Kamis, 10 November 2016

Syahid cita kami tertinggi


Jihad jalan kami, 

Allahu goyatuna (Allah tujuan kami), Muhammad qudwatuna (Muhammad tauladan kami), Al Quran dusturuna (Al Qur’an penuntun kami), Jihad sabiluna (Jihad jalan kami), Syahid asma ’amalina(Syahid cita kami tertinggi).
Itu adalah lima semboyan kaum muslimin yang perlu kita segarkan kembali. Banyak orang yang ragu-ragu atau tidak berani mengaplikasikannya terutama untuk dua point terakhir. Hanya menjadi muslim yang duduk, bukan menjadi muslim pejuang.
Ada seorang akh yang punya cita-cita seperti Khalid bin Walid. Dia ingin jika suatu saat nanti Allah memanggilnya, dia tidak sedang berada di atas tempat tidur atau di rumah sakit karena sakit, tetapi ketika sedang menjalankan amanah dakwah. Beranikah kita bercita-cita seperti itu? Tentu saja cita-cita butuh usaha biar ga sekedar mimpi…
Banyak orang yang memandang hidup ini sebuah perjalanan. Manusia-manusia yang berada di dalamnya adalah musafir. Ia hanya sebentar saja melewati fase dunia ini. Kepentingannya yang utama adalah mengumpulkan perbekalan untuk memudahkan perjalanan selanjutnya yang lebih panjang dan melelahkan. Demikian pula Islam memandang kehidupan. Dan Allah menegaskan perbekalan yang paling baik disiapkan adalah ketakwaan (QS. 2: 197). Pelaksanaan kelima semboyan tersebut menjadi parameter ketaqwaan seorang hamba. Kita pasti meyakini Allah sebagai Rabb. Kita tentu bersaksi Muhammad teladan kita. Kita jelas mengakui Al-Qur’an pedoman hidup kita. Namun apakah kita sudah menjadikan jihad sebagai komitmen harian kita dan syahid sebagai cita-cita tertinggi kita.
Jika kita tersadar dari tidur malam, kita belum memiliki orientasi seperti itu maka komitmen tersebut hanya sebatas semboyan.
Jihad sebagai jalan kehidupan menuntut sebuah komitmen perjuangan. Semakin besar keberpihakan kita kepada kehidupan yang bersih berarti semakin besar nilai jihad tersebut.
Apabila kondisi tersebut mengiringi semua kehidupan kita maka demikianlah jihad sebagai jalan kehidupan.
Sa’id Hawwa dalam bukunya, Membina Angkatan Mujahid, menuliskan bahwa peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhirnya adalah berperang di jalan Allah. Diantara keduanya terdapat jihad dengan pena, tangan, dan lisan berupa kta-kta yang benar di hadapan penguasa yang zalim.
Bagaimanakah kehiupan kita dengan komitmen jihad tersebut? Sudahkah kita mengupayakan kehidupan yang bersih untuk diri kita, keluarga kita? Sudahkah semua manah berupa jabatan kita tegakkan di atas komitmen kebenaran? Sudahkah emosi kemarahan kita tersulut diiringi dengan kebencian hati yang besar melihat semua konspirasi menghancurkan Islam. Jika belum darisinilah kita memulainya.
Imam Hasan Al Banna berkata, ”Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat. Ini merupakan kandungan dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, ”Barangsiapa mati, sedangkan ia belum pernah berperang atau berniat untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.
Dengan demikian jelas bagi kita bahwa jihad menjadi jalan kehidupan karena kedudukannya sebagai kewajiban. Allah SWT berfirman, ”Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad.” (QS.Al-Hajj:78). Semakin jelas bagi kita untuk memahami slogan abadi ”Jihad adalah jalan kami”
Jika itu semua kita terapkan dalam kehidupan, maka kematian kapanpun datangnya sekedar sebagai seremonial menyematkan gelar syahid untuk diri kita. Setelah itu tuntaslah cita-cita tertinggi yang kita idamkan.
Niatkan seluruh aktifitas kita sehari-hari sebagai jihad di jalan Allah, ketika belajar, kuliah, bekerja, dakwah, syuro’, menulis,, silaturahim, dll. Tanamkan diri kita untuk punya cita-cita syahid di jalan Allah.
Referensi: Majalah Al Izzah

Rabu, 09 November 2016

6 JANJI ALLAH BILA MELAKUKAN KEBAIKAN

Bismillahirrohmanirrohiim
Dalam diri kita sesungguhnya telah tertanam benih-benih kebaikan sejak lahir dan secara naluriah ada keinginan untuk berbuat kebaikan dan menjadi manusia yang baik.

