Senin, 06 Juli 2015

5 Masjid Termegah di Dunia

Masjid Al-Haram merupakan masjid terbesar dan termegah di dunia, dengan Ka'bah sebagai sentral dan kiblat bagi Umat Islam untuk Sembahyang Sholat. Masjid yang dibangun oleh Nabi Adam tersebut, saat ini menampung lebih dari 900.000 jamaah pada hari biasa, namun pada musim haji, dapat menampung tidak kurang dari 4 juta jamaah.
Lima Masjid Termegah di Dunia

Bagi umat Islam, masjid merupakan tempat suci untuk menjalankan ibadah ritualnya, selain kegunaannya secara umum untuk membahas permasalahan umat dan mencari solusi, dari permasalahan tersebut, terutama untuk umat yang ada di sekitar masjid.

Revolusi Ilmiah - Masjid Al-Haram adalah Masjid Termegah di Dunia

Masjid An-Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad SAW, berada tepat di jantung kota Madinah. Masjid ini juga menjadi makam bagi beliau dan para sahabatnya. Masjid tersebut merupakan masjid terbesar kedua setelah Masjid Al-Haram di Mekkah. Pada saat musim haji, masjid ini dapat menampung lebih dari 1 juta jamaah. Masjid An-Nabawi juga memiliki 10 menara yang masing-masing memiliki tinggi 105 meter.
Revolusi Ilmiah - Masjid Al-Aqso di Yerusalem
Masjid Al-Aqsa menurut sejarah merupakan Masjid yang pernah dijadikan kiblat oleh Nabi Muhammad setelah 17 bulan hijrah beliau di Madinah, namun kemudian kiblat dikembalikan ke Mekkah. Masjid Al-Aqsa memiliki 1 kubah besar dan 4 menara, panjang 83 meter dan lebar 56 meter. Di dalam Masjid, dapat menampung kurang lebih 5.000 jamaah, namun di luar masjid, dapat menampung tidak kurang dari 400.000 jamaah.
Revolusi Ilmiah - Keindahan Masjid Sheikh Zayed Bin Sultan Al-Nahyan di Abu Dhabi

Meskipun secara umur masjid ini tergolong muda, namun masjid ini mengundang decak kagum bagi orang yang melihatnya. Diresmikan tahun 2007 dan diberi nama sesuai dengan tokoh pendiri Uni Emirat Arab (UEA), Masjid ini  terletak di ibu kota UEA, Abu Dhabi. Masjid tersebut dapat menampung kurang lebih 41.000 jamaah, namun tunggu dulu, meskipun daya tampungnya relatif sedikit, namun masjid ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : Pintu utama masjid terbuat dari Kaca tebal dengan bobot 2,2 ton, Mempunyai 82 kubah bergaya Maroko yang semuanya dihias dengan batu pualam putih, Memiliki kolam disekitar masjid dengan luas mencapai 7.874 meter persegi.
Revolusi Ilmiah - Pemandangan laut di Masjid Hassan II
Jika Anda berkunjung ke Masjid ini, maka pemandangan lautan yang luas dan biru akan menjadi daya tarik paling menarik, karena memang hampir seluruh bagian Masjid Hassan II dibangun tetap berada di atas permukaan laut dan menghadap ke Samudera Atlantik. Masjid yang dibangun tahun 1993 tersebut memiliki lahan sekitar 90.000 meter persegi dengan daya tampung sampai dengan 105.000 jamaah. Masjid ini memiliki menara setinggi 210 meter, hal tersebut menjadikan Masjid Hassan II sebagai masjid dengan menara tertinggi di dunia. Arsitek dari Masjid Hassan II adalah Michel Pinseau, seorang arsitek dari Perancis.

Ketahui 7 Keistimewaan Di Bulan Suci Ramadhan


Mengingat tentang keistimewaan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Sebagai umat muslim yang beriman, Tentunya anda tidak mau melewatkan kesempatan untuk mendapatkan kemuliyaan di bulan yang penuh rahmat ini. Dimana pada bulan tersebut, Semua amal sholih yang anda kerjakan akan diganjar dengan pahala yang lebih oleh Allah SWT. Dengan berbagai cara yang anda amalkan, Mulai beriktikaf di Masjid, berbagi takjil untuk berbuka puasa, sholat tarawih serta tadarus al-quran, Ini menjadikan keindahan suasana bulan ramadhan semakin terasa di hati. Dan dari apa yang anda lakukan selama di bulan suci Ramadhan, Tentu anda memiliki kiat untuk menggapai keistimewaan yang terdapat di dalamnya. Sehingga anda tidak mau melewatkan keistimewaan tersebut dengan begitu saja. Lantas apa saja keistimewaan yang ada di bulan suci Ramadhan..?

Dari keterangan di atas, Bahwa di bulan suci ramadhan terdapat 7 keistimewaan yang perlu anda ketahui, Berikut penjelasannya :

1. Bulan yang mendidik untuk mencapai ketaqwaan
Perlu diketahui bahwa di bulan suci Ramadhan, Bagi umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa. Dari puasa tersebut, Anda secara tidak langsung belajar untuk menahan lapar, dahaga, amarah dan semua hal yang bisa membatalkan puasa. Sehingga dari situ anda belajar untuk bersabar yang di dasari dengan ketaqwaan. Dan inilah yang menjadikan alasan mengapa puasa selama satu bulan penuh di bulan ramadhan bisa mendidik anda untuk mencapai ketaqwaan. Dan hal demikian juga di landaskan berdasarkan Q.S Al baqarah : 183.

2. Bulan yang berpeluang penuh menuju pintu syurga
Hal demikian sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Di dalam hadits tersebut menjelaskan bahwa ketika telah datang bulan suci Ramadhan, Maka dibukalah pintu - pintu syurga dan ditutup pintu neraka, Kemudian syetan dibelenggu. Hal demikian bisa dijelaskan bahwa peluang atau kesempatan umat islam untuk menuju jalan yang lurus sudah terbuka lebar. Ini artinya di bulan suci Ramadhan, Umat islam memiliki peluang penuh untuk menuju syurganya Allah SWT.

3. Bulan yang terdapat Lailatul Qadar di dalamnya
Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih mulia dari pada seribu bulan. Dan bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang terdapat waktu-waktu Lailatul Qadar tersebut. Dimana banyak ulama’ yang mengatakan, Bahwa di sepuluh malam yang terakhir memiliki salah satu waktu yang terdapat Lailatul Qadar di dalamnya.  Dan di malam tersebut merupakan waktu yang baik untuk memperbanyak do’a agar bisa menggapai keistimewaan Lailatul Qadar di bulan suci Ramadhan.

