Sabtu, 19 September 2015

Khutbah idul adha 1436H

KHUTBAH IEDUL ADHA 1436 H (2015 M)
“Khilafah Mewujudkan Ketaatan dan Persatuan Umat”



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا لِّلْمُسْلِمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ،الَّذِيْإِيَّاُه نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِينُ،وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْأَمِيْنُالْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِّلْعالَمِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْوَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ الطاَّهِرِيْنَ وَأصَحَابِهِ الأَكْرَمِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ﴾.

Allahu akbar 3x wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Alhamdulillah. Kita bersyukur kepada Allah SWT,berkat karunia-Nya kita hari ini berada di hari raya terbesar bagi umat Islam. Hari ini umat Islam di seluruh dunia mengemakan Takbir,Tahlil dan Tahmid, sebagai umat yang satu.  Satu Akidah, satu syariah, satu Kiblat dan satu Syiar. Hari ini pula, jutaan kaum Muslimi tengah menunaikan ibadah haji. Mereka bersatu di tempat yang sama, dengan pakaian yang sama, dengan syiar yang sama, dengan syariah yang sama dan tujuan yang sama, yaitu mewujudkan ketaatan kepada Allah Rabbul’aalamien. Kita berdoa kepada Allah, semoga pemandangan ketaatan dan persatuan ini bukan hanya kita lihat pada hari ini,tapi juga di hari-hari yang lain.
Hari ini adalah Idul Qurban. Ibadah Qurban mengingatkan kita akan ketaatan keluarga Nabi Ibrahim as. Pertama, adalah Ketaatan Ibrahim kepada Allah SWT yang telah memerintahkannya untuk meninggalkan istri dan putranya tercinta di lembah gersang tanpa tumbuhan[Hr. Bukhari dari Ibn ‘Abbas].. Juga ketaatan Ibrahim kepada Allah Swt yang telah memerintahkannya untuk menyembelih putra tercinta,putra yang telah dinanti sejak lama.
Kedua, adalah ketaatan istri Nabi Ibrahim as –Hajar, saat ditinggal sendiri bersama puteranya, Ismail di padang pasir tandus, tanpa siapapun yang menemani di sana. Hajar berkata:


“Wahai [suamiku] Ibrahim, ke manakah engkau  hendak pergi, meninggalkan kami di lembah ini, yang tak ada satu orang dan apapun jua. Dia [Hajar] mengatakan itu kepadanya berkali-kali. Nabi Ibrahim pun tidak menoleh kepadanya.Lalu Hajar berkata kepadanya, “Apakah Allah yang memerintahkan ini kepadamu?” Dia [Ibrahim] menjawab, “Benar.” Dia [Hajar] berkata, “Jika itu memang perintah-Nya,pasti Dia tidak akan membiarkan kita tersia-sia.”[Hr. Bukhari]

Yang ketiga adalah ketaatan Ismail yang dengan sabar dan berserah diri menerima perintah Allah,meski perintah itu akan berakibat hilangnya nyawa. Ismail berkata kepada bapaknya:

﴿يآ أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ﴾[الصافات: 206]

Wahai ayah,laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan menemukanku termasuk orang-orang yang bersabar.”[Qs. al-Shaffat: 206].

Allahu akbar 3x wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Seperti itulah ketaatan seorang Muslim sejati kepada Allah. Ketaatan mutlak,ketaatan tanpa batas. Karena kita ini sejatinya adalah hamba [budak]-Nya, yang hanya tunduk dan patuh kepada-Nya:

﴿وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ﴾[الأنعام: 71]

Dan kami telah diperintahkan untuk berserah diri (secara mutlak) kepada Allah Allah Tuhan semesta alam.[Q.s. al-An’am: 71]

Ketaatan ini ditunjukan oleh jama’ah haji, ketika mereka menunaikan rangkaian manasik haji. Mereka tidak mempertanyakan mengapa begini, dan mengapa begitu? Semua rangkiain ibadah haji itu mereka tunaikan sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Rabbul ‘Alamien yang telah menetapkan tata cara manasik haji,meski tidak mereka pahami.
Itu bukti dari ketaatan mutlak kepada Allah adalah ketundukan pada Syariah Allah Swt dalam seluruh aspek kehidupan. Jika pada saat shalat dan zakat kita taat kepada Allah Swt,maka begitu juga seharusnya pada saat kita berbisnis dan bermualah. Jika pada saat puasa dan haji kita taat kepada Allah, maka begitu pula seharusnya ketika berpolitik dan bernegara.

