi diri sendiri.
Sesungguhnya jasa dan pengorbanan yang telah diberikan oleh kedua orang tua kita kepada kita hingga sekarang ini tidak terhitung banyaknya. Ibu yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya, kemudian melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawanya. Ketika kita masih bayi yang tak berdaya, tanpa merasa jijik mereka membersihkan kotoran-kotoran disaat kita pipis dan buang air besar, dengan rasa sabar mereka menghadapi kemarahan, rengekan, dan kenakalan kita serta dengan penuh kasih sayang mereka memberikan kita makan dan minum, dengan penuh cinta kita diberi pakaian dan pendidikan untuk masa depan kita.
Namun, mampukah kita untuk membalas segala pengorbanan yang telah mereka berikan?. Seandainya jika kita merasa kesal dengan mereka disaat mereka sudah tua yang menjadikan kelakuannya kembali seperti anak-anak, dan bahkan seandainya orang tua kita tidak berdaya untuk buang air sehingga kita yang membersihkannya kita mesti harus ingat kesabaran disaat mereka menghadapi dan merawat kita dengan penuh cinta dan harapan agar kita selamat dan panjang umur. Oleh karena itu hendaknya kita harus selalu berbakti pada orang tua kita dan senantiasa mendoakan mereka, agar segala dosa-dosanya yang mungkin pernah diperbuat baik sengaja ataupun tidak supaya mendapatkan ampunan dari Allah SWT.


Waktu kamu berumur 1 tahun

dia menyuapi dan memandikanmu…

sebagai balasannya…
<p>kau menangis sepanjang malam</p> <p>Waktu kamu berumur 2 tahun</p> <p>dia mengajarimu cara berjalan…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>kau kabur saat dia memanggilmu</p> <p>Waktu kamu berumur 4 tahun</p> <p>dia memberimu pensil untuk mewarnai…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>kau corat coret dinding rumah dan meja makan</p> <p>Waktu kamu berumur 7 tahun</p> <p>dia memberikanmu bola…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>kau lemparkan bola ke jendela tetangga</p> <p>Waktu kamu berumur 10 tahun</p> <p>dia mengantarkanmu ke mana saja,</p> <p>dari kolam renang sampai pesta ulang tahun…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>engkau bermain asyik dengan temanmu</p> <p>sampai tidak dengar panggilan orang tuamu…</p> <p>Waktu kamu berumur 13 tahun</p> <p>dia menyarankanmu untuk memotong rambut</p> <p>karena sudah waktunya…</p> <p>sebagai balasannya…</p> kau bilang “mama tidak tahu mode…” <p> </p> <p>Waktu engkau berumur 15 tahun</p> <p>dia pulang kerja ingin memelukmu…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>kau kunci pintu kamarmu</p> <p>Waktu engkau berumur 18 tahun</p> <p>dia menangis terharu ketika engkau lulus SMA…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>kau berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi</p> <p>Waktu engkau berumur 19 tahun</p> <p>dia membayar semua kuliahmu</p> <p>dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang</p> <p>biar nggak malu sama teman-teman</p> <p>karena orang tuamu jelek</p> <p>Waktu engkau berumur 20 tahun</p> <p>dia bertanya “Dari mana saja seharian ini?”</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>kau menjawab “Ah cerewet amat sih”</p> <p>mau tau urusan anak muda</p> <p>Waktu engkau berumur 25 tahun</p> <p>dia membantumu membiayai pernikahanmu…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>engkau pindah ke kota lain</p> menjauhi orang tuamu <p> </p> <p>Waktu engkau berumur 30 tahun</p> <p>dia memberimu nasehat</p> <p>bagaimana merawat bayimu…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>engkau katakan</p> “Sekarang zamannya sudah beda, Ma…” <p> </p> <p>Waktu engkau sudah jadi orang sukses</p> <p>dia menelponmu untuk diantar ke acara syukuran</p> <p>salah satu saudara dekatmu…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>engkau jawab “Aku sibuk sekali,</p> Banyak kerjaan kantor, Ma…” <p> </p> <p>Waktu engkau berumur 35 tahun</p> <p>dia sakit-sakitan sehingga</p> <p>memerlukan perawatanmu…</p> <p>sebagai balasannya…</p> <p>engkau baca tentang pengaruh negatif orang tua</p> yang numpang tinggal di rumah anaknya <p> </p> <p>Dan hingga SUATU HARI</p> <p>dia meninggal dunia dengan tenang…</p> <p>dan tiba-tiba engkau teringat semua</p> <p>yang belum pernah engkau lakukan…</p> <p>dan itu menghantam</p> HATIMU bagaikan pukulan QODAM <p> </p> <p>Maka…</p> <p>JIKA ORANG TUAMU MASIH ADA…</p> <p>BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN</p> <p>PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH</p> ENGKAU BERIKAN SELAMA INI

JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA…

INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA

YANG TELAH DIBERIKANNYA
<p>DENGAN TULUS IKHLAS KEPADAMU…</p> <p>DAN DOAKANLAH…</p> <p>MOHONKANLAH KEPADA ALLAH</p> AMPUNAN BAGI KEDUANYA

“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”

(QS. Al Israa’:24)

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”
(QS. Ibrahim:41)

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”
(QS. Nuh:28)


Cobalah katakan pada dirimu, cobalah renungkan.
Katakanlah…
Saya ada karena kehendak Allah , saya dilahirkan oleh ibu saya, saya dididik agar menjadi anak yang berguna bagi keluarga, orang tua saya selalu mendidik saya dengan KASIH SAYANG.
Orang tua mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Tak ada yang terlewatkan.

Marilah kita merenung…
Beberapa tahun lalu saat kita dikandung oleh orang tua, betapa bahagia mereka, mengharap anak yang akan lahir adalah anak yang berbakti dan selalu sayang kepadanya.
Tapi coba renungkan, apakah kita begitu?
Saat melahirkan kita, orang tua kita merasakan sakit yang amat sangat, menangis kesakitan, antara hidup dan mati.bahkan mungkin jika diberi pilihan oleh tuhan antara menyelamatkan nyawanya atau nyawa bayinya, pastilah ia akan memilih menyelamatkan bayiny, ibu memberikan kita asi waktu bay1, menahan derita menggendong kita seharian.
Tapi apa????apakah kita saat ini cuma melihat beliau dengan penderitaannya, mencaci makinya, melawannya, mengacuhkannya…
Coba renungkan…
Sekarang apa balasan kita?????
Saya juga pernah berkata yang tidak baik pada orang tua saya, membentak, kata-kata kasar,ejekan.hampir semua anak pernah melakukannya..
RENUNGILAH SEJENAK
Pernahkah kita tahu…
Setiap malam orang tua kita, ibu kita terbangun tengah malam dan menangis di bantalnya, menangis oleh kata kata kita yang terlalu menyakitinya????
Sadarkah kita saat kita membentak ibu kita, ternyata mereka sangat sabar, namun di belakang mereka merasakan perih di hati mereka, tangisan lirih.
Saat kita pergi meninggalkan mereka karena marah… orang tua kita sangatlah sedih.. mereka akan menyesali diri mereka, baikkah itu?
Coba renungkan anak mana yang mau melihat orang tua mereka menangis?
Mungkin kita tak pernah mau memikirkan kepedihan yang dirasakan oleh ibu kita.
Saat kita marah, saat kita meninggalkan rumah.. ibu kita akan menangis.
Baikkah itu?senangkah kalian?anak mana yang senang membuat orangtua mereka menangis, membuat orang tua merasa sangat tak berharga hanya karena kata – kata dan kelakuan anak mereka????
RENUNGKANLAH!!!!
Mungkin saat ini beliau masih ada, masih sehat. Dan saat ini mungkin kamu sedang menuntut pendidikan, jauh dari orangtua. yang membuatnya sedih
Cobalah perhatikan, tiap libur akademik saat bertemu orang tua kita, perhatikanlah… rambut mereka makin memutih… kulit mereka makin berkerut… sinar wajahnya makin meredup… masihkah kalian belum sadar??? Kata kata yang telah kita ucapkan yang kadang membuat mereka terbangun di tengah malam untuk menangisi kata kata kasar, bentakan itu, namun mengapa kita tak pernah menyadari. Mengapa kita tak mau minta maaf????
Ingatlah… tak ada yang menjamin bahwa ibu kita akan tetap ada mendampingi kita saat pulang… mungkin saat kita pulang kita masih bisa menemui ibu kita tersayang.
Tetapi rennungkanlah ketika kita pulang dan yang kita temui adalah sosok yang telah terbujur kaku, kita tak lagi merasakan kasih sayangnya, yang kita temui hanyalah sebuah nisan…
masihkah kita ingin menyakiti hati mereka, membuat mereka menangis karena anaknya yang selalu membentaknya, meninggalkannya dalam kemarahan??
Mungkin saat ini kita sedang bahagia, jauh dari orang tua kita? Tapi pernahkah kita berpikir, apakah orang tua saya juga disana bahagia?

7 tanda kebahagiaan di dunia


Ibnu Abbas ra adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang terkenal dengan gelaran Turjumaanul Qur'an (orang yang paling ahli dalam menterjemahkan Al-Quran). Beliauh sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW.

Beliau pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, maka pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al Quran dan telah menjadi imam di masjid. Beliau pernah didoakan Nabi dua kali, saat didakap beliau dan saat beliau  melayani Rasulullah dengan mengambil air sembahyang. Rasul berdoa,'' Ya Allah pahamkanlah (faqihkanlah) ia.'' (HR. Muslim).

