Rabu, 11 November 2015

kita memang

kita memang memberikan sesuatu kepada orang lain yang telah memberikan hal yang terbaik untuk kita . melakukan yang terbaik dengan orang lain dalam hal ini.......
kadang hal yang terjadi adalah pahit, namun kita harus mencerna semua kelakuan apa yang kita lakukan.  kapan harus kita berbuat yang memberikan sesuatu dengan tingkah. Tak semua yang pahit itu racun, tapi justru ada yang jadi obat.  

Makin Banyak

 
1. semakin banyak kau dapat bukan malah semakin tenang | malah membuatmu semakin gelisah, semakin berang

2. itu karena engkau terus-terusan mengejar | engkau mati-matian pada sesuatu yang tidak benar

3. engkau mengusahakan perkara yang akan engkau tinggalkan | engkau lupa bahwa semua ini baru ujian dan sebuah permulaan

4. bahwa ada yang kekal dan selamanya | tapi engkau buta darinya dan tak merasa

5. seperti air laut yang makin diteguk makin menambah dahaga | dunia semata takkan memuaskan bila tak dirangkai tujuan mulia

6. adalah menyadari adanya Pencipta dan memahami mau-Nya | itu yang membuat kita berada dalam fitrah, bahagia senantiasa

7. melawan fitrah mungkin nikmat, namun pasti ada akhirnya | dan diakhirnya pasti penyesalan yang tinggal tersisa

8. tanpa rekayasa, hidup kita pastilah cenderung pada dosa | maka mulailah mendengarkan, terutama pada Pencipta

9. nikmat dunia itu terbatas, yang Allah janjikan itu selamanya | asal mau sedikit bersabar, menaati setiap apa yang Allah pinta

10. jadi bila engkau tetap mengikuti siapapun | engkau berakhir menjadi bukan siapapun

Akibat Kemarahan

“Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi buta..
Buta dalam memandang.. "

"Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi kacau..
Kacau dalam berfikir.. "

"Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi lupa..
Lupa dalam kebaikan.. "

"Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi terlena..
Terlena dalam amarah.. "

"Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi hina..
Hina dalam perbuatan.. "

"Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi buruk..
Buruk dalam sangkaan..
Dan kemarahan bisa,, bisa,, bisa,,
tentu sangat bisa membuat
seseorang menjadi tdk bijaksana..”

Sahabat fillah
Kenanglah selalu setiap  nasehat" yg indah
dari seorang Ustad Jeffry  Albukhory

semoga
bermanfaat untuk kehidupan kita di dunia dan Akherat kelak  ~

10 FAKTA MENGEJUTKAN

 
 TENTANG BUAH KIWI YANG PATUT ANDA KETAHUI

Kapan terakhir kali Anda mengonsumsi buah kiwi?Apabila Anda termasuk orang yang jarang mengonsumsi buah kiwi, sebaiknya Anda segera menambahkan buah kiwi dalam menu sehat harian Anda.

Selama ini buah kiwi hanya dikenal sebagai buah penghasil vitamin C tertinggi selain jeruk, namun seperti yang dilansir dari appforhealth.com, ternyata buah kiwi menyimpan 10 fakta mengejutkan yang baik untuk kesehatan Anda.

1. Buah kiwi mengandung serat larut dan tidak larut yang baik bagi kesehatan jantung dan pencernaan. Selain itu buah kiwi dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
2. Kadar glukosa dalam buah kiwi mampu dicerna oleh penderita diabetes sekalipun.
3. Buah kiwi disebut sebagai 'nutritional all - star' yang berarti bahwa buah ini memiliki kepadatan nutrisi terbaik.
4. Buah kiwi yang sebelumnya dikenal mengandung vitamin C dua kali lebih besar daripada jeruk ternyata juga mempunyai anti oksidan yang melindungi tubuh terhadap radikal bebas.
5. Wanita hamil disarankan untuk mengonsumsi banyak buah kiwi karena si hijau ini mengandung asam folat yang cukup tinggi.
6. Konsumsilah buah kiwi sebagai menu sarapan Anda karena buah kiwi kaya akan magnesium yang mampu mengubah makanan menjadi energi.
7. Kadar karotenoid yang terdapat dalam buah kiwi membantu melindungi mata Anda dari radikal bebas berbahaya.
8. Buah kiwi ternyata juga mampu meredakan tekanan darah tinggi.
9. Selandia Baru dikenal sebagai produsen terbesar buah kiwi karena buah kiwi telah ditanam sejak 100 tahun yang lalu di negara ini. Selain Selandia Baru, negara - negara seperti Italia, Perancis,Chili, Jepang, Korea Selatan dan Spanyol juga mulai dikenal sebagai negara produsen buah kiwi.
10. Pada awalnya, buah kiwi bernama Yang Tao atau Chinese Gooseberry.

