Senin, 31 Agustus 2015

Langkah kebahagiaan

 Setiap kita pasti menginginkan kebahagiaan sejati. Kita tidak menginginkan kesusahan, kegelisahan dan ketidaktenangan dalam hidup ini.
Apakah kebahagiaan sejati itu bisa kita dapatkan dengan harta, pangkat/jabatan atau pria/wanita? Ternyata tidak, karena harta yang kita miliki suatu saat bisa habis, pangkat juga bisa hilang, pasangan hidup suatu saat juga bisa meninggalkan kita.
Apalah artinya jika kita memiliki harta yang melimpah, tapi kita tidak merasakan berkah dan kebahagiaan dari harta tersebut. Bahkan banyak orang yang kaya raya tapi dia tidak bisa tidur dan memejamkan matanya.
Keluarganya berantakan, dan hidupnya dipenuhi masalah. Begitu banyak juga orang yang memiliki pangkat dan jabatan yang tinggi tapi tidak tenang dalam hatinya.
Demikian juga yang memiliki pasangan hidup yang cantik dan tampan, tapi setiap hari diisi dengan percekcokan, konflik dan masalah yang membuat hati bertambah gelisah. Kalau begitu apa yang akan memberi kita kebahagiaan sejati?
Kebahagiaan sejati hanya bisa didapatkan dari diri kita sendiri. Kenapa? Karena kebahagiaan itu bersumber dari hati dan jiwa kita. Sebagaimana kata Syaikh Muhammad Al Ghazali, gurunya syaikh Yusuf Al Qardhawy, bahwa yang paling dibutuhkan manusia itu adalah kebahagiaan yang akan dia temukan didasar hatinya sendiri.
Bagaimana cara membuat hati dan jiwa yang bahagia? Hati dan jiwa kita hanya akan bahagia dengan beriman kepada Allah dan membersihkan serta mensucikannya dari berbagai dosa dan noda.
Membersihkan jiwa itu hanya bisa kita lakukan dengan beribadah kepada Allah, mematuhi perintah-Nya dan menjauhkan diri dari larangan-Nya.Inilah kunci kebahagiaan sejati itu.
Allah swt menyatakan dalam Qur’an Surat Asy Syams bahwa “Beruntunglah mereka yang mensucikan jiwanya dan merugilah mereka yang mengotorinya”. Memang benar jiwa yang kotor akibat perbuatan salah dan dosa yang kita lakukan akan merugikan diri kita sendiri.
Jiwa itu akan menjadi lemah dan merasa bersalah, karena hati kecil kita pasti tidak ingin melakukan perbuatan dosa dan salah tersebut. Jiwa yang berdosa akan mudah tegang dan terguncang karena menghadapi masalah.
Dia juga bisa menggelegak dan meradang ketika ada yang memicunya, sehingga dilampiaskan dalam bentuk kemarahan, yang akhirnya membuat jiwa itu semakin gelisah dan tidak tenang.
Sebagai contoh, perbuatan tidak jujur dan korupsi, pasti akan membuat jiwa kita akan merasa gelisah, karena khawatir perbuatan kita diketahui, sehingga akibat yang buruk berupa penjara dan rasa malu akan mendera kita. 
Lalu bagaimana caranya kalau kita sudah terlanjur melakukan perbuatan dosa dan kesalahan, sehingga kita merasakan ketidak tenangan dan kegelisahan dalam jiwa kita?
Cara yang pertama untuk mengatasinya adalah dengan bertaubat kepada Allah swt atas perbuatan dosa kita itu. Minta ampunlah kepada-Nya dalam setiap doa-doa yang kita lantunkan.Perbanyaklah zikir dengan istighfar.
Dalam QS Surat Nuh 10 – 12 Allah swt mengatakan siapa yang minta ampun kepada Allah maka Allah akan menurunkan berkahnya dan melipatgandakan harta dan anak-anak kita.
Minta ampunlah dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, bahkan lebih baik sambil menangis menyesali diri dan memohon ampunan serta maaf dari-Nya atas keterlanjuran dan keteledoran kita.
Kedua, tingkatkan keimanan dan aqidah kepada-Nya dengan cara belajar dan mendalami ilmu agama, baik dengan membaca AlQur’an, membaca buku-buku agama dan spiritual yang mendorong kita untuk memperbaiki dan mengendalikan diri.
Dengarkan tausiyah dan nasehat dari para ulama dan orang-orang yang saleh yang akan menyejukkan hati dan memberikan energi pada jiwa kita.
Ketiga, peliharalah dan tingkatkan kualitas ibadah kita terutama ibadah shalat, dengan cara tepat waktu dan berjamaah di masjid. Shalat yang dilakukan tepat waktu, berjamaah dan khusuk, akan memberikan kesegaran dan ketenangan dalam hati.