Sebetulnya kebaikan yang kita lakukan adalah untuk diri sendiri seperti firmanNya: “Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan” (
QS 45 – Al Jaatsiyah : 15). 


Dan setiap kebaikan yang kita lakukan akan dibalas dengan kebaikan pula (QS 55 – Ar Rahmaan : 60)

Perbuatan baik yang dimaksud adalah perbuatan baik yang dilakukan dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT untuk mencari dan mendapat ridhoNya. Kita diperintahkan untuk mengabdi/menyembah kepada Allah sesuai firmanNya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu” (
QS 51 – Adz Dzaariyaat : 56)

MANFAAT MELAKUKAN KEBAIKAN

Bila kita melakukan kebaikan-kebaikan maka Allah memberikan ganjaran yang luar biasa kepada kita. Ada sekurang-kurangnya 6 janji Allah kepada hambaNya yang bertaqwa dalam rangka mendapat ridho Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan. 

#1 – Allah akan memberikan balasan berupa hikmah dan ilmu
. Hikmah di sini diartikan sebagai kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah. Hikmah ini diberikan Allah tanpa memandang umur asal dia berbuat kebaikan. Maka sangat penting untuk mengajarkan kebaikan kepada anak sejak dini. Ini dapat disimpulkan dari Surat dan Ayat Al Qur’an sebagai berikut:
QS 12  - Yusuf : 22, QS 28 – Al Qashash : 14, QS 2 – Al Baqarah: 269 dan QS 19 – Maryam : 12

#2 – Allah akan memberikan petunjuk dan rahmat 
berupa ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hikmah. Hindari pengrusakan dimuka bumi dan banyak berdoa kepadaNya dengan penuh harap.
QS 31 - Luqman : 1-3, QS 7 – Al A’raaf : 56

#3 - Allah akan menghapuskan kesalahan kita.
“...... Sesungguhnya  perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” ~ QS 11 - Huud : 114 ~

#4 – Allah akan memberikan balasan di dunia dan di akhirat yang baik-baik. Di dunia mendapat pahala dan di akhirat ditempatkan di surga yang kekal bila melakukan kebaikan dan sabar.
QS 3 – Ali Imran : 148, QS 5 – Al Maa-idah : 84-85, QS 11 – Huud : 115

#5 – Allah akan mengabadikan jasa kita untuk dijadikan contoh oleh orang-orang kemudian di dunia dan akhirat sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim yang merupakan motivasi untuk melakukan kebaikan yang besar
QS 37 – Ash Shaaffaat  : 108 – 110, QS 4 – An Nisaa: 125

#6 – Allah akan selalu berserta orang-orang yang berbuat baik dan bertaqwa padaNya
QS 29 – Al’Ankabuut : 69, QS 16 – An Nahl : 128

Luar biasa bukan? Nah marilah kita mengisi kegiatan keseharian kita dengan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Rencanakan kebaikan yang akan kita lakukan untuk hari ini dan dan hari esok. Kebaikan yang konsisten makin baik. Ayo kita mulai hari ini, dan lakukan itu karena Lillahi ta’ala ....

Semoga bermanfaat .... Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Hari ini Satu Kebaikan Minimal Dibalas 10 Kebaikan