Saat ini, buah kiwi dapat dengan mudah ditemukan di Indonesia dengan harga yang cukup terjangkau. Jadi, tidak ada salahnya jika Anda mulai banyak mengonsumsi buah kiwi sebagai variasi dalam menu makanan sehat Anda. Selamat mencoba!

Menangislah untuk Ramadhan yg Kan Hilang.........

Teman, marilah kita menangis,..
Jika itu bs melapangkan gundah yg mengganjal sanubari.

Bahwa Ramadhan sudah bergegas di akhir hitungan. ....

Dan tadarus Quran kita tak juga beranjak khatam. Jika itu adalah ungkapan penyesalan. Jika itu merupakan awal tekad utk menyempurnakan tarawih dan Qiyamul lail kita yg centang perenang

Menangislah,....

Biar butir bening itu jadi saksi di yaumil akhir. Bahwa kita adl hamba Allah yg lalai lagi terlena.

Yg berdoa sejak 2 bulan sblm ramadhan, yg berlatih puasa semenjak Rajab, yg rajin mengikuti tarhib Ramadhan, tp sp puasa mendekati akhir masih juga menggunjing kekhilafan teman, masih juga tak bisa menahan ucapan dari kesia-siaan, tak juga menambah ibadah sunah, bahkan hampir terlewat menunaikan yg wajib...

Menangislah, lebih keras
Allah tak menjanjikan apa2 utk Ramadhan thn depan, apk kita msh disertakan, sdgkn Ramadhan skr cuma tersisa hitungan hari..

Tak ada yg dpt menjamin usia kita sp utk Ramadhan besok, sdg Ramadhan ini tersia-siakan. Menangislah utk Ramadhan yg kan hilang...

Menangislah, ....
Utk dosa2 yg belum terampuni, tp kita masih juga menambah dg dosa baru...

Menangislah,
Dan tuntaskan semuanya di sini, malam ini. Krn bsk waktu akan bergerak makin cepat, Ramadhan semakin berlari.

Tahu-tahu sudah 10 malam terakhir dan kita belum bersiap utk itikaf. Dan lembar Quran menunggu utk dikhatamkan. Dan lembar rupiah menunggu utk disalurkan melalui infaq dan zakat. Dan malam menunggu dihiasi sholat tambahan.

Sekarang, atau (mungkin) tidak (ada lagi) sama sekali...

MENANGISLAH BILA MEMANG HARUS MENANGIS!


“menangislah bila harus menangis
Karena kita semua manusia
Manusia bisa terluka manusia pasti menangis
Dan manusia pun bisa mengambil hikmah.”
(petikan lagu dewa19)

Sebagai manusia, wajar jika kita  , baik pria maupun wanita, sebagai mana lagu” Air Mata” yang di nyanyikan grup band Dewa di atas apalagi menangis itu banyak manfaat nya baik dari sisi fisik,mental, spiritual bahkan sosial.

Menangis adalah pekerjaan pertama kita begitu terlahir kedunia. Sayapun menangis saat menyaksikan kelahiran Mulla Sadra putra pertama kami,  menangis
sebagai tanda syukur pada Ilahi.Saat anak saya tumbuh dan berkembang, belajar berjalan dan terjatuh, ia pun menangis. Menangis adalah fitrah kemanusiaan. Agama yang mengharamkan menangis adalah agama yang jauh dari fitrah.Orang yang tidak menangis dan menaha tangisan sama saja dengan menampik fitrahnya sebagai manusia, karena tangisan dan air mata merupakan anugerah Tuhan pada setiap manusia.

Sebuah penelitian yang dilakukan yang dilakuka para ahli di Amerika Serikat menyebutkan bahwa , 9 dari 10 orang mengaku merasa lebih lega sete;lah menangis. Bahkan para ahli juga percaya bahwa menangis bisa menyembuhkan rasa sakit.

Tentang manfaat menangis . Dr.Simon Moore, Guru besar Psikologi dari London Metropolitan University mengatakan:” Menangis adalah pelepasan emos yang paling tepat saat kita tak mampu mengungkapkannya lewat kata-kata.”Sementara itu Prof William Frey, ahli tangis dari AS mengungkapkan bahwa air mata yang dikeluarkan saat kita menangis mengandung hormone endhorphine sehingga bisa membuat perasaan lebih plong. Menurutnya, menangis juga terbukti menurunkan tekanan darah dan denyut nadi.

Para Sufi menjadikan tangisan sebagai salah satu jalan untuk membuang kotoran-kotoran hatinya.Merekaa menangis karena rindu pada Tuhannya.Menurut mereka, banyak tertawa bisa mengeraskan hati, sementara menangis saat mengingat kesalahan dan menangis sebagai ungkapan rasa rindu pada Ilahi bisa meningkatkan maqam spiritual.Tangisan bagi mereka adalah suatu jalan menuju Tuhan. Tentang hal ini, Nabi suci pernah bersabda,” Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis ( H.R Bukhari Muslim).