4. Bulan Ramadhan penuh dengan pengampunan dosa
Sesuai dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Di dalam hadits tersebut menjelaskan bahwa, Barang siapa yang menjalankan ibadah puasa dengan iman dan ihtisab (niat yang baik), Niscaya akan diampuni dosa - dosa yang telah lampau. Ini berarti jika anda sungguh - sungguh melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan, Maka dosa - dosa yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT. 

5. Ramadhan bulan yang penuh dengan keberkahan
Bagi seluruh umat muslim memiliki kesempatan untuk kembali di jalan yang baik, Sehingga mendapatkan keberkahan yang bernilai sama dengan seribu bulan. Hal demikian sesuai dengan hadits nabi yang telah diriwayatkan olehImam Ahmad, An-nasa’i dan Baihaqi.

6. Bulan yang memiliki pahala berlipat ganda
Ibadah yang dikerjakan di bulan suci Ramadhan layaknya amal sholih dan beberapa kewajiban lainnya,  Allah SWT akan melipat gandakan balasan dari apa yang umat muslim kerjakan, Dan balasan yang berlipat ganda tersebut sampai 70 kali lipat. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi yang telah diriwayatkan oleh Muttafaqun alaih ( Bukhari, Muslim).

7. Bulan diturunkannya Al-Quran
Dimana pada tanggal 17 Ramadhan merupakan peringatan Nuzulul Qur’an, Yakni telah diturunkannya kitab suci Al-Quran sebagai pedoman dan menjadi petunjuk bagi umat muslim untuk mencapai ridho Allah SWT. Dan hendaknya anda bisa memperbanyak do’a di hari turunnya Al-Quran, Agar bisa mendapat berkah yang lebih di bulan suci Ramadhan.

Terapkan 7 Amalan Yang Dianjurkan di Bulan Suci Ramadhan


Memang sudah selayaknya sebagai umat muslim yang beriman untuk mengetahui beberapa amalan yang dianjurkan di bulan suci ramadhan. Agar nantinya bisa benar-benar memiliki persiapan yang cukup, Sehingga tidak sampai menyiakan kesempatan yang ada, Tentunya di bulan yang penuh berkah ini. Selain berpuasa yang memang sudah menjadi hal yang wajib, Beberapa amalan pun juga perlu diterapkan, Agar nantinya bisa menambah suasana di bulan Ramadhan terasa lebih indah. Sehingga beberapa amalan tersebut bisa menjadi jalan untuk kekhusu’an anda dalam menjalani semua aktifitas selama bulan Ramadhan.

Beberapa amalan tersebut pada dasarnya memang bukan suatu hal yang wajib, Namun anjuran Rasulullah SAW agar seluruh umat islam bisa menjalankan amalan tersebut. Sebab hal demikian menjadi kesempatan bagus untuk menyempurnakan pahala dan keimanan anda. Bahkan hal ini juga bisa menjadi jalan untuk menggapai ridho dari Allah SWT. Dan inilah 7 amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW di bulan suci ramadhan.

1. Memperbanyak sedekah
Memperbanyak sedekah memang salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, Dimana menyedekahkan sebagian harta yang anda miliki memang suatu hal yang mulia. Karena dengan demikian, Rizki yang anda sedekahkan di bulan suci ramadhan, Mendapat balasan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Dengan tanda kutip, Pemberian disertai niat yang tulus dan ikhlas. Dan anjuran Rasulullah SAW agar umat muslim memperbanyak sedekah terutama di bulan suci ramadhan, Berdasarkan sabda beliau yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas RA.

2. Memperbanyak I’tikaf
Dengan cara beri’tikaf atau menurut istilah syar’i adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah SWT, Memang amalan yang dianjurkan di bulan suci ramadhan. Tentunya hal demikian bisa menjadikan anda terhindar dari perkara maksiat dan meningkatkan keimanan anda. Sehingga aktifitas yang anda kerjakan di bulan suci ramadhan tidaklah sia-sia. Anjuran tersebut berdasarkan hadits nabi yang telah diriwayatkan oleh Muttafaqun alaih dari Aisyah RA.

3. Mendirikan Shalat tarawih berjamaah
Sholat tarawih memang suatu ibadah sunnah yang kebanyakan orang muslim menjalankannya, Namun mendirikan sholat tarawih dengan berjamaah adalah salah satu anjuran rasulullah SAW kepada seluruh umat muslim. Yang mana anjuran tersebut berdasarkan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Muttafaqun alaih dari Aisyah RA.

4. Menghidupkan malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan, Yang mana malam mulia ini berdasarkan pendapat yang paling kuat, Terdapat pada 10 malam yang terakhir di bulan Ramadhan, Tepatnya pada malam ganjil. Dan pada malam-malam tersebut alangkah baiknya jika diisi dengan kegiatan yang bermanfaat seperti I’tikaf, memperbanyak do’a, mengerjakan sholat malam dan amalan lainnya.

5. Membaca Al-Qur’an
Melakukan tadarus Al Qur’an juga merupakan kegiatan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, Apalagi amalan tersebut dijalankan saat bulan Ramadhan. Oleh karena itu memperbanyak bacaan Al Quran di bulan ramadhan juga merupakan kegiatan yang sangat mulia, Dan isilah waktu luang anda dengan memperbanyak bacaan Al Quran. Sehingga di bulan yang penuh berkah tersebut, Dapat meningkatkan ketaqwaan dan keimanan anda.

6. Melaksanakan ibadah umroh
Melaksanakan ibadah umroh di bulan suci Ramadhan, Merupakan salah satu anjuran Rasulullah SAW. Yang mana ibadah umroh di bulan Ramadhan, Pahalanya sama dengan melakukan ibadah haji. Sehingga ada baiknya jika anda melakukan ibadah umroh saat bulan suci Ramadhan tiba.

7. Memperbanyak istighfar pada malam akhir Ramadhan
Meminta pengampuanan pada malam akhir Ramadhan juga salah satu amalan yang sangat penting. Karena pada malam tersebut akan memberi banyak pengampunan bagi setiap dosa-dosa hamba Allah SWT yang meminta pengampunanNya. Hal demikian sesuai dengan hadits nabi yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Baihaqi dan Al-Bazzar.

Inilah 6 Pesan Rasulullah Saat Menjelang Bulan Ramadhan


Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan, Yakni bulan yang penuh dengan berkah ini dimana sebagai umat muslim anda pastinya menanti datangnya bulan tersebut. Ibadah yang anda jalani di bulan Ramadhan, Akan dipenuhi dengan pahala yang berlipat ganda. Sehingga tidak ada salahnya, jika anda senantiasa memiliki persiapan yang sebaik mungkin, Agar nantinya semua ibadah yang anda lakukan seperti puasa, sholat, dan lainnya baik itu fardhu maupun sunnah, Bisa terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga ketika anda menjalankan semua ibadah tersebut bisa berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. 