Sejak kecil Ibnu Abbas sudah menunjukkan kecerdasan dan semangatnya dalam menuntut ilmu. Sepeninggal wafat Nabi, ghiroh Ibnu Abbas menuntut ilmu tak menjadi surut.

Tanpa bosan beliau  mendatangi satu per satu sahabat untuk sekadar bertanya aku berbagai perkara yang belum diketahuinya. Alhasil, dalam masa yang singkat Ibnu Abbas digelar sebagai faqih al ashr (faqih di masanya) dan imam al mufassirin (penghulu ahli tafsir).

Ibnu Abbas juga berjuluk al bahr (lautan ilmu). Seiring perjalanan waktu, penglihatan Ibnu Abbas mulai berkurang hingga ia wafat di kota Thaif. Musnad Abdullah Ibnu Abbas mencapai 1.660 hadis. 75 hadis diantaranya disepakati oleh Bukhari dan Muslim (Muttafaq 'alaihi). Bukhari meriwayatkan 120 hadis sedang Muslim sebanyak 9 hadis.

Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi selepas para Sahabat) mengenai apa yang dimaksudkan dengan kebahagiaan dunia. Ibnu Abbas menjawab bahawa ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, iaitu:

Pertama, Hati yang selalu bersyukur.
Ertinya selalu menerima apa yang telah Allah SWT berikan dengan ikhlas apapun bentuknya. Agar dapat selalu bersyukur, maka mestilah kita memahami ayat. "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman." (QS. Al Mu'minun, 23: 1)

Mengapa beruntung?. Kerana setiap peristiwa apapun itu yang ditimpakan oleh Allah terhadap hambanya yang beriman adalah sebuah keberuntungan bagi dirinya. Apapun bentuknya. Tetapi kuncinya jika hambanya ikhlas. Ikhlas dalam erti memurnikan. Ilustrasinya jika dia diberikan kesenangan, orang yang beriman akan ikhlas dan bersyukur dengan memuji Allah, berdoa serta membahagikan rezeki, kesenangan atau nikmatnya kepada hamba-hamba yang lain.



"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebarkan. (QS. Ad Dhuha, 93: 11) Kerana itu Allah pun akan menambah rezekinya bagi orang-orang yang pandai bersyukur. "Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan;" Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya azab KU sangatlah pedih. "(QS. Ibrahim, 14: 7) Dan jika Allah menimpakan musibah kepadanya, maka mereka bersimpuh, berdoa memohon kepadaNYA agar musibah tersebut menjadi penghapus dosa-dosanya, serta menjadikan mereka hamba-hamba yang selalu mengingati Allah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (sahih muslim no. 4673) dinyatakan bahawa: Rasulullah bersabda "janganlah kamu terlalu bersedih & tetaplah berbuat kebaikan kerana dalam setiap musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan bencana kecil yg menimpanya atau kerana sebuah duri yg menusuknya . "


Memiliki jiwa syukur bererti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada cita-cita yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua, pasangan hidup yang soleh.
Pasangan hidup yang soleh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang soleh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak isteri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang isteri bila memiliki suami yang soleh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak isteri dan anaknya menjadi muslim yang soleh.

sebaliknya pula seorang isteri yang solehah, akan mempunyai kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suami dan anak-anaknya. Pasangan hidup yang soleh. ia menciptakan suasana rumah teduh dan menurunkan keluarga yang soleh pula. indah dan mententeramkan. para penyelidik membuktikan, kesolehan (inner beauty) adalah 2/3 faktor penentu kebahagiaan hidup, sedangkan kecantikan atau ketampanan dan kekayaan hanyalah 1/3 darinya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami / isteri yang mempunyai seorang suami / isteri yang solehah.

Ketiga, anak yang soleh.
Rasulullah saw bersabda: "Apabila seorang anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak soleh yang selalu mendoakannya." (HR. Muslim)

Apabila Rasulullah SAW tawaf. Rasulullah bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai tawaf Rasul bertanya kepada anak muda itu: "Kenapa bahumu itu?" Jawab anak muda itu: "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia.

Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika solat, atau ketika berehat, selain itu selebihnya saya selalu menggendongnya ". Lalu anak muda itu bertanya: "Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?"

Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah redha kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang tuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadis tersebut kita mendapat gambaran bahawa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun sekurang-kurangnya kita boleh bermula dengan menjadi anak yang soleh, di mana doa anak yang soleh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila mempunyai anak yang soleh.


Keempat, persekitaran yang kondusif untuk iman kita.
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)." (QS. At-Taubah, 9: 119)


Nabi SAW juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasihati kita.â € ¨ "Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang soleh dan orang yang buruk adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak kasturi dan tukang besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau boleh membeli darinya atau sekurang-kurangnya dapat harumnya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaian hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak. "(HR. Bukhari) â € ¨ â € ¨

Ibnul Qayyim mengisahkan, "Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami akan mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasihat.

Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengar nasihat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang. Â € ¨ â € ¨ Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang soleh, dapat kembali membangkitkan semangat keimanan sehingga kita pun boleh menularkan nuansa kebaikan kepada lingkungan sekitar kita.

Kelima, harta yang halal.
Harta yang halal. yang terpenting dalam Islam high harta, bukan kuantiti harta. Ini tidak bererti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapati secara haram, bagaimana doanya dikabulkan".

Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal kerana doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan syaitan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kukuh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, semangat untuk memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, umur yang barokah.
Umur yang baroqah itu ertinya umur yang semakin tua semakin soleh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Umur yang dalam kesehariannya selama 24 jam adalah menjadi nilai ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata-mata, maka hari tuanya akan diisi pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka ia pun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Allah SWT. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah.

Demikianlah mesej-mesej dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, kerana yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

20 Cara Menguatkan Iman

20 Cara Menguatkan Iman
1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran

Al-Qur'an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai ubat bagi hati manusia. "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi ubat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Al-Isra ': 82).

Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, "Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur'an, memikirkan dan memahami apa yang dimaksudkan dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh. "

2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Quran dan Sunnah

Al-Quran dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi relung-relung hatinya.

Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-nama yang baik (asma'ul husna). Dialah Al-'Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-Muth'ali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.

Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, "Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya." (Az-Zumar: 67)




3. Carilah ilmu syar'i

Sebab, Al-Qur'an berkata, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu." (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.

Allah berfirman, "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan oleh Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.

Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya syurga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu untuk meraihnya.



4. Mengikutlah halaqah zikir

Suatu hari Abu Bakar melawat Hanzhalah. "Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?" Hanzhalah menjawab, "Hanzhalah telah berbuat munafik." Abu Bakar bertanya apa sebabnya. Kata Hanzhalah, "Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., Beliau mengingatkan kami tentang neraka dan syurga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan isteri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa. "

Lantas kedua-duanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, "Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam zikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa'atah, sa'atan, sa'atan. "(Shahih Muslim no. 2750)

Begitulah majlis zikir. Bisa menambah berat iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. "Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat," begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita boleh melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Quran, membaca hadis, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.



5. Perbanyaklah amal soleh

Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, "Siapa di antara kamu yang berpuasa pada hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, "Siapa di antara kamu yang hari ini menjenguk orang sakit?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Lalu Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk syurga." (Muslim)

Begitulah seorang mukmin yang Shaddiq (sejati), begitu bersemangat menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal soleh. Mereka berlumba-lumba untuk mendapatkan syurga. "Berlumba-lumbalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi." (Al-Hadid: 21)

Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., "Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian. "(Adz-Dzariyat: 17-19)

Banyak beramal soleh, akan menguatkan iman kita. Jika kita berterusan dengan amal-amal soleh, Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadis qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahawa Allah berfirman, "Hamba-Ku sentiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya." (Shahih Bukhari no. 6137)



6. Lakukan berbagai macam ibadah

Ibadah mempunyai banyak ragamnya. Ada ibadah fizikal seperti puasa, ibadah bahan seperti zakat, ibadah lisan seperti doa dan zikir. Ada juga ibadah yang yang menggabungkan semuanya seperti haji. Semua ragam ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.

Puasa membuat kita khusyu 'dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Solat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitinya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.

Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk syurga. Rasulullah saw. bersabda, "Sesiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu syurga: 'Wahai hamba Allah, ini adalah baik.' Lalu sesiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan solat, maka dia dipanggil dari pintu solat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah. "(Bukhari no. 1798)



7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su'ul khatimah

Rasa takut su'ul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa menjaga iman kita. Penyebab su'ul khatimah adalah lemahnya iman menenggelamkan diri kita ke dalam jurang kedurhakaan. Sehingga, ketika nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas terakhir.



8. Banyak-banyaklah ingat mati

Rasulullah saw. bersabda, "Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah sekarang ziarahilah kubur kerana hal itu boleh melunakan hati, membuat mata menangism mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor." (Shahihul Jami 'no. 4584)

Rasulullah saw. juga bersabda, "Banyak-banyaklah mengingati penebas kelazatan-kelazatan, iaitu kematian." (Tirmidzi no. 230)

Mengingat-ingat mati boleh mendorong kita untuk mengelakkan diri dari berbuat durhaka kepada Allah dan dapat melunakkan hati kita yang keras. Kerana itu Rasulullah menganjurkan kepada kita, "Kunjungilah orang sakit dan iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari akhirat." (Shahihul Jami 'no. 4109)

Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas. Saat berziarah kubur, bayangkan kondisi keadaan orang yang sudah mati. Tubuhnya rosak membusuk. Ulat memakan daging, isi perut, lidah, dan wajah. Tulang-tulang hancur.

Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita menyegerakan taubat, membuat hati kita puas dengan apa yang kita miliki, dan tambah rajin beribadah.