Dalam istilah Sunda, ada yang namanya “ Ceurik Batin” atau “menangis batin”. Salah seorang guru silat saya pernah dihina karena kemiskinannya, lalu ia menangis dan bermunajat pada Ilahi. Tangisan yang kemudian membuatnya bangkit. Ya, sebuah tangisan memang sering melahirkan inspirasi dan menguatkan mental. Energi spiritual yang dahsyat sering muncul manakala seorang sudah bisa menangisi kesalahanya dan kemudian berjanji untuk mengadakan perubahan radikal dalam hidupnya. Seperti halnya yang dialami guru silat saya kang Anang, menangis bisa membuatnya bangkit dari keterpurukan dan membuatnya kuat menghadapi berbagai kesulitan hingga mencapai kemenangan yang diharapkan.Setahun setelah “ Ceurik Batin”, ia bangkit menjadi seorang pedagang sukses dengan omset jutaan bahkan puluhan juta perhari.

Pada saat menangis, beban emosi yang tertahan akan muntah bersamaan dengan “ sesunggukan” dan linangan air mata. Endapan energi negative akan terlepas kea lam semesta bersamaan dengan terurainya airmata. Saat itu pula system emosional-mental-spiritual kita menyeimbangkan dirinya sendiri. Pikiran akan kembali berisi materi yang seimbang. Tubuh energi kita akan terbarukan.


Selama dan setelah menangis, pernafasan biasanya lebih “plong” dan lebih dalam, sehingga kadar oksigen dalam darah akan meningkat. Hal ini akan membuat mental dan fisik terasa lebih kuat. Melihat banyaknya manfaat tangisan, kini para peneliti dari AS merekomendasikan terapi menangis untuk orang-orang tertentu, terutama mereka yang punya kesulitan dalam mengekspresikan emosinya.
  Demikian pula bagi anda! Mengislah saat mengungkapkan ketidak mampuan anda pada Tuhan, karena Dia akan memapukan anda.Janganlah malu untuk mengakui segala kelemahan anda pada Ilahi sambil menangis, karena Dia akan “menjamah” dan menguatkan anda.

Menangislah bila memang harus menangis
( Dari buku saya : Biarkan Tubuh Anda yang Menyembuhkan”)

MENANGISLAH WAHAI PARA PECINTA ALHUSEIN!

Qur`an Sucipun mengisahkan tentang kisah Ya`kub as, seorang Nabi yang banyak menangis setelah ditinggalkan Yusuf, anaknya yang terkasih. Saat ditanya tentang alasan mengapa Ya`kub as menangis, Qur`an Surat Yusuf menyebutkan bahwa Ya`kub kemudian menjawabnya dengan suatu kalimat yang indah ,” Aku mengetahui apa-apa yang tidak kalian ketahui.”

Itulah sebabnya mengapa para pecinta Husein menangisi kesyahidan Alhusein. Bukan sebuah tangisan ketidak relaan, tetapi sebuah tangisan ekspresi kecintaan, dan pengakuan akan kedudukan Alhusein disisi Allah dan rasulNya . Para peziarah Alhusein sangat mengetahui rentetan peristiwa yang terjadi dan mereka pun memahami kedudukan beliau.Sehingga bila ditanya apa alasan menangisi Alhusein, cukuplah para pecinta Alhusein menjawabnya seperti jawaban Ya`kub terhadap pertanyaan anak-anaknya,” Kalian tidak mengetahui apa-apa yang aku ketahui.”