Melakukan yang terbaik, melakukan kebaikan, Setiap kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba bukan hanya dibalas satu kebaikan semisal, namun karena kemurahan Allah dibalas dengan 10 kebaikan bahkan bisa berlipat hingga 700 kalinya. Bahkan jika hanya bertekad untuk melakukan amalan baik namun ada halangan, itu pun bisa dicatat sebagai satu kebaikan.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « يَقُولُ اللَّهُ إِذَا أَرَادَ عَبْدِى أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً فَلاَ تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ حَتَّى يَعْمَلَهَا ، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا بِمِثْلِهَا وَإِنْ تَرَكَهَا مِنْ أَجْلِى فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَلَمْ يَعْمَلْهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً ، فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةٍ »
Dari Abu Hurairah,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Jika hamba-Ku bertekad melakukan kejelekan, janganlah dicatat hingga ia melakukannya. Jika ia melakukan kejelekan tersebut, maka catatlah satu kejelekan yang semisal. Jika ia meninggalkan kejelekan tersebut karena-Ku, maka catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia bertekad melakukan satu kebaikan, maka catatlah untuknya satu kebaikan. Jika ia melakukan kebaikan tersebut, maka catatlah baginya sepuluh kebaikan yang semisal  hingga 700 kali lipat.” (HR. Bukhari no. 7062 dan Muslim no. 129).

Penjelasan:

Hadits ini adalah hadits qudsi (maknanya dari Allah dan lafazhnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Hadits ini berisi faedah mengenai perbuatan hamba. Hadits ini dikuatkan dengan firman Allah Ta’ala,
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al An’am: 160).

Beberapa faedah dari hadits di atas:

1. Penetapan bahwa Allah itu berbicara karena disebutkan dalam hadits: يَقُولُ اللَّهُ (Allah berfirman).
2. Penetapan adanya ubudiyah (peribadatan) khusus yaitu ubudiyah yang dilakukan oleh orang beriman.
3. Hadits di atas merupakan sanggahan bagi Jabariyah yang menyatakan bahwa manusia itu dipaksa oleh Allah dalam berbuat. Dalam hadits ini jelas dinyatakan bahwa manusia itu punya kehendak dan amalan dari dirinya sendiri.
4. Balasan amalan hamba dihitung dengan bilangan.
5. Allah mewakilkan pada malaikat untuk mencatat kebaikan dan kejelekan. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam ayat,
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ (9) وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ (10) كِرَامًا كَاتِبِينَ (11) يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ (12)
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Infithar: 10-12).
6. Hadits ini menunjukkan bahwa malaikat itu mengetahui setiap amalan hamba sampai pun kehendak (tekad atau niat) mereka di dalam hati.
7. Siapa yang bertekad melakukan kebaikan, namun tidak bisa ia amalkan, maka malaikat akan mencatat satu kebaikan untuknya.
8. Jika seorang hamba melakukan suatu amal kebaikan yang telah ia niatkan, maka dicatat untuknya 10 kebaikan hingga bisa berlipat hingga 700 kali.
9. Jika seorang hamba bertekad melakukan kejelekan lantas tidak jadi dilaksanakan karena Allah, maka dicatat baginya satu kebaikan.
10. Jika meninggalkan kejelekan bukan karena Allah namun karena kurang semangatnya atau karena tidak mampunya dia saat itu, maka tidak dicatat untuknya kebaikan dan tidak pula kejelekan.
11. Jika seorang hamba melaksanakan suatu kejelekan maka dicatat baginya satu kejelekan saja.
12. Balasan Allah bagi yang berbuat kebaikan adalah atas dasar fadhl (pemberian karunia) dan balasan-Nya bagi yang berbuat kejelekan adalah atas dasar ‘adl (keadilan).
13. Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk mencatat apa yang hamba lakukan dan apa yang ditinggalkan.
14. Hadits ini menunjukkan dorongan untuk melakukan amalan kebaikan dan meninggalkan kejelekan.
15. Yang dimaksud kebaikan adalah setiap yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan baik dengan perintah wajib maupun sunnah. Sedangkan kejelekan adalah setiap yang Allah dan Rasul-Nya larang baik berupa dosa kecil maupun dosa besar.
16. Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Semoga Allah memberikan taufik pada kita untuk berilmu dan beramal sholih.