9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat

Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya, surah Qaf, Al-Waqi'ah, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba, Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadis-hadis Rasulullah saw.

Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita menyaksikan semua itu dan hadir di pemandangan yang dahsyat itu. Semua pengetahuan kita tentang kejadian hari kiamat, hari kebangkitan, berkumpul di mahsyar, tentang syafa'at Rasulullah saw., Hisab, pahala, qisas, timbangan, jembatan, tempat tinggal yang kekal di syurga atau neraka; semua itu menambah tebal iman kita.



10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam

Aisyah pernah berkata, "Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika mereka melihat awan, maka mereka gembira kerana berharap turun hujan. Namun aku melihat engkau jika engkau melihat awan, aku tahu ketidaksukaan di wajahmu. "Rasulullah saw. menjawab, "Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman jika di situ ada azab. Sebab ada suatu kaum yang pernah diazab kerana angin, dan ada suatu kaum yang melihat azab sambil berkata, 'Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami'. "(Muslim no. 899)

Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan, jika melihat gerhana, terlihat raut takut di wajah beliau. Kata Abu Musa, "Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah saw. berdiri dalam keadaan ketakutan. Beliau takut kerana gerhana itu merupakan tanda kiamat. "



11. Berdzikirlah yang banyak

Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kubur sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita terpenjara. Tidak boleh kembali. Kerana itu, orang yang ingin mengubati imannya yang lemah, harus memperbanyak dzikirullah. "Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa." (Al-Kahfi: 24) "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lha hati menjadi tenteram." (Ar-Rad: 28)

Ibnu Qayim berkata, "Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak boleh mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka seseorang harus mengobati kekerasan hatinya dengan dzikrullah. "



12. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya

Seseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., "Saat seseorang paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa." (Muslim no. 428)

Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang mencerminkan ketundukan dan kepasrahan, tentu imannya semakin kuat di hatinya. Semakin menampakkan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah, semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada Allah, semakin kuat iman kita kepada Allah swt.



13. Tinggalkan angan-angan yang muluk-muluk

Ini penting untuk meningkatkan iman. Sebab, hakikat dunia hanya sesaat saja. Banyak berangan-angan hanyalah memenjara diri dan memupuk perasaan hubbud-dunya. Padahal, hidup di dunia hanyalah sesaat saja.

Allah swt. berfirman, "Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang telah dijanjikan kepada mereka, nescaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya." (Asy-Syu'ara: 205-207 )

"Seakan-akan mereka tidak pernah diam (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari." (Yunus: 45)



14. Memikirkan kehinaan dunia

Hati seseorang bergantung kepada kandungan kepalanya. Apa yang difikirkannya, itulah orientasi hidupnya. Jika di benaknya dunia adalah segala-galanya, maka hidupnya akan diarahkan untuk memperolehnya. Cinta dunia sebangun dengan takut mati. Dan kata Allah swt., "Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Ali Imran)

Kerana itu fikirkanlah bawa dunia itu hina. Kata Rasulullah saw., "Sesungguhnya makanan anak keturunan Adam itu boleh dijadikan perumpamaan bagi dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak keturunan Adam, dan sesungguhnya rempah-rempah serta lemaknya sudah bisa diketahui akan menjadi apakah ia. "(Thabrani)

Dengan memikirkan bahawa dunia hanya seperti itu, fikiran kita akan mencari orientasi ke hal yang lebih tinggi: surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.



15. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah

"Sesiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati." (Al-Hajj: 32)

"Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhan-nya." (Al-Hajj: 30)

Hurumatullah adalah hak-hak Allah yang ada di diri manusia, tempat, atau waktu tertentu. Yang termasuk hurumatullah, misalnya, lelaki pilihan Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.; Tempat-tempat suci (Masjid Haram, Masjid Nabawi, Al-Aqha), dan masa-masa yang tertentu seperti bulan-bulan haram.

Yang juga termasuk hurumatullah adalah tidak menyepelekan dosa-dosa kecil. Sebab, banyak manusia binasa karena mereka menganggap ringan dosa-dosa kecil. Kata Rasulullah saw., "Jauhilah dosa-dosa kecil, kerana dosa-dosa kecil itu boleh berhimpun pada diri seseornag hingga ia boleh membinasakan dirinya."



16. Menguatkan sikap al-wala 'wal-bara'

Al-wala 'adalah saling tolong menolong dan pemberian loyalitas kepada sesama muslim. Sedangkan wal-bara adalah berlepas diri dan rasa memusuhi kekafiran. Jika terbalik, kita benci kepada muslim dan amat bergantung pada musuh-musuh Allah, tentu keadaan ini petanda iman kita sangat lemah.

Memurnikan kesetiaan hanya kepada Alah, Rasul, dan orang-orang yang beriman adalah perkara yang boleh menghidupkan iman di dalam hati kita.