Kamis, 05 November 2015

Hakikat Tobat Dari Maksiat

Beberapa saat lalu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyerukan kepada masyarakat untuk bertobat agar segala macam musibah dan ujian dari Tuhan bisa berakhir, termasuk musibah berupa kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap (Merdeka.com, 1/11). “Kita melakukan tobat sehingga apa yang merupakan musibah ujian bisa segera diakhiri,” kata Lukman Hakim di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (1/11).
Terkait itu, pemerintah dalam hal ini Kemenag, pada 29 September 2015 mengirimkan surat edaran ke kantor wilayahnya se-Indonesia sampai ke seluruh madrasah-madrasah untuk menunaikan Shalat Istisqa (Antaranews.com, 1/11).
Sebelumnya, MUI menyeru umat Islam di Indonesia untuk melaksanakan shalat memohon hujan (istisqa) untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap (Antaranews, 21/10).
MUI juga menyeru umat Islam di Indonesia agar bertobat dan memohon ampunan kepada Allah SWT dari segala macam maksiat. “Karena kekeringan berkepanjangan yang melanda negeri ini bisa jadi merupakan peringatan dari Allah SWT,” kata Ketua MUI KH Ma’ruf Amin.
MUI pun menyeru pemerintah untuk mengambil kebijakan tegas dan strategis yang berimplikasi pada upaya penghentian atau pengurangan dari berbagai dampak buruk kemarau panjang. Tindakan tegas bisa berupa penegakan hukum yang menjerakan terhadap setiap pelaku pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan bencana asap serta melancarkan ekonomi yang pro rakyat kecil, yang paling merasakan dampak kemarau panjang (Antaranews, 21/10).
Semua Pihak Harus Bertobat
Betul, semua pihak di negeri ini memang harus segera bertobat. Seruan tobat baik dari MUI, Menag atau siapapun itu haruslah segera disambut. Tobat tentu harus dilakukan dalam bentuk tawbat[an] nashuha secara menyeluruh dan dilakukan bersama-sama oleh umat ini.
Ali bin Abi Thalib radhiyalLâh ‘anhu menjelaskan bahwa tobat harus menghimpun enam hal: 1. menyesal atas dosa yang telah lalu; 2. kembali melaksanakan kewajiban; 3. menolak atau mengembalikan kezaliman (mengembalikan hak kepada yang berhak); 4. mengurai persengketaan; 5. ber-‘azam tidak akan mengulangi kemaksiatan itu; 6. menggiatkan diri dalam ketaatan seperti dulu membiasakan diri dalam kemaksiatan (Imam al-Baydhawi, Anwar at-Tanzîl wa Asrâr at-Ta’wîl, tafsir QS at-Tahrim: 8).
Karena itu untuk melakukan tawbat[an] nashuha itu kita harus: Pertama, menyesali kemaksiatan yang dilakukan. Bahkan menurut Imam an-Nawawi, an-nadam (penyesalan) ini adalah rukun utamanya. Kedua, memohon ampunan (istighfar) kepada Allah. Ketiga, berhenti dan meninggalkan kemaksiatan itu. Keempat, bertekad tidak mengulangi kemaksiatan itu pada masa datang. Kelima, meng-qadha kewajiban yang ditinggalkan yang memang harus di-qadha. Keenam, mengembalikan hak kepada pemilik hak dan atau meminta bara’ah (pembebasan) dari orang yang haknya dilanggar. Tentu tobat menjadi tidak bermakna jika hak orang yang dilanggar masih terus dikangkangi.
Ada beberapa kemaksiatan yang terjadi, yang erat kaitannya dengan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda negeri ini lebih dari dua bulan terakhir. Di antara kemaksiatan itu: Pertama, pembakaran hutan dan lahan. Jelas ini merupakan kemaksiatan sebab pembakaran ini menyebabkan dharar (bahaya) bagi masyarakat. Karena itu pelaku pembakaran, baik individu atau korporasi (perusahaan), harus menjadi pihak pertama yang bertobat.
Kedua, penguasaan lahan yang sangat luas, apalagi yang semula adalah hutan, jelas merupakan kemaksiatan. Pasalnya, dalam pandangan Islam hutan adalah milik umum seluruh rakyat. Hutan haram dikuasai atau dikuasakan kepada individu, korporasi (perusahaan) atau sekelompok orang. Karena itu, dalam pandangan Islam, penguasaan lahan dan hutan itu berarti mengangkangi hak milik umum. Jelas itu merupakan kemaksiatan yang sangat serius karena berakibat buruk bagi rakyat banyak. Jika untuk mendapat konsesi itu disertai dengan kolusi, suap dan lainnya, juga jika kemaksiatan penguasaan lahan itu lantas diikuti dengan pembersihan lahan dengan cara dibakar, maka itu menjadi kemaksiatan di atas kemaksiatan. Bertobat dari kemaksiatan ini adalah dengan menghentikan kebijakan penguasaan lahan dan hutan itu. Lalu hutan harus dikembalikan kepada pemiliknya, dalam hal ini adalah seluruh rakyat. Artinya, hutan yang dikuasai segelintir orang itu harus dikembalikan sebagai milik umum, sebagaimana ketentuan syariah.