Oleh karena itu, Perlunya mengingat akan pesan - pesan Rasulullah S.A.W dari apa yang beliau sabdakan itu sangat penting. Karena dengan beberapa pesan beliau tersebut, Anda akan lebih bisa mengena dalam benak pikiran tentang hal - hal apa saja yang dilakukan ketika bulan suci ramadhan telah tiba. Sehingga tujuan untuk mendapat ridho dan berkah di bulan suci ramadhan bisa tercapai.

Dan inilah pesan Rasulullah S.A.W di saat menjelang bulan suci ramadhan, Yang telah dinukil berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimahdari Salman al-Farisi. Di dalam hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah S.A.W sedang bekhutbah  pada akhir bulan Sya’ban, Yang berisi beberapa pesan kepada seluruh umat islam. Sehingga dari hadits tersebut bisa diambil 6 pesan yang bisa disimpulkan sebagai berikut :

1. Gunakanlah bulan suci Ramadhan dengan sebaik-baiknya
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah bagi umat islam. Yang mana pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Yang dimaksud dengan satu malam tersebut adalah malam Lailatul Qodar. Dan Allah telah mewajibkan umat islam berpuasa di siang hari dan menjadikan Qiyamu lail (shalat terawih) adalah suatu tathawwu’ (sunnah). Dengan demikian, Bahwa di bulan Ramadhan menandakan suatu bulan yang penuh dengan pahala. Oleh karena itu, Hendaknya anda bisa memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini dengan sebaik mungkin.

2. Ingat bahwa Pahala di bulan Ramadhan berlipat ganda
Bila anda mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan di bulan ramadhan, Niscaya akan mendapatkan pahala seperti menunaikan ibadah fardhu di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan ibadah fardhu di bulan Ramadhan, Niscaya akan mendapatkan pahala layaknya menunaikan 70 ibadah fardhu di bulan yang lain. Oleh karena itu, Dapat disimpulkan bahwa pahala di bulan ramadhan sangatlah berlipat ganda.

3. Ingat bahwa bulan Ramadhan bisa melatih kesabaran anda
Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kesabaran. Dan barang siapa yang sabar pahalanya adalah syurga. Tahukah anda, Bahwa ketika berpuasa di bulan suci Ramadhan, Anda dilatih untuk menghindari makan, minum dan semua yang bisa membatalkan puasa tersebut berdasarkan kurun waktu yang telah ditentukan. Secara tidak langsung anda telah melatih kesabaran dengan mengikuti semua aturan dalam berpuasa. Dan inilah yang menjadikan bulan ramadhan bisa melatih kesabaran dalam diri anda.

4. Belajarlah bersimpati kepada orang lain
Saling bersimpati kepada orang lain, Itulah salah satu pesan rasulullah kepada umat islam. Yang mana seperti anjuran Rasulullah S.A.W untuk memberi makan ketika berbuka puasa meskipun hanya sebiji kurma, dan seisap air susu. Dan barang siapa yang memberi makan untuk berbuka kepada orang lain, Maka pahalanya seperti puasanya orang tersebut. Dengan demikian rasa bersimpati antar sesama akan tumbuh dan menjadikan seseorang akan memiliki rasa peduli yang tinggi.

5. Meningkatkan amal sholih
Bulan suci Ramadhan adalah bulan rahmat, Yang mana pada sepuluh hari pertama di bulan tersebut adalah bulan yang penuh rahmat. Dengan adanya hal demikian, Maka hendaknya perbanyaklah amal sholih layaknya berbakti kepada orang tua, saling menolong antar sesama, bertutur santun dan lainnya, Agar anda selalu mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

6. Memperbanyak berdoa dan meminta ampunan 
Di sepuluh Pertengahan bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ampunan, Dan di sepuluh terakhirnya adalah terbebas dari api neraka. Maka dari situ anda bisa memperbanyak do’a dan ampunan kepada Allah SWT.  Di dalam bulan suci Ramadhan, Hendaknya memperbanyak kalimat thoyyibah, istighfar dan berdoa kepada Allah agar dimasukkan surgaNya, Serta memohon perlindungan dari api neraka.

Catatan Penting : Untuk mencari teks asli hadits rujukan pada artikel di atas, Anda bisa membuka di kitab Shahîh Ibn Khuzaimah. 

Minggu, 05 Juli 2015

Inilah Lima Hal Yang Dapat Merusak Hubungan Persahabatan

Hasil gambar untuk adab membaca al quran


Menjaga hubungan yang baik dalam bersahabat memang dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai makhluk sosial. Dimana seseorang akan selalu membutuhkan teman atau sahabat untuk berinteraksi sosial dalam kehidupannya. Dan sebuah keakraban adalah tujuan yang diharapkan oleh seseorang yang memiliki hubungan sosial khususnya dalam bersahabat agar selalu dapat melakukan interaksi sosial yang positif. Sehingga dapat menjadi sosok sahabat sejati dan selalu bisa hidup berbaur antara satu sama lain.

Akan tetapi setiap hubungan sosial seseorang dalam bersahabat sangat mungkin diwarnai oleh friksi atau perbedaan pendapat antara satu sama lain yang menyebabkan hubungan keakraban mereka menjadi berkurang. Sebagai makhluk sosial hendaklah seseorang mengerti akan pentingnya untuk menjaga sebuah hubungan persahabatan yang baik. Ada lima hal yang harus dihindari agar hubungan persahabatan dapat terjaga dengan baik. Berikut keterangannya :

1. Berprasangka buruk
Selalu berprasangka buruk terhadap teman atau sahabat akan membuat hati seorang teman tidak nyaman dalam menjalin hubungan persahabatan. Secara tidak langsung, hal itu akan menimbulkan hubungan semakin tidak rukun. Begitu juga sebaliknya bahwa mempunyai rasa kepercayaan dengan sesama sahabat akan memiliki dampak yang positif dalam sebuah hubungan persahabatan yaitu dengan selalu berprasangka baik terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari alias positif thinking.

2. Saling menjatuhkan
Dengan adanya sifat saling menjatuhkan dalam sebuah hubungan persahabatan , maka sifat saling tolong menolong pun akan sirna. Hal tersebut terjadi karena sudah tidak adanya kekompakan antara sahabat dalam menjalin sebuah hubungan. Sehingga hal itu dapat memutuskan tali persahabatan yang sudah terjalin dan keakraban pun juga akan segara hilang. Oleh sebab itu, rasa saling menghargai dan menjaga nama baik sesama teman harus dilestarikan agar keakraban dalam bersahabat dapat terjaga dengan baik.