17. Bersikap tawadhu

Rasulullah saw. bersabda, "Merendahkan diri termasuk bagian dari iman." (Ibnu Majah no. 4118)

Rasulullah juga berkata, "Barangsiapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal dia mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hati kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga dia diberi kebebasan memilih di antara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya." (Tirmidzi no. 2481)

Maka tak hairan jika baju yang dikenakan Abdurrahman bin Auf-sahabat yang kaya-tidak berbeza dengan yang dikenakan para budak yang dimilikinya.



18. Perbanyak amalan hati

Hati akan hidup jika ada rasa mencintai Allah, takut kepada-Nya, berharap bertemu dengan-Nya, berbaik sangka dan redha dengan semua takdir yang ditetapkan-Nya. Hati juga akan penuh dengan iman jika diisi dengan perasaan syukur dan taubat kepada-Nya. Amalan-amalan hati seperti itu akan menghadirkan rasa khusyuk, zuhud, wara ', dan mawas diri. Inilah halawatul iman (manisnya iman)



19. Sering menghisab diri

Allah berfirman, "Wahai orang-ornag yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (Al-Hasyr: 18)

Umar bin Khattab r.a. berwasiat, "Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu dihisab." Selagi waktu kita masih longgar, hitung-hitunglah bekal kita untuk hari akhirat. Apakah sudah cukup untuk mendapat keampunan dan syurga dari Allah swt.? Sungguh ini cara yang berkesan untuk memperbaharui iman yang ada di dalam diri kita.



20. Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman

Perbanyaklah doa. Sebab, doa adalah kekuatan yang luar biasa yang dimiliki seorang hamba. Rasulullah saw. berwasiat, "Iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu bagaikan pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hati."

Ya Allah, perbaharuilah iman yang ada di dalam dada kami. Tetapkanlah hati kami dalam taat kepadamu. Tidak ada daya dan upaya kami kecuali dengan pertolonganMu

kenali hidup


Pengkhianat Peradaban - Eramuslim

Pengkhianat Peradaban - Eramuslim Tulis

Cemburu yang profesional

Dari Abu Hurairah, Aisyah berkata : “Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang wanita sebesar rasa cemburuku pada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya, tetapi Rasulullah sering menyebut dan mengingatnya”. Ketika menyembelih seekor kambing, beliau selalu memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aku pernah berkata kepada Rasulullah, ‘Seperti tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah’. Rasulullah menjawab, ‘Khadijah itu begini dan begitu, dan dari dialah aku memperoleh anak.’” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Baghawi)
Subhanalloh, begitu detail Aisyah, istri rasululloh yang jelita menceritakan rasa cemburunya. Dan itu diungkapkannya kepada semua orang yang berniat mendengarkan kisah tauladan dan perasaan yang dialami Aisyah.
Bagaimana bisa seorang wanita menceritakan rasa cemburunya, kejadian demi kejadian yang secara jujur pasti menyakitkan dan membuat hati serasa teriris pisau. Namun Aisyah dengan cara yang sangat professional ternyata mampu mengatasi itu semua serta menceritakan semua kejadian dan perasaan yang dialaminya untuk dijadikan ibrah atau pelajaran bagi siapa saja yang mendengarkan bahkan sampai beratus tahun kemudian.
Aisyah akan terus bercerita tentang kisah hidup rumah tangganya berulang kali sampai sekarang, seakan-akan apa yang dialami oleh beliau baru beberapa hari yang lalu terjadi. Sehingga kitapun seakan hadir pada waktu peristiwa itu terjadi. Subhanalloh demikian indah beliau menggambarkan perasaannya yang secara fitrah pasti tidak enak, karena sikap profesionalnya yang dilandasi keimanan yang tinggi.
Ya, Aisyah demikian profesional dalam menjalankan tanggung jawab sebagai istri terdekat rasul yang meriwayatkan berbagai hadist, untuk dijadikan hikmah bagi umat. Aisyah mampu mengelola rasa cemburunya sehingga rasa cemburu itu dikemas dengan indah sehingga menjadi cemburu yang profesional.
Sanggupkah kita memiliki cemburu yang profesional?, yaitu cemburu namun tetap professional, tidak menyakiti diri sendiri, tidak kekanak-kanakan atau mencelakan orang lain dan atau marah marah tidak karuan, uring uringan berbulan bulan, cemberut serta negative thinking ketika cemburu menyerang kita.
Mampukah kita mengelola rasa cemburu agar menjadi cemburu yang profesional, misalnya ketika kita mengalami cemburu yang sangat dahsyat disaat suami kita berpoligami atas dasar agama, memperluas dakwah dan menolong si papa. Kita tetap tabah dan sabar dan tetap beribadah serta melakukan tugas sebagai istri dengan ikhlas secara profesional sehingga cemburu tidak mengganggu kerja dan ibadah kita. Selain itu cemburu juga harus tetap profesional bila suami kita diharuskan untuk berdakwah kemana-mana dan hanya menyisakan waktu sedikit saja untuk kita.
Ada pepatah yang mengatakan bukan berbagi suami, tapi memang tidak kebagian suami, karena waktunya habis untuk yang lain selain kita yaitu istri yang lain, dakwah, kerjaan dan lain sebagainya.
Ternyata hanya keimanan yang tinggilah yang mampu membuat kita memiliki kepandaian untuk mengelola rasa cemburu sehingga menjadi cemburu yang profesional. Hidup bunda Aisyah, darimulah aku terinspirasi untuk memiliki cemburu yang professional. Walau cemburu, tetap melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik tanpa terganggu oleh rasa cemburu itu (eramuslim)