Ketiga, penguasaan (pemberian konsesi) lahan dan hutan kepada swasta, pelegalan hal itu dengan UU dan peraturan, kebijakan mengubah hutan dan lahan gambut menjadi perkebunan dan hutan tanaman industri serta kebijakan-kebijakan yang terkait, dsb. Semua itu jelas merupakan kemaksiatan karena menyalahi syariah Islam tentang hukum kepemilikan umum. Kemaksiatan sistemik yang dilakukan oleh penguasa dan politisi ini malah bisa dianggap sebagai salah satu pangkal dari bencana kabut asap itu.
Bencana kabut asap terus membesar di antaranya juga dipengaruhi oleh lamban dan gagapnya pemerintah menangani kebakaran lahan dan hutan. Bahkan bencana kabut asap yang sudah terjadi berulang lebih dari 18 tahun seolah tak pernah diambil sebagai pelajaran agar program dan kebijakan bisa dibuat untuk mencegah, mengatasi dan menyelesaikan dampaknya. pemerintah juga lambat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan mengatasi dampak kabut asap pada rakyat. Semua itu antara lain sebagai akibat dari penerapan sistem politik demokrasi, ego sektoral, ego daerah, otonomi daerah yang kebablasan dan sederet problem lain yang ada dalam sistem yang dijalankan saat ini.
Keempat, ketidakpedulian terhadap kemaksiatan yang terjadi. Allah SWT dan Rasul saw. memperingatkan umat dari sesuatu yang akan menimpa masyarakat secara umum akibat kemaksiatan yang dilakukan oleh sebagian orang di tengah mereka, sementara masyarakat tidak berusaha mengubah mencegah, menghentikan dan mengubah kemaksiatan itu. Semua kemaksiatan di atas—yang berujung pada bencana kabut asap yang menimpa sedemikian banyak orang—haruslah menjadi pelajaran bagi umat ini seluruhnya untuk bersama-sama mencegah, menghalangi, menyudahi dan mengubah berbagai kemaksiatan yang ada.
Tobat Harus Total
Bertobat dalam konteks bencana kabut asap berarti harus: menyesali semua bentuk kemaksiatan di atas; menghentikan dan meninggalkan serta beristighfar atas semua kemaksiatan itu; bertekad kuat tidak mengulanginya; mengembalikan hak kepada yang berhak; dan kembali pada ketaatan.
Saat ini umat ramai-ramai memohon ampunan dan memohon agar diturunkan hujan sehingga bencana kabut asap hilang. Allah SWT telah berkenan menurunkan hujan di beberapa wilayah. Mudah-mudahan musim hujan akan segera datang dan bencana kabut asap pun hilang. Namun, ingat dan merujuk kepada Allah SWT hendaknya tidak hanya ketika terjadi bencana, tetapi harus secara terus-menerus. Allah SWT memperingatkan hal itu:
]وَإِذَا مَسَّ الْإِنسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَا إِلَىٰ ضُرٍّ مَّسَّهُ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ[
Apabila manusia ditimpa bahaya maka dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Namun, setelah Kami menghilangkan bahaya itu dari dia maka dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpa dirinya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan (TQS Yunus [10]: 12).
Karena itu umat harus berusaha agar tidak seperti yang diperingatkan dalam ayat tersebut. Jika itu terjadi, umat ini benar-benar tidak tahu bersyukur. Karena itu pula umat ini harus terus-menerus mengingat dan merujuk kepada Allah SWT.
Bencana kabut asap kali ini harus dijadikan pelajaran besar untuk menumbuhkan kesadaran demi menghentikan berbagai kemaksiatan yang terjadi dan kembali ke ketaatan. Ibrah itulah yang tidak boleh gagal diambil dari bencana yang terjadi ini. Allah SWT berfirman:
]ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ[
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan (kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41).
Sebagai wujud tobat yang sebenarnya, maka ke depan yang harus menjadi fokus agenda umat adalah mewujudkan ketaatan secara menyeluruh. Ketaatan menyeluruh itu tidak lain dengan menerapkan syariah Islam secara total dan menyeluruh dalam institusi Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Inilah sesungguhnya wujud nyata dan hakiki dari tawbat[an] nashuha yang harus menjadi agenda utama umat ini ke depan. WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []Al-Islam edisi 779