Secara ilmiah shalat akan mengaktifkan gelombang alfa diotak dan mengaktifkan hormone serotonin yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam diri. Shalat juga menjadi sarana kontemplasi dan perenungan untuk menemukan hakikat dan jati diri kita.
Shalat jadi sarana penyucian jiwa yang terutama dalam Islam. Kata Rasulullah saw orang yang melaksanakan shalat ibadah mandi 5 kali dalam sehari sehingga tidak akan ada lagi kotoran yang melekat dalam tubuhnya.
Shalat yang benar adalah shalat yang mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar, karena kita punya siklus ibadah yang akan terus mengingatkan kita kepada Allah swt.
Buktikanlah bahwa shalat berjamaah dimesjid, apalagi sesudah itu dibarengi dengan zikir, doa, mendengarkan tausiyah/wirid dan iktikaf akan memberikan ketenangan dan kedamaian pada jiwa kita.
Keempat, konsistenlah untuk berzikir, dengan zikir yang diajarkan Rasulullah saw seperti istighfar, kalimah tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Zikir itu akan memberikan ketenangan dan nutrisi pada jiwa kita sehingga menjadi lebih kuat.
Pikiran pun akan fokus, sehingga mudah untuk kita kontrol sesuai dengan yang kita inginkan. Pikiran negatif jika tidak dikendalikan dengan zikir, maka dia akan berseliweran muncul dalam benak kita yang akan merugikan dan mempengaruhi jiwa kita.
Syetan pun akan ikut campur dengan memberikan rasa takut dan was-was dalam diri manusia, karena begitulah salah satu cara syetan menggoda manusia.
Menurut Rasulullah saw sebaik-baik dan sebesar-besar nilai berzikir adalah membaca AlQur’an. Allah swt mengatakan dalam Surat Al Anfaal, bahwa hanya dengan berzikir/mengingat Allah hati kita akan terasa tenang.
Al Qur’an sendiri memiliki mukjizat yang bisa kita pakai untuk zaman sekarang ini. Sebagaimana firman Allah swt dalam Surat Yunus ayat 57, AlQur’an bisa menjadi obat dan penyembuh bagi penyakit yang ada pada jiwa dan fisik manusia.
Allah swt berfirman “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.Oleh karena itu dengan membaca Al Qur’an sebenarnya kita sedang memberikan sebuah therapy yang dahsyat kepada diri untuk dapat menyembuhkan penyakit yang kita miliki baik lahiriah maupun bathiniah.
Kelima, perbanyaklah berbuat kebaikan dan membantu sesama saudara, baik berupa tenaga maupun dengan infaq ataupun shadaqah. Kunjungilah saudara kita yang sakit, berilah makan kepada mereka yang kelaparan, bantulah mereka yang kesulitan, pinjamilah mereka yang membutuhkan pinjaman.
Dalam sebuah hadistnya Rasulullah saw mengatakan “Barangsiapa yang meminjami saudaranya yang membutuhkan, maka setiap hari dia akan mendapatkan pahala sebesar pahala pinjamannya itu sampai saudaranya mengembalikan pinjamannya.”
Bayangkan jika uang kita dipinjam selama 10 tahun, maka selama itu pula pahala akan mengalir kepada diri kita setiap hari. Makanya ada sebuah buku mengungkapkan bahwa pinjaman itu lebih besar pahalanya daripada sedekah.
Keenam, lakukan silaturahim dan memperbaiki ukhuwah diantara sesam. Silaturahim memberikan 3 manfaat yang luar biasa pada diri kita. Rasulullah saw besabda, barangsiapa yang menyambung silaturahim, maka Allah akan panjangkan umurnya, mudahkan rezkinya dan ampuni dosa-dosanya.
Silaturahim biasanya juga memberikan kegembiraan dan kesenangan kepada hati kita. Bertemu saudara dan bercanda dengan gembira akan menyehatkan jiwa kita.
Makanya seseorang yang tidak mau bergaul dan bersilaturahim biasanya akan mudah sedih dan merasa terasing sendirian. Oleh karena itu siapa di antara kita yang menginginkan ketenangan hidup dan ketentraman jiwa, sambunglah dan perbanyaklah silaturahim dengan saudara-saudara kita yang beriman.
Semoga kita semua dapat meraih kebahagiaan sejati tersebut dengan membersihkan jiwa.