hidup hanya sekali

Seseorang pernah berkata kepada saya, “Hidup ini Cuma sekali, kita harus meraih yang terbaik dalam hidup ini!” Mendengar perkataannya, saya mencoba mencernanya, merenunginya.
Hidup ini hanya sekali? Memang benar, hidup  cuma sekali, tapi itu hidup di dunia. Akan ada kehidupan di akhirat, hidup yang kekal nan abadi. Ya, kita akan dibangkitkan kembali, dihidupkan kembali di akhirat nanti. Untuk apa? Untuk menghadap Allah, untuk dihisab, untuk dimintai pertanggungjwaban, untuk mendapatkan balasan atas apa yang telah kita perbuat selama  hidup di dunia.
Hidup ini bukan hanya sekedar meraih cita-cita dunia. Harus ada cita-cita untuk akhirat.  Kalau hanya sibuk memikirkan dunia dan segala perhiasannya, tentu tak kan ada habisnya. Karena dunia ibarat air laut, semakin diteguk, semakin kita dahaga.Karena dunia adalah ladang tempat kita menyemai,  untuk kita tuai kelak di akhirat.
“Rabbanaa aatinaa fid-dunya hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaaban naar. : (Q.S A l-Baqarah[2]:201)
“YaTuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.
Doa indah yang selalu kita lantunkanseusai sholat. Yes, inilah tujuan hidup kita. Meraih kebaikan di dunia dan akhirat, dijauhkan dari api neraka. Adakah yanglebih baik dari ini?
Ada juga slogan yang pernah saya dengar, yang membuat saya tergelitik membahasnya,” Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga”.Wah enak banget ya kalau bisa begitu! Tapi tunggu dulu, bisakah slogan ini jadi kenyataan, atau hanya angan-angan? Mari kita uraikan satu-persatu.
Yang pertama , Foya-foya. Jelas ini perbuatan yang tidak disukai Allah.Malah dikatakan oleh Allah bahwa orang pemboros adalah saudara setan. Naudzubillah.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”  (Q.S Al-Israa [17]:26-27)
Yang kedua kaya-raya. Islam sama sekali tidak melarang kita untuk kaya.Tapi ada deretan pertanyaan penting yang mengikutinya, antara lain dengan cara apa kita mendapatkan kekayaan? Bagaimana kita membelanjakan harta kita?Adakah kita membersihkan harta dengan zakat? Sudahkah kita berinfak dan bersedekah? Adakah harta kita membawa berkah dan maslahat atau malah menjadikannya mudharat bagi kita?
Yang terakhir, masuk surga.
Masuk surga tentu menjadi dambaan setiap orang .Tapi tentu ada syarat yang harus dipenuhi, antara lain beratnya timbangan amal kebaikan, dan iman tentunya.
Adakah kita telah berbuat kebaikan? Kira-kira berat manakah timbangan amal kebaikan kita dibandingkan dengan timbangan perbuatan dosa dan maksiat kita? Apakah malaikat Atid, pencatat kebaikan lebih sibuk daripada malaikat Raqib (pencatat keburukan) atau sebaliknya? Catatan malaikat Raqib terus bertambah, sementara malaikat Atid  bersantai karena tak ada kebaikan yang kita perbuat?
Hidup kita di dunia yang fana ternyata singkat, sangat singkat.
Allah berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab, “Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.” Allah berfirman,”Kamu tinggal dibumi hanya sebentar saja, jika kamubenar-benarmengetahui. (Q.S Al-Mu’minun[23]: 112-114)
Sekarangpun  saya merasakannya, betapa waktu berlalu begitu cepat., Rasanya baru kemarin saya masih remaja, duduk di bangku kuliah. sekarang saya tak lagi muda. Rasanya baru kemarin saya mendekap erat bayi mungil saya. Sekarang buah hati saya sudah berumur sepuluh tahun!
Mungkin nanti kita akan berkata, rasanya baru kemarin kita hidup didunia, sekarang sudah ada di padang mahsyar, di hari penghisaban, bediri di hadapan Allah Swt.
Ada baiknya setiap hari kita bermuhasabah.  Di penghujung hari sejenak  merenungi hari yang terlewati Apakah yang telah kita lakukan hari ini. Sudahkah hari ini kita melakukan kebaikan? Atau justru kita melakukan perbuatan dosa, bermaksiat, berbuat zalim dan aniaya.
Mari kita isi hidup ini dengan beramal sholeh, menebar kebaikan, sehingga di akhirat nanti kita akan menuai hasilnya, memperoleh kebaikan diakhirat.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok  (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Hasyr [59]:18) Wallaahu a’lam bishshawaab. (Silviani Kusrini)