Rabu, 04 November 2015

Hidup

Jalani hidup dengan ikhlas
Melakukan hal yang terbaik
Menuju kehidupan yang abadi
Kehidupan menujuh jannah
       Hingar Bingar kesibukan
       Dijalani dengan seksama
       Walaupun tak sesuai harapan
       Semuannya adalah kunci kehidupan
Nyatanya adalah salah
Karena berbeda persepsi
Membuat kita semakin sibuk
Meniti jalan masing-masing
                            @Hafit    Salakan, 6 November 2015

Selasa, 03 November 2015

guru sejati

Tanya: Guru saya hanya ingin mengucapkan terima kasih. Kita telah berbicara tentang orang-orang yang belum bisa melepaskan diri dari keduniawian, atau yang belum menemukan sedikit pun tentang jati dirinya. Baru-baru ini , ayah saya meninggal dunia. Saya belum pernah kehilangan anggota keluarga, dan ini merupakan pukulan yang sangat berat bagi saya. (G: Saya memahaminya.) Terima kasih.
Dia biasanya memanggil Anda dengan nama "Puteri Asia." Dia memang pernah melihat foto Anda di mobil saya dan itulah nama yang diberikannya. Begitulah dia tahu bahwa Anda adalah Guru saya. Dia baik-baik saja walaupun dia tidak menjadi pengikut. Suatu hari, saya berada di rumah ayah saya dan saya mempunyai firasat bahwa dia akan segera meninggal. Sebelum meninggal dia melihat ke sekitarnya dan berkata, " Oh, Itu Puteri Asia!" Dan saya sangat berterima kasih karena dia setidaknya mempunyai niat untuk kebebasan itu. Dia tahu tentang kebebasan, walaupun dia tidak pernah menyadari bahwa dia telah mencari kebebasan itu semasa hidupnya.
Guru: Oh, Guru akan menjaganya; tidak ada masalah.
Tanya: Baiklah, itu adalah salah satu hadiah yang sangat berharga.
Guru: Dia itu tidak bisa dikecualikan; saya sudah katakan sebelumnya. Jika dia mengenal seorang Guru sejati selagi masih hidup, itu jauh lebih baik. Bahkan jika seseorang tidak mengenal seorang Guru sejati, kekuatan Guru sejati juga akan menjaga mereka. Apalagi dia mengenal dan menyukai saya, bahkan memberikan nama untuk saya (Guru dan hadirin tertawa.) "Puteri" bukanlah nama yang jelek. Saya menyukainya. Itu menyelamatkan dirinya! (Tertawa)
Tanya: Saya ingin bertanya kepada Anda, tetapi tidak tahu bagaimana mengatakannya. Bagaimana kami semua ini terhubung dengan Anda? Apakah dari kehidupan yang lampau? Karena kita mempunyai hubungan yang sangat kuat. Apakah kami ini pernah menjadi pengikut Anda sebelumnya?
Guru: Sebagian dari kalian ya, dan sebagian lagi tidak. Saya tidak bisa menghitungnya. Satu, dua. terlalu banyak! Sebagian dari kalian mempunyai hubungan, dan sebagian lagi tidak. Sebagian mempunyai hubungan yang tidak langsung. Misalnya setelah membaca buku contoh, kemudian Anda membuangnya ke tempat sampah, sambil berkata, "Hokus pokus." (Tertawa) Terciptalah suatu hubungan meskipun itu hubungan yang buruk.
Mungkin juga itu hubungan yang baik, misalnya Anda mempunyai teman yang telah mengikuti seorang Guru dan Anda sendiri belum mempercayai-Nya, tetapi Anda tidak pernah mencaci-maki atau mengatakan sesuatu yang jelek tentang diri-Nya. Tetapi, teman Anda berdoa untuk Anda, misalnya "Oh, dia itu tidak mengetahui apa-apa; tolonglah dia." Dan karena pada masa kehidupan itu Anda terlalu keras kepala, Anda tidak berniat; dan juga karena memang belum waktunya untuk Anda. Kemudian pada saat Anda lahir kembali, sang Guru akan mengikuti Anda. Bukannya Anda yang mengikuti Guru, tetapi sang Guru yang memenuhi janjinya kepada pengikutnya. (Tertawa).
Jadi, bila sebelumnya Anda mempunyai hubungan yang baik; misalkan Anda belum mempercayai seorang Guru, tetapi pernah membaca bukunya dan berpikiran , " Oh, Dia itu cantik mungil," atau sesuatu yang lain seperti itu, atau Anda bertanya-tanya dalam hati siapa sebenarnya Dia itu, atau Anda memberikan air atau sesuatu kepada sang Guru, maka Guru akan membantu Anda lebih banyak, dan itu lebih mudah. Dan hubungannya menjadi baik jika Anda dilahirkan kembali. Karena mungkin saja pada saat kehidupan itu Anda tidak menginginkan pembebasan. Tidak semua sanak saudara Anda ingin terbebaskan. Jika mereka menginginkannya, Guru akan segera membawanya. Itu tidak masalah. Tetapi, Anda tidak bisa memaksa Tuhan naik ke sana melawan keinginan mereka, karena kita semua adalah Tuhan. Jadi, kita kelihatannya banyak, tetapi sebenarnya kita itu satu. Kita hanya terpisah satu sama lain. Seperti halnya tangan yang memiliki banyak jari, tetapi tetap merupakan satu kesatuan yaitu tangan.
Jadi, apa pun yang diinginkan seorang murid, itu adalah kehendak Tuhan. Karena dia itu Tuhan juga. Tetapi, pikiran dapat ikut campur. Jadi, kadang-kadang Anda menginginkan sesuatu, tetapi pikiran Anda mengatakan, " Oh, tidak, tidak. Makanlah daging, minumlah anggur. Itu sangat bagus untuk dirimu dan carilah pacar, dan bla, bla, bla..." Setidaknya bila Anda melihat seorang Guru dan Anda memberikan sesuatu atau menyapa dengan penuh rasa hormat, maka walaupun Anda belum mau pulang ke rumah sejati pada kehidupan ini, disebabkan karena terlalu sibuk menikmati surga dunia ini, sang Guru akan tetap mengingatnya. Jadi, di waktu mendatang itulah karma baik yang telah Anda tabur.
Kemudian pada kehidupan berikutnya, ketika Anda datang lagi ke dunia ini, Anda akan bertemu dengan sang Guru, dan Anda merasa tidak asing lagi dengan-Nya. Apa pun yang Dia katakan, Anda mempercayai-Nya. Karena Anda telah dipengaruhi oleh kehidupan sebelumnya. Dan itulah karma baik. Atau mungkin sanak saudara atau teman Anda percaya kepada seorang Guru, sedangkan Anda sendiri belum, karena jiwa Anda saat itu memang belum mau pergi. Tetapi, di waktu kemudian Anda telah siap. Dan sang Guru Sejati akan datang, dan Anda dengan seketika akan mempercayainya. Karena Anda sudah mempunyai karma baik atau hubungan baik.
Sebaliknya karma buruk amatlah sulit. Kadang-kadang seorang Guru sejati harus menderita hanya untuk menyelamatkan orang. Meskipun itu merupakan hubungan buruk, tetap saja suatu hubungan. Hubungan itu akan tetap berlangsung sampai tiba saatnya untuk diselesaikan dengan cara yang baik