Allahu Akbar 3x, Walillahilhamd
Seorang Muslim akan meyakini, bahwa di balik ketaatan terhadap semua perintah Allah, di balik ketaatan menjalankan syariah-Nya, pasti ada kebaikan. Allah tidak akan akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang taat menjalani perintah-Nya. Sebagaimana perkataan hajar,istri nabi Ibrahim:

إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا اللهُ

“Kalau begitu,pasti Allah tidak akan menyia-nyiakan kita.” [Hr. Bukhari dari Ibn]

Allah berfirman dalam hadits Qudsi:

وَإِنِّيْ إِذَا أُطِعْتُ رَضِيْتُ، فَإِذَا رَضِيْتُ بَارَكْتُ وَالْبَرَكَةُ مِنِّيْ تُدْرِكُ الْأُمَّةَ بَعْدَ الْأُمَّةِ[رواه ابن أبي حاتم]

Dan sesungguhnya Aku, Jika Aku di taati Pasti Aku akan Rido. Jika aku telah Ridho pasti aku akan memberikan keberkahan. Dan keberkahan-Ku itu akan menimpa umat setaslh umat yang lain.”[Hr. Ibn Abi Hatim]

Jika Allah memuliakan orang taat kepada-Nya. Maka sebaliknya Dia akan menghinakan orang yang maksiat dan berbuat zhalim.

﴿وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا﴾ [طه: 111]

“Sungguh pasti akan merugi orang yang membawa kezhaliman.” [Qs. Thaha :111]

Karena itu, Segala malapetaka,krisis multi dimensi dan berbagai keterpurukan yang kini menimpa umat islam adalah karena tidak taatnya umat ini kepada Allah secara total. Musibah dan krisis yang menimpa negeri ini juga ngeri-negeri kaum muslimin adalah karena berpalingnya kaum muslimin dari hukum Allah. Allah berfirman:

﴿فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أّنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ أَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ﴾ [المائدة: 49]

“Maka jika mereka berpaling dari hokum Allah, ketahuilah sungguh Allah hanya bermaksud menimpakan mushibah kepada mereka akibat sebagian dosa-dosa mereka.”[Qs.al-Maidah: 49]

Allahu akbar 3x wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Ketaatan kepada Allah secara total dengan menjalankan syariat-Nya adalah jalan yang harus kita tempuh untuk keluar dari segala keterpurukan. Meski jalan ini terjal dan penuh tantangan tapi yakinlah bahwa di balik ketaatan pasti ada kebaikan. Yakinlah bahwa di mana saja ada syariat yang ditegakkan pasti di situ ada kemaslahatan. Kaidah Ushul-nya mengatakan:

حَيْثُمَا يَكُوْنُ الشَّرْعُ تَكُوْنُ المَصْلَحَةُ

“Ketika syariah [diterapkan], pasti akan terwujud kemaslahatan.”

Allah SWT berfirman:

﴿وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا[الجن: 16]

Dan sekiranya mereka istiqomah berada di jalan Allah,maka pasti kami akan memberikan minum kepada mereka air yang banyak.[Qs. Al-Jinn: 16]

Al-HafizhAbu Fida Ibn Katsir menuturkan salah satu makna ayat ini adalah:

وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامَ الْقَاسِطُوْنَ عَلَى طَرِيْقَةِ الْإِسْلاَمِ وَعَدَلُوْا إِلَيْهَا وَاسْتَمَرُّوْا عَلَيْهَا:﴿لأسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا﴾ أي: كثيرًا. وَالْمُرَادُ بذلك سَعَةُ الرزقِ.

Dan sungguh jika kelompok yang melampaui batas itu mereka istiqomah di atas jalan Islam,mereka berpaling dari yang lain menuju kepada islam dan mereka terus-menerus ada di jalan Islam,maka pasti kami akan memberi minum mereka dengan air yang banyak. Yang dimaksud air yang banyak adalah keluasan rizki.