3. Mencampuri urusan pribadi
Ikut campur urusan pribadi teman… ? wah, itu tabu ! tetapi ikut campur dalam membantu sahabat atau teman yang lagi punya masalah atau musibah kenapa tidak..?, yang terpenting kita harus tahu tentang batasan-batasan menjadi seorang sabahat, agar tidak sampai mencampuri urusan pribadinya. Sehingga teman akan merasa nyaman ketika berinteraksi sosial untuk menjalin hubungan persahabatan yang baik.

4. Cari muka dengan merendahkan yang lain 
Ingat, setiap orang pasti tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Semisal ketika dalam sebuah pertemuan dengan beberapa teman atau sahabat, ada seseorang yang selalu mencari kesalahan teman untuk dijadikan bahan obrolan sehingga membuat teman tersebut merasa malu dan merasa dilecehkan. Oleh sebab itu pupuklah tali persahabatan dengan cara menjaga aib seorang teman.

5. Bersikap tidak santun
''Luka dapat disembuhkan, akan tetapi sakit hati yang mendalam akan terbawa sampai mati'' demikian kata orang bijak. Untuk menjalin sebuah keakraban dalam bersahabat, maka hendaknya kita harus bersikap sopan dan punya aturan, baik dari segi prilaku maupun ucapan agar hubungan persahabatan terus berjalan dan dapat terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan hubungan persahabatan.

8 Adab Membaca Al-Qur’an

Hasil gambar untuk adab membaca al quran



Membaca Al-Qur’an tentu memiliki adab. Karena yang dibaca adalah kalamullah(firman Allah), bukan koran, bukan perkataan makhluk. Di bulan Ramadhan apalagi, adab ini mesti diperhatikan. Karena intensitas berinteraksi dengan Al-Qur’an sangat tinggi di bulan Ramadhan. Dikarenakan para ulama biasa menyembut Ramadhan dengan bulan Al-Qur’an.

Beberapa adab penting yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an:

1- Hendaklah yang membaca Al-Qur’an berniat ikhlas, mengharapkan ridha Allah, bukan berniat ingin cari dunia atau cari pujian.
2- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan mulut yang bersih. Bau mulut tersebut bisa dibersihkan dengan siwak atau bahan semisalnya.
3- Disunnahkan membaca Al-Qur’an dalam keadaan suci. Namun jika membacanya dalam keadaan berhadats dibolehkan berdasarkan kesepatakan para ulama.
Catatan: Ini berkaitan dengan masalah membaca, namun untuk menyentuh Al-Qur’an dipersyaratkan harus suci. Dalil yang mendukung hal ini adalah:
عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ
Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).
4- Mengambil tempat yang bersih untuk membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, para ulama sangat anjurkan membaca Al-Qur’an di masjid. Di samping masjid adalah tempat yang bersih dan dimuliakan, juga ketika itu dapat meraih fadhilah i’tikaf.
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hendaklah setiap orang yang duduk di masjid berniat i’tikaf baik untuk waktu yang lama atau hanya sesaat. Bahkan sudah sepatutnya sejak masuk masjid tersebut sudah berniat untuk i’tikaf. Adab seperti ini sudah sepatutnya diperhatikan dan disebarkan, apalagi pada anak-anak dan orang awam (yang belum paham). Karena mengamalkan seperti itu sudah semakin langka.” (At-Tibyan, hlm. 83).
5- Menghadap kiblat ketika membaca Al-Qur’an. Duduk ketika itu dalam keadaan sakinah dan penuh ketenangan.
6- Memulai membaca Al-Qur’an dengan membaca ta’awudz. Bacaan ta’awudz menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah “a’udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Membaca ta’awudz ini dihukumi sunnah, bukan wajib.
Perintah untuk membaca ta’awudz di sini disebutkan dalam ayat,
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
7- Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat At-Taubah).
Catatan: Memulai pertengahan surat cukup dengan ta’awudz tanpa bismillahir rahmanir rahim.
8- Hendaknya ketika membaca Al-Qur’an dalam keadaan khusyu’ dan berusaha untuk mentadabbur (merenungkan) setiap ayat yang dibaca.
Perintah untuk mentadabburi Al-Qur’an disebutkan dalam ayat,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hadits yang membicarakan tentang perintah untuk tadabbur banyak sekali. Perkataan ulama salaf pun amat banyak tentang anjuran tersebut. Ada cerita bahwa sekelompok ulama teladan (ulama salaf) yang hanya membaca satu ayat yang terus diulang-ulang dan direnungkan di waktu malam hingga datang Shubuh. Bahkan ada yang membaca Al-Qur’an karena saking mentadabburinya hingga pingsan. Lebih dari itu, ada di antara ulama yang sampai meninggal dunia ketika mentadabburi Al-Qur’an.” (At-Tibyan, hlm. 86)
Diceritakan oleh Imam Nawawi, dari Bahz bin Hakim, bahwasanya Zararah bin Aufa, seorang ulama terkemuka di kalangan tabi’in, ia pernah menjadi imam untuk mereka ketika shalat Shubuh. Zararah membaca surat hingga sampai pada ayat,
فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9)
Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit.” (QS. Al-Mudattsir: 8-9). Ketika itu Zararah tersungkur lantas meninggal dunia. Bahz menyatakan bahwa ia menjadi di antara orang yang memikul jenazahnya. (At-Tibyan, hlm. 87)
Ingat nasihat Ibrahim Al-Khawwash bahwa tombo ati (obat hati) ada lima:
  • Membaca Al-Qur’an disertai tadabbur (perenungan)
  • Perut kosong (rajin puasa)
  • Rajin qiyamul lail (shalat malam)
  • Merendahkan diri di waktu sahur
  • Duduk dengan orang-orang shalih.
Adab membaca Al-Qur’an diringkas dari penjelasan Imam Nawawi dalam At-Tibyan, hlm. 80-87. Semoga manfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