(*) Faedah tauhid di sini adalah kumpulan dari faedah pelajaran tauhid bersama Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok hafizhohullah. Beliau seorang ulama senior yang sangat pakar dalam akidah. Beliau menyampaikan pelajaran ini saat dauroh musim panas di kota Riyadh di Masjid Ibnu Taimiyah Suwaidi (29 Rajab 1433 H). Pembahasan tauhid tersebut diambil dari kitab Shahih Bukhari yang disusun ulan oleh Az Zubaidi dalam Kitab At Tauhid min At Tajriid Ash Shoriih li Ahaadits Al Jaami’ Ash Shohih.
 @ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 10 Sya’ban 1433 H

Selasa, 08 November 2016

SPLDV


Soal dan Pembahasan Sistem Persamaan Linier



1.     Diketahui x1 dan y1 memenuhi persamaan
2x – 3y = 7  dan 3x – 4y = 9
Nilai x1 + y1 = ….
            A.    – 4
            B.    – 2
            C.    – 1
            D.    3
            E.    4
(UN 2012)
Jawab A
Pembahasan :
2x – 3y = 7  | 3|  6x – 9y = 21
3x – 4y = 9  | 2|  6x – 8y = 18  -
                                       y = - 3
      2x – 3y = 7 
      2x – 3.(-3) = 7
      2x + 9 = 7
             2x = - 2
               x = - 1 
      Jadi x1 + y1 = ( - 1 ) + ( - 3 ) = - 4



2.     Harga 2 koper dan 5 tas adalah Rp. 600.000,00 sedangkan harga 3 koper dan 2 tas adalah Rp 570.000,00. Harga sebuah koper dan 2 tas adalah ….
            A.    Rp. 240.000,00
            B.    Rp. 270.000,00
            C.    Rp. 330.000,00
            D.    Rp. 390.000,00
            E.    Rp. 400.000,00
      (UN 2010)
Jawab : B
Pembahasan :
Misal koper = K ; Tas = T
2 K + 5 T = 600.000 ...(1)
3K + 2T = 570.000 …(.2)
Dari (1) dan (2)
2 K+5 T= 600.000 x 3 ⇒ 6K + 15 T = 1800.000
3K +2T = 570.000 x 2 ⇒ 6K +   4 T = 1140.000
   11T = 660.000
       T = 60.000
2 K + 5 T = 600.000
2K = 600.000 – 5 T
2K = 600.000 – 5. 60.000
 2K = 300.000
   K = 150.000
Maka harga sebuah koper dan 2 tas adalah: K + 2 T = 150.000 + (2 x 60.000)
             = Rp. 270.000,-



3.     Nilai yang memenuhi sistem persamaan 
   adalah .......

 
 Pembahasan :

Soal Ulangan Harian kelas XMM SMKN 1 Tinangkung

Materi Satistik smk


1.      Statistik dan Statistika
Statistik adalah kumpulan data, bilangan maupun non bilangan yang disusun dalam tabel dan diagram, yang menggambarkan suatu persoalan.
Misal : statistik penduduk, statistik kelahiran dan sebagainya.

Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data dan penyusunan data, pengolahan dan penganalisaan data serta penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan hasil analisis yang dilakukan.

 

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti ( diamati ).
Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau mengukur, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Sampel ( contoh ) adalah sebagian yang diambil dari populasi.
Pengambilan sampel harus dapat mewakili ( representatif ) bagi populasi itu sendiri.
Contoh : Akan diadakan penelitian tentang pengaruh pemakaian pupuk urea pada tanaman padi di wilayah kecamatan yang terdiri atas 15 buah desa dan sebagai lahan penelitian tadi Pak Camat menunjuk 4 desa.
Maka populasinya adalah seluruh desa (15 desa) di kecamatan itu. Dan sebagai sampelnya adalah 4 desa.

3. Kegunaan Statistika.
Hampir semua ilmu pengetahuan menggunakan statistika. Misalnya :
a.  Di bidang kedokteran, untuk mengetahui perkembangan pasien.
b.  Di bidang pendidikan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
c.   Di bidang marketing, erat hubungannya dengan penjualan dan pemasaran.

Pada umumnya statistika digunakan oleh para peneliti antara lain untuk :
a.  Menentukan sampel dan mencatatnya secara sistematis.
b.  Membaca data yang telah dikumpulkan.
c.   Melihat ada atau tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel.
d.  Melakukan prediksi (peramalan) untuk masa lalu maupun masa depan.
e.   Mengadakan interpretasi data, dan sebagainya.