Sang Guru Sejati




Guru Sejati

DALAM filosofi supranatural tentang manusia, dikenal adanya guru sejati. Sosok ini merupakan pengejawantahan kekuatan gaib yang menuntun seseorang weruh sadurunge winarah, tahu seluk beluk masa depan dan segala sesuatu yang berkait erat dengan indera keenam.

Guru sejati tinggal di dalam jiwa. Ia melakukan komunikasi pada saat genting lewat perlambang. Misal, seseorang yang akan pergi besok pagi dari Medan ke Kisaran naik kereta api, namun dua jam sebelum keberangkatan malah membatalkan tanpa sebab. Hanya gara-gara merasa nggak enak hati atau kehilangan minat untuk berangkat. Ternyata kereta api yang bakal ditumpanginya mengalami kecelakaan. Untung, tidak jadi berangkat.

Meski guru sejati hampir mirip intuisi, namun pada prinsipnya lebih tinggi dibandingkan intuisi. Intuisi, lahir dari keterbiasaan seseorang terhadap sebentuk persoalan.

Misal, ia seorang pedagang, karena sudah tahu irama distribusi dan konsumsi, maka ia mampu menentukan dengan tepat kapan harus keluarkan barang atau menumpuk barang dagangan.

Guru sejati, mampu melakukan segala sesuatu secara supranatural dan tidak membutuhkan keterbiasaan seperti disebut di atas. Jika seseorang yang sudah menemukan guru sejatinya itu seorang paranormal, maka ia tidak harus jadi pedagang dulu untuk meramalkan masa depan sebuah usaha perdagangan.

Dalam konsep ini, pandangan umum yang menerangkan bahwa setiap orang selalu bercermin kepada dirinya sendiri dalam menilai sesuatu, sama sekali sudah tidak berlaku.

Seorang paranormal sejati, tidak perlu jadi pemerkosa terlebih dahulu, untuk dapat menilai seseorang itu pelaku pemerkosa atau bukan. Juga tidak perlu jadi pendusta dulu, jika harus menilai seseorang tersebut adalah penipu atau pembunuh berdarah dingin.

Disamping menyampaikan isyarat tentang keselamatan diri sendiri, guru sejati juga membimbing seseorang masuk dunia gaib roh. Ketika seseorang menemukan guru sejatinya, ia sudah tidak membutuhkan tuntunan kebatinan atau supranatural.

Karena itu dalam filosofi Jawa sudah ditegaskan, ilmu tertinggi dalam ilmu gaib adalah sekti tanpo aji digdoyo tanpo guru, sudah sakti tanpa ‘pegangan’ – maksudnya tanpa jimat, aji-aji, ilmu kebatinan – dan sudah hebat tanpa berguru. Filosofi ini, mencontohkan seseorang yang sudah menemukan ingsun sejati, sedulur sejati dan guru sejati.

Biasanya, orang yang sudah menguasai filsafat tersebut adalah mereka yang sudah memiliki kebijaksanaan mendalam. Penguasaan unsur gaib tubuh tersebut tidak bisa dikaitkan dengan karakter bawaan. Bukan berarti seseorang yang memiliki kebijaksanaan mendalam harus lemah lembut atau sok baik. Kebijaksanaan yang luas akan tercermin pada cara berpikir dan daya analisisnya.