Allahu akbar 3x wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh,
Ketaatan kepada Allah secara total dengan menjalankan syariah Islam dan seluruh aspek kehidupan, hanya bisa dilaksanakan jika kaum Muslim memiliki pemerintahan Islam yang berfungsi sebagai kiyan tanfidzi (institusi pelaksana) bagi hukum-hukum Islam. Tanpa Khilafah, ketaatan hanya akan menjadi ketaatan semu dan ketaatan parsial. Mengingat betapa pentingnya kekuasaan ini, Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk berdoa:

﴿وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا﴾ [الإسراء: 80]

Dan jadikanlah Ya Allah bagiku dari sisi-Mu kekuasaan yang selalu menolong.[Qs. al-Isra: 80]

Terkait dengan ayat ini,Ibn Katsir berkata:

وَقَالَ قَتَادَةُ فِيْهَا إِنَ نَبِيَّ اللهِ صلى الله عليه وسلم، عَلِمَ ألاَّ طَاقَةَ لَهبِهذا الْأَمْرِ إِلاَّ بِسُلْطَانٍ، فَسَأَلَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا لِكِتَابِ اللهِ، وَلِحُدُوْدِ اللهِ، وَلِفَرَائِضِ اللهِ، وَلِإِقَامَةِ دِيْنِ اللهِ.

“Qatadah berkata tentang ayat ini: Sesungguhnya nabi Allah SAW mengetahui bahwa beliau tidak memiliki kekuatan terhadap agama ini kecuali dengan kekuasaan. Maka beliau memohon kekuasaan yang bisa menolong kitab Allah,  keukasaan yang bisa menolong hokum-hukum Allah,kekuasaan yang  bisa menolong kewajiban-kewajiban dari Allah,dan kekuasaan yang bisa menolong untuk menegakan agama Allah.”

Allahu akbar 3x wa lillahil hamd,
Ma’âsyira al-Mu’minin Rahimakumul-Lâh
Di hari raya yang agung ini, kita juga diingatkan akan berkumpulnya jutaan kaum Muslim dari seluruh penjuru dunia di Makkah al-Mukaromah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka disatukan di tempat yang sama, dengan pakaian yang sama, dengan tata cara manasik yang sama dan syiar yang sama:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ

“Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu. Kami penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Pemandangan haji yang begitu rupa mengajarkan kita akan persatuan dan kesatuan umat Islam yang kini telah hilang.Karena umat Islam adalah umat yang satu. Rabb mereka satu, Kitab mereka satu, Nabi mereka satu, syariat mereka satu dan kiblat mereka satu.
Saat ini umat Islam baru bisa bersatu pada saat menunaikan ibadah haji. Setelah itu, ketika umat Islam kembali ke negerinya masing-masing,mereka kembali dipecah-belah dengan Nasionalisme sempit. Mereka kembali dicerai-beraikan karena perbedaan madzhab. Mereka kembali berselisih karena berbeda organisasi dan kepentingan. Mereka lemah dan tak berdaya, karena fanatisme kesukuan dan Nasionalisme.
Akibatnya umat Islam menjadi umat yang lemah,tidak berwibawa dan tidak diperhitungkan oleh musuh-musuhnya. Kaum Yahudi terus menerus mengusir dan membantai saudara-saudara kita diPalestina. Saudara-saudara kita diRohingya terus menerus dihinakan oleh kaum Budha radikal. Saudara-saudara kita,para pejuang Islam di Uzbekistan terus-menerus menjadi korban kebiadaban rezim durjana. Begitu juga di negeri kita yang mayoritas penduduknya Muslim ini, umat Islam terus-menerus dilecehkan dan didipinggirkan. Pembakaran masjid ditolikara salah satu buktinya. Bahkan baru-baru ini pihak GIDI di Tolikara mengancam bahwa Idul Adha di sana baru akan aman jika umat islam mau mengikuti kenginan mereka. Kejadian terakhir yang membuat kita semua bersedih adalah apa yang terjadi di Angola. Lebih dari 60 masjid telah ditutup dan dihancurkan. Agama Islam di sana resmi menjadi agama terlarang, karena dipandang bertentangan dengan adat setempat.
Bahkan, di bekas jantung Negara Khilafah, Suriah dan Irak, mereka pun tidak aman. Darah, harta dan kehormatan mereka begitu murah. Sesama Muslim saling bunuh demi kepentingan penjajah. Bertahun-tahun mereka hidup dihantui ketakutan yang luar biasa. Ratusan ribu pendudukanya, tua, muda, pria dan wanita, berbondong-bondong meninggalkan negerinya, entah ke mana. Di Eropa mereka terdampar tanpa arah, dan terlunta.
Sementara di negeri-negeri Arab yang kaya raya, penguasanya menutup mata. Jangankan untuk mengurus mereka yang “menyusahkan”, mengurus jamaah haji yang memberikan keuntungan materi kepada mereka saja, penguasa itu abai dan teledor. Maka, darah pun tumpah di Masjidil Haram, tanah suci, di bulan suci, di penghulu hari. Tak kurang 180 an nyawa melayang menjadi korban keteledoran mereka.
Kenapa fenomena menyedihkan ini terus-menerus menimpa umat ini? Sampai kapan umat Muhammad ini akan terus-menerus bercerai berai? Sampai kapan kita akan menjadi bulan-bulan kaumKafir durjana? Sampai kapan kita akan menjadi umat yang kerdil dan tidak berwibawa?