Arti Kebahagiaan Sejati dalam Islam

 Berbicara tentang arti kebahagiaan sejati ataukebahagiaan hakiki, Islam mempunyai pandangan mengenai pengertian atau arti dari kebahagiaan sejati berdasarkan dalil dari firmanAllah swt dalam Kitabullah Al-Qur’an dan juga dalil dari Hadits Nabi Muhammad saw.

Kebahagiaan sejati seseorang tidak bisa diukur dengan banyaknya harta atau kekayaan, status atau pangkat sosial dalam kemasyarakatan dan atau semua kemewahan yang dimiliki oleh seseorang. Kebahagiaan yang sesungguhnya atau kebahagiaan yang sejati atau hakiki itu terletak pada ketenangan hati seseorang.

Sudah banyak orang yang kaya raya dengan harta kekayaan mereka, namun kekayaan yang mereka miliki tidak bisa menjadikan hati mereka menjadi tenang, akan tetapi sebaliknya, justru hartakekayaan yang mereka kumpulkan membuat mereka lalai, lupa dan sibuk untuk senantiasa mengejar kekurangan, hal ini karena berapapun harta benda dan kekayaan yang mereka miliki masih saja mereka anggap masih kurang kurang.

Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah dalam firmannya yang berbunyi :

أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ .  حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ

Artinya : Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS.at-Takatsur:1-2)

Sumber kebahagiaan sejati adalah Ketenangan hati atau ketenangan jiwa merupakan suatu anugrah dari Allah swt. yang sangat berharga. Setiap orang pasti menginginkannya, namun hanya sedikit sekali orang yang mendapatkannya. Hal ini dikarenakan banyak manusia yang melupakan penciptanya, melupakan Dzat pemberi kebahagiaan, dan melupakan tentang Dzat sang pencipta ketenangan di dalam jiwa atau hati yang sebenarnya.

Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya:

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَٰنٗا مَّعَ إِيمَٰنِهِمۡۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمٗا

Artinya : Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. Al-Fath : 4

Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi adalah penolong yang dijadikan Allah bagi orang-orangmukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan lain sebagainya,

Dari penjelasan firman Allah swt. Tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa: seseorang yang menginginkan kebahagiaan, ingin mempunyai hati dan jiwa yang tenang, tetapi lupa kepada sang Penciptanya, maka semua keinginannya tersebut hanyalah sia-sia belaka.