Nuzul Qur'an

Hasil gambar untuk nuzulul qur'an adalah 

 Hasil gambar untuk nuzulul qur'an adalah
Pengertian dan Hikmah Nuzulul Qur’an
Pengertian dan Hikmah Nuzulul Qur’an – Nuzulul Qur’an merupakan sebuah mukjizat Allah SWT karena peristiwa ini merupakan proses turunnya Al-Qur’an kepada Rasul Muhammad SAW untuk memberi petujuk kepada manusia. Turunya al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Karenanya kita harus mengetahui Pengertian dan Hikmah Nuzulul Qur’an secara menyeluruh. Artinya di sini Pengertian dan Hikmah Nuzulul Qur’an kita kita harus mampu mengimplementasikan Al-Qur’an dalam diri kita masing-masing. hikmah nuzulul quran
Tujuan Khusus Dari Nuzulul Qur’an dan pengertian nuzulul Qur’an
Memberikan Petunjuk kepada semua makhluk ke jalan yang lurus, sebagai adanya targhib dan tarhib, untuk dapat melaksanakan syari’at Allah SWT. Sebagai Jawaban terhadap pertanyaan dan juga penjelasan bagi mereka, seperti turunya Al-Anfal 1, dan an-Nisa’ : 127
A. Proses Turunnya Al-Qur’an
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul Muhammad SAW untuk memberi petujuk kepada manusia. Turunya al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Maka turunya Al-Qur’an dengan dua tahapan, yaitu :
Pertama : Al-Qur’an turun pada malam lailatul qadar pada malam kemulyaan, merupakan pemberitahuan Allah SWT kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malakat akan kemulyaan umat Nabi Muhamad SAW.
Kedua : Turunya Al-Qur’an secara bertahap ( munajaman ), dengan tujuan menguatkan hati Rasul SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi nikmat-nikmat-Nya.
Perbedaan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dan berangsur-angsur disebabkan karena merujuk kepada dua kata anzala dan nazala dalam ayat surat al-Isra’ : 105.
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَآأَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا * - الإسراء : 105 -
Dan Raghib al-Asfahani mengatakan : perbedaan dua kata tersebut, kata inzal dan tanzil, Yaitubahwa kata tanzil ( التنزيل ) dimaksudkan berkenaan turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur ( مفرّقا ),atau ( منجما )Sedangkan kata inzal ditujukan berkenaan turunya al-qur’an secara sekaligus ( جملة ).
Dasar turunnya Al-Qur’an sekaligus
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * - الدخان : 3 –
“Sesumgguhmya Kami menurunkan ( Al-Qur’an ) pada malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan “.( QS. Al-Dhukhan : 3 )
Firman Allah SWTSurat Al-Baqarah : 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ * - البقرة : 185 -
“ Bulan Ramadhan bulan yang didalmnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil “ ( QS. Al-Basqarah : 185 ).
Firman Allah SWT surat Al-Qadr : 1
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * – القدر : 1 -
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemulyaan “ ( QS. Al-Qadr : 1 )
Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata :
أنزل القرأنُ جملةً واحدة ً إلى السمَاءِ الدنيا وكانَ بمواقعِ النجومِ وكان اللهُ يُنزله ُ على رسوله صلى الله عليه وسلمّ بعضه فى إثر بعضٍ .
“Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara berangsur-angsur.Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW bagian demi bagian . “ ( HR. Al Hakim dan al-Baihaqi )
Dalam riwayat Ibnu Abbas ra yang lain, beliau berkata :
أنزلَ القرأنُ فى ليلةِ القدرِ فى شَهرى رمضان إلى السماء الدنيا جملةً واحدةً ثم أنزل نجوماً .
“Al-qur’an diturunkan pada malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu ia menurunkan secara berangsur-angsur “. ( HR. Al-Tabrani ).
Dasar Turun nya Al-Qur’an berangsur-angsur
Firman Allah SWT surat al-Isra’ : 106
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا * – الإسراء : 106_
“Dan Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian-demi bagian . “ ( QS. Al-Isra’ : 106 ).
Dan Firman Allah SWT surat Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا * – الفرقان : 32 –
“Berkatalah orang-orang kafir : “ mengapa Al-Qur’an tidak dirunkan kepadanya sekali turun saja ? Demikian supaya Kami perkuat hatimu dengannya, dan Kami membacakannya kelompk demi kelompok “. ( QS. Al-Furqon : 32 ).
Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan berangsur-angsur
Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan beransur-angsur.
Pertama : Menguatkan dan meneguhkan hati Raulullah SAW, dalam rangka menyampaikan dakwahnya dalam menghadapi celaan orang-orang musyrik. Sebagaimana Al-Qur’an Surat : Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلاَ نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلاً * – الفرقان : 32 -
Artinya : “Berkatalah orang-orang kafir:”Mengapa al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). (QS.Al-Furqan / 25:32)
Kedua : Mempermudah hafalan dan pemahaman, karena Al-Qur’an diturunkan ditengah-tengah umat yang ummi dan yang tidak pandai membaca dan menulis. Sebagaiman Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an suratAl-Qamar : 17.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ * - القمر : 22 -
Ketiga : Sebagai pendidikan terhadap umat islam, dengan turunnya Al-Qur’an dengan cara bertahap, pelajaran dengan sabar dan hati-hati dalam menghadapi segala cobaan, dan bertahap dalam memahami hukum islam.
Keempat : Denga cara ini, turunya ayat sesuai dengan peristiwa yang terjadi akan lebih berkesan dihati, karena segala persoalan dapat ditanyakan langsung kepada Nabi SAW, seperti yang terjadi, dan Al-Qur’an langsung menjawabnya, dalam persoalan istri su’ad bin Rabi’ yang datang kepada Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, berkata : “ telah datang seorang istri dari Su’ad bin Rabi’ kepada Rasul SAW dan bersamanya dua orang anak perempuan, dan berkata : “ Ya Rasul ! kedua anak perempuan ini adalah putri dari Su’ad yang terbunuh dalam perang Uhud, dan pamannya tidak memberikan hak keduanya. Maka bersabda Rasulullah SAW dalam persoalan tersebut dengan turunnya ayat, QS. Al-Nisa’ : 11.
يوصِيكُمُ اللهُ فِي أَوْلاَدِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ اْلأُنثَيَيْنِ فَإِن كُنَّ نِسَآءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَاتَرَكَ وَإِن كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ وَلأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَانَ لَهُ وَلَدُُ فَإِن لَّمْ يَكُن لَّهُ وَلَدُُ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلأُمِّهِ الثُّلُثُ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلأُمَّهِ السُّدُسُ مِن بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِى بِهَآأَوْدَيْنٍ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لاَتَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا فَرِيضَةً مِّنَ اللهِ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا * - النساء : 11 -
Kelima : Bukti yang pasti ( mu’jizat ) bahwa Al-Qur’an adalah dari sisi Allah SWT Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji. Ketika terjadi pengingkaran terhadap Al-Qur’an itu, maka Allah untuk mendatangkan yang serupa dengannya, maka sekali lagi Allah menegasakan tidak akan bisa sebagaimana Allah SWT berfirman : QS. Al-Isra’ : 88, QS. Hud : 13, QS. Al-Baqarah : 23.
Bukti Kemukjizatan
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لاَيَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا ) الإسراء : 88 )
أَمْ يَقُوْلُوْنَ اْفتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ ) هود : 13 )
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ( البقرة : 23 )
Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan.
Pertama : Berkata As-Suyutti, tentang yang pertama turunnya Al-Qur’an sesuai dengan pendapat yang shahih, yaitu firman Allah SWT surat al-Alaq: 1-5.
Kedua : Yang Terakhir Kali Ayat turun dari Al-Qur’an.
Perselisihan yang terjadi dikalangan para ulama tentang ayat yang terakhir turun adalah berdasarkan dalil yangmarfu’, sehingga menyebabkan terjadinya banyak perselisihan pendapat. Dan pendapat yang rajih ( kuat ) tentang yang terakhir turun dalam Al-Qur’an adalahsurat Al-Baqarah : 281.[i]
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ * - البقرة : 281 -
Cara turunnya wahyu ( al-Qur’an )
Pertama : Datang kepada Rasul SAW Malaikat seperti dencingan suara lonceng yang amat kuat, dari musnad imam Ahmad, dari Abdullah bin Umar, aku bertanya kepada Rasul, Apakah anda ya Rasul menyadari tetang turunnya wahyu ?, Rasul Menjawab : aku mendengar suara dencingan lonceng, kemudian aku diam, tiba-tiba aku tidak sadarkan diri, ternyata turunnya wahyu. Dan cara ini adalah cara yang terberat, dan dikatakan demikian diantara turunnya ayat berkenaan tetang janji dan ancaman.
Kedua : Malaikat datang kepada Rasul bagaikan seorang laki-laki, dan menyampaikan wahyu, demikian sebagaimana hadits shahih. Dan cara yang demikian adalah cara yang lebih ringan dari cara yang pertama. Karena cara ini, Malaikat sebagaimana layaknya saudara saudara yang lain, dan berbicara baik secara sadar seperti pada saat isra dan mi’raj, dan dalam keadaan tidur seperti hadits Muaz bin Jabal.
Salakan 18 Ramadhan 1436 H. 