Allahu Akbar Walillahilhamd
Ma’aasyirol Muslimien Rahimakumullah
Keterpecah-belahan umat ini tidak akan terjadi, jika umat memiliki payung dan pelindung. Umat Islam tidak akan menjadi umat kerdil dan kecil jika umat ini bersatu di bawah naungan Khilafah. Umat Islam akan menjadi umat yang kuat dan kembali menjadi khairu ummah jika bersatu di bawah naungan satu daulah, daulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajin Nubuwwah. Al-Imam al-Jalil Syaikh Izz bin Abdissalam yang dikenal dengan julukan Sulthan al-Ulama pernah mengatakan:

لَوْلاَ الْخِلاَفَةُ لَمْ تَأْمَنْ لَنَا سُبُلٌ #  وَكَانَ أَضْعَفُنَا نَهْبًا لِأَقْوَانَا

Jika Khilafah tiada, jalan-jalan tidak akan aman bagi kita.
Orang-orang yang lemah akan menjadi santapan orang-orang kuat dari kita..”

Begitu juga, Hanzhalah bin Shaifi al-Katib,salah seorang sekretaris Nabi saw,pernah berkata di saat ada fitnah untuk menggulingkan ‘Ustman bin ‘Affan, beliau mengingatkan akan urgensi Khilafah bagi kaum Muslim:

عَجِبْتُ لِمَا يَخُوْضُ النَّاسُ فِيْهِ # يَرُوْمُوْنَ الْخِلاَفَةَ أَنْ تَزُوْلاَ
لَوْ زَالَتْ لَزَالَ الْخَيْرُ عَنْهُمْ # وَلاَقُوْا بَعْدَهَا ذُلاَّ ذَلِيْلاً

Aku heran dengan apa yang menjadi obrolan orang-orang. Mereka menginginkan khilfah itu lenyap. Padahal jika khilfah itu lenyap maka lenyaplah kebaikan dari mereka. Dan setelah itu mereka akan bertemu dengan kehinaan yang menghinakan

Allahu Akbar 3x Walillahilhamd
Ma’aasyirol Muslimien Rahimakumullah
Akhirnya pada khutbah hari raya yang agung ini,khatib menyerukan kepada semua jama’ah mari kita bersatu-padu menyatukan tekad dan tujuan kita menuju kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Marilah kita bergabung dalam barisan para pejuang Islam untuk mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Rasyidah yang telah dijanjikan oleh Allah dan diberitakan oleh Rasulullah SAW.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا مُتَنَعِّمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَاِفئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، وَإِلَيْكَ المُشْتَكِىْ ، وَأَنْتَ المُسْتَعَانُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِالْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ..
اللّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ..

اللّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلَنَا عَمَلًا صَالِحًا مُتَقَبَّلًا، مُوَافِقًا بِأَحْكَامِكَ وَخَالِصًا لِوَجْهِكَ..
اَللّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَسَرِيْعَ الْحِسَابِ وَمُهزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ الاَحْزَابَ وَزَلْزِهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَاجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ لإِقَامَتِهَا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Selasa, 15 September 2015

10 tuntutan guru honor

Berikut sepuluh tuntutan dari aksi gabungan demo guru honorer: 

1. Moratorium ASN reguler untuk tuntaskan tenaga honorer

2. Berikan upah layak bagi honorer sebesar UMP

3. Terbitkan regulasi tentang penuntasan honorer K2 menjadi ASN

4. Tingkatkan kesejahteraan tenaga honorer dalam APBD di daerah provinsi, kabupaten dan kota, berikan jaminan kesehatan melalui peserta PBI

5. Tetapkan anjab dan ABK untuk tenaga honorer

6. Angkat seluruh tenaga honorer menjadi PNS

7. Beri kesempatan sertifikasi

8. Tolak Ujian Kompetensi Guru

9. Hapus Keputusan Menteri Petunjuk Teknis Tunjangan Profesi Guru

10. Cabut Permen PAN-RB No. 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

 Hafit Bokko, S.Pd  sumber : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150915110033-20-78791/demo-guru-honorer-sampaikan-10-rincian-tuntutan/