Oleh sebab itu, untuk mencari dan kemudian mendapatkan kebahagiaan sejati adalah dengan cara :
  • Selalu mengingat Allah swt. sebagaimana penjelasan dalam firman Allah swt. di atas, bahwa Allah lah Dzat yang memberi, menciptakan dan menentukan kebahagiaan pada hamba-Nya.
  • Berusahalah selalu untuk memperoleh ketenangan dalam jiwa dan hati dengan bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa.
Allah swt. adalah Dzat pemberi ketenangan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana firmanAllah swt. yang lain :

وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٞ مِّن رَّبِّهِۦۚ قُلۡ إِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِيٓ إِلَيۡهِ مَنۡ أَنَابَ

Artinya : Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjukiorang-orang yang bertaubat kepada-Nya". QS. Ar-Ra’d : 27

Dan Allah juga berfirman:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا . ذَٰلِكَ ٱلۡفَضۡلُ مِنَ ٱللَّهِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ عَلِيمٗا

Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama denganorang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. An-Nisa : 69 -70

Itulah janji-janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, maka mereka akan mendapatkan anugerah dan kebahagiaan sejati bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya. Janji-janji tersebut bukanlah diperuntukkan bagi orang-orang yang durhaka kepada Allah swt. perlu diingatkan kembali bahwasanya kemewahan, kedudukan, jabatan dan segala kemegahan yang ada di dunia ini hanyalah semu belaka dan tidak akan ada yang abadi dan pasti akan musnah dan rusak.

Hidup di dunia ini hanyalah tempat lintasan belaka yang merupakan sarana dalam mencari bekal untuk menempuh perjalanan menuju akhirat. Dan sebaik-baik bekal adalah bekal taqwa

Allah swt. berfirman:

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

 Artinya : Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal. QS. AL-Nukmin : 39

Dalil Hadits Nabi Muhammad Rasulullah saw. bersabda: 

ما لى وللدنىا,ما انا فى ا لدنىا الا كراكب استظل تحت شجرة ثم راح وتركها

Artinya : Untuk apakah dunia bagiku. Tidaklah aku di dunia ini melainkan seperti orang yang pergi berkendaraan yang bernaung sebentar di bawah pohon, kemudian pergi lagi dan meninggalkannya.” (H.R Tirmidzi)

Bagi kita menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah semu dan hanya sementara saja dan kehidupan akhirat kelak adalah kehidupan yang kekal dan abadi. Untuk itu, sudah seharusnya kita berusaha dengan keras untuk mencari bekal untuk persiapan menuju perjalanan menuju akhirat yang kekal dan abadi. Dan janganlah sekali-kali kehidupan dunia ini dengan segala kemewahan, dan kemegahannya ini menggelincirkan dan menipu kita semua sehingga kita menjadi lupa kepada akhirat yang kekal. Mari kita berusaha meraihkebahagiaan sejati yang hakiki yaitu ketenangan hati.sumber: http://islamiwiki.blogspot.com/

Dunia akan berubah

 Tulisan ini diramu dari pemikiran sendiri, dan mencari info dari teman-teman untuk menambahkan sebuah pemikiran yang lengkap dan mumpuni, jika dalam perjalanan hidup kita ini tidak ada angan-angan, mimpi atau cita-cita, mungkin hidup kita ini akan staknan dan bahkan ketinggalan jauh dari orang-orang yang ada disekitar kita.  Maka hal terbaik yang harus kita pikirkan adalah berubah, dan tidak ada keterlibatan siapapun dalam memulai sebuah perubahan.
Merubah sikap misalnya adalah merubah apa saya yang orang bisa lihat pada diri kita seperti ketika kita awalnya kurang senyum maka hal pertama adalah belajar senyum pada setiap orang yang bertemu dengan kita. ini merupakan hal terberat kita lakukan ketika dalam keseharian kita hanya memikirkan kesalahan orang lain, maka jangan memikirkan sedikitpun sebuah kesalahan dari orang lain yanga ada di lingkungan kita karena itu akan meruba penampilan kita ketika akan bertemu dengan orang tersebut, apa lagi jika ada perasaan jengkel kepada saudara-saudara kita pasti akan membawa kita pada hal-hal yang selalu negatif, maka janganlah mengingat kesalahan seseorang. Ada baiknya jika kebaikan yang ada pada orang lain itu yang kita tonjolkan maka akan membawa kita kepada hal-hal yang selalu positif. ia kan kawan....... percaya atau tidak silahkan dipikirkan ......
Yang berikut adalah selalu menyapa semua orang dalam hal ini adalah salam, yang biasa kita sebut dengan menebarkan salam.  Mungkin secara singkat kita berfikir bahwa hal ini sangat muda untuk dilakukan hanya mengucapkan salam tapi dalam kenyataannya mungkin kita sulit untuk melakukannya apalagi jika bertemu dengan orang yang belum perna kita kenal atau belum perna ketemu sebelumnya.  bersambung ............>>>>