Jumat, 03 Juli 2015

Menjadikan Al-Quran Petunjuk Hidup


Ramadhan sering disebut dengan syahrul-Qur’ân karena pada bulan inilah al-Quran diturunkan. Karena itu setiap tahun, pada bulan Ramadhan, umat Islam mengadakan Peringatan Nuzul al-Quran. Dalam momentum Peringatan Nuzulul Quran pula, tampaknya tetap penting dan relevan untuk melakukan perenungan di seputar al-Quran. Apalagi saat ini, saat kondisi kehidupan umat ini sedang didera oleh aneka problem di berbagai sendi kehidupan mereka, dan mereka tengah mencari jalan keluar dari aneka problem itu; tentu perenungan itu makin tampak mendesak dan penting.
Al-Quran Sebagai Petunjuk
Allah SWT telah menjelaskan untuk apa al-Quran diturunkan:
﴿شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ﴾
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia serta sebagai penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (TQS al-Baqarah [2]: 185).
Imam ath-Thabari di dalam Jâmi’ al-Bayân fi Ta’wîl al-Qur’ân menjelaskan: “Hudâ li an-nâs” bermakna: sebagai petunjuk untuk manusia ke jalan yang benar dan manhaj yang lurus. “Wa bayyinâti” bermakna: yang menjelaskan “petunjuk”, yakni berupa penjelasan yang menunjukkan hudud Allah SWT, kefardhuan-kefardhuan-Nya serta halal dan haram-Nya. Adapun firman Allah “wa al-furqân” bermakna: pemisah antara kebenaran dan kebatilan.
Syaikh Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah di dalam Taysîr fî Ushûl at-Tafsîr juga menjelaskan: “Hudâ li an-nâs” bermakna: menunjuki mereka pada kebenaran dan jalan yang lurus. “Wa bayyinâti min al-hudâ” bermakna: sebagai bukti-bukti yang qath’i dan mukjizat bahwa al-Quran merupakan petunjuk yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Adapun “wa al-furqân” bermakna: yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan, antara yang baik dan yang buruk dan antara amal-amal salih dan amal amal buruk.
Sebagai petunjuk bagi manusia untuk menjalani kehidupan, al-Quran memberikan penjelasan atas segala sesuatu. Allah SWT menegaskan:
﴿ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴾
Kami telah menurunkan kepada kamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu, juga sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi kaum Muslim (TQS an-Nahl [16]: 89).
Imam al-Baghawi di dalam tafsir Ma’âlim at-Tanzîl menjelaskan, “Al-Quran merupakan penjelasan atas segala sesuatu yang diperlukan berupa perintah dan larangan, halal dan haram serta hudud dan hukum-hukum.”
Dengan mengutip Ibn Mas’ud ra., Imam Ibnu Katsir di dalam Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhim juga menjelaskan, “Sesungguhnya al-Quran meliputi segala pengetahuan yang bermanfaat berupa berita tentang apa saja yang telah lalu: pengetahuan tentang apa saja yang akan datang: juga hukum tentang semua yang halal dan yang haram serta apa yang diperlukan oleh manusia dalam perkara dunia, agama, kehiduan dan akhirat mereka.”
Al-Quran secara hakiki merupakan petunjuk bagi manusia. Namun, al-Quran tidak serta-merta secara riil berperan menjadi petunjuk kecuali jika memang diperhatikan dan dijadikan sebagai panduan, pedoman dan petunjuk. Itulah saat peringatan-peringatannya diindahkan, pelajaran-pelajarannya diperhatikan, perintah-perintahnya dijalankan, larangan-larangannya dijauhi dan ditinggalkan, ketentuan-ketentuannya diikuti, hukum-hukumnya serta halal dan haramnya diterapkan dan dijadikan hukum untuk mengatur kehidupan. Al-Quran yang secara hakiki menjadi penjelasan atas segala sesuatu sekaligus menjadi solusi problem kehidupan akan secara riil menjadi penjelasan dan solusi jika penjelasanya diambil dan solusi-solusinya dijalankan. Dengan kata lain, al-Quran akan benar-benar menjadi petunjuk, penjelasan dan solusi jika kita menjalani hidup dengan al-Quran dan mengelola kehidupan sesuai dengan al-Quran.
Merealisasikan al-Quran Sebagai Petunjuk
Saat Allah SWT menjelaskan al-Quran sebagai petunjuk bagi kaum bertakwa dan bagi umat manusia, di situ terkandung perintah agar kita menjadikan al-Quran secara riil sebagai petunjuk. Allah SWT pun sudah mengutus Rasulullah Muhammad saw. untuk menyampaikan al-Quran kepada kita, menjelaskannya segamblang-gamblangnya serta memaparkan bagaimana menjalankan al-Quran itu di tengah kehidupan dan bahkan memberikan contoh praktis pelaksanaannya.
Dengan itu semua, kita yang mengimani Allah SWT yang menurunkan al-Quran, mengimani Rasulullah Muhammad saw. yang membawa dan menjelaskan al-Quran serta mengimani al-Quran itu sendiri, tidak selayaknya enggan menjadikan al-Quran sebagai petunjuk di dalam kehidupan kita. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang terancam dengan pengaduan Rasul saw. kepada Allah SWT, sebagaimana dinyatakan di dalam al-Quran:
﴿ وَقَالَ الرَّسُوْلُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوْا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوْرًا ﴾
Berkatalah Rasul, “Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Quran itu sebagai sesuatu yang diabaikan.” (TQS al-Furqan [25]: 30).