Syukur


kita semua diciptakan oleh yang maha pencipta Allah SWT.  jadi mari kita mensyukuri semua yang ada pada diri kita sebagai pemberian dari Allah SWT.......Bersyukur atas segala kenikmatan yang Allah berikan kepada kita adalah suatu hal yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di banyak ayat. Di antaranya adalah firman Allah ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar kepada-Nya kalian menyembah.” [QS Al Baqarah: 172]
Bersyukur kepada Allah ta’ala artinya adalah menjalankan ketaatan kepada Allah dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat-nikmat-Nya bukanlah sekedar dengan mengucapkan hamdalah atau bersujud syukur. Akan tetapi ada cara lain yang lebih umum untuk bersyukur kepada Allah ‘azza wa jalla. Ada tiga cara bersyukur yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah di dalam kitab Al Qaulul Mufid (1/268), yaitu:

1. Bersyukur dengan hati.

Yaitu dengan meyakini dan mengakui bahwa segala nikmat yang dia dapatkan pada hakikatnya adalah berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala semata. Adapun peran manusia yang memberikan suatu kemanfaatan kepada kita, semua itu hanyalah suatu sebab dan perantara yang mana semuanya itu sangat bergantung kepada izin dari Allah ta’ala.

Allah ta’ala berfirman:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Apa saja nikmat yang ada pada kalian, Maka dari Allah-lah (datangnya).” [QS An Nahl: 53]

2. Bersyukur dengan lisan.

Yaitu dengan membicarakan kepada orang lain tentang nikmat yang Allah berikan kepadanya sebagai bentuk rasa syukur dan pengakuan kepada Allah, bukan dengan tujuan untuk membanggakan diri dan menimbulkan rasa iri kepada orang lain.

Allah ta’ala berfirman:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.” [QS Adh Dhuha: 11]

Contohnya adalah kisah seorang yang buta lalu disembuhkan oleh Allah dan dianugerahi kambing yang banyak. Ketika datang seorang malaikat utusan Allah untuk mengujinya dengan meminta seekor kambingnya, lelaki itu menjawab: “Dahulu aku adalah seorang yang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku kepadaku. Dahulu aku adalah seorang yang miskin, lalu Allah memberikan kekayaan kepadaku. Maka silakan ambil apa yang engkau inginkan.” Silakan membaca kisahnya lengkapnya di sini.

3. Bersyukur dengan anggota tubuh.

Yaitu dengan cara menggunakannya untuk melaksanakan berbagai ketaatan kepada Allah ta’ala.

Demikianlah cara-cara bersyukur kepada Allah ‘azza wa jalla atas nikmat-Nya. Dengan bersyukur, maka nikmat Allah akan semakin bertambah. Sebaliknya, jika tidak bersyukur, maka azab dari Allah akan datang mengancam. Allah berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” [QS Ibrahim: 7]

Mengamalkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain adalah bentuk mensyukuri nikmat ilmu. Menafkahkan harta di jalan Allah adalah bentuk mensyukuri nikmat harta. Mengonsumsi makanan untuk menyehatkan tubuh dan tidak membuangnya adalah bentuk mensyukuri nikmat makanan. Demikianlah seterusnya.

Kita memohon taufiq kepada Allah ta’ala untuk dapat senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya dan mengampuni segala kekurangan kita.
والحمد لله رب العالمين
Hafit Bokko, S.Pd