Sabtu, 29 Agustus 2015

indonesia yang kaya



 
Inilah Alasan Mengapa Indonesia Tidak Boleh Kaya

Oleh : Adi Abdillah, S.IP, Da’i dan Penulis Tinggal di Yogyakarta (Maz Kembar Jogja)

•PEMBACA yang baik, tahukah Anda apa alasan Belanda menjajah Indonesia ? Mereka dengan keji menjajah kita, dikarenakan Indonesia adalah Negara yang kaya akan hasil bumi. Kaya akan kopi, teh, lada, cengkeh dan tanaman palawija lainnya. Hampir di seluruh wilayah Indonesia disinari matahari. •Sehingga, segala jenis tanaman atau pepohonan mudah tumbuh di bumi pertiwi ini. Kita adalah Negara yang hanya bermodal “Sinar matahari” namun sudah cukup untuk membuat bangsa ini makmur. Bandingkan Negara Arab yang tandus, hanya pasir dan bebatuan.

•Air pun di sana sangat langka. Makanya setiap kali saya ke tanah Arab, saya banyak melihat mobil bagus-bagus, masih pada baru, namun warnanya “bluduk” alias burem bin kotor bin dekil. Mengapa ? Karena air susah disana. Namun beruntungnya mereka, karena disana ada Ka’bah dan Makam Nabi SAW, sehingga kedua tempat itu menjadi magnet luar biasa yang mampu menyedot jutaan manusia di seluruh dunia hingga mampu mendatangkan devisa yang luar biasa dahsyatnya.

•Kembali ke tanah air kita. Dengan bermodal sinar matahari tadi, Negara kita sangat subur sekali. Bahkan dalam syair lagunya Koes Ploes, Tongkat kayu saja, jika ditancapkan ke tanah bisa jadi tanaman. Inilah yang menarik Kompeni Belanda untuk mendaratkan kapal-kapalnya ke Indonesia. Andai Indonesia miskin, tentulah mereka tidak mau menjajah Nusantara tercinta ini. Nah, sekarang kita sudah tahu bahwa kita ini adalah Negara yang sangat kaya. Namun mengapa bangsa Indonesia tidak juga kaya ?

•Mengapa hutang luar negeri kita jumlahnya tidak karuan banyaknya ? Ini tidak lain karena penjajahan tahap kedua sedang berlangsung di Negara kita. Jika penjajahan secara fisik, kita sudah merdeka, namun penjajahan ekonomi inilah yang terus berlangsung.

•Pintarnya Negara-negara Barat adalah mereka mendekati para penguasa kita yang gila harta dan kekuasaan itu. Mereka rela menjual asset bangsa untuk bangsa lain. Katanya “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” Nyatanya ?

•Ratusan mata air di Indonesia, yang airnya jernih itu, sudah dikuasai oleh Prancis melalui perusahaannya, salah satu produknya sering kita minum. Kok bisa ya ? Prancis menguasai ratusan sumber mata air di Indonesia? Padahal yang punya mata air itu kita… bangsa Indonesia. kok Prancis yang kaya ? Kita yang punya resources, tapi Prancis yang menikmati. Ibaratnya, kita yang punya kos-kosan, tapi orang yang nyewa kos di tempat kita, malah dia yang kaya dan dapet uangnya. kok bisa ?