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di di dalam tafsir Taysîr ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân menjelaskan: “Tuhanku, sesungguhnya kaumku”, yakni yang kepada merekalah Engkau utus aku untuk menunjuki mereka dan menyampaikan al-Quran kepada mereka, “telah menjadikan al-Quran itu sebagai sesuatu yang diabaikan”, yakni: mereka berpaling, abai dan meninggalkan al-Quran. Padahal wajib bagi mereka terikat dengan hukum-hukumnya, patuh pada hukum-hukumnya dan berjalan di belakangnya.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan berbagai bentuk tindakan dan sikap hajr al-Qur’ân (mengaiabikan al-Quran). Di antaranya adalah meninggalkan ilmunya dan tidak menghapalnya; menolak untuk mengimani dan membenarkan al-Quran; enggan menyimak dan mendengarkannya, bahkan membuat kegaduhan dan pembicaraan lain sehingga tidak mendengar al-Quran saat dibacakan; tidak men-tadabburi dan tidak memahami al-Quran; enggan mengamalkan dan mematuhi perintah dan larangannya; serta berpaling dari al-Quran lalu berpaling pada selainnya baik berupa syair, ucapan, nyanyian, permainan, ucapan, atau thariqah yang diambil dari selain al-Quran
Dalam upaya menjadikan al-Quran sebagai petunjuk, kita dilarang keras membeda-bedakan isi al-Quran. Kita dilarang keras mengimani sebagian dan menolak sebagian ayat-ayatnya. Kita dilarang keras memilih-milih dan memilah-milah kandungan al-Quran sehingga sebagian diambil, dipedomani dan diterapkan; sementara sebagian lainnya diabaikan dan tidak diterapkan dengan berbagai dalih dan alasan.
Kandungan dan hukum-hukum di dalam al-Quran itu ada yang ditujukan untuk individu dan bisa dijalankan secara individual, ada yang ditujukan untuk kelompok atau jamaah dan harus dilakukan secara kelompok atau jamaah, juga ada yang hanya bisa dilaksanakan oleh pemimpin yang memegang kekuasaan negara.
Firman Allah SWT “Kutiba ‘alaykum ash-shiyâm (Telah diwajibkan atas kalian berpuasa)” jelas bisa dilaksanakan secara individual meski pelaksanaan syiar puasa secara sempurna tidak bisa hanya individual melainkan harus melalui negara, seperti penentuan awal dan akhir Ramadhan.
Firman Allah SWT “Kutiba ‘alaykum al-qitâl (Telah diwajibkan atas kalian berperang)” bisa dijalankan oleh individu maupun kelompok. Namun, pelaksanaan perang itu pun hanya sempurna jika dilakukan melalui kekuasaan negara seperti pembentukan angkatan perang, pembangunan persenjataan, pendirian akademi militer, dsb.
Adapun firman Allah SWT “Kutiba ‘alaykum al-qishâsh fî al-qatla (Telah diwajibkan atas kalian hukumqishah dalam kasus pembunuhan)” tidak boleh diterapkan oleh individu ataupun kelompok, tetapi harus dijalankan melalui pemimpin (khalifah) yang memegang kekuasaan negara.
Ketiga contoh hukum al-Quran tersebut adalah sama, tidak ada perbedaan di antaranya, bahkan diungkapkan dengan redaksi yang mirip. Begitulah semua hukum al-Quran. Semuanya punya posisi yang sama. Dengan kata lain, semua hukum Islam berkedudukan sama. Sama-sama wajib dilaksanakan.
Wahai Kaum Muslim:
Dengan demikian tampak jelas dan gamblang bahwa upaya menjadikan al-Quran sebagai petunjuk tidak akan sempurna hanya oleh individu dan kelompok atau jamaah saja, tetapi harus melibatkan peran negara. Caranya adalah dengan menerapkan hukum-hukum al-Quran atau syariah Islam secara formal melalui kekuasaan negara. Untuk itu negara dan sistem kenegaraannya haruslah berlandaskan pada akidah Islam. Negara itu haruslah Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah, sebagaimana telah dinyatakan di dalam hadis Rasulullah saw. Karena itu menerapkan syariah Islam secara menyeluruh di bawah sistem Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah adalah prasyarat untuk bisa menjadikan al-Quran sebagai petunjuk secara hakiki, sempurna dan riil di tengah kehidupan. Itulah yang mesti diperjuangkan oleh kita semua, umat Islam, agar upaya menjadikan al-Quran sebagai petunjuk tidak sekedar klaim; agar keimanan kita pada al-Quran sempurna; juga agar kita menjadi kaum yang layak untuk dimuliakan dengan al-Quran. Rasul saw. bersabda:
«إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ»
Sesungguhnya Allah meninggikan dengan al-Quran ini banyak kaum dan merendahkan banyak kaum lainnya (HR Muslim).
WalLâh a’lam bi ash-shawâb[]