Gmail

suara hati......

hati yang keras tak tersentuh saat mendaras Al-Qur'an | hati yang keras tampak dalam perbuatan dan lisan
hati yang lembut bertambah takut saat membaca Al-Qur'an | hati yang lembut bagi istri dan anak jelas membahagiakan

akal yang selamat bertambah taat saat menelaah Al-Qur'an | akal yang selamat selalu akan hadirkan pencerahan

akal yang mulia beroleh karunia dengan Al-Qur'an | akal yang mulia tenang dalam berbuat santun dalam lisan

tiada sia-sia kata-kata yang dimuati Al-Qur'an | tiada dusta bila berdasar sabda Nabi junjungan

semua perkataan manusia pada hakikatnya adalah mudharat | jauh dari kebenaran selama tidak menetapi syariat

perbanyak pelajari Al-Qur'an dan Hadits setiap masa | karena lisan hanya mengeluarkan yang tersimpan dalam kepala

dengan Al-Qur'an dan Hadits, bicaranya manfaat diamnya taat | jauh dari Al-Qur'an dan Hadits, bicaranya mudharat diamnya khianat

 sekedar pengingat bagi jiwaku, sabda Nabi saw | "sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain" (HR Muslim)

sejenak rehat bagi pikiranku | "tiap yang bernyawa pasti merasakan mati" | dan tiada tinggal, kecuali lisan dan tulisan dalam ingatan

selintas penyejuk hatiku | rezeki itu mengejar sebagaimana ajal mengejar, takkan selesai hidup sebelum tertunai sempurna jatahnya

sekedar penghibur diri | bahwa Allah pasti menepati janji-Nya, bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Menyaksikan, Maha Murah pada hamba-Nya

 orang dulu bilang "agama jangan cuma di KTP" | sekarang agama di KTP saja dipermasalahkan.. -__-

katanya "menikah nggak mesti sama Muslim, pemimpin nggak wajib Muslim, masuk surga nggak cuma Muslim" | terus kenapa kamu masih Muslim?

zaman edan, maksiat harus ditoleransi, kalau nggak dibilang ISIS | zaman edan, kesalahan dianggap wajar, kalo nggak diklaim wahabi

dulu ada Natsir, dulu ada HAMKA yang bersiteguh memperjuangkan syariat Islam | sekarang ulama mana yang pemberani lagi selantang mereka?

akhirnya hanya bisa kembali lagi meyakini satu ayat dalam pembukaan Al-Qur'an | di dunia semua bisa ngeles, tapi Allah "Maliki Yaumiddin"

alhamdulillah, sampai sore ini kami masih bangga dengan Islam | bersyukur pada-Mu atasnya, dan mengiba agar Islam tetap di jiwa kami..

 Allah Ta’ala Mengharamkan Zina dan Sebab-Sebab yang Mengarah Kepadanya

Kaidah syari’at yang suci menegaskan bahwa ketika Allah Ta’ala mengharamkan sesuatu, maka Dia juga mengharamkan sebab-sebab, jalan serta wasilah yang mengarah kepadanya. Hal ini untuk mewujudkan maksud

dari pengharaman sesuatu tersebut, mencegah agar tidak sampai kepadanya atau mendekatinya. Disamping menjaga agar tidak terjadi perbuatan dosa serta ke-madharat-an yang menimpa individu ataupun masyarakat.

Sekiranya Allah Ta’ala mengharamkan sesuatu, namun membolehkan wasilah yang mengarah ke sana, niscaya akan terjadi kontradiksi atas pengharaman tersebut. Sangat mustahil syari’at Rabb semesta alam mengandung unsur seperti itu.

Perbuatan zina adalah kekejian yang besar, sangat buruk, dan sangat berbahaya terhadap kewajiban-kewajiban agama. Oleh karenanya, pengharaman zina telah diketahui dalam agama secara pasti. Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa: 32).

Oleh karenanya, Allah Ta’ala mengharamkan sebab-sebab yang mengarah kepada perbuatan zina seperti ikhtilath (campur baur antara laki-laki dengan perempuan, red.), perempuan yang menyerupai laki-laki maupun sebaliknya, dan hal-hal lain yang bisa menimbulkan keraguan, fitnah, dan kerusakan.

Renungkanlah rahasia agung yang terkandung dalam rahasia-rahasia dan mukjizat Al-Qur’an