•Contoh lagi emas. Papua termasuk salah satu daerah penghasil emas terbesar di dunia. Namun emasnya dibawa ke Amerika, limbahnya di buang ke Papua. Yang punya emas adalah kita, yang kaya adalah Amerika. Belum lagi minyak, batu bara, nikel dan sebagainya. Yang menyedihkan lagi adalah, setiap kali para dosen kita, serta para peneliti kita hendak membuat penelitian tentang energy alternative biodesel dari buah jarak, maka bantuan dana untuk penelitian itu mudah sekali cairnya.

•Namun kalau yang diteliti adalah bagaimana membuat energy alternative berbahan minyat sawit, maka satu institusipun milik pemerintah tidak ada yang mau mengucurkan dananya. Mengapa ? •Karena mereka tahu, Indonesia itu salah satu penghasil sawit terbesar di dunia. Kalau kita bisa bikin energy terbarukan dari minyak sawit, maka habislah Negara-negara lain. Mereka akan berbondong-bondong beli di Indonesia, dan produk Minyak luar negeri gak laku.

•Kita bisa mencukupi diri kita sendiri dengan kekayaan alam kita. Jadi saya istilahkan.. kita ini seperti anak ayam yang kelaparan di lumbung padi. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia ini adalah penjajahan tersrtuktur yang harus dilawan. Jika kita diam dan bungkam, selamanya akan seperti ini. Jika para penguasa di Indonesia optimal dalam mengelola kekayaan negeri ini dengan amanah, maka seluruh dunia akan belanja beli produk-produk di Indonesia. Disitulah kita akan mulai Berjaya menjadi macan Asia bahkan dunia.

•Bagi mereka, jika Indonesia kaya, ini berbahaya bagi perekonomian mereka., karena kita adalah pasar mereka. Mereka sengaja membuat kita menjadi konsumen terus, jangan sampai jadi produsen. Namun sepertinya memang sengaja kita dibikin begini terus, agar kita yang selalu belanja produk-produk asing. Mereka (Negara-negara barat) adalah produsen dan pedagang yang tambah kaya, sementara kita belanja terus, ngabis-ngabisin kekayaan. Padahal barang-barang yang kita beli ini bahan dasarnya dari bumi kita sendiri. Oh mirisnya bangsa ini.

saduran

Stream







33
1

Foto profil Heri Isnadi
Tambahkan komentar...


















Alasan Ketika ALLAH Berkata Tidak Atas doa-doa kita

Ketika manusia berdo'a,
"Ya Allah ambillah kesombonganku dariku."

Allah berkata,
"Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya."

Ketika manusia berdo'a,
"Ya Allah sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat."

Allah berkata,
"Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."

Ketika manusia berdo'a,
"Ya Allah beri aku kesabaran."

Allah berkata,
"Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan tidak
diberikan, kau harus meraihnya sendiri."

Ketika manusia berdo'a,
"Ya Allah beri aku kebahagiaan."

Allah berkata,
"Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk
menghargai keberkahan itu."

Ketika manusia berdo'a,
"Ya Allah jauhkan aku dari kesusahan."

Allah berkata,
"Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada
Ku."

Ketika manusia berdo'a,
"Ya Allah beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat."

Allah berkata,
"Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."

Ketika manusia berdo'a,
"Ya Allah bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku.

Allah berkata...
"Akhirnya kau mengerti ...!"

Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah payah
memanjatkan doa,
meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya.

Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah
kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali
orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.

Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan,
tapi justru orang lain yang mendapatkannya-tanpa susah payah.

Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai,
berakhir dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti
pasangan.

Kita menginginkan harta yang berkecukupan,
namun kebutuhanlah yang terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan
pilek, lalu kita melihat tukang es.
Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es
dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil).

Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada
Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu
lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita.
Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es.
Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat
itu.

Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang
paling baik bagi kita.
Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya.
Karena Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu

Subhanallah :)