menjadi pemimpin


7 SYARAT JADI PEMIMPIN YANG BAIK

Di sini, kami hadirkan kembali kepada Anda semua. Beberapa artikel, seputar Kepemimpinan yang seperti apa kita harapkan/inginkan dan capai. Dan,  bagaimana pula proses timbal-baliknya dari Kepemimpinan itu sendiri.
1. Problem Solver
Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Mulailah bertindak tegas, dan hapuslah cara plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’, Anda-lah yang berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang baik dan benar.
2. Bersikap Positif
Setiap orang tidak luput dari kesalahan, bila hal ini menimpa anak buah anda jangan langsung mencecarnya dengan segudang omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga anda bisa bersikap proporsional. Jika anda melakukan kesalahan, tidak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait, dan jangan lupa melakukan perbaikan untuk kesalahan tersebut.
3. Komunikasi
Karyawan sebaik apa pun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘jalan dalam gelap’. Sebagai pemimpin Anda perlu menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas dengan benar. Peliharalah komunikasi 2 arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru.
4. Menjadi Inspirasi
Seorang pemimpin harus bisa menerapkan standar dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up-date benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman, dan patuhi peraturan yang Anda buat sendiri.
5. Tumbuhkan Motivasi
Berikan penghargaan terhadap prestasi sekecil apa pun yang dilakukan anak buah. Bahkan karyawan yang paling telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi jika pujian itu diberikan tanpa terkesan menyindir). Secara berkala, ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah. Misalnya, meminta ide mereka untuk proyek kecil.
6. Hubungan Baik
Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan anak buah. Ingat, dibalik statusnya sebagai bawahan, karyawan memiliki pribadi yang unik dan masalah tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga anda melakukan coaching tepat sasaran.
7. Turun Gunung
Anda tidak boleh merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia turun ke lapangan tak asal main perintah. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan lancar. Itu menunjukkan kualitas Anda pada anak buah.
Dan, tentunya masih banyak lagi selain daripada 7 syarat tersebut. Namun, 7 syarat tersebut adalah bagian mendasar untuk menjadi pribadi seorang Pemimpin yang baik.





Senin, 29 Juni 2015

siyam


Lailatul siyam..........
Setiap tahun Jibril as turun ke bumi untuk memimpin para malaikat guna menyapa dan mendokan orang-orang  mukmin yang berlomba-lomba memburu berkah malam lailatul qodar. Jumlah para malaikat yang ikut rombongan bersama Jibril as begitu banyak, bahkan jumlah itu bisa memadati alam semesta hingga waktu fajar. Rosulullah SAW bersabda:” Malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil (HR Ahmda, Ibn Huzaiman).
Tidak berlebih-lebihan jika Nabi SAW mewanti-wanti agar supaya meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya pada sepuluh terahir bulan suci Ramadhan. Beliau SAW benar-benar menyiapkan dirinya secara totalitas untuk menyambut sepuluh terahir bulan suci Ramadhan.
Tidak lupa, beliau menghidupkan malam-malam istimewa itu dengan, membumikan Al-Quran, bedoa serta bermunajat kepada Allah SWT. Tentu saja, Nabi SAW juga membangunkan dan mengajak tahajud istiri-istrinya untuk menyambut malam penuh berkah (lailatul qodar).  Tidak lupa, Nabi SAW mengajarkan doa singkat kepada Aisyah ra:” Allahuma Innaka Afuwun Tuhibbu Al-Afwa Fa’fu Anna’.
Sebuah hadis shahih seputar anjuran menghidupkan malam lailatul qodar dengan sholat malam. Rosulullah SAWbersabda:”barang siapa melaksanakan sholat malam (qiyam ramadhan), atas dasar iman dan semata-mata karena Allah SWT, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan (HR Muslim).
Ibadah qiyam ramadhan cukup banyak, seperti; sholat tahajud, tarawihwitir. Jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, atas niatan karena Allah SWT, maka dosa-dosa yang pernah dilakukan akan mendapatkan ampunan. Dosa-dosa yang tidak mendapatkan ampunan antara lain; menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada orangtua, mendem(mabukria), tidak saling menyapa (satru).
Tidak saling menyapa (satru) itu termasuk dosa-dosa besar. Jangan sampai sesama muslim karena berbeda pilihan politiknya, berbeda pendapat dalam urusan khilafiyah, sepert; masalah tahlilan, istighosahan, tawasulan, kemudian tidak menyapa, bahkan menuduh sesame muslim mengada-ngada yang tersesat (bidah dhalalah) dan ahirnya menjustifikasi masuk neraka. Jika sampai demikian, walaupun jidatnya hitam (banyak tahajud), tetapi hatinya penuh dengan iri, dengki, hasud, maka Allah SWT tidak akan memaafkan.
Ada yang menarik pada malam-malam sepuluh terahir. Sebagian orang Jawa, memiliki keyakinan bahwa sepuluh hari terahir itu waktu sangat istimewa, oleh karena itulah mereka menyambutnya dengan saling memberi (ater-ater) makanan kepada tetangga dan kerabatnya. Ater-ater ini adalah tradisi Jawa, sekaligus bentuk silaturahmi yang bertujuan membangun ukhwah islamiyah sesame muslim yang menjalankan ibadah pusa.
Bukankah Nabi SAW mengajarkan kepada umatnya untuk saling memberi dan menebarkan salam. Sebuah pesan istimewa yang disampaikan Rosulullah SAW kepada sahabat Abu Hurairah ra:”berikanlah makan (berbagi), tebarkan salam (ciptakan kedamaikan), membangun silaturahmi, dan sholatlah ditenggah malam ketika manusia sedang terlelap, maka engkau akan masuk surga dengan selamat’’.
Empat pesan itu bisa dimaksimalkan di bulan suci Ramadhan, khususnya ketika memasuki 10 terahir bulanRamadhan. Banyaknya berbagi materi, keluarkan zakat tepat waktu, jangan sampai menunda. Karena Nabi SAWberpesan:’’jagalah harta kalian dengan berzakat’’. Orang yang rajin sedekah, zakatnya tepat waktu, maka Allah SWT akan melimpahkan rejekinya, dan mengandakan rejekinya.
Selanjutnya, wajib bagi umat islam dimana saja berada membangun ukhwah islamiyah dengan cara saling menyapa (tebarkan salam). Bukan hanya menebarkan salam, tetapi lebih pada itu, yaitu mampu menciptakan kedamaian dan ketentraman sesama umat beragama. Silaturahmi bagian dari ajaran kitab suci Al-Quran, yang senantias dilaksanakan oleh Rosulullah SAW.  Secara khusus, islam mensinyalir bahwa silaturahmi itu membawa berkah dan menambah rejeki, serta menambah usia semakin berkah.

Selanjutnya, sholat malam yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Pada bulan puasaNabi SAW menganjurkansholat malam. Dengan sholat malam kualitas hidup lebih bermakna, serta menjadi wajah berseri-seri dan kulit menjadi lebih muda, serta ruhani dan mental semakin kuat. Nabi SAW tidak pernah meninggakan sholat malam, tetapi beliau tetap tidak mewajibkan kepada umatnya. Lailatul Qodar moment paling sempurna untuk melaksanakan sholat malam, sebab satu kebaikan nilainya lebih baik dari seribu bulan.
http://wisatahaji.com/ketika-lailatul-qodar-tiba