Senin, 14 September 2015

Dunia

 Dunia ini adalah milik Allah, semua yang kita nikmati adalah milik Allah, kekayaan yang ada pada diri kita adalah titipan yang hanya bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya bukan untuk membanggakan diri, berfoya-foya atau yang tidak bermanfaat...... Yang namanya musibah tentu rasanya tidak mengenakkan. Makanya banyak manusia merasa tidak suka bila hidupnya tiba-tiba menjadi menderita karena musibah. Kehidupan yang selama ini mapan bisa hancur tak bersisa. Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami kesedihan berlarut-larut hingga menyebabkan stress. Bagaimana kiat menghadapi musibah secara benar dan bijak?
Dalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, manusia senantiasa dihadapkan pada dua keadaan, bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan itu bisa terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia meyakini keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tahu akan kelemahan dirinya.
Tidak dipungkiri, musibah dan bencana akan selalu menyisakan kesedihan dan kepedihan. Betapa tidak, sekian orang yang dicinta kini telah tiada. Harta benda musnah tak tersisa. Berbagai agenda dan acara pun harus tertunda. Bahkan segenap pikiran tercurah untuk meratapi diri.
Kondisi yang menyayat ini terkadang menggugah orang yang dalam hatinya ada sifat rahmat dan belas kasih. Sehingga uluran tangan dan bela sungkawa pun mengalir dari berbagai arah. Intinya, meringankan penderitaan orang yang terkena bencana. Nilai kepedulian yang datang dari orang lain jelas memberi arti. Namun yang terpenting adalah bagaimana menghibur hati orang yang menderita itu serta menumbuhkan seribu harapan untuk menatap masa depannya. Hal ini penting, karena bantuan dari manusia bisa terputus, dan orang yang kemarin membantu mungkin saja kini justru perlu dibantu. Hafit Bokko, S.Pd

Tulis.....Tulis....

Ayo Menulis




Apa sih menulis itu . . . ?

            Menulis adalah pekerjaan yang paling murah, efektif dan bahkan gratis untuk mendapatkan banyak kesuksesan. Menulis adalah cara manusia sejak zaman purba mewariskan petunjuk-petunjuk dalam kehidupan. Dan sesungguhnya manusia sudah dibekali naluri untuk menulis. 

            Kita menulis untuk mempertinggi kepedulian kita pada hidup. Kita menulis untuk merasakan lagi kehidupan kita, dalam sebuah kenangan kembali. Kita menulis agar kita mampu meraih hidup yang lebih bermakna, untuk meraih apa yang ada dibaliknya, untuk mengajarkan kita bagaimana berbicara pada orang lain-Anais Nin-

Apa arti menulis bagi Anda . . . ?

            Bagiku menulis adalah berkarya terampil untuk menyampaikan pesan secara baik dan tepat kepada masyarakat.
Bagiku menulis merupakan dunia petualangan yang sungguh indah.
Bagiku menulis merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kesuksesanku kelak.
Bagiku menulis adalah salah satu sarana untuk mengubah negeriku menjadi lebih baik.

Mengapa harus menulis . . . ?

            Dengan menulis kita bisa menyebarkan ilmu pengetahuan, berpartisipasi pada pengembangan kehidupan, mengusung gagasan/penyelesaian suatu masalah melalui (media) tulisan. Dan Sungguh banyak lagi manfaat dari kegiatan ‘menulis’ yang tak bisa disebutkan satu-persatu disini. Menjadi penulis bisa membuat diri kita bahagia dan membahagiakan orang lain. 

Menulis apa . . . ? 

            Apa saja, apa adanya untuk kemudian pada tahap selanjutnya kita bisa lebih kreatif mencari hal-hal yang lebih inovatif. Orang-orang yang gemar menulis biasanya memiliki kualitas pemikiran yang lebih baik. Mengapa ? karena ada tiga proses yang membedakan kerja otak penulis daripada yang hanya menyerap ilmu melalui bacaan dan pendengaran. Dengan menulis seseorang akan :

- Memiliki daya ingat yang lebih kuat, karena saat menulis merupakan bagian dari proses mengingat serta mematangkan ingatan
   Memiliki proses penyaringan antara sesuatu yang primer dan yang sekunder sehingga kemudian mendapatkan esensi ilmu pengetahuan secara lebih sederhana
3. Tertuntut agar selalu membuka wawasan pemikiran, karena saat menulis akan selalu disadarkan dengan kekurangan ilmu dalam otak.

Lantas, Bagaimana cara saya agar bisa menulis dengan baik . . . ?

            Menulis bukanlah pekerjaan milik orang tertentu yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang bertakdir (berbakat). Menulis adalah aktivitas manusiawi, pekerjaan yang patut dikerjakan siapa saja.
Pikiran bisa diasah dengan tiga cara yang umum, yakni kemauan belajar praktis, rajin membaca dan selalu bergaul dengan mereka yang sudah mahir menulis. Jangan katakan tak mampu manakala belum mencoba. Jangan berhenti melakukan manakala belum berhasil

            Kreatif menulis itu butuh proses. Selain proses waktu, juga butuh keuletan tersendiri. Bekal utamanya ialah kemauan, ketekunan, kesabaran dan kecerdasan. Niat/kemauan adalah bekal paling utama, sedangkan tekun artinya selalu istiqamah dalam mengerjakan sesuatu walaupun melewati berbagai macam kesulitan. Sabar artinya tahan untuk berproses dalam jangka waktu yang panjang, dan cerdas artinya harus siap menjadi pembelajar sepanjang hidup.