4.     Macam-Macam Data

Data adalah himpunan keterangan atau bilangan dari objek yang diamati.
Menurut jenisnya, data dibedakan menjadi :
a.      Data Kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan bilangan.
Menurut cara mendapatkan data kuantitatif dibagi 2 yaitu :
Ø  Data Diskrit atau data Data Cacahan : data yang diperolah dengan cara mencacah atau menghitung satu per satu.
Contoh : - Banyaknya siswa SMKN 1 Jakarta 600 orang.
                - Satu kilogram telur berisi 16 butir.
Ø  Data Kontinu atau Data Ukuran atau Data Timbangan : data yang diperoleh dengan cara mengukur atau menimbang dengan alat ukur yang valid.
Contoh : - Berat badan 3 orang siswa adalah 45 kg, 50 kg, 53 kg.
                - Diameter tabung = 72,5 mm
b.      Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan bilangan (menyatakan mutu atau kualitas).
Contoh : - Data jenis kelamin
                 - Data kegemaran siswa
              Data yang baru dikumpulkan dan belum diolah disebut data mentah.
Metode pengumpulan data ada 2 yaitu :
1. Metode Sampling adalah pengumpulan data dengan meneliti sebagian anggota populasi.
2. Metode Sensus adalah pengumpulan data dengan meneliti semua anggota populasi.

Adapun cara untuk mengumpulkan data adalah :
1.      Wawancara ( Interview)
2.      Angket ( Kuesioner)
3.      Pengamatan ( Observasi)
4.      Koleksi ( data dari media cetak atau elektronik )
 

5. Penyajian Data

Ada 2 macam penyajian data yang sering dipakai yaitu :
a.      Bentuk Tabel /daftar
Pada dasarnya ada 3 macam tabel yang dikenal, yaitu :
1).Tabel Baris –Kolom
Bagian-bagian tabel terdiri: judul tabel, judul kolom, judul baris, sel dan sumber.
Ø  Judul tabel, ditulis di tengah-tengah paling atas, dengan huruf kapital dan memuat apa, macam, klasifikasi, dimana, kapan dan satuan data yang digunakan secara singkat.
Ø  Judul kolom dan judul baris ditulis dengan singkat.
Ø  Sel adalah tempat nilai-nilai data.
Ø  Sumber menjelaskan asal data.
Contoh.     
                            




PEMBELIAN BARANG-BARANG OLEH PT. RIBUT ABADI
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH
TAHUN 2001-2004
TAHUN
Barang A
Barang B
Jumlah
Barang
Harga
Barang
Harga
Barang
Harga
2001
19,0
479,3
28,3
659,8
47,3
1139,1
2002
21,3
515,6
16,8
458,2
38,1
973,8
2003
25,0
602,5
16,3
432,9
41,3
1035,4
2004
20,7
490,3
19,0
502,5
39,7
992,8
Jumlah
86,0
2087,7
80,4
2053,4
166,4
4141,1
Keterangan : Data karangan

2).  Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi berukuran m x n terdiri dari 2 faktor dengan m kategori faktor pertama dan n kategori faktor kedua.

Contoh :

                      BANYAK SISWA DI SMK MERDEKA TAHUN 2004
Jenis
Kelamin
Kelas
Jumlah
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Perempuan
105
140
56
301
Laki-laki
130
101
159
390
Jumlah
235
241
215
691
Keterangan : Data karangan

3. Tabel Distribusi Frekuensi
Jika suatu tabel berisi nilai-nilai data (bisa dijadikan kelompok) dan setiap data tersebut mempunyai frekuensi.
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi akan dijelaskan kemudian di kegiatan belajar 2.
 Contoh :
                         NILAI MATEMATIKA SISWA KELAS I
                           SMK PUTRA MANDIRI SEMESTER I TAHUN 2004
Nilai Matematika
Banyak  Siswa ( f )
41 – 50
3
51 – 60
5
61 – 70
18
71 – 80
9
81 – 90
2
90 – 100
1
Jumlah
38

b.      Bentuk Diagram /grafik  ( Akan dijelaskan pada Kegiatan Belajar 2).



      c.   Tugas Kegiatan Belajar 1
1.      Buatlah kliping yang memuat cara menyajikan data baik dengan table ataupun dengan diagram (grafik) !
2.      Berilah analisis secara sederhana apakah data tersebut merupakan data diskrit atau kontinu ?
3.      Apabila data berupa hasil penelitian sebutkan populasi dan sampelnya !
4.  Kerjakan secara berkelompok untuk mendapatkan hasil yang optimal !

(Hafit Bokko, Salakan, 9 November 2016