Meski merupakan bentuk pengendalian hidup manusia, namun guru sejati tidak ada kaitannya dengan komunitas malaikat. Guru sejati merupakan penggumpan gaib dari seseorang yang melalukan olah batin. Seseorang yang sudah berhasil menemukan ingsun sejati dan sedulur sejati, secara otomatis akan memiliki daya mistis guru sejati. Ia akan dituntun menuju hakikat supranatural yang digelutinya.

Sumber : Ki Agung Pranoto, Praktisi Supranatural


GURU SEJATI

Ilmu Jawa melihat ROH manusia memiliki PEMBIMBING yang disebut sebagai GURU SEJATI

Guru Sejati berdiri sendiri menjadi pendamping dan membimbing Roh. Sukma di siram "air suci" oleh Guru Sejati sehingga Sukma menjadi Sukma Sejati

Guru Sejati memiliki fungsi sebagai sumber " Pelita' Kehidupn.

Guru Sejati layak dipercayai sebagai GURU kerana ia bersifat teguh dan memiliki hakekat 'Sifat-sifat Tuhan' (Frekuensi Kebaikan) yang abadi tetap tidak berubah.

Guru Sejati adalah 'data Pancaran (Projector) dari rasa yang merupakan rasa yang sumbernya adalah kehendak Tuhan.  Terminologi Jawa menyebutnya sebagai RASA SEJATI. Tidak diragukan apabila peranan Guru Sejati akan 'mewarnai' energi hidup atau roh menjadi energi suci.  Roh Sejati telah mendapat 'Petunjuk' Tuhan dalam konteks ini adalah hakikat Rasa Sejati,  Maka peranan Roh tersebut tidak lain sebagai 'Utusan Tuhan'

Jiwa, nafs yang diperkuat dengan Sukma Sejati perlu didampingi Guru Sejati kerana ia dapat dikalahkan oleh Nafsu yang berasal daripada Jasad manusia.  Jiwa yang ditundukkan oleh nafsu hanya akan berubah karekternya menjadi jahat.

Ilmu seseorang dikatakan sudah mencapai puncaknya apabila sudah bertemu Guru Sejati. wujudnya mirip dengan diri kita sendiri Melihat diri sendiri menjelma menjadi DUA seperti melihat cermin.
Bagi yang dapat merasa Sukma, maka akan melihat kembarannya yang mirip sukma atau badan halusnya sendiri.  Wujud kembaran itulah entitas Guru Sejati kerana Guru Sejati memiliki sifat hakekat Tuhan, maka segala nasehatnya akat tepat dan benar adanya.  Tidak akan menyesatkan.

Jika masih belum bertemu Guru Sejati,  ianya akan mengirim getaran melalui Hati Nurani.  Suara Hati Nurani anda sendiri akan memperoleh petunjuk penting bagi permasalahan yang dihadapi.  Sekiranya kurang mengasah ketajaman batin maka sulit untuk membedakan apakah yang dirasakan merupakan kehendaak hati Nurani atau kemauan hati atau hawa nafsu.  Orang yang dapat bertemu langsung dengan Guru Sejatinya sendiri, hanyalah orang-orang terpilih.

Keberhasilan mengolah Guru Sejati dicapai apabila kita sudah benar-benar 'lepas' dari tubuh.  Jiwa yang telah merdeka dari penjajahan Jasad.  Ini bukan bererti kita meninggalkan segala kegiatan dan kehidupan duniawi.  Sebaliknya, kehidupan duniawi menjadi modal atau bekal utama meraih kemuliaan baik di dunia maupun kelak setelah ajal tiba  Maka seluruh kegiatan dan kehidupan duniawi sudah tidak dicemari oleh hawa nafsu.  Hendaklah memposisikan diri bukan sebagai seteruNya tetapi sekutuNya.

Orang yang memiliki kesedaran Spiritual , hakekat kehendaknya merupakan kehendak Tuhan,  Apa yang dikatakan menjadi terwujud,  Setiap doa akan terkabul.  Ucapannya diumpama 'ludah api' yang diucapkan pasti terwujud.  Kalimatnya menjadi 'Sabda Pendita Ratu', selalu menjadi kenyataan,

Mata (batin) kita akan melihat apa-apa yang menjadi rahsia alam semesta, sekalipun tertutup oleh pandangan visual manusia maupun teknologi.

Tanda-tanda pencapaian itu antara lain, kadang seseorang diizinkan Tuhan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang, melalui vision, mimpi, maupun getaran hati nurani. Semua itu dapat merupakan petunjuk Tuhan