            Semua hal tersebut bisa diketahui, bisa dipelajari dan bisa diwujudkan selama kita memiliki tekad untuk berhasil. Ada banyak cara untuk menjadi manusia pembelajar terkait dengan profesi seorang penulis. Bisa secara otodidak, rajin ikut pelatihan, hobi diskusi dengan para senior dan teman-teman, membaca buku karya orang lain, dan belajar hidup dan kehidupan dari para penulis senior.

            So, ayo segera menulis . . . mungkin Anda sangat berbakat dalam hal menulis, karena Setiap orang memiliki bakat, namun jarang bakat itu disertai keberanian untuk mengeksplorasi bakat tersebut semaksimal mungkin.
*Resume From Book ‘Genius Menulis’  -Faiz Manshur-Berbagi File..... Hafit Bokko..... Hotel Palu Golden

Renungan

Manusia hanyalah pengendara di atas punggung usianya.
Digulung hari demi hari, bulan, dan tahun tanpa terasa.
Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..
Sebenarnya dunialah yang makin kita jauhi dan liang kuburlah yang makin kita dekati.
Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita.
Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita.
Karena itu,
jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita.
Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua.
Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.
Teruslah berbuat baik... berkata baik...!
Kritisi semua yang tidak baik.
Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...
FB:https://www.facebook.com/hafidz.gress.5
(Hafit Bokko, S.Pd Palu Golden Hotel)

Pendidikan Inklusi

Apa itu Pendidikan Inklusif? 

Pengertian Pendidikan Inklusif
Menurut Stainback (1990) Sekolah Inklusif adalah Sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Kemudian Staub dan Peck (1995) mengemukakan bahwa Pendidikan Inklusif adalah Penempatan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tingkat ringan, sedang dan berat, secara penuh di kelas reguler. Sedangkan Sapon-Shevin (O’ Neil 1995) menyatakan bahwa Pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar ABK dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Inklusi terkandung unsur adanya:
  1. Layanan Pendidikan yang mengikutsertakan ABK untuk belajar bersama dengan anak sebayanya di kelas regular/ biasa terdekat dengan tempat tinggalnya;
  2. Pemberian akses seluas-luasnya kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu;
  3. Pemberian layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan semua anak,
Sekolah Inklusif (di Indonesia) adalah sekolah biasa (SB) yang mengakomodasi semua peserta didik baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus (cacat fisik, intelektual, sosial, emosional, mental, cerdas, berbakat istimewa daerah terpencil/ terbelakang, suku terasing, korban bencana alam/ bencana sosial/ miskin), mempunyai perbedaan pangkat, warna kulit, gender, suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat tinggal, kelompok politik, anak kembar, yatim, yatim piatu, anak pedesaan, anak kota, anak terlantar, tuna wisma, anak terbuang, anak yang terlibat dalam sistem pengadilan remaja, anak terkena daerah konflik senjata, anak pengemis, anak terkena dampak narkoba HIV/ AIDS (ODHA), anak nomaden, dll sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.
  • Pendidikan Inklusif adalah suatu strategi untuk memperbaiki sistem pendidikan melalui perubahan kebijakan dan pelaksanaan yang eksklusif.
  • Pendidikan Inklusif berfokus pada peminimalan dan penghilangan berbagai hambatan terhadap akses, partisipasi dan belajar bagisemua anak, terutama bagi mereka yang secara sosial terdiskriminasikan sebagai akibat kecacatan dan kelainannya.
  • Pendidikan inklusif melihat perbedaan individu bukan suatu masalah, namun lebih pada kesempatan untuk memperkaya pembelajaran bagi semua anak.
  • Pendidikan Inklusif melaksanakan hak setiap anak untuk tidak terdiskriminasikan secara hukum sebagaimana tercantum dalam konvensi PBB (UNCRC) tentang hak anak.
Pendidikan Inklusif menghendaki sistem pendidikan dan sekolah lebih menjadikan anak sebagai pusat dari pembelajaran fleksibel dan dapat menerima perbedaan karakteristik dan latar belakang setiap anak untuk hidup bersama. Hal ini merupakan langkah awal untuk mempromosikan hidup yang lebih toleran, damai dan demokrasi
Landasan Yuridis
Deklarasi Dakar
Pendidikan Untuk Semua (2000)
  1. Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak dini usia, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung
  2. Menjamin bahwa menjelang tahun 2015 semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk minoritas etnik, mempunyai akses dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan kualitas baik.
  3. Menjamin bahwa kebutuhan belajar semua manusia muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup (life skills) yang sesuai.
  4. Mencapai perbaikan 50% pada tingkat keniraksaraan orang dewasa menjelang tahun 2015, terutama bagi kaum perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa.
  5. Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah menjelang tahun 2005 dan mencapai persamaan gender dalam pendidikan menjelang tahun 2015 dengan suatu fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik
  6. Memperbaiki semua aspek kualitas pendidikan dan menjamin keunggulannya, sehingga hasil belajar yang diakui dan terukur dapat diraih oleh semua, terutama dalam keaksaraan, angka dan kecakapan hidup (life skills) yang penting.
Seruan International Education For All ( EFA) yang dikumandangkan UNESCO sebagai kesepakatan global hasil World Education Forum di Dakar, Senegal tahun 2000, penuntasan EFA diharapkan tercapai pada tahun 2015.
Seruan ini senafas dengan semangat dan jiwa Pasal 31 UUD 1945 tentang hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dan Pasal 32 UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur mengenai Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus.
Pernyataan Salamanca Tahun 1994 merupakan perluasan tujuan Education For All melandasi pemerataan kesempatan belajar bagi anak berkebutuhan khusus dengan mempertimbangkan pergeseran kebijakan pemerintah yang mendasar untuk menggalakkan pendekatan pendidikan inklusif.
Melalui pendidikan inklusif ini diharapkan sekolah-sekolah reguler dapat melayani semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus.
Dalam menerapkan pendidikan inklusif sekolah reguler memerlukan dukungan sekolah luar biasa dan Sentra PK/PLK sebagai Pusat Sumber.
Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 380/C.C6/MN/2003 tanggal 20 Januari 2003 perihal pendidikan inklusif : Menyelenggarakan dan mengembangkan di setiap Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 4 (empat) sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA, SMK.
Landasan Filosofis
“Bhineka Tunggal Ika”. Filsafat ini wujud pengakuan kebhinekaan manusia, baik vertikal maupun horizontal yang mengemban misi tunggal sebagai umat Tuhan di muka bumi. Kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan, kecerdasan, fisik, finansial, pangkat, kemampuan, pengendalian diri dsb. Kebhinekaan horizontal diwarnai dengan perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat tinggal, daerah afiliasi politik, dsb.
Bertolak dari filosofis tersebut maka, kecacatan dan keberbakatan hanyalah satu bentuk kebhinekaan seperti halnya perbedaan suku, ras, bahasa, budaya dan agama. Artinya dari individu kecacatan pasti ditemukan keunggulan tertentu, sebaliknya di dalam diri individu berbakat, pasti terdapat kecacatan tertentu, karena tidak ada makhluk di dunia ini yang sempurna. Sistem Pendidikan harus memungkinkan terjadinya pergaulan dan interaksi antar peserta didik yang beragam sehingga mendorong sikap demokratis dan penghargaan asas HAM.
Beberapa Kebaikan Pendidikan Inklusif
  • Membangun kesadaran dan konsensus  pentingnya Pendidikan Inklusif sekaligus menghilangkan sikap dan nilai yang diskriminatif.
  • Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan lokal, mengumpulkan informasi.
  • Semua anak pada setiap distrik dan mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah.
  • Mengidentifikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik, sosial, dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran.
  • Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu pendidikan bagi semua anak.
Alasan Pendidikan Inklusif Diterapkan
  • Semua anak mempunyai hak yang sama untuk tidak di-diskriminasi-kan dan memperoleh pendidikan yang bermutu.
  • Semua anak mempunyai kemampuan untuk mengikuti pelajaran tanpa melihat kelainan dan kecacatannya.
  • Perbedaan merupakan penguat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bagi semua anak.
  • Sekolah dan guru mempunyai kemampuan untuk belajar merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.
  • Bentuk Sekolah Inklusif
  • Sekolah Biasa/Sekolah Umum, yang mengakomodasi semua Anak Berkebutuhan Khusus
  • SLB/Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus yang mengakomodasi anak normal
(Sekolah Inklusif adalah Sekolah yang terpilih melalui seleksi dan memiliki kesiapan baik  Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, Peserta Didik, Tenaga Administrasi dan Lingkungan Sekolah/Masyarakat).
Oleh: Lilis Lismaya, S. Pd. (Praktisi Pendidikan Inklusif)